BAB 5 PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan 5 berpengaruh terhadap penurunan akumulasi plak, sedangkan pada
pemakaian plasebo tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna secara statistik. Berdasarkan penelitian tentang daya hambat terhadap akumulasi plak yang dilakukan
selama seminggu, didapatkan hasil bahwa pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7 terjadi penurunan rerata akumulasi plak pada hari ke-0 dan ke-1 ialah 0,090 dan pada hari
ke-0 dan ke-7 adalah 0,543 yang bermakna bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo pada hari ke-0 dan ke-1 adalah 0,034 dan pada hari ke-0 dan ke-7 adalah
0,083 pada hari terdapat perbedaan yang bermakna p0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun pegagan 5 efektif dalam menurunkan
akumulasi plak pada hari ke-1, ke-4 dan ke-7 setelah pemakaian obat kumur. Konsentrasi ekstrak daun pegagan yang terkandung dalam obat kumur pada
penelitian itu adalah sebanyak 5 atau 50 mgml yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi,
Universitas Sumatera Utara. Pemakaian obat kumur ekstrak daun pegagan yang dilakukan selama 7 hari
karena pembentukan plak terjadi pada 3 tahap yaitu pemebentukan pelikel, kolonisasi awal dan pematangan plak. Pada tahap kolonisasi awal terjadi proses pertumbuhan
bakteri yang melipatgandakan dengan cepat selama 2-4 hari. Kemudian pada tahap pematangan plak terjadi setelah hari ke 4. Bakteri yang dominan adalah spiral
filamentus dan spesis spirochete. Apabila biofilm yang terbentuk tidak disingkirkan, margin gingiva akan mulai meradang dan bengkak.
Ramadhan NS, Rasyid R dan Elmatris S, menemukan bahwa daya hambat ekstrak daun pegagan Centella asiatica terhadap pertumbuhan kuman Vibrio
chloreae mampu dengan metode difusi cakram, pada berbagai konsentrasi yaitu 5, 10, 20, 30, 40, 50 dan 100 menunjukkan bahwa ekstrak daun pegagan
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat menghambat pertumbuhan kuman Vibro chloreae secara in vitro, sedangkan tetrasiklin yang digunakan sebagai kontrol positif memberikan daya
hambat ekstrak daun pegagan terhadap pertumbuhan Vibrio chloreae, dengan zona hambat 16,3 mm. Ada atau tidaknya daya hambat ekstrak daun pegagan terhadap
pertumbuhan Vibrio chloreae dalam penelitian ini dapat dipengaruhi oleh jenis bakteri yang digunakan, metode pembuatan ekstrak yang dipakai dan sumber daun
pegagan yang digunakan dalam penelitian. Adapun juga Dhika P dan Juni H, menemukan bahwa ekstrak daun pegagan
Centella asiaticaL. Urban konsentrasi 50 menunjukkan efek penurunan skor yang lebih besar dibandingkan 40, mengindikasikan bahwa pada konsentrasi
tersebut flavonoid masih memiliki efek antiinflamasi. Hal ini sejalan dengan Sastravaha dkk yang menyatakan bahwa flavonoid dalam ekstrak pegagan dapat
mengurangi keparahan gingivitis.
3
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor rerata indeks plak pada kelompok ekstrak daun pegagan 5 lebih rendah bila dibandingkan
dengan kelompok plasebo. Pada akhir penelitian diketahui bahwa dibandingkan dengan 40, ekstrak daun pegagan 50 lebih baik dalam menurunkan aktifitas
spesifik dan pada pemeriksa klinis juga didapatkan penurunan skor indeks gingiva. Sehingga disimpulkan bahwa Dhika P dan Juni H menemukan ekstrak
pegagan konsentrasi 50 yang mengindikasikan pada konsentrasi 40 dalam menyembuhkan gingivitis yang ditandai penurunan aktifitas spesifik Glutathione S-
transferase GST saliva, dimana Glutathione S-transferase GST adalah enzim dalam saliva yang dapat mengkatalisis reaksi konjugasi antara glutathione GSH
dengan komponen elektrofilik dan berperan dalam detoksifikasi xenobiotik zat-zat kimia yang berada dalam tubuh yang apabila bertumpuk dalam jumlah yang lebih
dapat menjadi racun. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan konsentrasi yang sangat besar pada obat kumur yang mengandung ekstrak daun
pegagan. Peneliti melakukan pengecilan nilai konsentrasi obat kumur menjadi 5 mengatasi nilai konsentrasi yang tinggi dari penelitian sebelumnya dan kekentalan
ekstrak daun pegagan. Namun meskipun konsentrasi ekstrak obat kumur sudah
Universitas Sumatera Utara
diturunkan menjadi 5 untuk menutupi kekentalan obat kumur, subjek penelitian masih mengeluh dengan rasa kentalan obat kumur tersebut. Pada penelitian
didapatkan seluruh subjek tidak mengalami rasa terbakar pada mukosa mulut dan gangguan pengecapan terhadap makanan dan minuman.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN