cvi
5.2 Perkembangan Anak Variabel Y
Tabel XXIII Data Distribusi Frekuensi Komunikasi dengan Orang Tua Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Komunikasi Jumlah
1 Selalu
9 2
Kadang-kadang 15
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XXIII, masyarakat Desa Tapian Nauli memiliki frekuensi komunikasi yang cukup baik antara orang tua dan anak. Sebanyak 9 orang anak mengakui bahwa mereka
selalu melakukan komunikasi dengan orang tua. Meraka melakukan komunikasi sebisa mungkin saat bertemu dengan orang tua. Mereka membicarakan apa saja yang sedang dipikirkan,
menceritakan apa yang dialami dan mengeluarkan semua perasaan yang sedang dirasakan. Sedangkan sebanyak 15 orang anak menyatakan bahwa mereka hanya terkadang melakukan
komunikasi dengan orang tua. Komunikasi dilakukan apabila mereka merasa perlu melakukan komunikasi dengan orang tua. Bagi mereka, orang tua mereka tidak mengerti dan memahami apa
yang mereka rasakan karena perbedaan usia dan zaman. Berdasarkan wawancara dan observasi, komunikasi yang dilakukan oleh anak-anak dan
orang tua biasanya dilakukan saat malam hari dimana aktivitas keduanya telah berakhir. Anak- anak yang pada malam hari membantu mensoltir hasil pekerjaan orang tuanya menceritakan
Universitas Sumatera Utara
cvii
apapun yang mereka lakukan sepanjang hari, begitu juga dengan orang tua. Cara komunikasi yang santai dan terbuka membuat tidak ada yang ditakuti oleh anak untuk diceritakan kepada
orang tua. Walaupun menggunakan komunikasi yang tidak menuruti kaidah sopan santun, namun tetap tersirat bahwa anak menghormati orang tua dan orang tua menyayangi anak-
anaknya.
Tabel XXIV Data Distribusi Keikutsertaan Anak dalam Pekerjaan Orang Tua Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Keikutsertaan Jumlah
1 Selalu
4 2
Kadang-kadang 19
3 Tidak Pernah
1
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXIV, masyarakat Desa Tapian Nauli tidak selalu mengikutsertakan anak mereka dalam pekerjaan yang dilakukan. Sebanyak 19 orang anak
mengakui hanya terkadang mengikuti pekerjaan orang tua mereka, sedangkan sebanyak 4 orang anak menyatakan bahwa mereka selalu ikut serta dalam pekerjaan orang tua mereka. Sisa dari
mereka yaitu 1 orang anak mengakui bahwa dia tidak pernah ikut dalam pekerjaan orang tuanya. Sebagian masyarakat Desa Tapian Nauli kadang-kadang mengakui bahwa anak-anak
terkadang mengikuti pekerjaan orang tua mereka berjumlah 19. Mereka mengikuti pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
cviii
orang tua saat libur sekolah atau saat mereka sedang tidak ada pekerjaan lain. Tujuan mereka dari mengikuti pekerjaan orang tua adalah untuk meringankan pekerjaan orang tua mereka.
Selain itu, dengan ikut memulung maka anak juga akan menambah penghasilan orang tua. Bagi yang tidak pernah mengikuti pekerjaan orang tua berjumlah 1. Orang tua mengatakan bahwa
mereka tidak mau anaknya ikut memulung dan membiarkannya fokus pada tugas utama sebagai pelajar dan cukup dengan membantu pekerjaan rumah. Sedangkan untuk yang selalu mengikuti
pekerjaan orang tua berjumlah 4. Mereka berpendapat bahwa semakin banyak yang bekerja maka uang yang dihasilkan akan semakin banyak juga. Walaupun dalam lubuk hati tidak ada
orang tua yang tega membiarkan anaknya memulung. Berdasarkan observasi, keikutsertaan anak dalam pekerjaan orang tua dalam bentuk
membantu mensoltir barang-barang yang telah didapatkan orang tua. Hasil dari memulung orang tua dikumpulkan dirumah, kemudian dipilih disoltir yang kemudian dijadikan satu sesuai
dengan jenisnya. Barang yang sudah digabungkan sesuai dengan jenisnya kemudian dijual. Proses-proses itulah biasanya orang tua biasanya melibatkan anak-anak mereka dalam
pekerjaannya. Walau tak jarang juga orang tua dengan berat hati mengijinkan anaknya ikut memulung namun tidak setiap hari dan tidak menganggu aktivitasnya yang lain.
Universitas Sumatera Utara
cix
Tabel XXV Data Distribusi Frekuensi Sosialisasi dengan Teman Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Sosialisasi Jumlah
1 Sering
2 2
Kadang-kadang 17
3 Tidak Pernah
5
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXV, anak-anak Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal memiliki frekuensi sosialisasi dengan teman
sebaya yang cukup baik. Sebanyak 17 orang anak mengaku bahwa mereka terkadang dapat bersosialisasi dengan teman sebaya, sedangkan 2 orang lainnya mengaku sering bersosialisasi
dengan teman sebaya. Sisa dari mereka yaitu 5 orang anak menyatakan tidak pernah dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Sebagian besar dari mereka mengaku bahwa mereka hanya terkadang mampu bersosialisasi dengan teman sebaya berjumlah 17. Mereka beralasan bahwa lebih harus
diutamakan mengerjakan tugas dirumah daripada hanya sekedar bermain atau menghabiskan waktu bercerita dengan teman-teman. Hal ini dikarenakan apabila mereka lalai dalam
mengerjakan pekerjaan rumah maka pekerjaan itu akan menumpuk dan terbengkalai, sebab tidak ada yang mengerjakannya selain mereka. Bagi mereka yang mengaku tidak pernah dapat
berssoosialisasi dengan teman sebaya berjumlah 5. Mereka menyatakan bahwa mereka
Universitas Sumatera Utara
cx
dibebankan semua pekerjaan rumah dan tugas mengurus adik sehingga waktu yang dimiliki seusai pulang sekolah dihabiskan untuk melakukan itu semua. Sedangkan mereka yang
menyatakan sering bersosialisasi dengan teman sebaya berjumlah 2. Mereka mengakui bahwa sosialisasi itu penting sehingga bagaimanapun keadaannya mereka akan selalu berusaha untuk
sosialisasi dengan teman-teman. Berdasarkan observasi, anak-anak di Desa Tapian Nauli dalam proses sosialisasi mereka
lebih banyak terkendala oleh kegiatan di rumah. Meski tidak menjadi alasan dalam hal ini membantu pekerjaan rumah orang tua dengan bersosialisasi, namun hal ini cukup menyita waktu
mereka. Kesulitan bersosialisasi juga dikarenakan cara mereka berkomunikasi terkadang berbeda dengan teman-teman sebaya mereka yang bukan dari keluarga pemulung. Mereka lebih terkesan
tidak sopan karena apa yang mereka ucapkan sangat spontan tanpa dipirkan apakah itu baik atau tidak dengan pengucapan yang kasar.
Tabel XXVI Data Distribusi Frekuensi Mengerjakan Tugas Rumah Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Mengerjakan Jumlah
1 Selalu
4 2
Kadang-kadang 19
3 Tidak Pernah
1
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Universitas Sumatera Utara
cxi
Dilihat pada Tabel XXVI, anak-anak Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal cukup rajin membantu orang tua mereka di rumah.
Sebanyak 19 orang anak mengaku bahwa mereka terkadang membantu orang tua di rumah melakukan tugas rumah sedangkan 1 orang anak menyatakan bahwa dia tidak pernah membantu
orang tua di rumah. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 4 orang anak mengaku bahwa mereka selalu membantu orang tua mengerjakan tugas rumah.
Sebagian besar dari mereka mengaku terkadang membantu mengerjakan tugas rumah berjumlah 19. Mereka membantu pekerjaan rumah jika memang sudah tidak bisa lagi dipegang
oleh ibu mereka. Sedangkan bagi yang selalu membantu pekerjaan rumah berjumlah 4. Bagi mereka tugas rumah merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Bagi yang tidak
pernah membantu tugas rumah berjumlah 1. Dia mengatakan bahwa semua tugas rumah dikerjakan ibu dan kakak perempuannya sehingga dia tidak membantu pekerjaan rumah dan
karena dia laki-laki maka pekerjaan rumah bukan tugasnya Berdasarkan observasi, membantu mengerjakan tugas rumah merupakan salah satu
kewajiban mereka terutama untuk anak perempuan. Tak jarang mereka menggantikan fungsi ibu dalam keluarga mereka. Anak perempuan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga seperti
masak, mencuci pakaian dan piring serta membereskan rumah. Bagi anak-anak yang paling besar, mereka juga bertugas menjaga adik-adik mereka terutama yang masih balita. Mereka tak
ubahnya menjadi ibu rumah tangga bagi keluarga.
Universitas Sumatera Utara
cxii
Tabel XXVII Data Distribusi Kepemilikan Kamar Pribadi Anak Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Status Kamar Jumlah
1 Sendiri
19 2
Bersama Saudara Sejenis 2
3 Bersama Keluarga
3
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXVII, mayoritas anak-anak Desa Tapian Nauli memiliki kamar pribadi di rumah. Sebanyak 19 orang anak mengaku bahwa mereka memiliki kamar
pribadi, sedangkan sebanyak 3 orang anak mengaku bahwa mereka tidur bersama keluarga. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 2 orang anak menyatakan bahwa mereka memiliki kamar bersama
dengan saudara sejenis. Sebagian besar dari mereka memiliki kamar pribadi berjumlah 19. Mereka menyatakan
dengan memiliki kamar pribadi maka hal-hal yang pribadi menjadi rahasia mereka sendiri. Di kamar pribadi mereka bisa melakukan apapun tanpa perlu takut diketahui orang lain. Bagi yang
memiliki kamar dengan saudara sejenis berjumlah 2. Bagi mereka dengan sekamar dengan saudara sejenis mereka bisa melakukan berbagai kegiatan bersama. Mereka dengan leluasa
menceritakan apapun yang terkadang bagi mereka sulit untuk diceritakan kepada orang tua. Sedangkan yang memiliki kamar bersama keluarga berjumlah 3. Di ruangan tersebut mereka
Universitas Sumatera Utara
cxiii
bersama-sama melepas lelah setelah seharian beraktivitas. Saat itulah mereka bercengkrama dan bercerita.
Berdasarkan observasi, mayoritas dari anak-anak di Desa Tapian Nauli memiliki kamar pribadi terutama bagi mereka yang hanya memiliki anggota keluarga sedikit. Mereka yang
mengaku memiliki kamar bersama dengan saudara sejenis memiliki saudara sejenis yang lebih dari dua sehingga tidak memungkinkan untuk masing-masing dari mereka memiliki kamar
pribadi, sedangkan bagi yang tidur bersama keluarga lebih karena tidak adanya ruangan yang memadai untuk menampung mereka. Biasanya rumah tersebut yang tidak memiliki kamar
sehingga satu ruangan dijadikan multifungsi.
Tabel XXVIII Data Distribusi Teman Sepermainan Anak Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Teman Sepermainan Jumlah
1 Lawan Jenis dan Sejenis
1 2
Sejenis 23
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XXVIII, anak-anak Desa Tapian lebih suka bermain dengan teman sejenis. Sebanyak 23 orang anak mengaku bahwa mereka hanya memiliki teman sejenis. Sisa
dari mereka yaitu sebanyak 1 orang anak menyatakan bahwa dia bermain dengan lawan jenis dan sejenis.
Universitas Sumatera Utara
cxiv
Sebagian besar dari mereka lebih memilih berkawan dengan teman sejenis berjumlah 23. Bagi mereka dengan berkawan dengan teman sejenis memiliki kenyamanan tersendiri. Mereka
biasanya memiliki hobby yang sama. Mereka melakukan banyak kegiatan bersama-sama mulai dari kegiatan sekolah, kegiatan di lingkungan rumah maupun kegiatan-kegiatan lain yang
merupakan kesukaan bersama. Mereka juga tak sungkan mengungkapkan masalah yang dihadapi karena merasa sama. Bagi yang berteman dengan lawan jenis dan sejenis berjumlah 1. Dia
merasa nyaman bila dapat berkawan baik dengan lawan jenis maupun dengan sejenis. Dengan kawan sejenis dia bisa melakukan hal-hal yang memang biasa dia lakukan, namun dengan kawan
lawan jenis dia bisa melakukan hal-hal di luar yang biasa dia lakukan dan dia menyukai itu. Berdasarkan observasi, anak-anak lebih memilih kawan sepermainan sejenis kerena bagi
mereka kawan sejenis lebih mengerti akan keadaan mereka. Tak jarang mereka memiliki masalah yang sama karena memiliki keadaan yang tak jauh berbeda. Kawan sejenis juga menjadi
teman cerita mereka kala mereka dihadapkan pada kondisi yang tidak menguntungkan baik di rumah maupun di sekolah. Teman sejenis juga memiliki cara pandang yang sama akan suatu hal
dan biasanya mereka memiliki hobby maupun kesukaan yang sama seperti idola.
Universitas Sumatera Utara
cxv
Tabel XXIX Data Distribusi Status Hubungan Spesial dengan Lawan Jenis Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Status Hubungan Jumlah
1 Pernah Memiliki
5 2
Tidak Pernah Memiliki 19
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXIX, mayoritas anak-anak Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal tidak pernah memiliki hubungan spesial
dengan lawan jenis. Sebanyak 19 orang anak mengaku bahwa mereka tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 5 orang anak menyatakan
pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis namun saat ini tidak. Sebagian besar dari mereka tidak pernah memiliki hubungan spesial denagn lawan jenis
berjumlah 19. Bagi mereka memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis bukanlah suatu yang harus dilakukan. Mereka tidak mau hal ini justru menambah masalah baru dalam hidupnya.
Selain itu, mereka juga malu dengan keadaan keluarga. Bagi mereka yang pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis berjumlah 5. Mereka berhubungan dengan teman sekolah
yang juga memiliki kondisi yang sama, sehingga mereka tidak perlu menerima tuntutan macam- macam dari teman spesialnya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
cxvi
Berdasarkan wawancara, mereka yang tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis karena mereka tidak mampu bersosialisasi dengan baik kepada lawan jenis. Mereka
juga terkadang malu dengan keadaan keluarga dan orang tua sehingga tidak bisa membuka pergaulan dengan orang luar. Bagi yang pernah memiliki, mayoritas dari mereka berhubungan
spesial dengan teman sesama sekolah yang notabene memiliki keluarga yang tidak jauh berbeda dengan mereka.
Tabel XXX Data Distribusi Frekuensi Mengikuti Kegiatan Organisasi Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Mengikuti Jumlah
1 Kadang-kadang
19 2
Tidak mengikuti 5
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XXX, mayoritas anak-anak Desa Tapian Nauli cukup rajin mengikuti kegiatan organisasi. Sebanyak 19 orang anak mengaku bahwa mereka terkadang mengikuti
kegiatan organisasi baik itu di lingkungan tempat tinggal maupun di sekolah. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 5 orang anak mengaku tidak mengikuti organisasi baik itu di lingkungan tempat
tinggal maupun di sekolah. Beberapa dari mereka mengakui bahwa mereka jarang mengikuti kegiatan organisasi
berjumlah 19. Karena tidak dapat membagi waktu antara kegiatan organisasi dengan kegiatan di
Universitas Sumatera Utara
cxvii
rumah. Sebagian dari mereka menyatakan bahwa kegiatan organisasi dilakukan hanya apabila mereka sedang ingin melakukannya. Mereka tidak terlalu mementingkan kegunaan organisasi
tersebut namun lebih melihat siapa yang berada dalam organisasi. Bagi anak-anak laki-laki kegiatan organisasi lebih dijadikan sebagai tempat tebar pesona bagi lawan jenis walaupun
ujungnya mereka tidak berani menyatakannya. Bagi mereka yang tidak mengikuti kegiatan organisasi berjumlah 5. Bagi mereka kegiatan tersebut hanya akan membuang waktu yang
seharusnya dapat digunakan untuk bekerja di rumah. Mereka lebih memilih melakukan tugas- tugas rumah daripada melakukan hal-hal yang menurut mereka tidak jelas karena hanya akan
membuang-buang waktu dan tenaga
Tabel XXXI Data Distribusi Kesempatan Menyalurkan Hobby Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Kesempatan Menyalurkan Jumlah
1 Dapat
1 2
Kadang-kadang 21
3 Tidak Dapat
2
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXXI, anak-anak Desa Tapian mampu menyalurkan hobby mereka dengan cukup baik. Sebanyak 21 orang anak mengaku bahwa mereka terkadang mampu
menyalurkan hobby yang mereka miliki sedangkan 2 orang anak lainnya menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
cxviii
mereka tidak dapat menyalurkan hobby yang dimiliki. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 1 orang anak menyatakan bahwa dia dapat menyalurkan hobby yang dimiliki dengan baik.
Sebagian besar mereka hanya terkadang dapat menyalurkan hobby mereka berjumlah 21. Mereka menyalurkan hobby hanya pada saat mereka mempunyai waktu senggang. Tak jarang
mereka lebih memilih diam di rumah untuk beristirahat saat mereka memiliki waktu kosong daripada melakukan hal-hal yang justru menghabiskan tenaga mereka. Bagi yang selalu dapat
menyalurkan hobby berjumlah 1. Dia dapat menyalurkan hobby bermain sepak bola dengan mengikuti ekstrakulikuler sepak bola di sekolah secara rutin ditambah bermain dengan teman-
temannya di lingkungan rumah. Sedangkan untuk yang tidak dapat menyalurkan hobby berjumlah 2. Mereka tidak dapat menyalurkan hobby karena terkendala dengan waktu karena
waktu mereka etelah pulang sekolah dihabiskan dengan melaksanakan tugas di rumah. Berdasarkan observasi, penyaluran hobby yang dilakukan anak-anak Desa Tapian Nauli
dilakukan di sela-sela kegiatan rutin mereka sehari-hari. Bagi anak-anak laki-laki, hobby yang mayoritas mereka miliki adalah bermain sepak bola. Permainan sepak bola yang mereka lakukan
biasanya di lapangan sekolah. Apabila mereka bermain dengan kawan sesama di Desa Tapian Nauli, biasanya mereka manggunakan lapangan sebuah sekolah yang letaknya tak jauh dari
permukiman mereka. Bagi anak-anak perempuan, mayoritas hobby yang mereka miliki adalah menari dan bernyanyi. Anak-anak yang beragama Kristen biasanya menyalurkan hobby mereka
di gereja saat beribadah, sedangkan untuk yang beragama Islam mereka lebih banyak menyalurkan hobby di rumah masing-masing. Mereka yang tidak dapat menyalurkan hobby
terbentur oleh ekonomi karena mereka terlalu menuntut orang tua untuk membelikan fasilitas yang terbaik padahal dengan keadaan yang seperti ini sedikit kemungkinan itu dapat terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
cxix
Tabel XXXII Data Distribusi Frekuensi Bermain dengan Teman Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Bermain Jumlah
1 Sering
5 2
Kadang-kadang 18
3 Tidak Pernah
1
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XXXII, anak-anak Desa Tapian Nauli memiliki frekuensi yang cukup baik dalam bermain dengan teman. Sebanyak 18 orang anak mengakui bahwa mereka terkadang
bermain dengan teman, sedangkan sebanyak 1 orang anak mengaku bahwa dia tidak pernah memiliki waktu bermain dengan teman. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 5 orang anak mengakui
bahwa mereka sering bermain dengan teman. Sebagian besar dari mereka terkadang dapat bermain dengan teman berjumlah 18.
Mereka mengakui bahwa mereka selalu meluangkan waktu bermain ditengah tugas yang harus mereka laksanakan. Tak jarang mereka bermain bersama saat sedang sama-sama melaksanakan
tugas yang diberikan orang tua. Bagi mereka yang tak pernah bermain berjumlah 1. Dia merupakan anak perempuan paling besar sehingga dia diberikan tanggung jawab atas semua
yang terjadi di rumah. Hal ini membuat dia tak ubahnya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan bagi mereka yang sering bermain dengan teman sebaya berjumlah 5. Bagi mereka bermain
Universitas Sumatera Utara
cxx
adalah hal yang penting. Mereka lebih suka bermain daripada melakukan tugas rumah. Tak jarang mereka menelantarkan tugas yang diberikan.
Berdasarkan observasi, mayoritas anak-anak Desa Tapian Nauli bermain sambil membantu orang tua bekerja. Orang tua mereka mengumpulkan barang-barang yang sudah
disoltir ditempat yang sama sehingga mereka yang membantu orang tua bisa saling bertemu dan bermain-main. Tak jarang mereka yang memiliki hobby sama berkumpul untuk menyalurkan
hobby tersebut. Bermain bagi mereka sama halnya dengan berkumpul dan bersenda gurau santai bersama.
Tabel XXXIII Data Distribusi Latar Belakang Pekerjaan Orangtua Teman Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Latar Belakang Pekerjaan Jumlah
1 Sama
3 2
Sebagian Sama 16
3 Tidak Sama
5
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan dari data pada Tabel XXXIII, mayoritas anak-anak Desa Tapian Nauli memiliki teman dengan latar belakang pekerjaan orang tua yang sama. Sebanyak 16 orang anak
mengaku bahwa teman-teman mereka sebagian memiliki latar belakang pekerjaan orang tua yang sama, sedangkan sebanyak 5 orang anak mengaku bahwa mereka memiliki teman dengan
Universitas Sumatera Utara
cxxi
latar belakang pekerjaan orang tua yang berbeda. Sisa dari mereka yaitu 3 orang anak menyatakan bahwa semua teman mereka memiliki latar belakang pekerjaan orang tua yang
sama. Sebagian besar dari mereka memiliki teman dengan status sebagian berlatar belakang
pekerjaan orang tua yang sama berjumlah 16. Mereka mengakui bahwa kebanyakan teman- teman mereka berlatar belakang pekerjaan yang sama. Apabila berbedapun tetap memiliki
keadaan yang tak jauh berbeda seperti tukang becak, supir angkot dan lain sebagainya. Bagi yang memiliki teman dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda berjumlah 5. Mereka lebih
banyak menghabiskan waktu di sekolah sehingga mereka jarang bergaul di lingkungan rumah, hal ini membuat mereka memiliki teman dengan keadaan yang beraneka ragam. Sedangkan
untuk yang memiliki latar belakang pekerjaan orang tua yang sama berjumlah 3. Bagi mereka memiliki teman yang memiliki keadaan yang sama membuat mereka lebih merasa nyaman.
Berdasarkan wawancara dan observasi, mereka yang memiliki teman dengan latar pekerjaan orang tua yang sama karena memiliki keadaan yang sama sehingga membuat mereka
tidak perlu bersusah payah beradaptasi terlalu keras bahkan mungkin berpura-pura menjadi orang lain. Mereka tidak perlu melakukan kebohongan akan keadaan orang tua dan keluarga
mereka. Beruntung untuk anak-anak yang memiliki teman dengan latar belakang pekerjaan orang tua yang berbeda namun mereka bisa dengan nyaman menceritakan keadaan orang tua dan
keluarga mereka karena teman-teman mereka tidak mepermasalahkan keadaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
cxxii
Tabel XXXIV Data Distribusi Frekuensi Mengikuti Gaya Trend yang Berkembang Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Frekuensi Mengikuti Jumlah
1 Sering
1 2
Kadang-kadang 17
3 Tidak Pernah
6
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XXXIV, mayoritas anak-anak Desa Tapian Nauli terkadang mengikuti gaya trend yang berkembang terutama di kalangan remaja. Sebanyak 17 orang anak mengaku
bahwa mereka terkadang mengikuti gaya trend yang berkembang, sedangkan sebanyak 6 orang anak menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengikuti gaya trend yang berkembang. Sisa dari
mereka yaitu sebanyak 1 orang anak mengaku bahwa dia selalu mengikuti gaya trend yang berkembang di kalangan remaja.
Sebagian besar dari mereka hanya terkadang mengikuti gaya trend yang berkembang berjumlah 17. Mereka mengakui bahwa gaya trend merupakan suatu yang wajib diikuti, namun
mereka tidak memaksakan apabila hal ini berbenturan dengan keadaan mereka seperti keadaan ekonomi, sopan santun dan adat yang berlaku. Mereka hanya mengikuti trend apabila mereka
mau dan mereka sanggup untuk itu. Bagi mereka yang tidak pernah mengikuti gaya trend yang berkembang berjumlah 6. Mereka tidak menganggap gaya trend itu sesuatu hal yang perlu untuk
diikuti, sehingga mereka tidak peduli gaya trend apa yang berkembang saat ini dengan alasan
Universitas Sumatera Utara
cxxiii
bahwa semua tak akan pernah mengubah keadaan mereka saat ini. Sedangkan yang sering mengikuti gaya trend yang berkembang berjumlah 1. Baginya gaya trend yang berkembang
wajib diikuti bila tidak ingin ketinggalan jaman. Suatu keharusan mengikuti apa yang sedang menjadi panutan anak-anak remaja mulai dari pakaian, gaya rambut sampai gaya bicara. Hal ini
dilakukan biar dia merasa gaul, anak kota dan tidak kampungan. Berdasarkan observasi, bagi anak-anak remaja Desa Tapian Nauli, mengikuti trend bukan
suatu keharusan namun bisa menjadi sesuatu yang mungkin bisa diikuti. Mayoritas gaya trend yang diikuti berupa pakaian atau potongan rambut. Tak lupa gaya bicara anak-anak kota besar
yang biasa mereka liat di televisi diadopsi menjadi gaya bicara mereka bersama teman-teman. Mereka juga memiliki teman-teman kelompok yang mempunyai gaya yang sama.
Tabel XXXV Data Distribusi Penilaian terhadap Diri Sendiri Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Penilaian terhadap Diri Sendiri Jumlah
1 Bangga
9 2
Kadang-kadang 14
3 Tidak Bangga
1
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Dilihat pada Tabel XXXV, anak-anak Desa Tapian memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri yang cukup baik. Sebanyak 14 orang anak menyatakan bahwa mereka terkadang merasa
Universitas Sumatera Utara
cxxiv
bangga terhadap diri sendiri, sedangkan sebanyak 9 orang anak mengakui bahwa mereka bangga terhadap diri mereka sendiri. Sisanya sebanyak 1 orang anak menyatakan bahwa dia tidak
bangga dengan diri sendiri. Sebagian besar dari mereka terkadang merasa bangga pada diri sendiri berjumlah 14.
Terkadang mereka malu dengan keadaan keluarga terutama orang tua apalagi saat berkenalan dengan orang baru. Tak jarang awalnya mereka menutupi identitas diri. Namun beberapa dari
mereka merasa ada saat-saat tertentu mereka merasa bangga pada diri mereka seperti saat berprestasi, saat mampu membuat orang tua tersenyum, atau pada saat mampu melawan teman
yang mengejek keadaan orang tua. Bagi yang tidak merasa bangga dengan diri sendiri berjumlah 1. Dia beralasan bahwa dia tidak pernah melakukan apapun yang dapat membanggakan baik itu
untuk dirinya maupun untuk orang tua. Sedangkan mereka yang bangga terhadap diri sendiri berjumlah 9. Mereka menganggap apapun keadaan yang dialami mereka bangga akan diri sendiri
dan orang tua. Mereka tidak menganggap keadaan ini memalukan dan mereka akan terus bangga pada diri sendiri.
Berdasarkan observasi, anak-anak Desa Tapian Nauli terkadang diliputi rasa malu akan keadaan keluarga mereka termasuk pekerjaan yang dilakukan orang tua mereka. Beberapa dari
mereka menyadari semua yang dilakukan orang tua demi kelangsungan hidup dan memenuhi kebutuhan yang kian hari kian banyak, namun mereka tidak menutup mata bahwa keadaan
mereka sering dijadikan alat untuk merendahkan mereka dan keluarga. Rasa bangga yang mereka miliki tumbuh pada saat mereka mampu membuktikan bahwa keadaan keluarga maupun
pekerjaan orang tua tidak mampu menghalangi mereka untuk mencapai prestasi yang mereka inginkan baik itu secara akademik maupun ekstrakulikuler
Universitas Sumatera Utara
cxxv
Tabel XXXVI Data Distribusi Minat terhadap Tugas Pekerjaan Rumah Desa Tapian Nauli
Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Minat terhadap Pekerjaan Rumah
Jumlah
1 Suka
1 2
Kadang-kadang 17
3 Tidak Suka
6
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXXVI, anak-anak Desa Tapian Nauli memiliki minat yang cukup baik terhadap tugas pekerjaan rumah. Sebanyak 17 orang anak menyatakan bahwa mereka
terkadang berminat cukup suka terhadap tugas pekerjaan rumah, sedangkan sebanyak 6 orang anak mengakui bahwa mereka tidak menyukai tugas pekerjaan rumah. Sisa dari mereka yaitu
sebanyak 1 orang anak mengakui bahwa dia menyukai tugas pekerjaan rumah. Sebagian besar dari mereka menyatakan terkadang suka dengan pekerjaan rumah
berjumlah 17. Mereka merasa tidak suka dengan pekerjaan rumah apabila sudah terlalu banyak ataupun menghabiskan banyak waktu mereka. Bila sudah lelah maka pekerjaan rumah menjadi
suatu beban bagi mereka yang mau tidak mau harus mereka kerjakan. Bagi mereka yang tidak suka dengan tugas pekerjaan rumah berjumlah 6. Bagi mereka pekerjaan rumah membuat
mereka tambah lelah dan mereka jadi tidak bisa bermain. Pekerjaan rumah tak jarang membuat anak-anak merasa diperlakukan tidak layak. Sedangkan yang suka dengan tugas pekerjaan rumah
Universitas Sumatera Utara
cxxvi
berjumlah 1. Dia mengakui bahwa pekerjaan rumah membuat rasa lelah namun karena sudah menjadi tanggung jawab dan memang harus dilakukan maka dia melakukannya dengan senang
hati. Selain itu, rasa kasian kepada orang tua juga membuatnya ikhlas melakukan semua tugas pekerjaan rumah yang diberikan.
Berdasarkan observasi, tugas pekerjaan rumah yang dilakukan oleh anak-anak Desa Tapian Nauli bersifat untuk membantu orang tua. Mereka bertujuan untuk meringankan beban
orang tua yang sudah lelah bekerja mencari barang-barang. Tugas pekerjaan rumah yang dilakukan biasanya berupa memasak, mencuci piring dan baju, membersihkan rumah dan lain
sebagainya. Tak jarang mereka harus menjaga adik yang lebih kecil. Beberapa dari mereka mengakui bahwa terkadang mereka tidak suka melakukan tugas pekerjaan rumah apabila sudah
berjanji dengan teman untuk pergi bermain. Mereka menganggap bahwa melakukan tugas pekerjaan rumah hanya menghambat mereka untuk bergaul bersama teman-teman.
Tabel XXXVII Data Distribusi Reaksi terhadap Ejekan Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Reaksi Jumlah
1 Biasa Saja
18 2
Marah 6
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Universitas Sumatera Utara
cxxvii
Dilihat pada Tabel XXXVII, anak-anak Desa Tapian Nauli memiliki rasa sabar yang cukup baik. Sebanyak 18 orang anak mengakui bahwa mereka akan bersikap biasa saja apabila
ada orang atau teman-teman mereka yang mengejek pekerjaan orang tua mereka, sedangkan sebanyak 6 orang anak menyatakan bahwa mereka akan marah pada siapapun yang berani
mengejek status pekerjaan orang tua mereka. Sebagian besar dari mereka biasa saja saat ada yang mengejek pekerjaan orang tua
berjumlah 18. Mereka menyatakan bahwa mereka tidak terlalu ambil pusing atau tidak peduli pada perkataan orang akan kondisi pekerjaan orang tua mereka. Bagi mereka apa yang sudah
dilakukan oleh kedua orang tua mereka merupakan suatu usaha untuk memenuhi segala kebutuhan anak-anak dan keluarga. Sebagian lagi menyatakan mereka akan sabar menerima
ejekan orang selama ejekan tersebut masih bisa ditolerir, namun apabila sudah dianggap berlebihan mereka tak segan-segan untuk adu argumen bahkan berkelahi dengan orang tersebut.
Bagi mereka yang marah bila ada yang mengejek pekerjaan orang tua mereka berjumlah 6. Bagi mereka, siapapun yang berani mengejek orang tua maka mereka rela untuk berkelahi.
Mereka akan selalu naik emosi apabila ada yang mengejek. Tak jarang mereka rela bertengkar sampai adu fisik demi membela orang tua.
Universitas Sumatera Utara
cxxviii
Tabel XXXVIII Data Distribusi Reaksi Tidak Terpenuhi Keinginan Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Reaksi Jumlah
1 Sangat menerima
1 2
Biasa Saja 19
3 Tidak Menerima
4
Jumlah
24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXXVIII, anak-anak Desa Tapian Nauli termasuk anak yang bisa menerima apabila keinginan mereka tidak terpenuhi oleh orang tua. Sebanyak 19 orang
anak menyatakan bahwa mereka bersikap biasa saja saat keinginan mereka tidak terpenuhi oleh orang tua, sedangkan sebanyak 1 orang anak mengakui bahwa dia sangat menerima apabila
keinginannya tidak terpenuhi. Sisa dari mereka yaitu sebanyak 4 orang anak mengakui bahwa mereka tidak dapat menerima apabila keinginan mereka tidak terpenuhi oleh orang tua.
Sebagian besar dari mereka bersikap biasa saja saat keinginannya tidak terpenuhi berjumlah 19. Mereka memahami keadaan orang tua sehingga saat keinginan tidak terpenuhi
maka mereka akan bersikap biasa saja. Mereka tidak memberikan reaksi yang berlebihan walau terkadang mereka berharap keinginannya dapat terpenuhi. Bagi mereka yang tidak menerima
saat keinginannya tidak terpenuhi berjumlah 4. Mereka tidak mau tahu keadaan orang tua yang penting keinginan mereka terpenuhi. Orang tua akan dipaksa bagaimanapun untuk memenuhi
keinginan mereka. Sedangkan yang sangat menerima saat keinginannya tidak terpenuhi
Universitas Sumatera Utara
cxxix
berjumlah 1. Dia menyatakan bahwa keadaan orang tua tidak bisa memenuhi setiap keinginannya maka dia tidak akan memaksakan apabila orang tua tidak bisa memenuhinya.
Berdasarkan wawancara, sebagai anak remaja, anak-anak Desa Tapian Nauli memiliki banyak keinginan seperti anak-anak lainnya. Keadaan orang tua terkadang menyebabkan apa
yang mereka inginkan tidak dapat terpenuhi. Keadaan ekonomi menjadi salah satu alasan terbesar orang tua tidak dapat memenuhi keinginan mereka. Sebagian dari mereka mengakui
bahwa sebelum mereka mengutarakan apa yang diinginkan mereka sudah dapat mengetahui bahwa keinginan mereka tidak terpenuhi, oleh sebab itu mereka terkadang hanya memendam
keinginan mereka tanpa mengutarakannya.
Tabel XXXIX Data Distribusi Peraihan Prestasi Desa Tapian Nauli Lingkungan IX
Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal No
Peraihan Prestasi Jumlah
1 Pernah
4 2
Pernah tapi Tidak Juara 13
3 Tidak Pernah
7
Jumlah 24
Sumber : Kuesioner, 2014
Berdasarkan data pada Tabel XXXIX, anak-anak Desa Tapian Nauli masuk dalam ketegori anak-anak yang berprestasi. Sebanyak 13 orang anak menyatakan bahwa mereka pernah
mengikuti perlombaan namun tidak juara, sedangkan 7 orang lainnya mengakui bahwa mereka
Universitas Sumatera Utara
cxxx
tidak pernah mengikuti perlombaan. Sisa dari mereka yaitu 4 orang anak menyatakan bahwa mereka pernah mengikuti perlombaan dan mendapatkan juara.
Prestasi yang mereka raih tidak lepas dari kerja keras yang mereka lakukan ditengah kesulitan ekonomi keluarga. Mereka tetap belajar walau harus mengerjakan semua pekerjaan
rumah. Beberapa dari mereka mengakui bahwa mereka memiliki satu keinginan besar dalam hidup yaitu membawa orang tua dan keluarga keluar dari masalah kemiskinan. Sebagian besar
dari mereka menginginkan untuk dapat hidup lebih baik dan mereka percaya bahwa sekolah merupakan jalan terbaik yang dapat mereka lakukan untuk memenuhi keinginan mereka tersebut.
5.3 Uji Hipotesa