lxxxi
BAB V
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan melalui teknik penyebaran angketkuesioner dan wawancara kepada responden, ternyata semua kuesioner telah diisi dan
memenuhi syarat untuk dianalisis. Data kuesioner yang telah terkumpul sebanyak 24 kuesioner dari 24 responden.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai data yang telah terkumpul, dapat dilihat pada tabel-tabel distibusi data yang telah dianalisis sesuai dengan kemampuan penulis
sebagai berikut:
5.1 Pekerjaan Orang Tua Variabel X
Tabel VI Distribusi Data Pendapatan Orang Tua per Bulan Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Pendapatan Jumlah
1 Rp. 1.000.000
3 2
Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 21
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel VI, diketahui bahwa rata-rata pendapatan pemulung di Desa Tapian Nauli berkisar pada Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 berjumlah. Pendapatan yang terbilang
Universitas Sumatera Utara
lxxxii
rendah ini harus mampu mencukupi segala kebutuhan baik itu pandang, sandang dan juga papan. Pendapatan yang diperoleh juga harus mencukupi kebutuhan pendidikan yang sebagian besar
anak-anak mereka bersekolah di sekolah swasta. Perbedaan pendapatan yang dialami oleh setiap keluarga sebagian besar disebabkan oleh
etos kerja yang berbeda. Sebanyak 3 orang anak mengakui bahwa orang tua mereka memiliki penghasilan diatas Rp. 1.000.000 per bulan. Penghasilan yang diatas rata-rata masyarakat Desa
Tapian Nauli ini tidak hanya berasal dari mengumpulkan barang-barang bekas. Mereka memiliki becak dayung yang dapat dimanfaatkan untuk menambah penghasilan pada siang dan malam hari
saat yang lain memilih untuk beristirahat setelah pagi dan sore hari memulung. Berdasarkan observasi, keluarga yang memiliki penghasilan diatas Rp. 1.000.000 per
bulan memiliki 2 orang tulang punggung keluarga. Bukan hanya bapak, ibu juga membantu mengumpulkan barang-barang demi terpenuhinya kebutuhan hidup. Keluarga yang memiliki
penghasilan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 hanya bapak yang bekerja. Etos kerja merekapun hanya pagi dan sore hari, sedangkan siang dan malam hari mereka memilih diam di rumah.
Universitas Sumatera Utara
lxxxiii
Tabel VII Distribusi Data Status Tempat Tinggal Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Status Jumlah
1 Milik Pribadi
2 2
Milik Orang tua Keluarga 7
3 Sewa
15
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel VII, sebagian besar masyarakat Desa Tapian Nauli memiliki tempat tinggal dengan status “sewa” berjumlah 15. Pekerjaan sebagai pemulung membuat
mereka berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lainnya. Perpindahan itu membuat mereka menyewa rumah dengan alasan karena lingkungan yang sebagian besar memiliki
pekerjaan yang sama membuat mereka merasa diterima dan juga dihargai. Penghasilan yang tidak tetap juga membuat mereka kesulitan dalam memiliki rumah pribadi, walaupun menyewa
tempat tinggal membuat pengeluaran bertambah. Sebagian yang berstatus tempat tinggal adalah milik orang tuakeluarga berjumlah 7,
dimana rumah yang ditempati sebagian besar adalah milik orang tua. Mereka tidak tinggal sendiri di rumah tersebut namun juga bersama orang tua, ada juga yang bersama saudara yang
lain. Menurut mereka, tinggal di rumah orang tua meringankan beban keuangan, bukan hanya untuk biaya menyewa rumah namun juga biaya sehari-hari. Tinggal bersama-sama membuat
mereka bisa melakukan beberapa pengeluaran bersama seperti biaya masak sehari-hari, bayar
Universitas Sumatera Utara
lxxxiv
listrik dan bayar air. Sedangkan untuk status pribadi berjumlah 2, dimana rumah yang mereka tinggali sebenarnya milik keluarga mereka namun kemudian mereka beli dengan cara
mengangsur. Pembelian dengan cara seperti ini memberikan keringanan kepada mereka. Berdasarkan observasi, lingkungan tempat tinggal mereka dianggap sudah mengerti
dengan keadaan mereka, lebih dapat memahami kegiatan yang mereka lakukan dan dampak yang ditimbulkan karena kegiatan mereka sehari-hari tersebut, seperti kebersihan yang kurang terjaga
dan juga bau yang menyebar dari sampah yang ditimbun.
Tabel VIII Distribusi Data Keadaan Tempat Tinggal Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Keadaan Rumah Jumlah
1 Permanen
2 2
Semi Permanen 17
3 Triplek
5
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat dari data pada Tabel VIII, keadaan tempat tinggal penduduk Desa Tapian Nauli sebagian besar semi permanen yaitu berjumlah 17. Tempat tinggal mereka terbuat dari batu
batako yang harganya lebih murah jika dibandingkan dengan batu bata. Melengkapi batu batako, masyarakat Desa Tapian Nauli juga membangun tempat tinggal dari kayu-kayu yang mereka
dapat dari memulung, sehingga rumah mereka yang semi permanen terdiri dari batu batako dan
Universitas Sumatera Utara
lxxxv
kayu-kayu. Rumah ini tidak beralaskan ubin namun beralaskan tanah yang bila hujan turun langsung becek.
Keadaan tempat tinggal dengan status permanen terdiri dari batu batako secara keseluruhan. Tempat tinggal yang berstatus permanen berjumlah 2. Rumah permanen ini dimiliki
oleh rumah yang berstatus milik pribadi sehingga mereka dengan leluasa memperbaiki dan mengganti hal-hal yang dianggap sudah tidak layak di rumah mereka. Tak jauh berbeda dengan
rumah semi permanen, rumah permanen juga belum beralaskan ubin namun mereka sudah beralaskan semen yang halus sehingga bila hujan tidak becek.
Rumah dengan berstatus triplek berjumlah 5. Rumah triplek ini dimiliki oleh rumah yang berstatus menyewa. Hanya berdindingkan triplek membuat harga sewa rumah ini lebih murah.
Tak jarang dibeberapa rumah, triplek yang seharusnya menutupi setiap ruangan ada yang sudah bolong-bolong sehingga beberapa hewan bisa masuk seperti kucing dan anjing kecil. Rumh
triplek juga masih beralaskan tanah. Berdasarkan observasi, keadaan rumah baik yang permanen, semi permanen maupun yg
triplek tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Hal ini mungkin dikarenakan oleh sampah- sampah yang berserakan di depan rumah mereka sehingga semua rumah terlihat sama. Isi dalam
rumah juga tidak jauh berbeda. Beberapa barang-barang elektronik dapat mereka miliki. Barang- barang tersebut sebagian besar mereka beli dari penjual-penjual rongsokan.
Universitas Sumatera Utara
lxxxvi
Tabel IX Distribusi Data Pendidikan Terakhir Orang Tua Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Jenjang Pendidikan Jumlah
1 SMP
18 2
SMA 6
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Keadaan orang tua yang sebagian besar hanya lulusan SMP membuat mereka tidak memiliki keahlian khusus untuk memenuhi kebutuhan hidup berjumlah 18, sedangkan lulusan
SMA berjumlah 6. Keadaan orang tua yang hanya lulusan diakibatkan oleh kemiskinan yang membelenggu secara turun temurun. Orang tua yang lulusan SMA merupakan penduduk yang
sudah sejak lahir tingga di Desa Tapian Nauli sehingga mereka dapat mengenyam pendidikan yang lebih baik, sedangkan orang tua yang lulusan SMP merupakan penduduk yang baru tinggal
sejak menikah atau sejak lulus SMP di Desa Tapian Nauli. Sebagian besar penduduk Desa Tapian Nauli merupakan warga pindahan yang berasal
dari luar kota baik itu kota-kota kecil di sekitar Medan maupun dari luar Provinsi Sumatera Utara dan Pulau Jawa, sehingga beberapa dari mereka berdarah Jawa namun lahir di Medan karena
sudah turun temurun tinggal ditempat tersebut. Perpindahan yang dilakukan masyarakat Desa Tapian Nauli lebih dikarenakan tidak adanya lapangan pekerjaan yang tersedia di daerah asal.
Urbanisasi menjadi pilihan yang diharapkan dapat membantu mereka merubah nasib. Ketidakadaan keterampilan yang mereka miliki justru membawa masalah yang lebih besar di
Universitas Sumatera Utara
lxxxvii
kota, namun karena telah terlanjur pindah mereka memilih bertahan dengan segala keadaan yang ada.
Telah memiliki keluarga juga menjadi salah satu alasan mengapa mereka lebih memilih bertahan tinggal di kota dengan segala keterbatasan. Jika mereka membawa serta keluarga untuk
kembali ke kampung halaman tentu tidak juga dapat membantu memperbaiki keadaan bahkan bisa saja menjadikannya lebih buruk. Di daerah asal mereka tidak dapat melakukan apapun
bahkan sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Berdasarkan wawancara, keterampilan bukan hanya menjadi kekurangan yang mereka
miliki. Pemikiran tetang bahwa kemiskinan yang mereka alami adalah hal yang harus diterima justru menjadikan mereka berada dalam posisi nyaman dengan keadaan mereka saat ini. Mereka
tidak melihat bahwa masalah yang mereka hadapi harus diselesaikan. Hal ini kemungkinan besar berasal dari pola pikir mereka yang pendek yang disebabkan oleh tinggat pendidikan yang
rendah.
Universitas Sumatera Utara
lxxxviii
Tabel X Distribusi Data Jumlah Anggota Keluarga Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Jumlah Anggota Keluarga Jumlah
1 8 Orang
2 2
5-7 Orang 7
3 5 Orang
15
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel X, jumlah anggota keluarga Desa Tapian Nauli terbilang sedikit. Sebagian dari mereka memiliki anggota keluarga lebih dari 5 orang, namun sebagian
besar memiliki anggota keluarga kurang dari 5 orang berjumlah 15. Memiliki jumlah anak sedikit menjadi pilihan warga Desa Tapian Nauli. Dengan memiliki anak sedikit maka kebutuhan
yang dikeluarkan juga sedikit. Bagi keluarga yang berjumlah lebih dari 8 orang yaitu berjumlah 2 tidak hanya terdiri
dari anak-anak dan orang tua. Mereka juga terdiri dari keluarga yang tinggal bersama mereka. Mereka yang masih lajang dan merantau dari kampung halaman terkadang memilih tinggal di
rumah saudara untuk sementara waktu. Mereka yang ditumpangi juga tidak merasa keberatan karena dapat membantu sebagian pekerjaan dan sedikit meringankan beban pengeluaran. Mereka
yang menumpang biasanya memberikan sedikit penghasilan mereka kepada saudara yang mereka tumpangi. Sebagian dari mereka juga ada yang masih merawat orang tua mereka yang
sudah renta.
Universitas Sumatera Utara
lxxxix
Bagi keluarga yang berjumlah 5-7 orang yaitu berjumlah 7. Mereka terdiri dari anak-anak dan orang tua. Sebagian dari mereka telah memiliki anak yang sudah lulus SMA, namun sayang
banyak dari anak-anak mereka justru ikut menjadi pemulung setelah lulus sekolah. Tak jarang memiliki anak banyak untuk kemudian dipekerjakan menjadi seperti mereka menjadi alasan
paling banyak dikemukakan oleh masyarakat Desa Tapian Nauli. Beberapa dari mereka berpikir dengan banyak anak maka orang yang membantu pekerjaan mereka akan semakin banyak pula.
Tabel XI Distribusi Data Keikutsertaan Kegiatan di Lingkungan Tempat Tinggal
Desa Tapian NauliLingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Keikutsertaan Jumlah
1 Sering
2 2
Kadang-kadang 21
3 Tidak Pernah
1
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XI, tingkat keikutsertaan masyarakat Desa Tapian Nauli terbilang rendah. Dari 24 responden yang diambil data, hanya 2 orang anak yang mengakui
bahwa orang tua mereka sering mengikuti kegiatan di lingkungan mereka. Sebanyak 21 anak mengaku bahwa orang tua mereka hanya kadang-kadang mengikuti kegiatan sedangkan 1 orang
anak mengatakan bahwa orang tua mereka tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggal mereka.
Universitas Sumatera Utara
xc
Sebagian besar anak yang mengaku bahwa orang tua mereka sering mengikuti kegiatan di lingkungan mereka yang diadakan seminggu 1 kali diikuti oleh orang tua mereka sebanyak 3-4
kali dalam sebulan berjumlah 2. Mereka selalu mengusahakan untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kepala lingkungan, biasanya berupa pertemuan-pertemuan. Mereka yang sering
mengikuti kegiatan adalah masyarakat yang dekat dengan kepala lingkungan mereka sehingga seolah-olah memang diwajibkan untuk datang.
Sebagian yang mengaku kadang-kadang berjumlah 21. Mereka mengikuti kegiatan sebanyak 1-2 kali dalam sebulan. Mereka mengikuti kegiatan apabila mereka merasa perlu
mengikutinya. Sebagian alasan mereka mengikuti karena hal itu berdampak pada kehidupan mereka seperti pertemuan-pertemuan untuk membagikan bantuan-bantuan dari berbagai pihak.
Sedangkan yang tidak pernah mengikuti kegiatan berjumlah 1. Hal ini dikarenakan waktu yang tidak bisa dibagi dan merasa bahwa kegiatan terebut tidak mengubah hidupnya sama sekali.
Tabel XII Distribusi Data Keikutsertaan Kegiatan Keagamaan di Lingkungan Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Keikutsertaan Jumlah
1 Sering
5 2
Kadang-kadang 19
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Universitas Sumatera Utara
xci
Berdasarkan data pada Tabel XII, frekuensi keikutsertaan masyarakat Desa Tapian Nauli dalam kegiatan keagamaan masih relatif rendah. Hanya 5 orang anak yang mengaku orang
tuanya mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin, sedangkan yang lainnya yaitu sebanyak 19 anak mengaku orang tua mereka kadang-kadang mengikuti kegiatan keagamaan. Kegiatan
keagamaan perlu untuk membangun mental para orang tua agar nantinya bisa menerapkannya kepada anak-anak mereka.
Sebagian besar anak mengaku bahwa orang tua mereka kadang-kadang mengikuti kegiatan keagamaan berjumlah 19. Kegiatan keagaman dilakukan sebanyak 1 minggu sekali.
Mereka hanya mengikuti 1-2 kali dalam satu bulan. Hal ini dikarenakan waktu kegiatan yang dilakukan pada sore hari dimana mereka melakukan pekerjaan mereka memulung sehingga
mereka memilih tidak mengikuti kegiatan keagamaan. Mereka akan mengikuti kegiatan keagamaan kalau yang kebagian untuk mengadakan kegiatan saudara mereka atau bertempat
tinggal di dekat rumah mereka. Sebagian yang menyatakan sering mengikuti kegiatan keagamaan berjumlah 5. Mereka mengikuti kegiatan yang diadakan seminggu sekali itu dengan
frekuensi 3-4 kali dalam sebulan. Mereka mengakui bahwa bagi mereka kegiatan keagamaan itu penting dan tak bisa digantikan walau dalam hal mencari rezeki.
Berdasarkan observasi dan wawancara, kegiatan keagamaan sering dilupakan karena mereka terlalu fokus pekerjaan mereka yang banyak menyita waktu. Pada pagi hari mereka sibuk
mengumpulkan sampah-sampah di rumah-rumah warga, setelah siang harinya mereka kembali ke rumah dan beristirahat. Pada sore hari mereka kembali mengelilingi rumah-rumah warga
untuk mengumpulkan sampah-sampah dan kembali ke rumah ketika matahari sudah tenggelam. Bagi mereka semakin lama mereka bekerja maka semakin banyak uang yang dapat mereka
Universitas Sumatera Utara
xcii
kumpulkan. Mereka seolah-olah dikejar-kejar oleh waktu karena bila terlambat keluar rumah untuk memulung maka sampah akan diambil oleh pemulung lain dam mereka tidak kebagian.
Tabel XIII Distribusi Data Keikutsertaan Kegiatan Program Pemerintah Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Keikutsertaan Jumlah
1 Sering
2 2
Kadang-kadang 13
3 Tidak Pernah
9
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XIII, masyarakat Desa Tapian Nauli terkadang mengikuti kegiatan program pemerintah. Sebanyak 13 anak yang mengaku orang tuanya hanya kadang-kadang
mengikuti program pemerintah, sedangkan 9 anak mengaku orang tua mereka tidak pernah mengikuti program pemerintah dan 2 anak mengakui orang tua mereka sering mengikuti
program pemerintah. Sebagian besar mengakui bahwa orang tua mereka sering mengikuti program pemerintah
berjumlah 2. Mereka mengakui mengikuti program pemerintah karena dekat dengan kepala lingkungan mereka sehingga seolah-olah mereka diwajibkan mengikuti setiapprogram yang
diadakan pemerintah melalui kepala lingkungan. Sedangkan mereka yang mengaku kadang- kadang mengikuti kegiatan berjumlah 13. Mereka akan mengikuti kegiatan yang menurut mereka
Universitas Sumatera Utara
xciii
memberikan keuntungan bagi kehidupan keluarga mereka. Mereka akan mengikuti program yang memberikan bantuan kepada mereka.
Sebagian yang menyatakan tidak pernah mengikuti program pemerintah berjumlah 9. Mereka mengakui bahwa ketidakikutsertaan mereka pada program pemerintah disebabkan
mereka merasa tidak ada perubahan yang berarti atas apa yang terjadi atas kehidupan mereka. Mereka tidak percaya bahwa bantuan dari pemerintah dapat meringankan beban mereka.
Sulitnya proses mendapatkan dan lambatnya pencairan bantuan pemerintah menjadi salah satu alasan mereka enggan mengambil bantuan pemerintah.
Tabel XIV Data Distribusi Kesempatan Menabung Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Kesempatan Menabung Jumlah
1 Ada
1 2
Kadang-kadang 13
3 Tidak Ada
10
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XIV, anak-anak Desa Tapian Nauli mayoritas mengaku hanya terkadang orang tua mereka memiliki kesempatan menabung dari hasil pendapatan mereka
berjumlah 13. Sebanyak 10 anak mengaku orang tua mereka tidak dapat menabung sedangkan
Universitas Sumatera Utara
xciv
sebanyak 1 orang anak mengaku orang tuanya mampu menyisihkan penghasilan mereka untuk ditabung.
Sebagian besar dari mereka menyatakan orang tua kadang-kadang dapat menabung berjumlah 13. Ketika mereka mendapatkan penghasilan lebih dari biasanya, mereka bisa
menyisihkannya untuk menabung namun ketika mereka tidak menghasilkan uang maka uang yang ditabung mereka gunakan sehingga uang tabungan hanya berputar pada memenuhi
kebutuhan juga, tak bisa digunakan untuk hal lain. Sedangkan yang mampu menabung berjumlah 1. Hal ini dikarenakan mereka mampu meminimalisir pengeluaran dan hanya memiliki anak 1
orang. Bagi yang tidak mampu menabung berjumlah 10. Semua penghasilan yang didapatkan habis untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya-biaya lain sehingga mereka tidak
mampu menyisihkan penghasilan mereka. Berdasarkan wawancara, pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari
tentu membuat mereka memiliki sedikit kemungkinan untuk menabung. Bagi mereka menabung adalah hal yang paling berat dilakukan karena berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari.
Menabung membuat perhitungan pengeluaran menjadi lebih besar karena pendapatan tidak langsung dapat dikonsumsi. Penghasilan yang didapat terhitung sehari, karena itu lebih sulit
disisihkan dibandingkan bila didapat langsung dalam jangka waktu seminggu atau sebulan.
Universitas Sumatera Utara
xcv
Tabel XV Data Distribusi Penyakit yang Diidap Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Jenis Penyakit Jumlah
1 Penyakit Berat
2 2
Penyakit Ringan 15
3 Tidak Ada
7
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XV, masyarakat Desa Tapian sering mengalami penyakit ringan. Sebanyak 15 anak mengaku keluarga mereka sering terkena penyakit ringan seperti diare,
demam, batuk, flu dan lain sebagainnya sedangkan ada 2 orang anak yang mengaku keluarga mereka terkena penyakit berat yaitu jantung dan paru-paru. Sebanyak 7 orang anak menyatakan
bahwa keluarga mereka tidak ada yang terkena penyakit baik itu penyakit ringan maupun penyakit berat.
Sebagian besar masyarakat Desa Tapian Nauli sering terkena penyakit ringan berjumlah 15. Mereka mengaku sering terkena demam, batuk, flu, diare dan penyakit-penyakit ringan
lainnya yang biasa dialami oleh orang-orang dengan berbagai keadaan lingkungan baik itu lingkungan bersih maupun kotor. Sedangkan yang memiliki penyakit berat berjumlah 2. Mereka
mengaku bahwa orang tua mereka mengalami sakit jantung yang dialami secara turun-temurun.
Universitas Sumatera Utara
xcvi
Berdasarkan observasi, keadaan kesehatan yang terbilang baik. Masyarakat Desa Tapian Nauli termasuk masyarakat yang menjaga kesehatan walau tinggal di lingkungan yang terbilang
kumuh dan kotor. Sampah yang bertebaran hampir di setiap halaman tempat tinggal mereka yang ditimbun dari hasil kerja keras mereka tidak memberikan dampak yang berarti pada kesehatan
diri mereka.
Tabel XVI Data Distribusi Frekuensi Berobat Ke Puskesmas Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Berobat Jumlah
1 Selalu
10 2
Kadang-kadang 14
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XVI, frekuensi berobat ke Puskesmas masyarakat Desa Tapian Nauli terbilang sering. Sebanyak 10 anak mengaku keluarga mereka selalu membawa
anggota keluarga yang sakit untuk berobat ke puskesmas sedangkan sebanyak 14 anak mengaku hanya terkadang keluarga mereka membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas.
Sebagian dari mereka mengaku selalu membawa keluarga yang sakit ke puskesmas berjumlah 10. Mereka memilih pergi ke puskesmas karena mereka tidak dapat menggunakan
obat yang dibeli di warung. Hal ini disebabkan oleh penyakit yang diderita tidak bisa diobati dengan obat-obat warung, sedangkan ada yang mengaku bahwa mereka kadang-kadnag ke
Universitas Sumatera Utara
xcvii
puskesmas berjumlah 14. Mereka terkadang mengkonsumsi obat-obatan warung untuk mengobati penyakit yang diderita.
Berdasarkan wawancara, mereka memilih membeli obat di warung untuk mengobati anggota keluarga yang sakit. Keadaan ini merupakan akibat dari keadaan ekonomi yang mereka
alami. Keyakinan bahwa obat yang didapat dari puskesmas sama dengan obat yang mereka beli di warung. Harga yang relatif sama dan juga khasiat yang dipercaya tak jauh antara obat-obat
warung dan puskesmas.
Tabel XVII Data Distribusi Status Penerimaan Bantuan Program Pemerintah Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Status Penerimaan Bantuan Jumlah
1 Dapat
5 2
Kadang-Kadang 11
3 Tidak Dapat
8
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XVII, status penerimaan bantuan program pemerintah masyarakat Desa Tapian Nauli mayoritas hanya terkadang mendapatkan bantuan program
pemerintah. Sebanyak 11 orang anak mengaku orang tua mereka hanya terkadang mendapatkan bantuan pemerintah sedangkan 8 orang anak mengaku bahwa orang tua mereka tidak
Universitas Sumatera Utara
xcviii
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebanyak 5 orang anak menyatakan bahwa orang tua mereka mendapatkan bantuan program pemerintah.
Sebagian besar mereka mengaku bahwa kadang-kadang menerima bantuan program pemerintah. Mereka mengakui bahwa terkadang menerima bantuan program pemerintah karena
kurangnya sosialisasi dari pihak yang berwenang. Sedangkan yang tidak dapat bantuan berjumlah 8. Mereka mengakui bahwa mereka tidak terdaftar dan memang kurangnya sosialisasi.
Mereka yang dapat bantuan berjumlah 5. Diantara mereka memang banyak yang dekat dengan kepala lingkungan sehingga selalu terdaftar menjadi penerima bantuan.
Berdasarkan wawancara, bantuan pemerintah yang didapatkan oleh masyarakat Desa Tapian Nauli berupa Raskin beras miskin, BLT Bantuan Langsung Tunai, Balsem Bantuan
Langsung Sementara, Askeskin Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin dan masih banyak lagi. Anak-anak mereka juga mendapatkan bantuan pendidikan berupa Dana Bos Bantuan
Operational Sekolah dan Balsem-Pendidikan Bantuan Langsung Sementara bidang Pendidikan yang diberikan untuk anak-anak yang kurang mampu baik itu yang bersekolah di swasta maupun
negeri. Bantuan yang diberikan pemerintah baik disadari maupun tidak memberikan keringanan bagi pemenuhan kebutuhan setiap keluarga.
Universitas Sumatera Utara
xcix
Tabel XVIII Data Distribusi Frekuensi Konsumsi Program 4 Sehat 5 Sempurna Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Konsumsi Jumlah
1 Selalu
1 2
Kadang-kadang 16
3 Tidak Pernah
7
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XVIII, masyarakat Desa Tapian Nauli mayoritas terkadang mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Sebanyak 16 orang anak menyatakan bahwa
keluarga mereka kadang-kadang mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna sedangkan 1 orang anak mengaku keluarganya selalu mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Sebanyak 7 orang anak
mengaku keluarga mereka tidak pernah mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Sebagian besar mereka menyatakan bahwa kadang-kadang mengkonsumsi 4 sehat 5
sempurna. Dikarenakan mereka hanya mengkonsumsi gizi yang baik apabila ada rezeki lebih atau ada acara yang besar. Bila hari biasa mereka hanya akan mengkonsumsi makanan tanpa
melihat gizi yang terkandung. Sedangkan yang tidak pernah mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna berjumlah 7. Mereka mengatakan bahwa bagi mereka yang penting bisa makan, tidak peduli gizi
yang dikandung. Bagi yang selalu mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna berjumlah 1. Dia menyatakan bahwa keluarga mereka selalu berusaha untuk mengkonsumsi gizi yang cukup untuk
semua anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
c
Tabel XIX Data Distribusi Status Berobat ke Rumah Sakit Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Status Berobat Jumlah
1 Dapat
2 2
Kadang-kadang 16
3 Tidak Dapat
6
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XIX, masyarakat Desa Tapian Nauli hanya terkadang membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit. Sebanyak 2 orang anak mengaku
keluarga mereka dapat membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat ke rumah sakit sedangkan 6 orang anak mengaku keluarga mereka tidak dapat membawa anggota keluarga yang
sakit ke rumah sakit. Mayoritas dari mereka yaitu sebanyak 16 orang anak mengaku keluarga mereka hanya terkadang membawa anggota keluarga mereka yang sakit. Pemilihan rumah sakit
sebagai tempat berobat merupakan alternatif setelah meminum obat warung maupun obat puskesmas tidak mampu memberikan pengobatan yang baik.
Sebagian besar dari mereka menyatakan hanya terkadang membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit berjumlah 16. Mereka menyatakan bahwa mereka hanya akan
menbawa anggota keluarga yang sakit apabila sudah tidak juga sembuh dengan mengkonsumsi obat-obatan warung maupun obat dari puskesmas. Mereka yang tidak dapat membawa anggota
keluarga yang sakit berjumlah 6. Bagi mereka membawa anggota keluarga sakit ke rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
ci
hanya akan menambah biaya karena mereka juga tidak mempunyai bantuan kesehatan dari pemerintah. Mengobati di rumah dengan obat warung atau obat puskesmas menjadi prioritas
utama. Sedangkan mereka yang menyatakan dapat membawa anggota keluarga yang sakit berjumlah 2. Mereka membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit, namun itupun
dilakukan apabila penyakit yang diderita tidak sembuh dengan obat warung dan obat puskesmas.
Tabel XX Data Distribusi Pekerjaan Sampingan Penduduk Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Pekerjaan Sampingan Jumlah
1 Memiliki
1 2
Kadang-kadang 12
3 Tidak memiliki
11
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XX, masyarakat Desa Tapian Nauli banyak yang tidak memiliki pekerjaan sampingan. Sebanyak 12 orang anak mengatakan orang tua mereka hanya
terkadang melakukan pekerjaan sampingan di luar pekerjaan mereka sebagai pemulung. Masyarakat Desa Tapian Nauli sebanyak 11 orang anak mengaku orang tua mereka tidak
memiliki pekerjaan sampingan di luar pekerjaan mereka sebagai pemulung sedangkan sebanyak 1 orang anak mengaku memiliki pekerjaan sampingan di luar pekerjaan mereka.
Universitas Sumatera Utara
cii
Sebagian besar mereka mengakui bahwa orang tua mereka memiliki pekerjaan sampingan berjumlah 12. Ibu mereka yang hanya memulung pagi hari setelah itu mengurusi
ladang orang lain apabila memang sedang masa tanam atau masa panen. Beberapa dari mereka memiliki becak barang yang juga digunakan untuk membawa barang-barang hasil memulung
dan juga disewakan kepada siapa saja yang membutuhkan. Sedangkan mereka yang memiliki pekerjaan sampingan berjumlah 1. Orang tuanya memiliki warung kecil di rumah yang dijaga
oleh anak-anak apabila orang tua bekerja. Bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan sampingan berjumlah 11. Mereka tidak mempunyai keterampilan apapun sehingga hanya
mengandalkan kegiatan memulung. Mereka juga tidak punya barang yang bisa dijadikan alat mencari uang.
Berdasarkan wawancara, memiliki pekerjaan sampingan dapat membantu menambah pendapatan keluarga di Desa Tapian Nauli namun nyatanya hanya sedikit yang memiliki
pekerjaan sampingan. Pekerjaan sampingan yang dimiliki juga tidak jauh beda dengan penghasilan yang didapatkan dari memulung, namun dapat membantu memenuhi kebutuhan
keluarga yang terjadi di luar kebutuhan biasa. Terkadang pekerjaan sampingan yang dimiliki orang tua mereka lebih memberikan kontribusi bagi kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara
ciii
Tabel XXI Data Distribusi Pemenuhan Sandang Keluarga Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Pemenuhan Sandang Jumlah
1 6 Bulan sekali
1 2
Setahun Sekali 21
3 Tidak
2
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXI, masyarakat Desa Tapian Nauli hanya setahun sekali mampu memenuhi kebutuhan sandang keluarga. Mayoritas dari mereka yaitu 21 orang anak
mengaku setahun sekali keluarga mereka mampu memenuhi kebutuhan sandang keluarga, sedangkan 2 orang anak mengatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sandang keluarga.
Sebanyak 1 orang anak mengaku 6 bulan sekali keluarga mereka mampu memenuhi sandang keluarga mereka.
Sebagian besar dari masyarakat Desa Tapian Nauli dalam memenuhi sandang keluarga setahun sekali berjumlah 21. Mereka memenuhi kebutuhan sandang hanya dalam waktu setahun
sekali yaitu setiap hari raya baik itu Lebaran maupun Natal. Bagi mereka saat-saat itulah mereka dituntut untuk tampil serapi mungkin, terutama untuk anak-anak untuk memakai baju baru. Bagi
yang tidak pernah memenuhi sandang berjumlah 2. Mereka lebih mementingkan memenuhi kebutuhan pangan karena untuk memenuhi kebutuhan pangan saja sudah sulit. Jadi, kebutuhan
sandang tidak penting bagi mereka. Sedangkan yang mampu memenuhi kebutuhan sandang 6
Universitas Sumatera Utara
civ
bulan sekali berjumlah 1. Dia mengaku keluargannya mampu membelikan pakaian setiap liburan sekolah. Bagi keluarga tersebut penampilan adalah hal yang utama.
Berdasarkan wawancara, pemenuhan sandang berupa pakaian biasanya dipenuhi keluarga di hari-hari penting seperti Lebaran untuk umat Muslim dan Natal untuk umat Nasrani, oleh
karenanya pemenuhan sandang diperoleh oleh mayoritas keluarga satu tahun sekali. Pembelian pakaian terutama yang baru dianggap tidak terlalu penting. Mereka lebih memikirkan
pemenuhan kebutuhan pangan terutama makanan agar dapat terpenuhi dengan baik sehingga hal- hal yang masih bisa dikesampingkan tidak mereka fokuskan. Tak jarang mereka membeli baju
bekas pakai yang dijual di pasar-pasar tradisional. Bahan yang bagus menjadi salah satu alasan pemilihan baju bekas disamping harga yang juga lebih murah. Penghematan yang dilakukan
bertujuan untuk tetap memenuhi kebutuhan sandang nanum kebutuhan dasar mereka tidak terganggu untuk terpenuhi juga.
Tabel XXII Data Distribusi Frekuensi Rekreasi Bersama Keluarga Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Rekreasi Keluarga Jumlah
1 6 Bulan Sekali
17 2
Tidak Pernah 7
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Universitas Sumatera Utara
cv
Dilihat pada Tabel XXII, masyarakat Desa Tapian Nauli memiliki frekuensi rekreasi yang cukup baik. Sebanyak 17 orang anak mengaku bahwa keluarga mereka melakukan rekreasi
6 bulan sekali, sedangkan sebanyak 7 orang anak menyatakan bahwa keluarga mereka tidak melakukan rekreasi. Pemenuhan rekreasi dianggap sesuatu yang dapat dilakukan tanpa harus
mengeluarkan biaya besar. Bagi beberapa anak dari mereka, rekreasi cukup dengan pergi berenang ke salah satu kolam renang di dekat rumah mereka yang hanya memiliki biaya tiket Rp.
7.000,-. Beberapa yang lainnya menganggap berkumpul dengan keluarga, menyaksikan acara televisi sudah termasuk rekreasi.
Sebagian besar dari mereka mengakui bahwa keluarga mereka memenuhi rekreasi dalam jangka waktu 6 bulan sekali sebanyak 17. Pemenuhan rekreasi yang terbilang besar dilakukan
oleh keluarga mereka saat anak-anak masuk masa libur sekolah sehingga waktu yang dimiliki lebih banyak. Bagi mereka pergi dalam bentuk apapun bersama keluarga lengkap merupakan
rekreasi besar karena jarang sekali orang tua mereka dapat meninggalkan pekerjaannya walau sebentar. Bagi mereka yang tidak pernah melakukan rekreasi berjumlah 7. Waktu libur sekolah
mereka dihabiskan dengan membantu orang tua. Mereka ikut memulung walau tak selama orang tua mereka. Waktu yang dihabiskan untuk anak-anak memulung kurang lebih 3-4 jam sehari
dalam masa liburan.
Universitas Sumatera Utara
cvi
5.2 Perkembangan Anak Variabel Y