GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

1. GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI

Leading Economic Indicator merupakan salah satu model early warning system untuk memprediksi arah pergerakan ekonomi di masa depan. GAMA GAMA LEI merupakan model yang Leading Economic Indicator dikembangkan oleh Tim Macroeconomic Dashboard FEB UGM. Titik balik serta kenaikanpenurunan garis pada model GAMA LEI digunakan untuk memprediksi arah pergerakan perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu kedepan. Analisis GAMA LEI berdasarkan uji kuantitatif dan kualitatif untuk menghasilkan prediksi terbaik. GAMA LEI disusun dari berbagai macam indikator yang telah melewati uji statistik yang ketat. Kinerja pada variabel seperti investasi, total nilai penjualan mobil, ekspor dan cadangan devisa dari sisi ekonomi makro serta market capitalization dan IHSG dari pasar modal cukup berpengaruh pada kondisi perekonomian. Meskipun demikian, patut dicatat bahwa beberapa indikator ekonomi makro lainnya dapat berubah dengan cepat dalam beberapa waktu kedepan. GAMA LEI mampu memprediksi siklus perekonomian PDB Indonesia dengan cukup akurat pada beberapa waktu sebelumnya. Peramalan model GAMA LEI mampu memprediksi arah siklus perekonomian Indonesia selama ini dengan baik. Adanya penurunan kinerja pada beberapa indikator kunci perekonomian Indonesia menyebabkan pertumbuhan ekonomi di 2014:Q1 menurun dibandingkan dengan 2013:Q4. Dalam edisi ini, GAMA LEI akan memprediksi bagaimana perekonomian Indonesia berfluktuasi dalam tahun politik 2014, terutama menjelang pemilihan presiden bulan Juli mendatang. Keberagaman pola pada pertumbuhan ekonomi Indonesia serta proyeksi siklus perekonomian dalam model GAMA LEI menghasilkan peramalan yang komprehensif. Peramalan siklus bisnis menekankan pada pergerakan siklus perekonomian apakah berada pada fase ekspansi atau 31 C. GAMA LEI DAN KONSENSUS PROYEKSI EKONOMI Indonesian Economic Review and Outlook kontraksi dalam beberapa waktu ke depan. Siklus GAMA LEI 2014:Q1 berada pada fase ekspansi berada di atas nilai 100 meskipun mempunyai arah menurun. Sebagai contoh: pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014:Q1 secara tercatat meningkat, namun siklus PDB yang dihasilkan year-on-year dalam model tersebut mengalami pergerakan menurun walaupun dalam fase ekspansi.

2. Konsensus Proyeksi Indikator Makroekonomi