47
negatif pada tahun 2010-2013 sebesar -2 -0,122 tetapi perusahaan ini tergolong dalam perusahaan sehat. Hal ini terjadi karena Nilai Z-Altman pada PT
Cita Meneral Investindo Tbk diatas 2,99 Lihat Lampiran 5,6,7,8 yang artinya perusahaan ini ialah perusahaan yang sehat. Berbeda dengan PT Total Bangun
Persada Tbk TOTL memiki nilai X1 positif tertinggi diantara perusahaan- perusahaan yang lain yaitu sebesar3,473. Nilai X1 tersebut pada PT Total Bangun
Persada Tbk menunjukkan tidak mengalami kesulitan dalam melunasi kewajibannya, sehingga memperoleh laba kerja bersih. Modal kerja bersih yang
positif tidak menjamin perusahaan tersebut terkategori perusahaan sehat, hanya saja sebagai gambaran bahwasannya perusahaan tersebut memenuhi komponen
atau syarat untuk menjadi perusahaan yang sehat. Berdasarkan paparan diatas perusahaan-perusahaan yang memiliki rata-
rata Net Working Capital to Total Assets X1 negatif belum tentu tergolong dalam kategori perusahaan bangkrut maupun perusahaan sehat, dan sebaliknya
Net Working Capital to Total Assets X1 positif belum tentu tergolong dalam kategori perusahaan sehat karena hasil akhir perusahaan tergolong dalam kategori
perusahaan sehat, rawan bangkrut maupun bangkrut dilihat dari nilai Z-Altman.
4.1.1.2 Retained Earnings to Total Assets X2
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan terjadi karena pemegang saham
bisa mengizinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai dividen.
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 4.1 menjelaskan bahwa Retained Earnings to Total Assets X2 tiap perusahaan berbeda-beda. Semakin positif suatu laba ditahan maka semakin baik
sehingga perusahaan dalam keadaan likuid, sebaliknya apabila laba ditahan negatif maka berdampak buruk.Berdasarkan data dalam tabel 4.1 meskipun
perusahaan yang memiliki laba ditahan negatif, tidak dapat ditetapkan bahwasannya perusahaan tersebut dalam kategori rawan bangkrut ataupu
bangkrut. Untuk melihat apakah perusahaan itu tergolong dalam perusahaan sehat, rawan bangkrut, bahkan bangkrut dapat dilihat pada nilai akhir Z-Altman lihat
lamoiran 9,10,11,12. Sedangkan untuk melihat tiap-tiap perusahaan memiliki laba ditahan positif atau negatif pertahun dapat dilihat pada lampiran 5,6,7,8.
Oleh sebab itu, Manajemen suatu perusahaan sangat berkepentingan untuk dapat melihat rasio ini, karena sekaligus akan terlihat efisiensi usaha dan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari penjualan.
4.1.1.3 Earning Before Interest and Tax to Total Assets X3
Rasio ini dihitung dengan membagi total aktiva perusahaandengan penghasilan laba sebelum bunga dan potongan pajakdibagi dengan total aktiva.
Pada pokoknya, ukuranproduktivitas dari aktiva perusahaan yang sesungguhnya terlepasdari pajak atau faktor leverage.
Dalam tabel 4.1 sudah dijelaskan rata-rata X3 setiap perusahan, namun terdapat 5 perusahaan yang memiliki rasio negatif terendah dan 5 perusahaan yang
memiliki rasio positif tertinggiterhadap rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan-Perusahaan yang Memiliki Rata-Rata Earning
Before Interest and Tax to Total Assets X3 Negatif Tahun 2010-2013 NO KODE
Rata-Rata
1 KARW
-2,766 2
DAVO -1,257
3 ATPK
-0,451 4
IKAI -0,235
5 ASIA
-0,233 6
CASS 1,126
7 ITMG
1,171 8
MERK 1,187
9 KKGI
1,511 10
UNVR 1,727
Berdasarkan data diatas, kita dapat melihat 5 perusahaan terendah memiliki rasio negatif yang artinya perusahaan tersebut mengalami kerugian, hal
ini dikarenakan total aktivalebih besar dari pada EBIT
Earning Before Interest and Tax to Total Assets.
PT ICTSI Jasa Prima Tbk mengalami nilai EBIT negetif yang besar diantara semua perusahaan yaitu -2,766 yang mengakibatkan perusahaan
tersebut mengalami kerugian dan berkemungkinan tergolong dalam perusahaan yang rawan bangkrut bahkan bangkrut. Lain halnya dengan PT Unilever
Indonesia Tbk yang memiki rasio positif terbesar diantara perusahaan-perusahaan lainnya yaitu 1,727 sehingga perusahaannya dalam keadaan likuid.
4.1.1.4 Market Value of Equity to Book Value of Debt X4