40
3.3.2. Misi 2 : Mengupayakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan lingkungan
1 Prevalensi HIV-AIDS
Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,064 dengan target 0,5 dan nilai
realisasi kinerja 190 termasuk kategori Sangat Tinggi. Akselerasi
pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial umur 15-24
tahun, dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada
kelompok potensial. Hasil kegiatan pengendalian HIV-AIDS tahun 2014 antara lain cakupan KIE pada kelompok kunci kelompok pekerja seks dan
pengguna Narkoba sebesar 100. Cakupan KIE pada kelompok rentan usia 15-24 tahun sebesar 100 dan cakupan VCT pada kelompok kunci sebesar
100. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2014 sebanyak 538 kasus, meningkat menjadi 688 kasus pada tahun 2015.
Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan Voluntary Consulting and Testing VCT dan Care Support and Treatment
CST di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual IMS di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan
Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di Puskesmas Banguntapan II.
No Sasaran
Indikator Kinerja Satuan
Tar get
Capai an
Interval Realisasi Kinerja
50 50,
1 - 65
65,1 -75
75,1 - 90
1 Menurun-
nya angka kesakitan
1 Prevalensi HIV- AIDS
2 Angka kematian CFR DBD
3 Penyembuhan kasus TB
4 Cakupan Desa UCI Persentase
Persentase Persentase
Persentase 0,5
1 88
100 0,064
0,93 74,33
100
84,47 187,20
107,00
100,00
2 Meningkat-
nya kualitas kesehatan
lingkungan 5 Kualitas air minum
6 Jamban Sehat Persentase
Persentase 95
85 98,00
82,11
103,16 96,90
41 Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul
Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program
penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan
menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai tahun 2015 sebesar 0,062 meningkat dibanding tahun 2014 sebesar
0,058, namun masih termasuk dalam kategori endemis rendah 0,5. 2
Angka Kematian Demam Berdarah dengue DBD
Angka kematian DBD pada tahun 2015 adalah 0,93, yaitu sejumlah 13 kematian dari 1417 kasus DBD, dengan kategori nilai capaian kinerja
Sangat Baik 107,00. Upaya yang telah dilakukan untuk menekan
merebaknya kasus DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh
jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan. Grafik kecenderungan penurunan angka kesakitan DBD sebagai berikut:
54 312
473 508
688
100 200
300 400
500 600
700 800
2011 2012
2013 2014
2015
42 Gambar 3.7. Angka Kematian DBD Di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
3. Angka kesembuhan TB
Angka kesembuhan pengobatan TBC dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah adalah peningkatan status gizi penderita TB, penerapan strategi DOTS, dan peningkatan jejaring TB dengan fasilitas kesehatan swasta dokter
dan apotik. Kunci sukses pengobatan TB adalah kepatuhan dalam minum obat TB.
Gambar 3.8. Angka Kesembuhan TBC di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Grafik diatas memperlihatkan bahwa angka kesembuhan TBC cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 angka kesembuhan TBC
Kabupaten Bantul sebesar 86,4, terjadi penurunan pada tahun 2015 sebesar 74,33. Menurunnya angka kesembuhan ini karena adanya
peningkatan jumlah penderita TB dengan Multi Drug Resistant MDR yang sulit disembuhkan.
0,81 0,67
0,16 0,93
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1 2
3 4
5 Kematian DBD
Target Bantul
86,4 86,12
79,75 81,7
74,33
2011 2012
2013 2014
2015
K e
se m
b u
h a
n
Angka Kesembuhan Target Nasional
43 3.3.3 Misi 3 : Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Pencapaian indikator terkait misi 3 Sangat Tinggi. Upaya yang
dilakukan guna mendukung misi 3 ini melalui sarasehan, dan pertemuan tokoh masyarakat. Berbagai kegiatan dalam rangka Desa Siaga ini adalah
pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada tatanan rumah tangga, dan fasilitasi kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UKBM. Pemberdayaan masyarakat juga dilakukan melalui kegiatan inovatif
Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan DB4MK Plus yang sudah dimulai sejak tahun 2007. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengubah pola pikir, pola
sikap, dan pola tindak seluruh stakeholder, termasuk juga para pejabat dan masyarakat dalam ikut menangani permasalahan kesehatan, yaitu
menurunkan kematian ibu, menurunkan kematian bayi, menurunkan jumlah kasus DBD, menurunkan jumlah penderita Balita gizi buruk, dan
meningkatkan penemuan kasus TB. Unit analisis DB4MK Plus telah diubah dari desa bebas 4 masalah
kesehatan menjadi dusun bebas 4 masalah kesehatan. Hal ini berdasarkan aspirasi kepala desa dan masyarakat karena peluang masyarakat untuk
mendapatkan reward lebih besar dengan unit analisis yang lebih kecil dan masyarakat mempunyai harapan yang lebih besar untuk mengupayakan
dusunnya bebas empat masalah kesehatan. Reward diberikan bagi dusun dengan kriteria bebas kematian ibu, kematian bayi, gizi buruk, dan DBD.
No Sasaran
Indikator Kinerja
Satuan Tar-
get Capai
an Interval Realisasi Kinerja
50,1 - 65
65,1 -75
75,1 -90
1 Meningkatnya
kemitraan di bidang kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat menuju
Desa Siaga 1 Desa
Siaga kategori baik
Purnama dan Mandiri
Persentase 90
90,67
107,44
44 Pemberdayaan masyarakat melalui DB4MK Plus ini meningkatkan
kemandirian masyarakat, dan strata Desa Siaga aktif, seperti pada grafik berikut:
Gambar 3.9. Strata Desa Siaga Di Kabupaten Bantul Tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2015
Gambar diatas menunjukkan bahwa strata Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri telah meningkat, yang berarti bahwa masyarakat telah
berpartisipasi aktif dan berdaya di bidang kesehatan.
3.3.4. Misi 4 : Mengupayakan tersedianya pembiayaan jaminan kesehatan semesta