Hubungan frekuensi Antenatal Care dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan Obstetri di wilayah kerja Puskesmas Madala Kota Medan 2014

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER IIITENTANG

PERSIAPAN PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN

OBSTETRI DI PUSKESMAS MANDALA KOTA

MEDAN TAHUN 2014

RENI RATMILLA

NIM 135102087

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

PERSIAPAN PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN

OBSTETRI DI PUSKESMAS MANDALA KOTA

MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK

Reni Ratmilla

Latar belakang : angka kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara (Sumut) masih tinggi,

yakni mencapai 230/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab kematian

ibu melahirkan adalah perdarahan pada saat persalinan. Ini disebabkan minimnya

pengetahuan masyarakat tentang persalinan dan kehamilan, kurangnya pendidikan

kesehatan tentang kegawatdaruratan pada kehamilan dan tentang persiapan

persalinan pada setiap ibu melakukan kunjungan antenatal care.

Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi hubungan antara frekuensi kunjungan

asuhan

antenatal care dengan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan di Puskesmas Mandala Kota Medan

tahun 2014.

Metodologi : desain penelitian ini adalah korelasi. Jumlah sampel 36 responden.

Metode pengambilan sampel adalah accidental sampling. Alat pengumpulan data

dengan menggunakan buku KIA dan kuesioner pengetahuan. Analisa data

menggunakan uji Spearmen’s.

Hasil Penelitian : dari 36 responden jumlah rata – rata kunjungan

antenatal care

adalah 4,86, standar deviasi 1,925, sedangkan pada pengetahuan nilai rata-rata 12,53,

standard deviasi 4,205. Uji statistik didapat nilai p 0,011, maka terdapat hubungan

yang signifikan antara frekuensi kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu

tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri, nilai r 0,418 menunjukan

arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang sedang.

Kesimpulan dan Saran

:

penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi kunjungan

antenatal care sudah baik, tetapi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri masih cukup. Diharapkan bidan

dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan obstetri pada setiap kunjungan asuhan antenatal care.

Kata kunci : Antenatal Care, pengetahuan, persiapan persalinan, kegawatdaruratan

obstetri


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini

dengan judul “Hubungan frekuensi

Antenatal Care dengan pengetahuan ibu hamil

trimester III tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan Obstetri di wilayah

kerja Puskesmas Madala Kota Medan 2014” yang diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi D-IV Bidan

pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Dalam penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan

bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1.

dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara

2.

Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ners, M.Kep Selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik dan penguji I pada karya tulis ilmiah ini.

3.

Dr.dr.M.Fidel Ganis Siregar, M.Ked(OG), Sp.OG(K) selaku pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan

proposal karya tulis ilmiah ini.

4.

Dr. dr. Juliandi Harahap, MA selaku penguji II pada karya tulis ilmiah ini

5.

Seluruh dosen dan staf dan dosen program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas keperawatan Universitas Sumatra Utara.

6.

Kepada orang tua saya, Ibunda dan Ayahanda serta kakak dan abangku yang

tercinta yang telah memberikan dukungan serta doa kepada penulis.


(5)

7.

Kepada seluruh teman-teman program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan yang telah memberikan masukan kepada penulis.

8.

Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan proposal karya tulis

ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa proposal karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan,

untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan

dimasa yang akan datang.

Medan, Juli 2014

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR SKEMA ...

vi

DAFTAR TABEL ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...

viii

BAB I : PENDAHULUAN

A.

Latar belakang ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

4

C.

Tujuan Penelitian ...

4

1.

Tujuan Umum ...

4

2.

Tujuan Khusus ...

5

D.

Manfaat Penelitian ...

5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A.

Asuhan Antenatal Care ...

7

B.

Pengetahuan ...

9

1.

Pengertian ...

9

2.

Tingkat pengetahuan ...

9

C.

Mempersiapkan Persalinan dan Tempat Persalinan ...

10

1.

Dimulainya Persalinan ...

10

2.

Mengenali Persalinan Premature...

11

3.

Pilihan Tempat Persalinan...

11

D.

Kegawatdaruratan Obstetri dalam Kehamilann Trimester III ...

13

1.

Perdarahan Antepartum ...

13


(7)

3.

Pre – eklamsi ...

16

4.

Eklamsi ...

17

5.

Kehamilan Lewat Waktu...

17

6.

Kehamilan Kembar ...

18

7.

Hidramnion dan Ketuban Pecah Dini ...

19

E.

Tanda Bahaya pada Kehamilan ...

20

BAB III : KERANGKA KONSEP

A.

Kerangka Konsep ...

25

B.

Hipotesa...

26

C.

Definisi Operasional...

27

BAB IV : METODE PENELITIAN

A.

Desain Penelitian ...

28

B.

Populasi dan Sampel ...

28

C.

Tempat penelitian ...

29

D.

Waktu Penelitian ...

29

E.

Etika Penelitian ...

29

F.

Instrumen Pengumpulan Data ...

30

G.

Uji Validitas dan Reabilitas ...

30

H.

Prosedur Pengumpulan Data ...

31

I.

Analisa Data ...

32

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Interprestasi dan Diskusi Hasil...

35

B.

Pembahasan ...

38

1.

Frekuensi Kunjungan Antenatal Care ...

38

2.

Pengetahuan Ibu hamil Trimester III tentang Persiapan


(8)

Persalinan dan Kegawatdaruratan Obstetri ...

39

3.

Hubungan Frekuensi Kunjungan Antenatal care dengan Pengetahuan

Ibu Hamil Trimester III tentang Persiapan Persalinan dan

Kegawatdaruratan Obstetri...

40

C.

Keterbatasan Penelitian ...

42

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ...

43

B.

Saran ...

43

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ...

25

Tabel 4.1. Nilai Koefisien Korelasi ...

33

Tabel 5.1. Distribusi Data Karakteristik Responden Ibu Hamil Trimester

III di Puskesmas Mandala Kota Medan tahun 2014 ...

36

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Kunjungan ANC oleh Ibu Hamil Trimester

III di Puskesmas Mandala Kota Medan Tahun 2014 ...

37

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang

Persiapan Persalinan dan Kegawatdaruratan Obstetri di Puskesmas

Mandala Kota Medan Tahun 2014 ...

37

Tabel 5.3 Hubungan Frekuensi Kunjungan ANC dengan Pengetahuan

Ibu Hamil Trimester III tentang Persiapan Persalinan dan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan Kota Medan

Lampiran 5 : Surat Balasan Bahwa telah melakukan penelitian Di Puskesmas

Mandala Medan.

Lampiran 6

: Master Tabel

Lampiran 6 : Hasil Data SPSS

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup


(12)

PERSIAPAN PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN

OBSTETRI DI PUSKESMAS MANDALA KOTA

MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK

Reni Ratmilla

Latar belakang : angka kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara (Sumut) masih tinggi,

yakni mencapai 230/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab kematian

ibu melahirkan adalah perdarahan pada saat persalinan. Ini disebabkan minimnya

pengetahuan masyarakat tentang persalinan dan kehamilan, kurangnya pendidikan

kesehatan tentang kegawatdaruratan pada kehamilan dan tentang persiapan

persalinan pada setiap ibu melakukan kunjungan antenatal care.

Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi hubungan antara frekuensi kunjungan

asuhan

antenatal care dengan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan di Puskesmas Mandala Kota Medan

tahun 2014.

Metodologi : desain penelitian ini adalah korelasi. Jumlah sampel 36 responden.

Metode pengambilan sampel adalah accidental sampling. Alat pengumpulan data

dengan menggunakan buku KIA dan kuesioner pengetahuan. Analisa data

menggunakan uji Spearmen’s.

Hasil Penelitian : dari 36 responden jumlah rata – rata kunjungan

antenatal care

adalah 4,86, standar deviasi 1,925, sedangkan pada pengetahuan nilai rata-rata 12,53,

standard deviasi 4,205. Uji statistik didapat nilai p 0,011, maka terdapat hubungan

yang signifikan antara frekuensi kunjungan antenatal care dengan pengetahuan ibu

tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri, nilai r 0,418 menunjukan

arah korelasi positif dan kekuatan korelasi yang sedang.

Kesimpulan dan Saran

:

penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi kunjungan

antenatal care sudah baik, tetapi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri masih cukup. Diharapkan bidan

dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan obstetri pada setiap kunjungan asuhan antenatal care.

Kata kunci : Antenatal Care, pengetahuan, persiapan persalinan, kegawatdaruratan

obstetri


(13)

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Asuhan

Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan sebelum persalinan

terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim.(Yulaikhah, 2010)

Tujuan asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan

positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal

penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama

kehamilan. Kehamilan dapat menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.

Sekarang ini secara umum telah diterima bahwa setiap saat kehamilan membawa

resiko bagi ibu. WHO (Word Health Organization) memperkirakan bahwa

sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi

komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta mengancam

jiwanya.(Sunarsih, 2011).

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan ibu bersalin adalah

masalah terbesar di Negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya

menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak

produktivitas.(Surnasih, 2011).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 yang di

luncurkan pada bulan September 2013 menyebutkan angka kematian ibu (AKI)

melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya AKI dapat


(14)

ditekan dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (1991) menjadi 288 per 100.000

kelahiran hidup. Namun data SDKI menunjukkan peningkatan pelayanan

kesehatan ibu, antara lain 96 persen ibu hamil menerima pelayanan antenatal dari

tenaga kesehatan (SDKI 2012) dibandingkan 93 persen (SDKI 2007), 83 persen

persalinan dibantu tenaga kesehatan (SDKI 2012), pada SDKI 2007 masih 73

persen, dan 63 persen persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan (SDKI 2012),

SDKI 2007 46 persen. Terkait target tujuan

Milenium Devolopment Goal’s

(MDG’s) menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup Angka

Kematian Bayi (AKB) 23 kematian per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015,

tampaknya berat bagi Indonesia untuk mencapai target itu. Segala usaha harus

ditingkatkan seperti keberadaan dan akses masyarakat terhadap fasilitas

kesehatan serta ketersediaan dan distribusi tenaga kesehatan yang memadai di

seluruh pelosok Indonesia selain itu, pengetahuan ibu dan masalah budaya juga

perlu diperhatkan.(www.KOMPAS.com Edisi 30 September 2013)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara (Sumut) masih tinggi, yakni

mencapai 230/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Tingginya AKI Sumut

yang diperoleh lewat survei Universitas Sumatera Utara (USU) dan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut Ini jauh di

atas AKI nasional yang hanya 102/100.000 kelahiran hidup. salah satu penyebab

kematian ibu melahirkan disebabkan perdarahan pada saat persalinan.

Jika tidak ditangani dengan cepat, perdarahan dapat menyebabkan ibu tidak

tertolong. Ini disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang persalinan

dan kehamilan, kurangnya penyuluhan dan minimnya dokter kandungan.


(15)

Bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat

merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. (Sunarsih,2011)

Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu adalah dengan

memberikan pendidikan atau pengetahuan kesehatan tentang kegawatdaruratan

pada kehamilan dan tentang persiapan persalinan pada setiap ibu melakukan

kunjungan antenatal. Menurut WHO kunjungan antenatal dilakukan minimal 4

kali selama kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan

2 kali pada trimester III.(Sunarsih, 2011)

Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya sedini

mungkin. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal empat kali, yaitu pada

trimester I : satu kali, trimester II : satu kali, trimester III : dua kali. Pada ibu

hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.

Melalui pemeriksaan ini, perkembangan kesehatan ibu dapat diketahui. Bila

ditemukan adanya gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan sesegera

mungkin. (Mubarak, 2011)

Berdasarkan profil Puskesmas Mandala data yang peneliti peroleh dari

bulan November 2013 sampai dengan Maret 2014 adalah kunjungan K4

sebanyak 542 orang, ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak 8 orang.

Pada survey yang dilakukan oleh peneliti di puskesmas mandala pada

bulan 11 Maret 2014, 3 orang ibu hamil yang ditanyakan tentang persiapan

persalinan ketiga ibu menjawab mereka belum mempersiapkan atau

merencanakan persalinannya, seperti dimana persalinan akan direncanakan, atau

oleh siapa persalinannya nanti akan ditolong.


(16)

Dalam tugas bidan pemeriksaan Antenatal Care adalah memberikan

konseling dan pendidikan kesehatan dan membantu ibu dan keluarganya untuk

mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi. banyak ibu

yang rutin berkunjung melakukan pemeriksaan antenatal care namun

pengetahuan ibu tersebut kurang tentang persiapan persalinan dan kedaruratan

obstetri.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “hubungan frekuensi kunjungan Asuhan Antenatal Care

dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan di Puskesmas Mandala Kota Medan 2014”

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah “apakah terdapat hubungan frekuensi kunjungan asuhan antenatal

dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan di Puskesmas Mandala Kota Medan tahun 2014?”

C.

Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi apakah

ada hubungan antara frekuensi kunjungan asuhan antenatal care dengan

tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan di Puskesmas Mandala Kota Medan tahun 2014.


(17)

2.

Tujuan Khusus

a.

Untuk mengetahui bagaimana frekuensi kunjungan asuhan antenatal care

di Puskesmas Mandala kota Medan tahun 2014.

b.

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan di Puskesmas

Mandala kota Medan tahun 2014.

c.

Untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan antara frekuensi kunjungan

asuhan antenatal care dengan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III

tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri di Puskesmas

Mandala kota Medan tahun 2014.

D.

Manfaat Penelitian

a.

Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan/referensi bagi

mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan instansi

terkait.

b.

Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu

yang didapat selama masa pendidikan.

c.

Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi bahan bacaan, bahan pertimbangan, bahan acuan penelitian

lebih lanjut dan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

d.

Pelayanan Kebidanan

Sebagai bahan masukan bagi UPTD Puskesmas Mandala kota Medan

khususnya bidang KIA untuk meningkatkan pelayanan asuhan antenatal care


(18)

yang sudah baik menjadi lebih baik lagi khususnya dalam pendidikan

kesehatan pada ibu hamil tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan

obstetri.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Asuhan

Antenatal Care

Asuhan antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo,

2010)

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari

(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Prawirohardjo, 2010)

Pelayanan

Antenatal care dilalukan oleh tenaga yang professional Trimester

ketiga adalah periode kehamilan bulan terakhir/sepertiga masa kehamilan

terakhir. Trimester ketiga kehamilan dimulai pada minggu ke – 27 sampai

kehamilan dinilai cukup bulan (38 – 40 minggu). (Sutejo, 2013)

Dibidangnya sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari artinya

pelayanan diberikan sesuai dengan kemampuan tenaga kesehatan seperti

dokter ahli kandungan, dan bidan yang telah mempunyai aspek legal untuk

memberikan pelayanan (Yeyeh dkk, 2010).

Menurut JNPKKR/POGI yang dikutip oleh Susilawati dkk (2009)

tujuan asuhan kehamilan, yaitu: (a)Memantau kemajuan kehamilan untuk

memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan janin. (b)

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu

dan bayi. (c) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,


(20)

kebidanan dan pembedahan. (d) Mempersiapkan persalinan yang cukup

bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinyadengan trauma

seminimal mungkin. (e) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif. (f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam

menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Menurut Dewi (2011) Kunjungan Antenatal Care dilakukan mimimal

4 kali selama kehamilan yaitu :

a.

kunjungan I sebelum 16 minggu bertujian untuk penapisan dan

pengobatan anemia, perencanaan persalinan, dan pencegahan

komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.

b.

Kunjungan II pada usia kehamilan 24-28 minggu dan kunjungan

III (32 minggu) bertujuan untuk pengenalan komplikasi akibat

kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklamsi, gemeli,

infeksi alat reproduksi, dan saluran perkemihan.

c.

kunjungan IV (36 minggu) sampai lahir. Tujuannya sama dengan

kunjungan II dan III, mengenali adanya kelainan letak dan

presentasi. Memantau rencana persalinan. Dan mengenali tanda –

tanda persalinan.

Frekuensi kunjungan antenatalcare menurut Depkes RI, 2011 adalah :

a.

Minimal 1 kali pada trimester I

b.

Minimal 1 kali pada trimester II

c.

Minimal 2 kali pada trimester III

Menurut Dewi (2011) Tujuan Kunjungan itu sendiri adalah

mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil untuk membantu bidan dan


(21)

komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung usia

kehamilan dan tanggal persalinan, dan merencanakan asuhan khusus yang

diberikan.

B.

Pengetahuan

1.

Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada

waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dioengaruhi oleh intensitas perhatian presepsi terhadap objek. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoadmojo, 2010)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002) pengetahuan

adalah segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu

yang diketahui yang berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

2.

Tingkat pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2010) domain kognitif mempunyai 6

tingkat yaitu : (a) Tahun (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu “tahu” ini adalah merupakan timgkat pengetahuan yang paling

rendah. (b) Memahami (Comperehetion) Memahami artinya sebagai suatu


(22)

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui

dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. (c) Aplikasi

(Application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). (d)

Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. (e)

Sintesis (Syntesis) yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

keseluruhan yang baru. (f) Evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang

ditentukan sendiri atau menggubakan criteria-kriteria yang telah ada.

C.

Mempersiapkan Persalinan Dan Tempat Melahirkan

1.

Dimulainya Persalinan

Menurut Suetejo (2013) seorang ibu bersalin harus mengetahui

tanda-tanda dimulainya persalinan, yaitu: (a) Kontraksi uterus : wanita

diinstruksikan melaporkan frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi

uterus. Pada persalinan sejati, peningkatan aktivitas meningkat gejala ini,

namun pada persalinan palsu akan menghilangkan gejala. (b) Ketuban

Pecah. (c) Aliran darah : darah berwarna merah muda, lengket, dan

jumlahnya sedikit (bercampur lendir).

Menurut Depkes (2010) tanda bayi akan keluar adalah perut mulas

secara teratur, mulas sering dan lama, keluar lender bercampur darah dari


(23)

jalan lahir, keluar air ketuban. Jika muncul tanda tersebut suami atau

keluarga harus segera membawa ibu hamil ke fasilitas pelayanan

kesehatan.

2.

Mengenali Persalinan Premature

Menurut Sutejo (2012) Awitan persalinan premature ringan dan

sulit dikenali, sehingga penting untuk mengetahui cara merasakan

kontraksi uterus pada abdomen. Hubungi dokter, bidan, atau klinik

bersalin jika terdapat salah satu tanda berikut: (a) Mengalami kontraksi

uterus setiap 10 menit atau lebih sering selama satu jam; atau (b)

mengalami tanda dan gejala lain selama satu jam; atau (c) terdapat bercak

darah atau kebocoran cairan dari vagina.

3.

Pilihan tempat Melahirkan

Menurut Sutejo (2012) pemilihan tempat melahirkan meliputi :

a.

Pusat melahirkan alternative

Biasanya bertempat di deretan rumah sakit, jauh dari departemen

obstetri tradisional, dekat ruang operasi, ruang bersalin, dan fasilitas

perawatan intensif medis. Alternative Birth Centers (ABC’s) memiliki

akomodasi seperti tempat tidur ganda untuk pasangan dan tempat

tidur bayi. Dilakukan skrining untuk masuk sehinga ABC’s tidak

menerima wanita resiko tinggi.

b.

Pusat Melahirkan Mandiri

Unit ini sering kali terletak di rumah sakit utama, sehingga transfer

cepat ke institusi tersebut dapat dilakukan jika dibutuhkan. Pelayanan

yang diberikan meliputi pelayanan yang dibutuhkan untuk

penatalaksanaan yang aman selama siklus subur. Semua pasien


(24)

diharapkan menghadiri kelas melahirkan dan menjadi orang tua.

Setiap keluarga yang menantikan kelahiran bayinya membuat rencana

melahirkan.

c.

Melahirkan dirumah

Di Negara berkembang, rumah sakit atau fasilitas yang adekuat tidak

tersedia untuk wanita hamil, sehingga melahirkan dirumah menjadi

suatu kebutuhan. Praktik melahirkan dirumah dapat dilakukan pada

kehamilan tanpa komplikasi. Namun wanita yang memiliki resiko

tinggi harus diidentifikasikan selama periode kehamilan dan dirujuk

untuk melhirkan dirumah sakit.

d.

Melahirkan dirumah sakit

Apabila merencanakan untuk melahirkan dirumah sakit, biasanya

wanita harus mendaftar dahulu. Kebanyakan rumah sakit

menyediakan pamflet berisi informasi, banyak fasilitas juga

menyediakan orang untuk menjelaskan peraturan rumah sakit.

Konseling disediakan untuk meredakan ketegangan yang

berhubungan langsung dengan pengalaman melahirkan. Banyak

wanita yang bersalin di rumah sakit belum menjalani perawatan

perinatal. Tanggung jawab perawat dan bidan adalah member

pengetahuan dan dukungan supaya dapat melalui proses persalinan

dengan berhasil.

4.

Persiapan Ibu Hamil dan Keluarga

Menurut Depkes (2010) yang harus dipersiapkan ibu dan keluarga dalam

persiapan persalinan adalah : tanyakan pada bidan atau dokter tanggal

tafsiran persalinan, suami atau keluarga mendampingi ibu hamil


(25)

melakukan pemeriksaan, siapkan tabungan untuk biaya persalinan, suami

keluarga dan masyarakat menyiapkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan,

rencanakan persalinan ditolong oleh bidan atau dokter di fasilitas

pelayanan kesehatan, rencanakan ikut keluarga berencana (KB) tanyakan

pada petugas kesehatan bagaimana caranya, dan siapkan orang pendonor

darah jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

D.

Kegawatdarutan obstetri dalam kehamilan Trimester III

1.

Perdarahan Antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada

kehamilan diatas 28 minggu atau lebih.

1)

Plasenta previa

a)

Definisi

adanya jaringan plasenta di atas atau dekat ostium servik

interna (Dutton A.Lauren, 2011).

b)

Penyebab

Menurut Kriebs (2010) penyebab dari plasenta previa adalah

multiparitas; usia ibu diatas 35 tahun; riwayat plasenta previa

sebelumnya; pembedahan uterus sebelumnya; kehamilan

kembar dan merokok yang dapat menyebabkan plasenta

menjadi lebih besar.

c)

Tanda dan Gejala

Perdarahan pervaginam tanpa nyeri; awitan perdarahan terjadi

tiba-tiba; biasanya pada trimester ketiga; kemungkinan karena

iritabilitas uterus; kelainan presentasi. (Kriebs,2010)


(26)

d)

Penanganan

Tidak boleh melakukan pemeriksaan dalam; segera konsultasi

ke dokter; penanganan sesuai dengan usia kehamilan,

keparahan perdarahan, dan status janin; jika kehamilan cukup

bulan, kelahiran pervaginam kontra indikasi. (Kriebs,2010)

2)

Solusio plasenta

a)

Definisi

Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta letak normal

sebelum waktunya (Kriebs, 2010).

b)

Penyebab

Menurut Kriebs (2010) penyebab solusio plasenta adalah

gangguan hipertensi pada ibu; paritas; ibu merokok; ibu

dengan nutrisi buruk; riwayat solusio plasenta.

c)

Tanda dan gejala

Kontraksi sangat ringan dengan nyeri punggung menyeluruh

atau kolik, aktifitas uterus tidak terkoordinasi yang terjadi

bergantian dengan relaksasi uterus; perdarahan tersembunyi

atau keluar; nyeri tekan pada perut; gerakan janin menurun

atau tidak ada dalam waktu hingga 12 jam sebelum terlihat

pada solusio. Atau dapat timbul gerakan janin yang kuat pada

solusio berat dan perdarahan masif. (Kriebs, 2010).

d)

Penanganan

Konsultasi ke dokter; pasang infuse dekstrosa dalam ringer

laktat; ubah posisi wanita trendelenburg; pantau TTV dan DJJ;

berikan oksigen; seksio sesaria. (Kriebs, 2010)


(27)

2.

Hipertensi dalam kehamilan

a.

Definisi

Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah >140/90 mmHg

untuk pertama kalinya setelah pertengahan kehamilan, tetapi tidak

mengalami proteinurin (Williams, 2013)

b.

Penyebab

Hipertensi dalam kehamilan belum diketahui dengan jelas

penyebabnya namun ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai

penyebab hipertensi kehamilan, yaitu : teori kelainan vaskularisasi

plasenta, teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel,

teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin, dan teori adaptasi

kardiovaskular.

c.

Tanda dan gejala

Tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan distolik 90 mmHg, rasa

sakit kepala dan epigastrik persisten.

d.

Penanganan

Apabila ibu hamil mengalami hipertensi maka menganjurkan ibu

untuk tidak mengkonsumsi alcohol, merokok, dan kopi, berolahraga

ringan, mengurangi asupan garam, mempertahankan asupan kalsium

dan magnesium yang adekuat, perbanyak makan makanan yang

mengandung kalium, dan istirahat yang cukup. Dianjurkan minum

obat yang tidak banyak efek samping misalnya jenis obat hydralazin

yang efektif untuk hipertensi dalam kehamilan, cara kerja obat ini

langsung pada pembuluh darah.


(28)

3.

Pre-eklamsi

a.

Definisi

preeklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan

endema (bengkak pada tangan dan kaki) setelah usia kehamilan 20

minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2008).

b.

Penyebab

Menurut Boyle (2008) penyebab pre-eklamsi adalah primigravida;

pre-eklamsi pada kehamilan sebelumnya; ibu yang sangat muda atau

ibu yang berusia lebih dari 30 tahun; riwayat pre-eklamsi pada ibu

atau saudara perempuannya; kehamilan multiple; riwayat hipertensi

esensial sebelum kehamilan.

c.

Tanda dan gejala Preeklamsia

Menurut Sinclair (2010) tanda preeklamsia adalah nyeri kepala berat

atau kontinu, yang tidak hilang dengan asetaminofen, atau muncul

dengan karakter berbeda dari nyeri kepala lazim, gangguan

penglihatan (kabur), nyeri pada perut bagian atas kanan,

pembengkakkan ekstemitas atau wajah. Menurut Dutton (2011) tanda

dan gejala dari preeklamsi adalah Hipertensi (sistolik > 140 dan/atau

diastolic >90) dengan proteinuri (terkait > 3,0 g/dl); sakit kepala yang

tidak membaik setelah pemberian analgetik, perubahan penglihatan

(kabur).

d.

Penanganan

anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam

hari. Beri anti hipertensi dan anjurkan ibu untuk melakukan

pemeriksaan tiap minggu. (Mansjoer : 2008)


(29)

4.

Eklamsi

Eklamsi adalah preeklamsia yang disertai kejang dan/atau koma yang

timbul bukan akibat kelainan neurologi.(Mansjoer, 2008). Belum

diketahun pasti penyebabnya. Tanda dan gejala eklamsi sama dengan

preeklamsi namun pada eklamsi tekanan darah sistolik

≥ 160 mmHg atau

diastolik

≥ 110 mmHg dis

ertai kejang. Penanganan eklamsi harus

ditangani di rumah sakit (Mansjoer, 2008).

5.

Kehamilan lewat waktu

a.

Definisi

Kehamilan lewat bulan adalah kehamilan yang melebihi usia

kehamilan 42 minggu, terjadi pada 10% dari seluruh jumlah

kehamilan. (Sinclair, 2010). Menurut American College of

Obstretician and Ginecologists 2004 yang dikutip oleh Williams

(2013) kehamilan lewat waktu atau memanjang adalah 42 minggu

lengkap (249 hari) atau lebih terhitung mulai dari hari pertama haid

terakhir.

b.

Penyebab

Tujuh puluh persen kehamilan “lewat bulan” merupakan salah

diagnosis akibat keterlambatan ovulasi. (Sinclair 2010).

c.

Penanganan

Menurut Sinclair (2010:131-132) penanganan kehamilan lewat bulan

adalah dengan mengkaji taksiran partus dengan akurat pada

kunjungan prenatal pertama. Konsultasikan ke dokter jika pelahiran

diindikasikan untuk suatu kondisi medis, seperti diabetes atau

hipertensi yang menghambat penatalaksanaan konservatif, atau untuk


(30)

melakukan tes janin yang tidak meyakinkan. Dan beberapa klinisi

akan mempertimbangkan seksio sesaria jika servik tidak matang dan

berat bayi dipertimbangkan

≥ 4500 gram pada usia kehamilan 42

minggu.

6.

Kehamilan kembar

a.

Definisi

Kehamilan kembar sangat penting diidentitaskan sejak dini. Sejumlah

komplikasi yang dihubungkan dengan kehamilan, persalinan dan

pelahiran, serta masa nifas pada wanita yang mengandung lebih dari

satu janin. (Varney, 2006). Tanda dan gejala Menurut Dutton (2012)

tanda gejala kehamilan kembar yaitu; ukuran uterus melebihi usia

gestasi; mual muntah yang berat karena B-hCG meningkat; palpasi

abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar;

auskultasi lebih dari satu denyut jantung.

b.

Penyebab

Menurut Williams (2013) kehamilan kembar dua biasanya terjadi

akibat pembuahan dua ovum terpisah-kembar

dizigot atau praternal.

Meskipun lebih jarang kembar dua juga dapat berasal dari ovum yang

dibuahi yang kemudian terbelah-kembar monozigot atau identik.

c.

Penatalaksanaan

Menurut Williams (2013) Untuk mengurangi angka morbiditas dan

mortalitas perinatal pada kehamilan dengan penyulit kembar penting

diperhatikan bahwa; pelahiran neonates yang terlalu kurang bulan

dicegah; hambatan pertumbuhan janin diidentifikasi dan janin yang

terkena dilahirkan sebelum sekarat; trauma janin selama persalinan


(31)

dan pelahiran harus dihindari dan tersedia perawatan neonates

intensif.

7.

Hidramnion dan ketuban pecah dini

a.

Hidramnion

1)

Definisi

Hidraamnion adalah jumlah cairan ketuban yang berlebihan

(Kriebs, 2010).

2)

Penyebab

Menurut Kriebs (2010) penyebab hidramnion yaitu : sebagian

besar tidak diketahui penyebabnya; kehamilan kembar; diabetes;

eritoblatosis.

3)

Tanda dan Gejala

Menurut Kriebs (2010) (a) Pembesaran uterus, lingkar abdomen,

dan tinggi fundus lebih besar daripada usia kehamilan. (b)

Dinding uterus menegang sehingga sulit mempalpasi garis batas

janin, bagian besar serta bagian kecil janin. (c) Terdapat getaran

cairan uterus; ibu merasa nyeri ulu hati; Letak janin tidak stabil;

ibu kurang merasakan gerakan janin.

4)

Penanganan

Konsultasi dokter diindikasikan; skrining diabetes gestasional dan

isiomunisasi; edukasi mengenai resiko persalinan kurang bulan

dan kemungkinan prolaps tali pusat pada ketuban pecah spontan.

(Kriebs:2010)


(32)

b.

Ketuban Pecah dini

1)

Definisi

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum usia

kehamilan 37 minggu (Sinclair,2010).

2)

Penyebab

Ketuban pecah dini biasanya disebabkan oleh perdarahan pada

kehamilan, koitus, infeksi pada saluran

genital, status

sosioekonomi yang rendah, nutrisi buruk, dan merokok.

3)

Penatalaksanaan

Lakukan pemeriksaan speculum steril (SSE) untuk memastikan

ketuban pecah benar- benar terjadi. Lalu lakukan observasi adanya

servisitas, prolaps tali pusat atau prolaps bagian janin tertentu,

dilatasi servik dan penipisan. Rujuk jika setelah 2 jam tidak ada

penipisan servik. (Sinclair, 2010)

E.

Tanda bahaya pada kehamilan

Menurut Depkes (2010) tanda bahaya pada kehamilan adalah

perdarahan yang terjadi pada hamil muda maupun tua, bengkak di kaki atau

tangan disertai sakit kepala yang hebat atau kejang, demam atau panas tinggi,

air ketuban keluar sebelum waktunya, bayi dikandungan geraknya berkurang

atau tidak bergerak, muntah dan tidak mau makan. enam masalah tersebut

bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran premature yang membahayakan

ibu dan bayi. Segeralah bawa ke petugas kesehatan didampingi suami dan

keluarga.


(33)

1.

Perdarahan pervaginam

Perdarahn pada awal masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua

yaitu sebagai berikut

a.

Perdarahan awal masa kehamilan

Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22

minggu. Perdarahan pervaginam dikatakan tidak normal bila ada

tanda-tanda berikut.

1)

Keluar darah merah

2)

Perdarahan yang banyak

3)

Perdarahan dengan nyeri

Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus,

kehamilan ektopik atau kehamilan mola.

b.

Perdarahan pada kehamilan lanjut

Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu

sampai sebelum persalinan. Perdarahan tidak normal bila terdapat

tanda-tanda berikut ini.

1)

Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan

2)

Perdarahan banyak kadang-kadang atau tidak terus menerus

3)

Perdarahan disertai rasa nyeri.

Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio

plasenta, dan rupture uteri. Selain itu, perlu dicurigai adanya

gangguan pembekuan darah.

2.

Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama masa kehamilan dan

sering kali merupakan ketidaknyamananyang normal dalam


(34)

kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang

serius adalah sebagai berikut.

a.

Sakit kepala yang hebat

b.

Sakit kepala yang menetap

c.

Tidak hilang dengan istirahat.

Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin

menemukan bahwa penglihatan menjadi kabur atau berbayang.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

preeklamsia. Hal ini disebabkan terjadinya edema pada otak dan

meningkatkan resistensi otak yang memengaruhi system saraf

pusat yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,

kejang) dan gangguan penglihatan.

3.

Penglihatan kabur

Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan

ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang

mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur

atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), dan

berkunang-kunang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit

kepala yang hebat.

4.

Bengkak pada muka dan tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak normal

pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau

meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah


(35)

a.

Jika ,umcul pada muka dan tangan

b.

Bengkak tidak hilang setelah beristirahat.

c.

Bengkak disertai dengan keluhatn fisik lainnya, seperti : sakit

kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-lain. Hal

ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau

preekalmsia.

5.

Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah mengancam

keselamtan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang

setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan

ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm,

gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi

lain.

6.

Gerakan bayi berkurang

a.

Gerakan janin adalah suatu yang biasa terjadi pada kehamilan

yaitu pada usia kehamilan ke 20-24 minggu. Ibu mulai

merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6,

beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.

b.

Gerakan janin tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu

umur kehamilan, transport glukosa, stimulus pada suara,

kebiasaan janin, ibu yang merokok, dan penggunaak

obat-obatan pada ibu hamil. Jika bayi tidur gerakan janin akan

melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam

periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu


(36)

berbaring atau beristirahat, serta ibu makan dan minum dengan

baik.

c.

Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu waspada

terhadap jumlah gerakan janin, ibu hamil perlu melaporkan

jika terjadi penurunan/ gerakan janin yang terhenti.


(37)

KERANGKA KONSEP

A.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan

antara frekuensi kunjungan asuhan antenatal care dengan pengetahuan hamil

tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri di Puskesmas

Mandala Kecamatan Medan Tembung kota Medan tahun 2013.

Antenatal care adalah asuhan yang diberikan pada ibu sebelum

persalinan dan prenatal. Kunjungan antenatal care yang berorentasi pada

tujuan oleh petugas kesehatan terampil; perencanaan persalinan dan kesiapan

menghadapi komplikasi. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling

sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu : satu kali pada trimester I, satu kali

trimester II dan dua kali trimester III. (Susilowati, 2009:2-6)

Pada saat ibu hamil melakukan kunjungan antenatal petugas

kesehatan (bidan) wajib memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri agar ibu dan keluarga

dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan dan komplikasi atau

kegawatdaruratan obstetrik yang mungkin akan terjadi. Semakin sering ibu

melakukan kunjungan kehamilan maka semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat oleh ibu dari petugas kesehatan (bidan).


(38)

Skema 3.1 Kerangka Konsep penelitian hubungan antara frekuensi

kunjungan asuhan antenatal dengan pengetahuan ibu tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetric.

Variabel Independet

Variabel Dependent

B.

Hipotesa Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini :

Ha = ada hubungan antara frekuensi kunjungan ANC dengan pengetahuan

ibu tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri.

Frekuensi kunjungan

Antenatal

Pengetahuan ibu hamil

trimester III tentang persiapan

persalinan dan

kegawatdaruratan obstetri


(39)

C.

Definisi Operasional

Table 3.1

Definisi Operasional

N

o

Variable

Penelitian

Definisi

Operasional

Cara Ukur

Hasil ukur

Skala

Ukur

1 Independent

Frekuensi

kunjungan

ANC

Banyaknya

kunjungan ibu

hamil yang

melakukan

pemeriksaan

kehamilan

sampai

trimester III

kepada bidan

Dengan

melihat dari

data yang

terdapat

dalam buku

KIA yang

dibawa ibu

hamil saat

melakukan

kunjungan

antenatal yang

dinyatakan

dengan satuan

kali.

Total jumlah

kunjungan ibu

hamil sampai

trimester I-III.

0 – 10 kali

Rasio

2 Dependen

pengetahuan

ibu hamil

tentang

persiapan

persalinan dan

kegawatdarurat

an obstetric

menggunakan

kuesioner

dengan 25

pertanyaan

dengan 3

pilihan

jawaban a, b,

dan c.

jawaban benar

= 1

salah = 0


(40)

MEDOTE PENELITIAN

A.

Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelatif karena

peneliti ingin mencari hubungan antara frekuensi kunjungan antenatal care

dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan kehamilan dan

kegawatdaruratan obstetric di puskesmas mandala tahun 2014.

B.

Populasi dan Sampel

1.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian (Arikunto,

2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester

III di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung Kota Medan

tahun 2014 yaitu sebanyak 542 orang.

2.

Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini sampelnya adalah ibu

hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan

sampel secara accidental sampling yaitu dilakukan dengan mengambil

kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di tempat

penelitian (Notoatmodjo, 2010).

kriteria Inklusi dan Ekslusi

1)

kriteria Inklusi


(41)

b)

Ibu yang memiliki buku KMS Ibu hamil

2)

Kriteria Ekslusi

a)

Ibu hamil trimester I dan II

b)

Ibu yang tidak memiliki buku KMS ibu hamil

C.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mandala kecamatan Medan Tembung

kota Medan Tahun 2014.

D.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 8 April sampai dengan 10 Juni 2014.

E.

Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari

dosen pembimbing Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan

Puskesmas Mandala. Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri pada

responden dan peneliti juga memberikan informasi tentang sifat, manfaat,

tujuan, dan proses penelitian. Jika responden bersedia, maka terlebih dahulu

harus menandatangani lembar bukti persetujuan (imforment consent). Bila

responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka

responden dapat memberikan persetujuan secara verbal (lisan).

Selama penelitian, peneliti tidak akan memaksa responden dan tetap

menghormati haknya sebagai responden. Dalam melakukan penelitian ini,

peneliti tidak melakukan tindakan yang merugikan dan menghindari/

meminimalisir tindakan berbahaya terhadap responden.


(42)

Untuk menjaga kerahasiaan indentitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner)

yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor atau kode

tertentu. Kerahasian informasi yang diberikan oleh responden dijamin peneliti

dan hanya digunakan dalam penelitian ini.

F.

Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner yang terdiri dari 30 pertanyaan, yaitu :

1.

Data Demografi

Data demografi ini hanya bertujuan untuk mengetahui karakteristik

responden, yaitu : Umur, Pendidikan terakhir, Jumlah persalinan,

Pekerjaan Ibu, Frekuensi kunjungan ANC.

2.

Pengetahuan ibu tentang persiapan persalinan sebanyak 10 pertanyaan

dan pertanyaan tentang kegawatdaruratan obstetric sebanyak 15

pertanyaan. Dengan pertanyaan berbentuk pilihan ganda atau pertanyaan

tertutup (Arikunto, 2010). Jika jawaban “benar” mendapatkan nilai 1 dan

jika “salah” mendapatkan nilai 0, dengan skor 0-25.

G.

Uji Validitas dan Reliabilitas

1.

Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat –

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto,2010). Uji

validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji validitas isi yang


(43)

sesuai dengan variable yang diteliti. Uji validitas ini dilakukan oleh orang

yang ahli dalam bidangnya.

Suatu penelitian dikatakan valid jika koefisien validitasnya 0,7

atau lebih. uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content

validity

oleh Dr. dr. Sarma N.Lumbanraja, Sp.OG(K) dengan skor CVI

(Content Validity Index) sebesar 0,74.

2.

Reliabilitas

Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut baik (Arikunto, 2010).

H.

Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner

kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

1.

Mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian pada bidang

pendidikan (Fakultas Keperawatan Sumatra Utara).

2.

Mengirim Surat Izin penelitian dari fakultas ke Dinas Kesehatan kota

Medan

3.

Mengirim Surat Izin penelitian dari Dinas Kesehatan kota Medan ke

Puskesmas Mandala

4.

Setelah mendapatkan persetujuan dari tempat penelitian Puskesmas

Mandala kecamatan Kota Medan.


(44)

5.

Peneliti menjelaskan sifat, manfaat, tujuan dan prosedur pelaksanaan

penelitian serta meminta kesediaan responden dalam mengikuti

penelitian.

6.

Setelah mendapatkan persetujuan responden, kuesioner dibagikan kepada

36 responden dimulai.

7.

Selanjutnya responden mengisi kuesioner secara langsung dengan di

damping oleh peneliti dan selesai mengisi kuesioner dengan waktu sekitar

10 – 15 menit.

I.

Analisa Data

1.

Pengolahan Data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut : (a) Editing, yaitu tindakan pengecekan data yang telah diperoleh

untuk menghindari kekeliruan kemuadian mengalokasikan data – data

tersebut dalam bentuk kategorik – katagorik yang telah ditentukan. (b)

Coding, atau mengcodi data. Pemberian kode sangat diperlukan terutama

dalam rangka pengolahan data – data secara manual menggunakan

kalkulator maupun dengan computer. (c)

Transferring, Yaitu

memindahkan jawaban responden kedalam bentuk table. (d)

Tabulating,

yaitu menyusun total nilai dari variable penelitian.

2.

Analisa data

Setelah semua data terkumpul maka selanjutnya adalah menganalisis data

dengan memeriksa kembali semua kuisioner satu persatu yakni

memastikan bahwa semua jawaban telah diisi desuai petunjuk. Kemudian


(45)

memberikan kode terhadap setiap pertanyaan yang telah diajukan guna

memudahkan peneliti untuk melakukan tabulasi dan analisis data.

Data tentang demografi, frekuesni Antenatal Care, dan pengetahuan

ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan

obstetri ditampilkan dalam bentuk table distribusi frekuensi.

Pada penelitian ini, peneliti sudah melakukan normalitas data untuk

kedua variable, namun data untuk variable frekuensi antenatal care tidak

berdistribusi normal. Selanjutnya peneliti menggunakan uji alternatif

yaitu dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s.

Dalam uji korelasi ini akan dilihat kekuatan hubungan antara kedua

variabel.

Tabel 4.1 Panduan interpretasi hasil ujian hipotesis berdasarkan

kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi.

No Parameter

Nilai

Interprestasi

1.

Kekuatan

korelasi (r)

0,000 – 0,199

0,200 – 0,399

0,400 – 0,599

0,600 – 0,799

0,800 – 1, 000

Sangat lemah

Lemah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

2.

Nilai P

P < 0,05

P > 0,05

Terdapat korelasi yang

bermakna antara dua

variabel yang diuji.

Tidak terdapat korelasi

yang bermakna antara dua

variabel yang diuji.


(46)

3.

Arah korelasi

+ (Positif)

-(negative)

Searah, semakin besar nilai

satu variabel semakin besar

pula nilai variabelnya.

Berlawanan arah. Semakin

besar nilai satu variabel,

semakin kecil nilai

variabelnya.


(47)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Interprestasi dan Diskusi Hasil

Dalam bab ini diuraikan dan dibahas hasil penelitian hubungan frekuensi

kunjungan

Antenatal Care dengan Pengetahuan ibu hamil Trimester III tentang

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri di Puskesmas Mandala Kota

Medan. Pengumpulan data dilakukan sejak April sampai dengan Juni 2014.

Jumlah responden sebanyak 36 orang responden. Teknik pengumpulan data

terhadap responden dengan cara membagikan kuesioner yang berisikan 25

pertanyaan.


(48)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Data Demografi Karakteristik Responden Ibu Hamil

Trimester III di Puskesmas Mandala Kota Medan Tahun 2014

Karakteristik

Frekuensi (36)

Presentase (%)

Umur

< 20

1

2.8

20 – 35

30

83.3

>35

5

13.9

Pendidikan

SD

1

2.8

SMP

7

19.4

SMA

24

66.7

PT

4

11.1

Pekerjaan

PNS

1

2.8

Karyawan Swasta

5

13.9

Wiraswasta

10

27.8

IRT

20

55.6

Paritas

Primigravida

7

19.4

Multigravida

27

75.0

Grande Multigravida

2

5.6

Usia Kehamilan

29 – 32

33 – 36

37 – 40

21

12

3

58.3

33.3

8.3

Dari hasil diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia 20 –

35 tahun yakni sebanyak 30 responden (83.3%). Dengan tingak pendidikan

terbanyak SMA dengan jumlah 24 responden (66.7%) dan sebagian besar responden

adalah Ibu Rumah Tangga yakni 20 responden (55.6%). Sebanyak 27 responden

(75.0%) multigravida. Dan sebagian besar usia kehamilan responden adalah 29 – 32

minggu yaitu sebanyak 21 (58.3%).


(49)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Kunjungan

Antenatal Care

oleh Ibu Hamil Trimester

III di Puskesmas Mandala Kota Medan Tahun 2013

Variabel

Mean

Median

SD

Max - Min

95% CI

N

Frekuensi

4,86

8 - 3

4,39 – 5,33

Antenatal

Care

4,50

1.952

36

dari hasil diatas menunjukan rata – rata kunjungan antenatal Care responden yakni

4,86 dengan standar deviasi 1.952. Nilai maksimum yang diperoleh adalah 8 dan

minimum 3 dengan Confidence Interval (CI) adalah 4,39 – 5,33.

Table 5.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Persiapan

Persalinan dan Kegawatdaruratan Obstetri di Puskesmas Mandala Kota

Medan tahun 2014

Variabel

Mean

Median

SD

Max - Min

95% CI

N

12,53

Pengetahuan

13,00

4,205

20 – 5

11,10 –

13,95

36

dari hasil diatas menunjukan rata – rata pengetahuan responden yakni 12,53 dengan

standar deviasi 4,205. Nilai maksimum yang diperoleh adalah 20 dan minimum 5

dengan Confidence Interval (CI) adalah 11,10 – 13,95.


(50)

Tabel 5.5

Hubungan Frekuensi Kunjungan

Antenatal Care

dengan Pengetahuan Ibu

Hamil Trimester III tentang Persiapan Persalinan dan Kegawatdaruratan

Obstetri di Puskesmas Mandala Kota Medan Tahun 2014.

Variabel

Mean

SD

SE

95%CI

P

value

N

r

Frekuensi

Kunjungan

ANC

4,86

1,925

0,233

4,39 – 5,33

0,011

36

0,418

Pengetahuan

12,53

4,205

0,71

11,10 – 13, 95

Hasil penelitian menunjukan pada frekuensi kunjungan antenatal care

memiliki rata – rata 4,86; standart deviasi 1,925; standar eror 0,233; 95% CI adalah

4,39 – 5,33. Sedangkan pada pengetahuan responden diperoleh nilai rata – rata

12,53; standar deviasi 4,205; standar eror 0,71; 95% CI adalah 11,10 – 13,95.

Total responden adalah 36 responden, setelah dilakukan uji kolerasi

Spearmen’s dapat diperoleh nilai signifikasi p (value) = 0,011 pada tingkat

kemaknaan (alfa) α = 0,05, diketahui bahwa nilai p (

value

) < α, artinya hasil

signifikasi Ha diterima dan Ho ditolak, yang menunjukan bahwa korelasi antara

frekuensi kunjungan antenatal care dengan Pengetahuan ibu tentang persiapan

persalinan dan kegawatdaruratan obstetri bermakna. Nilai korelasi spearman sebesar

0,418 menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang

sedang.

B.

Pembahasan

1.

Frekuensi Kunjungan

Antenatal Care

Menurut Depkes (2011) menyatakan bahwa wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu satu kali


(51)

pada trimester pertama, satu kali pada trimester ke dua, dan dua kali pada

trimester ke tiga. Faktor yang paling dominan mempengaruhi dalam hal ini

adalah paritas yakni sebanyak 27 ibu (75,0%) multigravida yaitu sudah

pernah hamil dua kali atau lebih.(Varney, 2006). Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2013) banyaknya frekuensi

kunjungan Antenatal Care dipengaruhi oleh paritas.

Sesuai dengan teori prilaku Law Green (1980) yaitu faktor

Predisposisi (Predisposing factor) yaitu perilaku itu sendiri terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

(Mubarak, 2011)

Prilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seorang

terhadap sistem pelayanan kesehatan baik system pelayanan modern maupun

tradisional. Prilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas, pelayanan, cara

pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat – obatan.

(Wawan, A&M,Dewi, 2010)

2.

Pengetahuan Ibu hamil Trimester III tentang Persiapan Persalinan dan

Kegawatdaruratan Obstetri

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu adalah

usia, dan pendidikan terakhir. Dari hasil penelitian sebanyak 30 responden

(83,3%) berusia 20 – 35 tahun. Menurut Hulclok (1998) dalam Wawan

(2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir. Dengan pertambahan umur seseorang akan


(52)

mengalami perubahan secara fisik dan psikologis, pada aspek psikologis taraf

berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2011)

Hasil penelitian juga menunjukan sebanyak 24 responden (66.7%)

berpendidikan terakhir tingkat SMA. Wawan (2010) juga mengatakan

pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain, menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya

hal – hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Pada umumnya, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

Dengan hasil pengetahuan yang cukup ini peneliti menyarankan

kepada petugas kesehatan terutama bidan dalam memberikan asuhan

antenatal care untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan

persalinan dan kegawatdaruratan obstetri pada ibu hamil sejak trimester

pertama untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga.

3.

Hubungan Frekuensi

Antenatal Care

dengan pengetahuan Ibu hamil

Trimester III tentang Persiapan persalinan dan kegawatdaruratan

Obstetri

Berdasarkan uji korelasi Spearman’s dapat di peroleh nilai signifikasi p

(value) = 0,011 pada tingkat kemaknaan (alfa) α = 0,05, diketahui bahwa nilai

p (value) <

α, artinya hasil signifikan Ha diterima Ho ditolak, yang

menunjukan bahwa korelasi antara frekuensi Kunjungan antenatal care

dengan dukungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan

persalinan dan kegawatdaruratan obstetri bermakna. Nilai korelasi


(53)

spearmen’s sebesar 0,418 menunjukan arah positif dengan kekuatan korelasi

sedang, yang artinya Ibu yang sering melakukan kunjungan Antenatal Care

maka pengetahuannya tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan

obstetri akan lebih baik.

Menurut asumsi peneliti adanya hubungan frekuensi Kunjungan

antenatal care dengan dukungan pengetahuan ibu hamil trimester III

persiapan persalinan dan kegawatdaruratan obstetri dikarenakan paritas ibu,

sebanyak 27 responden (7,5%) adalah multigravida yaitu wanita yang sudah

hamil dua kali atau lebih (Varney, 2006). Dalam hal ini dapat dikatakan

bahwa ibu dengan multigravida memiliki pengalaman yang lebih daripada

ibu dengan primigravida. Sebagaimana dikatakan oleh Oskamp (1991) dalam

wawan (2010) pengalaman personal yang langsung dialami memberikan

pengaruh yang lebih kuat daripda pengalaman yang tidak langsung.

letak puskesmas mandala yang berada di kota medan. Seseorang akan

lebih baik jika berdara diperkotaan daripada di pedesaan. Diperkotaan

meluasnya kesempatan untuk melibatkan diri dalam kegiatan social, maka

wawasan social semakin banyak, sehingga diperkotaan mudah untuk

mendapatkan informasi (Notoatmodjo, 2007). Dan juga informasi,

kemudahan untuk memperoleh informasi dapat mempercepat seseorang

memperoleh pengetahuan yang baru.(Mubarak, 2011)

Prilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seorang

terhadap sistem pelayanan kesehatan baik system pelayanan modern maupun

tradisional. Prilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas, pelayanan, cara

pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam


(54)

pengetahuan, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat – obatan.

(Wawan, A&M,Dewi, 2010)

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan, akan

tetapi perlu ditekankan pendidikan yang rendah bukan berarti semakin rendah

pula pengetahuannya, karena pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan non formal (Wawan, A&M,Dewi,2010)

Seorang ibu hamil harus memiliki pengetahuan tentang persiapan

persalinan karena Pengetahuan tentang persalinan mempunyai peranan

penting yang berhubungan dengan persiapan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan nantinya, sehingga ibu tidak cemas dan dapat menikmati proses

persalinannya. (Stoppard, 2002). Seorang ibu hamil juga harus memiliki

pengetahuan tentang kegawatdaruratan obstetri pada kehamilan ini sebagai

salah satu persiapan ibu dan keluarga dalam mengambil tindakan segera jika

terjadi komplikasi atau kegawatdaruratan pada kehamilannya. Pengetahuan

akan menentukan dan mempengaruhi sikap seseorang dalam menghadapi

persalinan (Notoatmodjo, 2010).

C.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pada kriteria inklusi peneliti tidak

membedakan antara ibu yang kehamilan normal dan ibu yang kehamilan

dengan komplikasi. Dan pada analisa univariat peneliti tidak membedakan

analisis pertanyaan pengetahuan tentang Persiapan persalinan dengan

pertanyaan tentang kegawatdaruratan obstetri pada tiap responden.


(55)

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan uji korelasi spearman’s dapat diperoleh nilai sigifikan p (value) =

0,011 pada tingkat kemaknaan (alfa) α = 0,05, diketahui bahwa nilai p

(value) <

α, artinya hasil signifikan Ha diterima Ho ditolak, yang menunjukan bahwa

korelasi antara frekuensi Kunjungan

antenatal care dengan dukungan

pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan obstetri bermakna. Nilai korelasi spearmen’s sebesar 0,418

menunjukan arah positif dengan kekuatan korelasi lemah.

B.

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapatkan maka dengan ini penulis

memberikan saran :

1.

Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

informasi bagi mahasiswa program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas

Sumatra Utara tentang hubungan frekuensi Kunjungan Antenatal Care

dengan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang persiapan persalinan dan

kegawatdaruratan obstetri di puskesmas Mandala kota Medan tahun 2014.

2.

Bagi peneliti selanjutnya :

a.

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya, agar dapat memperbaiki

kuesioner pengetahuan, dan lebih banyak membahas materi tentang


(56)

b.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaaat sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya

dalam lingkup yang lebih luas.

3.

Bagi Puskesmas Mandala

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi puskesmas

Mandala untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cara memberikan

informasi pendidikan tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan

pada ibu dan keluarga. Selain itu juga bidan melalui kader membuat kelas ibu

hamil dimana dalam kelas ibu hamil tersebut ibu dapat bertukar informasi dan

pengalaman untuk meningkatkan pengetahuan ibu, keluarga dan masyarakat.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,

Jakarta. hal.120-174

Boyle, M.(2008) kegawatdaruratan dalam persalinan .EGC: Jakarta. hal.71

Budiarto. (2010). Biostatistika

untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

EGC:Jakarta. hal.32

Dahlan, Muhammad Sopiyudin. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan:

Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi dengan Aplikasi dengan

Menggunakan SPSS Ed.5. Salemba Medika: Jakarta. hal.169

Darwanti, Endah Marlina. (2011). Hubungan pengetahuan persalinan dengan

persiapan sarana mengahadapi persalinan pada primi gravida di

Puskesmas Wilayah Wonogiri I. Diunduh dari

diakses pada tanggal 22 Mei 2014

Depkes,(2011), Buku Kesehatan Ibu dan Anak.), Jakarta. Hal :2-8

Dewi, Peta Puspita. (2013). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Antenatal Care

dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal care di Rumah Bersalin Wikaden

Imogiri Bantul.

diakses pada tanggal 22 Mei 2014

Dewi. (2011) Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta. hal. 22

Dutton, A.Lauren (2012) . Rujukan cepat kebidanan. EGC:Jakarta. hal.349-156

F,Gary, Cunningham.(2013), Obstetri Williams).ECG:Jakarta. hal.877-927


(58)

Kriebs, Jan M. (2009) Asuhan Kebidanan Varney. EGC:Jakarta. hal.213-309

Mansjoer. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. EGC:Jakarta. hal.270

Mubarak, Wahit Iqbal. (2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Salemba

Medika : Jakarta. Hal : 83

Notoatmodjo.(2010) Metodologi Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta. hal 20-29

___________.(2010)Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta : Jakarta.

hal.50-51

Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan.BPSP: Jakarta. hal.278-279

Sinclair. (2010).Buku saku kebidanan. ECG:Jakarta. hal.16-133

Stoppard, M (2006). Kehamilan dan panduan mempersiapkan kelahiran untuk calon

Ibu dan Ayah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal : 17.

Sunarsih. (2011). Asuhan Kehamilan. Trans Info Media: Jakarta. Hal : 2-5

Sutejo. (2012). Keperawatan maternitas kehamilan vol.1. kencana:Jakarta. hal.5-94

Varney, (2006), buku ajar asuhan kebidanan, ed.4. ECG: Jakarta. hal.631

Yeyeh, Ai. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Trans Info Media :Jakarta. Hal

:5-7

Yulaikhah. (2010). Asuhan Kehamilan dan Persalinan. Trans Info media: Jakarta,

hal. 2-3


(59)

HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE

DENGAN

PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PERSIAPAN

PERSALINAN DAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI DI

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA

KOTA MEDAN TAHUN 2014

I.

Kuesioner Data Demografi

Isilah data dibawah ini dengan Benar dan berikan tanda (

) bila

perlu :

Umur Ibu

:…………Tahun

Pendidikan Terakhir

:

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Perkerjaan

:

Ibu Rumah Tangga

Karyawan

Wiraswasta

PNS

Tenaga Kesehatan

Ini kehamilan yang ke

: …………..Kali

Usia Kehamilan Ibu

:…………...Bulan

Selama kehamilan ini telah melakukan kunjungan sebanyak :……….kali

KODE


(60)

II.

Kuesioner Pengetahuan tentang Persiapan Persalinan dan

Kegawatdaruratan obstetri

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda (X) pada a,

b, c yang ada anggap benar !

1.

Tanda – tanda dimulainya persalinan, yaitu :

a.

Ibu merasa ingin makan dan minum

b.

Keluarnya darah bercampur lendir dari kemaluan dan kontraksi yang terus

menerus

c.

Sakit kepala dan pusing yang berlebihan

2.

Persalinan premature adalah

a.

Lahirnya bayi sebelum waktunya

b.

Lahirnya plasenta

c.

Lahirnya bayi lewat waktunya

3.

Tanda persalinan premature adalah

a.

sakit punggung setiap 5 menit

b.

mengalami kontraksi uterus setiap 10 menit atau lebih sering selama satu

jam

c.

buang air besar terus menerus

4.

adakah ibu merencanakan persalinan pada kehamilan ini?

a.

Ya

b.

Tidak

c.

Tidak Tau

5.

Penolong persalinan sebaiknya dilakukan oleh

a.

Dukun bayi

b.

Bidan / Tenaga kesehatan


(61)

6.

Tempat persalinan yang baik dan aman untuk mengantisipasi hal-hal yang

tidak dinginkan pada saat proses persalinan adalah

a.

Fasilitas kesehatan ( Klinik bersalin, Puskesmas, Rumah sakit)

b.

Rumah

c.

Bukan salah satu diatas

7.

Persalinan bisa dilakukan di rumah jika …

a.

ibu melahirkan sebelum waktunya

b.

Kehamilan ibu tidak memiliki penyulit

c.

a dan b benar

8.

Persiapan persalinan yang baik adalah

a.

Mempersiapkan siapa pendamping saat ibu bersalin, penolong persalinan,

tempat persalinan, dana, kendaraan dan pendonor darah jika

sewaktu-waktu dibutuhkan.

b.

Mempersiapkan ruangan bayi,

c.

Mempersiapkan nama bayi

9.

Keluarnya darah segar tidak disertai dengan kontraksi dan lendir dari vagina

adalah tanda dari

a.

Dimulainya persalinan

b.

Plasenta previa (kegawatdaruratan pada kehamilan)

c.

Hanya sakit perut biasa

10.

Perut berkontraksi sedikit, nyeri punggung menyeluruh, gerakan janin

menurun, perut terasa nyeri saat di tekan, adalah

a.

hal yang baisa terjadi pada ibu hamil

b.

ibu dalam keadaan gawat harus segera ditangani

c.

ibu baik-baik saja

11.

Hipertensi dalam kehamilan adalah jika

a.

Tekanan darah ibu 120/80 mmHg

b.

Tekanan darah ibu 100/70 mmHg


(62)

12.

Jika tekanan darah ibu lebih dari 140/90 mmHg dan bengkak pada bagian

kaki dan tangan, dan sakit kepala adalah salah satu tanda kegawatdaruratan

pada kehamilan yaitu:

a.

Sakit kepala

b.

Sakit jantung

c.

Pre-eklamsi

13.

Dari hasil pemeriksaan tekanan darah ibu lebih dari 160/120 mmHg disertai

kejang disebut dengan

a.

Eklamsia

b.

Epilepsy

c.

Hipertensi

14.

kegawatdaruratan pada masa kehamilan adalah…..

a.

Suatu keadaan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.

b.

Suatu keadaan dimana ibu melalui proses persalinan

c.

Suatu keadaan dimana ibu mengalami mual dan muntah pada masa

kehamilan

15.

Tanda –tanda ibu mengalami kegawatdaruratan obstetri pada kehamilan

lanjut/tua, kecuali :

a.

Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan

b.

Penglihatan kabur, sakit kepala yang hebat

c.

Sakit perut dan mual muntah

16.

Penglihatan ibu menjadi kabur dan ibu merasakan sakit kepala yang hebat

dan tidak sembuh setelah minum obat, adalah gejala dari

a.

Eklamsia

b.

Kejang

c.

Vertigo


(1)

(2)

69

DISTRIBUSI FREKUENSI

Statistics

Frekuensi ANC

N Valid 36

Missing 0

Frekuensi ANC

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 5 13.9 13.9 13.9

4 13 36.1 36.1 50.0

5 7 19.4 19.4 69.4

6 6 16.7 16.7 86.1

7 3 8.3 8.3 94.4

8 2 5.6 5.6 100.0

Total 36 100.0 100.0


(3)

Statistics

Pengetahuan

N Valid 36

Missing 0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5 1 2.8 2.8 2.8

6 1 2.8 2.8 5.6

7 3 8.3 8.3 13.9

8 4 11.1 11.1 25.0

9 2 5.6 5.6 30.6

10 1 2.8 2.8 33.3

11 3 8.3 8.3 41.7

12 2 5.6 5.6 47.2

13 3 8.3 8.3 55.6

14 3 8.3 8.3 63.9

15 3 8.3 8.3 72.2

16 4 11.1 11.1 83.3

17 1 2.8 2.8 86.1

18 2 5.6 5.6 91.7

19 1 2.8 2.8 94.4

20 2 5.6 5.6 100.0


(4)

71

NON PARAMETRIK KORELATION

Correlations

Frekuensi ANC Pengetahuan

Spearman's rho Frekuensi ANC Correlation Coefficient 1.000 .418*

Sig. (2-tailed) . .011

N 36 36

Pengetahuan Correlation Coefficient .418* 1.000

Sig. (2-tailed) .011 .

36 36


(5)

Correlations

Frekuensi ANC Pengetahuan

Spearman's rho Frekuensi ANC Correlation Coefficient 1.000 .418*

Sig. (2-tailed) . .011

N 36 36

Pengetahuan Correlation Coefficient .418* 1.000

Sig. (2-tailed) .011 .


(6)

73

RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama

: Reni Ratmilla

Tempat, Tanggal Lahir

: Rundeng, 02 Mei 1991

Agama

: Islam

Alamat

: Jln. Tgk. Chik Dirundeng LK. I No.110 Kecamatan

Johan Pahlawan, Meulaboh – Aceh Barat.

Nama Orang Tua

Ayah

: IPTU H. Sulaiman Ahmad

Ibu

: Hj. Khamisah

Alamat

: Jln. Tgk. Chik Dirundeng LK. I No.110 Kecamatan

Johan Pahlawan, Meulaboh – Aceh Barat.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1.

TK Pertiwi Meulaboh Tahun 1997

2.

SD Negeri 18 Meulaboh Tahun 2003

3.

SMP Negeri 2 Meulaboh Tahun 2006

4.

SMA Negeri 2 Meulaboh Tahun 2009

5.

D – III Kebidanan Kemenkes Poltekkes Aceh Tahun 2012

6.

Mahasiswi Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU

Tahun 2013 - 2014


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Antenatal Care Terhadap Pelaksanaan K4

1 39 78

Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Antenatal Care di Praktik Dokter Spesialis Obgyn di Padang Bulan Medan.

1 92 59

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 35 74

HUBUNGAN MOTIVASI IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIWATES KABUPATEN JEMBER

0 5 18

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 0 10

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Tentang Antenatal Care Terhadap Kesesuaian Kunjungan Antenatal Care Di Klinik Sumiariani Tahun 2013

0 0 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSALINAN DENGAN KESIAPAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA

0 0 6

1 HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS NGAM

0 0 7

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARYA

0 0 13