Kegiatan, Kualitas Kegiatan, Hubungan Ruang Teori Proksimitas

DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tata

Ruang Tat a m erupakan seperangkat unsur yang berint eraksi, at au berhubungan, at au membent uk sat u kesat u an bersam a; sist em . Sedangkan ruang t rim at ra m erupakan rongga yang dibat asi perm ukaan bangunan. Tat a m enat a m engat ur ruang m eliput i t iga suku pokok yait u unsur kegiat an, kualit as kekhasan ciri sesuat u sifat , penolok st andar yang dipakai sebagai dasar unt uk menent ukan penilaian; krit eria. Unsur, kualit as, dan penolok dalam merancang bangunan dapat dikelompokkan dalam lima t at a atur yaitu fungsi, ruang, geomet ri, t aut an, dan pelingkup. Whit e, 1986

II.1.1 Fungsi

Fungsi adalah tingkat desain yang paling pokok. Fungsi desain yang benar berhubungan langsung dengan tujuan yang m enem pat i dan m enggunakan, dan dengan dim ensi sert a kem am puan fisiknya. Ching, 2011

II.1.1.1 Kegiatan, Kualitas Kegiatan, Hubungan Ruang

Keberhasilan fungsi bangunan bergant ung pada bagaimana kegiat an itu diat ur, yang pada gilirannya dit ent ukan oleh kualit as kegiat an yang dipakai sebagai dasar unt uk mengat ur. Kegiat an m em punyai kualit as yang dapat digunakan untuk m engat ur kegiat an t ersebut berdasarkan pert alian yang sat u dengan yang lain. Krit eria ut ama unt uk menilai kesuksesan desain yait u apabila desain t ersebut berfungsi. Whit e, 1986 Unt uk m em bant u memahami dan pada akhirnya memenuhi fungsi, m aka kegiat an diat ur berdasarkan persyarat an yang menem pat i at au m enggunakan, persyarat an akt ivit as yang berlangsung dan persyarat an furnishing. Hal ini karena, ruang dirancang sebagai t empat unt uk gerak, akt ivit as, dan ist irahat m anusia maka harus ada kesesuaian baik st at is diam at au dinamis gerak ant ara bent uk dan dimensi ruang dan dim ensi t ubuh m anusia. DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 10 Dim ensi t ubuh manusia baik st rukt ural at au fungsional akan bervariasi sesuai dengan sifat akt ivit as yang dilakukan dan sit uasi sosialnya, namun dimensi t ubuh manusia yang digunakan bersifat um um at au bersifat rat a-rat a unt uk m em enuhi kebutuhan spesifik yang m enggunakannya karena perub ahan fisik t ert ent u. Sifat umum yait u kondisi norm al dengan variasi jenis kelamin, usia, kelom pok ras, bahkan dari sat u individu dengan individu yang lain. M elalui dimensi-dimensi ini, kegiat an diat ur pert aliannya dengan kegiat an lain. Kegiat an t ert ent u mungkin perlu berhubungan sangat dekat at au berbat asan satu sama lain, sement ara yang lainnya perlu agak jauh at au t erisolasi karena privasi. Kegiat an t ert ent u mem erlu kan persyarat an ruang yang spesifik, sedangkan yang lain lebih fleksib el at au dapat m enggunakan ruang yang sam a. Ching, 1996

II.1.1.2 Teori Proksimitas

Hall 1969 berpendapat , set iap hari manusia selalu mengalami pengalam an m eruang. Perasaan m eruang adalah sebuah perpaduan penggunaan panca indera yakni penglihat an, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Tidak hanya kelim a indera t ersebut , namun sebuah pengalam an m eruang t erbent uk dan t erpola dari sebuah budaya. Karena itu, orang yang berbeda budaya, ket ika m enafsirkan perilaku m asing-masing, dapat salah menafsirkan hubungan, aktivitas, dan emosi. Hal ini m enyebabkan ket erasin gan dalam pert emuan at au komunikasi—berint eraksi m enjadi m enyimpang. St udi budaya dalam t eori proksimit as m em pelajari t ent ang seseorang dalam keadaan emosional yang berbeda selam a kegiat an yang berbeda, dalam hubungan yang berbeda, dan pada w akt u yang berbeda sert a kont eks yang berbeda pula unt uk m enget ahui persoalan kompleks, dan persoalan mult idimensi. Tidak peduli bet apa sulitnya manusia mencoba, t idak mungkin baginya unt uk melepaskan diri dari budaya sendiri, karena t elah merambah ke akar sist em saraf d an menent ukan bagaimana ia m elihat dunia. Sebagian DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 11 besar budaya t ersem bunyi dan berada di luar kont rol, yang m em bent uk eksist ensi m anusia. Bahkan ket ika fragm en kecil dari budaya yang diangkat dalam kesadaran, manusia sulit unt uk berubah, bukan hanya karena orang begit u pribadi berpengalam an t et api karena orang t idak bisa bert indak at au berin t eraksi sama sekali dengan cara yang berart i kecuali melalui m edium budaya. M anusia dan ekst ensinya m erupakan sist em yang saling t erkait . It u adalah kesalah an t erbesar unt uk bert indak seolah -olah manusia adalah sat u hal dan rumahnya at au kot anya, t eknologinya at au bahasa it u adalah sesuat u yang lain. Karena adanya ket erkait an ant ara manusia dan ekst ensi, hal it u m endorong perhatian lebih pada jenis ekst ensi yang d icipt akannya, tidak hanya untuk diri sendiri t et api unt uk orang lain. Hubungan manusia untuk ekst ensi it u hanyalah m erupakan kelanjut an dan bentuk khusus dari hubungan organism e secara um um untuk lingkungan manusia. Ket erkait an manusia dan eksist ensin ya membut uhkan suat u w adah yang dapat m empersat ukan keduanya dengan m anusia lain. Oleh karena it u, w adah t ersebut harus m endukung hubungan m anusia yang sat u dengan m anusia yang lain, sehingga suasana yang t erjadi adalah suasana yang positif, t idak menim bulkan problem , namun menimbulkan ket ert arikan yang berbeda-beda dalam suat u w adah t ersebut . M enurut Hall 1969, Infrakultur adalah ist ilah yang t elah dit erapkan unt uk perilaku pada t ingkat organisasi yang leb ih rendah yang m endasari budaya. It u adalah bagian dari sist em klasifikasi proksimit as dan menyirat kan sat u set khusus t ingkat hubungan dengan bagian lain dari sist em. Proksimit as adalah ist ilah yang digunakan unt uk mendefinisikan pengamat an saling t erkait dan t eori-t eori m anusia dalam penggunaan ruang. Indera, m erupakan dasar fisiologis sem ua m anusia, unt uk memberikan st rukt ur dan m akna. Dasar inilah yang dipakai unt uk membandingkan pola proksimit as. Sat u, infrakultural, adalah perilaku dan berakar di m asa lalu yang berhubungan dengan biologis m anusia. Yang kedua, prekultural, adalah fisiologis dan ada di masa sekarang. Ket iga, t ingkat mikrokult ural, adalah salah sat u yang paling DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 12 proksimit as. Proksimit as sebagai m anifest asi dari mikrokult ur m emiliki t iga aspek: fixed feat ure, semifixed-feat ure, dan informal space. 1. Fixed-feat ure Space M erupakan salah sat u cara dasar pengorganisasian kegiat an individu dan kelompok. It u t ermasuk manifest asi mat erial, desain t ersembunyi diint ernalisasi unt uk mengat ur perilaku m anusia bergerak di bumi ini. Bangunan adalah salah sat u ekspresi pola fixed-feat ure, t api bangunan juga dikelom pokkan bersama dalam hal karakt erist ik sert a sebagai int ernal yang dibagi sesuai dengan desain kult ural yang dit ent ukan. M isalnya, t at a let ak desa dan kot a t idak sembarangan t et api m engikut i rencana yang berubah dengan w aktu dan budaya. Pengam at an pada hubungan fasad bahw a orang-orang hadir untuk dunia dan diri mereka bersembunyi di balik itu. Penggunaan ist ilah fasad itu sendiri m engungkapkan. Itu menandakan pengakuan t ingkat untuk dit embus dan pet unjuk pada fungsi yang dilakukan oleh fit ur-fit u r arsit ekt ur yang m em berikan layar belakang unt uk hari esok dari wakt u ke w akt u. Arsit ekt ur dapat dan t idak m engambil alih beban bagi orang, juga dapat memberikan perlindungan di mana individu bisa menjadi dirinya sendiri. Hubungan ruang fixed-feat ure unt uk kepribadian sert a budaya adalah t empat lebih jelas. 2. Semifixed-feat ure Space Rumah sakit adalah salah satu yang pert ama di m ana hubungan ant ara ruang semifixed-feat ure dan perilaku jelas dit unjukkan. Beberapa ruang sepert i ruang tunggu keret a api, cenderung m em buat orang t erpisah. Ini disebut ruang sosiofugal. Lain halnya sepert i st and di toko obat kuno at au m eja di cafe pinggir jalan, cenderung unt uk m embaw a orang bersama-sam a. Ini disebut ruang sosiopet al. Kesimpulannya yait u, ruang kondukt if hanya unt uk: a. percakapan jenis t ert ent u ant ara b. orang-orang dalam hubungan t ert ent u dan c. di set t ing budaya yang sangat t erbat as. DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 13 Ruang sosio fugal t idak selalu buruk, dan ruang sosio pet al t idak selalu yang baik. Apa yang diinginkan adalah fleksibilit as dan keselarasan ant ara desain dan fungsi sehin gga ada berbagai ruang, dan orang-orang dapat t erlibat at au t idak, sebagai kesempat an dan permint aan minat. Penat aan semifixed-fit ur dapat memiliki efek yang mendalam t erhadap perilaku dan bahw a efek ini dapat diukur. Jika perlu dicat at, bahw a apa yang ada di ruang fixed-feat ure di suatu budaya bisa semifixed di t empat lain, begit u pula sebaliknya. 3. Informal Space Kat egori pengalaman spasial, yang mungkin paling signifikan bagi individu karena m encakup jarak t erjadi dalam pert em uan dengan o rang lain. Jarak ini adalah di luar kesadaran. Disebut ruang inform al karena t idak t ert ulis, bukan karena t idak memiliki bentuk at au t idak penting, namun pola spasial inform al memiliki bat asan yang berbeda, dan bermakna dalam, tidak d apat diungkapkan, bahw a ruang informal m erupakan bagian yang penting dari budaya. M enurut Hall 1969, burung dan mamalia t idak hanya memiliki w ilayah yang dit empat i dan membela t erhadap jenisnya sendiri t et api m em iliki serangkaian jarak seragam yang dipert ahankan sat u sam a lain. Hediger t elah m engklasifikasikannya sebagai jarak penerbangan, jarak krit is, jarak pribadi, dan jarak sosial. M anusia juga memiliki cara penanganan yang seragam jarak dari sesam anya. Dengan sedikit pengecualian, jarak t erbang dan jarak krit is t elah dielim inasi dari reaksi m anusia. Jarak pribadi dan jarak sosial, jelas m asih ada. Salah sat u sum ber umum informasi t ent ang jarak yang memisahkan dua orang adalah kenyarin gan dari suara. Jarak diklasifikasikan menjadi 4, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik masing-m asing erat hubungannya. Jarak t idak hanya m enunjukkan kontinuit as antara infrakultur dan budaya t etapi juga oleh keinginan untuk m emberikan pet unjuk m engenai jenis kegiat an dan hubungan yang t erkait dengan set iap jarak, sehingga DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 14 m enghubungkan pikiran masyarakat dari hubungan dan kegiat an. Pada t itik ini orang merasa t erhadap sat u sam a lain dan pada saat itu m erupakan fakt or penentu dalam jarak yang digunakan. 1. Jarak Int im 0-0,45 m Jarak int im akan kehadiran orang lain adalah jelas karena apa yang dit angkap sangat melangkah-naik ke sist em sensorik. Penglihat an sering t erd ist orsi, pencium an, panas dari t ubuh orang lain, suara, bau, dan m erasakan nafas, sem ua t ergabung untuk m enangkap sinyal dari orang lain. a. Jarak Int im -fase dekat 0-15 cm: perlindungan dan kasih sayang, pandangan t idak t ajam, suara tidak perlu. b. Jarak Int im -fase jauh 15-45 cm: jarak sent u h, t idak layak dimuka umum, pandangan t erdist orsi, bau t ercium, suara rendah berbisik. Gbr. II.1. Ilustrasi Grafik dari Zona Jarak Int im Sumber: Panero, 2003 2. Jarak Pribadi 0,45-1,2 m Jarak pribadi adalah ist ilah yang aw alnya digunakan untuk m enunjuk jarak konsist en yang memisahkan diri dengan orang lain. It u mungkin dianggap sebagai pelindung kelom pok untuk menjaga ant ara dirinya dan orang lain. a. Jarak Pribadi-f ase dekat 0,45-0,75 m: mem pengaruhi perasaan, pandangan t erganggu, fokus lelah, t ekst ur jelas. b. Jarak Pribadi-f ase jauh 0,75-1,2 m: pembicaraan soal pribadi, pandangan baik, suara jelas perlahan. DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 15 Gbr. II.2. Ilust rasi Grafik dari Zona Jarak Pribadi Personal Sumber: Panero, 2003 3. Jarak Sosial 1,2-3,6 m Garis bat as ant ara fase jauh—jarak pribadi dan fase dekat t anda jarak sosial, dalam kat a-kat a sat u subjek, bat as dominasi det ail visual int im di w ajah t idak dirasakan, d an menyent uh orang at au berharap unt uk m enyent uh orang kecuali ada beberapa upaya khusus. Ini adalah t ingkat suara normal unt uk orang Am erika. Ada sedikit perubahan ant ara fase jauh dan dekat , dan percakapan dapat didengar pada jarak hingga 6 m . a. Jarak Sosial-fase dekat 1,2-2,1 m Pada jarak 1,2 m , pergeseran pandangannya bolak- balik dari mat a ke mat a at au dari mat a ke mulut , det ail t ekst ur kulit dan rambut jelas dirasakan. Pada sudut pandang 60 derajat , kepala, bahu, dan bagian at as t erlihat pada jarak 1,2 m. Bisnis im personal t erjadi pada jarak ini, dan dalam fase dekat ada ket erlibat an lebih dari pada fase jauh. orang yang bekerja bersama-sama cenderun g menggunakan jarak sosial dekat . it u juga jarak yang sangat umum unt uk orang-orang yang menghadiri sebuah pert emuan sosial biasa. Unt uk b erdiri dan melihat ke baw ah pada orang pada jarak ini memiliki efek dominan, sepert i ket ika seorang pria berbicara dengan sekret aris at au resepsionis. DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 16 Gbr. II.3. Ilustrasi Grafik dari Zona Jarak Sosial Fase Dekat Sumber: Panero, 2003 b. Jarak Sosial- f ase jauh 2,1-3,6 m Ini adalah jarak di mana orang bergerak saat seseorang m engat akan, berdiri jauh sehingga saya dapat melihat Anda . Bisnis dan w acana sosial yang dilakukan di ujung jarak sosial memiliki karakt er yang lebih formal dibandingkan jika t erjadi di dalam fase d ekat . Pada t ahap jarak sosial-jauh, det ail t erbaik dari w ajah, menyedot sebagai kapiler di mat a, hilang. Sebaliknya, t ekst ur kulit , rambut, kondisi gigi, dan kondisi pakaian semuanya m udah t erlihat . Tidak ada panas at au bau dari t ubuh orang lain yang t erdet eksi pada jarak ini. Sosok penuh dengan banyak ruang di sekit arnya-t ercakup pada pandangan 60 derajat. M at a dan mulut orang lain t erlihat di daerah penglihatan paling t ajam, sehingga t idak perlu m engalihkan m at a untuk m engamat i seluruh wajah. Selam a percakapan adalah lebih pent ing unt uk menjaga kon t ak visual pada jarak jauh daripada pada jarak dekat . Di fase ini, t ingkat suara t erasa lebih keras darip ada unt uk fase d ekat , dan biasanya dapat didengar dengan mudah di ruang sebelah jika pin t u t erbuka. M eninggikan suara at au bert eriak dapat m em iliki efek at au m engurangi jarak sosial unt uk jarak pribadi. Jarak sosial fase jauh adalah bahw a hal itu dapat digunakan unt uk m enyekat orang sat u sama lain, jarak ini m em ungkin kan bagi mereka unt uk t erus bekerja di hadapan DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 17 orang lain t anpa muncul untuk menjadi kasar. Pengat uran perabot m erupakan solusi t epat unt uk ruang m inimum karena ada kemungkinan unt uk dua orang untuk t et ap t idak t erlibat jika itu keinginan kedua belah pihak. Gbr. II.4. Ilustrasi Grafik dari Zona Jarak Sosial Fase Jauh Sumber: Panero, 2003 4. Jarak Publik 3,6 m Beberapa perubahan sensorik pent ing t erjadi dalam t ransisi dari jarak pribadi dan sosial untuk m enjauhkan diri di luar lingkaran ket erlibatan. a. Jarak Publik—fase dekat 3,6-7,5 m Pada jarak ini, seseorang dapat m engambil tindakan m engelak at au defensif jika t erancam. Ahli bahasa t elah mengamat i bahw a pilihan kat a-kat a dan kalimat kalimat sert a sebagai pergeseran gramat ikal at au sint aksis t erjadi pada jarak ini. Gbr. II.5. Ilustrasi Grafik dari Zona Jarak Publik Fase Dekat Sumber: Panero, 2003 DI MA LIOBORO MA LL, GA LERIA MALL DAN A MBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 20 14 18 b. Jarak Publik—fase jauh 7,5 m Jarak ini adalah jarak yang secara ot om at is dit et apkan tokoh masyarakat pent ing. Jarak masyarakat biasa t idak t erbat as pada t okoh masyarakat t api dapat digunakan oleh siapa saja pada kesempat an publik. Ada penyesuaian t ert ent u yang harus dilakukan, namun pada jarak ini adalah det ail dari ekspresi w ajah dan gerakan. Bukan hanya suara t et api segala sesuat u harus dibesar-besarkan at au diperkuat . Selain it u, t empo turun suara, kat a-kat a yang diucapkan lebih jelas, dan ada perubahan gaya. Gbr. II.6. Ilustr asi Grafik dari Zona Jar ak Publik Fase Jauh Sumber: Panero, 2003

II.1.2 Ruang dan Geometri