Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
Secara umum, kota-kota di Indonesia mengalami inflasi pada Mei 2014.
Dari 82 kota, 67 kota mengalami inflasi dengan kota yang tercatat mengalami inflasi tertinggi adalah Pematang Siantar 1,09
. Jumlah tersebut m-t-m
jauh meningkat dibandingkan dengan April 2014 yang hanya sebanyak 43 kota dan Maret 2014 yang sebanyak 45 kota. Sedangkan, lima belas kota
lainnya mengalami deflasi pada Mei 2014 dengan Pangkal Pinang tercatat sebagai yang terbesar 1,27
. Pada April 2014, kota yang mengalami m-t-m
inflasi tertinggi adalah Pangkal Pinang dengan nilai 1,57 dan yang
m-t-m tercatat terendah adalah Jayapura dengan nilai -1,79
. Sedangkan, m-t-m
pada Maret 2014, kota dengan inflasi tertinggi adalah Merauke yang tercatat 1,15
dan terendah Tual yang tercatat 2,43 .
m-t-m m-t-m
2. Pasar keuangan masih relatif bullish
Sementara itu, pasar saham Indonesia IHSG terus mengalami penguatan pada Mei 2014.
Pada penutupan akhir Mei 2014, IHSG tercatat ada pada level 4.894 atau menguat 1,11 dibandingkan bulan sebelumnya.
Bahkan, pada pertengahan Mei 2014, IHSG sempat menembus angka 5.031. Angka indeks 5.000 akan menjadi level psikologis yang baru bagi IHSG
karena investor akan menjadikannya sebagai
harga baru benchmark level
yang akan memengaruhi perilaku pasar. Sedangkan pada penutupan April 2014, IHSG mencatat angka 4.840 atau menguat 1,51 dibandingkan bulan
sebelumnya. Aktifnya IHSG pada level hijau menandakan investor sudah percaya dengan keadaan dan prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun
politik. Hal itu menandakan fundamental ekonomi Indonesia mulai kembali membaik. Pada kuartal I–2014 tercatat investor asing melakukan
net buy sebesar IDR 24,62 triliun, lebih tinggi dibandingkan kuartal IV–2013 yang
tercatat IDR 11,11 triliun.
27
Indonesian Economic Review and Outlook
Pada pasar obligasi, pergerakan yield SUN di penutup Mei 2014 melemah 12 bps pada level 8,21.
Namun, seperti bulan-bulan sebelumnya, pergerakan imbal hasil fluktuatif mengikuti inflasi. Setelah
cenderung menurun sejak Januari 2014, tingkat imbal hasil SUN Mei 2014 naik dikarenakan inflasi Mei 2014 lebih tinggi dibandigkan April 2014. Pada
bulan-bulan sebelumnya, inflasi cenderung melambat sehingga tingkat imbal hasil SUN turun. Nilai imbal hasil SUN pada akhir April 2014 tercatat
sebesar 8,09. Sedangkan pada akhir Maret 2014 tercatat sebesar 8,21.
3. Tidak ada perubahan berarti pada kebijakan moneter
Suku bunga penjaminan LPS naik 25 basis poin bps menjadi 7,75 pada Mei 2014.
Kenaikan ini sebagai upaya untuk dapat menjamin simpanan nasabah perbankan Indonesia saat ini. Tren kenaikan suku bunga
perbankan masih terus berlanjut. Likuiditas perbankan pada aset domestik masih menunjukkan pengetatan. Hal ini beriringan dengan kebijakan
moneter ketat BI yang tetap mempertahankan BI rate pada tingkat 7,5. Kebijakan LPS ini berlaku hingga September 2014. Sedangkan suku bunga
penjaminan LPS pada bulan Maret–April tidak mengalami kenaikan, tetap pada level 7,5.
28
Tahun, Mei 2011 – Mei 2014 IHSG terus tumbuh positif; yield SUN di level 8,21 pada akhir Mei2014
Sumber: IDX, CEIC, dan Bloomberg 2014
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
Suku bunga deposito berjangka tetap tinggi, melebihi tingkat suku bunga penjaminan.
Suku bunga deposito berjangka satu bulan tercatat 8,1 pada April 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan
mengalami likuiditas ketat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan likuiditas dalam arti luas M2 yang juga melambat. Perlambatan M2 disebabkan oleh
realisasi belanja pemerintah yang masih rendah dan pertumbuhan kredit yang menurun. Realisasi belanja pemerintah memiliki kecenderungan pola
belanja sedikit pada awal tahun dan kemudian dikebut pada periode akhir tahun. Hingga kuartal I–2014, konsumsi pemerintah tercatat hanya tumbuh
sebesar 3,6
, lebih rendah dibandingkan pada kuartal IV–2013 yang y-o-y
tumbuh 6,4 . Suku bunga kredit meningkat sejak Januari 2014: suku
y-o-y bunga kredit pada Februari 2014 rata-rata 12,51, Maret 2014 rata-rata
sebesar 12,53, sedangkan pada April 2014 tercatat rata-rata sebesar 12,56.
Kebijakan moneter ketat pada Mei 2014 tetap dipertahankan dengan target pengendalian inflasi dan perbaikan neraca pembayaran.
Hal tersebut ditandai dengan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada
12 Juni 2014 yang menyatakan BI tetap pada level 7,5. Keputusan
rate
29
Deposito, 2011 – 2014 Tingkat suku bunga penjaminan naik 25 bps, deposito berjangka 1 bulan
masih melebihi BI Rate dan suku bunga LPS
Catatan: = April 2014 deposito berjangka dan Mei 2014 suku bunga penjaminan
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014 Situasi Moneter dan Pasar Keuangan
Indonesian Economic Review and Outlook
tersebut diambil setelah mempertimbangkan perkembangan inflasi yang terkendali, tren penurunan defisit transaksi berjalan, kondsi pasar finansial
yang optimis, permintaan domestik yang masih mampu meredam kontraksi, dan prospek perekonomian Indonesia maupun global yang berangsur
membaik. Di sisi lain, perekonomian Indonesia masih memiliki resiko antara lain: ketidakpastian dampak ekonomi global yang berkaitan erat dengan
keberlajutan
tahun ini disertai ekspektasi kenaikan tapering off
Fed Fund Rate
pada 2015; penurunan nilai ekspor dikarenakan perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai salah satu mitra dagang utama; dan inflasi domestik yang
terdampak dari kemungkinan cuaca buruk akibat perubahan iklim El Nino
serta rencana kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah tarif dasar listrik dan gas LPG 12kg.
30
BI rate dipertahankan 7,5 pada Mei 2014
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2014
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
1. GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI