UMKM dan Globalisasi Ekonomi
menggunakan akumulasi sumber daya mereka untuk mendorong bekerjanya perusahaan dalam memproduksi barang-barang dan mereka jual belikan.
Semakin banyak modal yang terakumulasi, semakin besar pula tingkat produktifitas masyarakat
66
. Dengan kata lain Semakin banyak modal yang dimiliki maka semakain
banyak pula kemungkinan keuntungan yang akan didapat. Semakin kecil modal semakin kecil keuntungan.
c. UMKM dan Permodalan: Sebuah Persoalan Klasik
1 Bantuan Pendanaan untuk UMKM Berkait dengan objek kajian tersebut, ada persoalan yang mendasar ketika
UMKM dihadapkan dengan sistem kapitalisme yang mengandalkan kekuatan modal. Dan ini adalah persoalan klasik dari jaman ke jaman yang menuntut
adanya solusi efektif dalam globalisasi ekonomi dewasa ini. Kendala utama yang dihadapi pengusaha kelas UMKM adalah permodalan.
Walaupun kehadirannya menjanjikan, tetapi masih bayak lembaga keuangan khususnya perbankan masih melirik sebelah mata.
67
Persoalan lainnya adalah perhatian dari dunia perbankan yang tidak begitu tertarik dengan aktifitas UMKM. Pada masa Orde Baru, UMKM ini
dianaktirikan. Pemberian kredit perbankan lebih diutamakan pada industri usaha besar. Sebab sektor perbankan juga tidak mau memikul risiko kredit
macet. Pengamat perbankan Dradjad H Wibowo mengatakan, berkurangnya
kredit untuk UMKM mencerminkan kekurang tertarikan perbankan mengucurkan kredit ke usaha kecil.
68
“Bank tidak lagi menganggap usaha kecil sebagai sektor yang bisa memberikan keuntungan memadai. Di samping itu, bank
melihat ada sektor lain yang relatif lebih menguntungkan,” Menurut Dradjad, saat ini perbankan relatif lebih tertarik mengucurkan
kredit konsumsi dan properti untuk investasi dan modal kerja ketimbang ke usaha kecil. Karena dianggap lebih menarik, bank pun akhirnya banyak
mengalokasikan kredit ke sektor properti dan konsumsi. Perbankan lebih tertarik ke sektor properti karena pinjamannya umumnya besar-besar. Itu
membuat biaya administrasi dan waktu yang dibutuhkan lebih sedikit.
Mukti Fajar ND.
Akibat minimnya kredit yang disediakan, usaha kecil diperkirakan akan semakin terpuruk. Saat ini saja, keterpurukan usaha kecil sudah terlihat.
Sektor-sektor seperti tekstil, kerajinan, furnitur yang dikerjakan usaha kecil jumlahnya semakin menyusut dan kinerjanya terus
69
Kondisi tersebut, ujar Dradjad, jelas tidak bisa dibiarkan. Meski demikian, kesalahan pun tidak bisa ditimpakan sepenuhnya kepada pihak perbankan.
Sangat beralasan dan wajar bila bank lebih mementingkan profit. Di samping itu, pengusaha kecil juga masih banyak yang dinilai belum
layak mendapatkan kredit karena tidak memiliki agunan. “Karena itu, fungsi lembaga penjaminan kredit yang ada sekarang perlu didorong lagi. Dengan
adanya jaminan, perbankan akan berani mengucurkan kredit ke usaha kecil,” kata Dradjad
70.
Perusahaan besar juga biasanya mempunyai fasilitas yang dapat dipinjam oleh pemerintah daerah pada waktu-waktu tertentu. Selain itu,
perusahaan besar merupakan “donor” tetap dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Sudah jelas bahwa pemerintah
daerah tidak bisa mengharapkan kontribusi-kontribusi seperti di atas dari usaha kecil dan menengah. Jarang, misalnya, ada pemerintah daerah yang
memandang perusahaan besar sebagai penyedia lapangan kerja bagi penduduknya, atau yang memandang perusahaan besar sebagai pasar bagi
produk-produk dari usaha kecil dan menengah yang ada di wilayah itu. Oleh karena itu, dapat dimengerti apabila kebijakan-kebijakan pemerintah
selama ini lebih banyak tertuju pada upaya untuk mendorong investasi perusahaan besar, terutama dari luar daerah dan dari luar negeri PMA dan
PMDN, daripada upaya untuk mendorong tumbuhnya usaha menengah dan kecil di wilayahnya.
Namun, sebenarnya kontribusi yang diberikan oleh UMKM kepada pemerintah dengan menciptakan lapangan kerja tidak kalah besarnya dari
kontribusi usaha besar. Selain PBB, maka pajak-pajak lain yang disetorkan ke negara oleh usaha besar merupakan pendapatan pemerintah pusat, bukan
pemerintah daerah. Sedangkan kebanyakan pajak dan retribusi yang dihasilkan oleh usaha kecil dan menengah merupakan pendapatan asli
daerah, baik yang dihasilkan oleh operasi usaha kecil dan menengah itu sendiri maupun yang dihasilkan oleh lapangan kerja yang ditimbulkannya.
UMKM dan Globalisasi Ekonomi
UMKM juga membayar PBB atas tanah dan bangunan yang ditempatinya. Selain itu, semakin banyak lapangan kerja tercipta oleh usaha kecil dan
menengah, semakin banyak penduduknya yang bekerja dan menghasilkan penghasilan. Akhirnya merekalah yang akan menyumbang pada pendapatan
pemerintah. Dengan bekerja dan mempunyai penghasilan, penduduk dapat membangun rumahnya sendiri dan kemudian membayar PBB. Dengan
mempunyai penghasilan, mereka dapat menikmati sarana hiburan dan membayar pajak tontonan. Dengan penghasilan mereka, mereka dapat
memiliki kendaraan dan penggunaannya memaksa mereka untuk membayar retribusi parkir.
71
Oleh karena itu Krisni Murti, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dana Bakti Astra, mengatakan, bank lebih baik memprioritaskan pengucuran kredit ke
usaha kecil. Alasan Krisni, usaha kecil selama ini terbukti menjadi fondasi perekonomian dan selamat dari terpaan krisis. Apalagi, kata Krisni, sekitar
29 persen pertumbuhan ekspor disumbangkan usaha kecil. Selama ini usaha kecil dan menengah juga menyerap 99,44 persen tenaga kerja di Indone-
sia.
72
Sejumlah organisasi pengusaha kecil dan menengah mendesak pemerintah agar segera melakukan restrukturisasi permodalan bagi usaha kecil dan
menengah UMKM. Sebab selain terancam eksekusi “hukuman mati” penyitaan aset karena kredit macetnya di bank swasta dan pemerintah,
ratusan ribu kelompok usaha kecil dan menengah itu kini juga dalam proses kebangkrutan
73
Sebenarnya Pemerintah telah melakukan bantun pendanaan terhadap UMKM. Ada dua skema untuk pemberdayaan koperasi dan UMKM, yakni
kredit usaha rakyat KUR dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri.
Realisasi KUR Per tanggal pemuktahiran data tanggal 31 Oktober 2008, sebesar Rp.11.590,8 milyar untuk 1.463.541 debitur atau rata-rata kredit per
debitur Rp. 7,9 juta. Sedangkan realisasi KUR per 30 September 2008 sebesar Rp. 10.961,4 milyar untuk 1.329.251 debitur. Artinya rata-rata kredit per
debitur Rp. 8,2 juta. Realisasi kredit meningkat sebesar Rp. 629,4 milyar 5,74 dan debitur meningkat sebanyak 134.290 10,10.
Mukti Fajar ND.
Lebih detilnya penyaluran KUR dapat dilihat dari tabel Perkembangan Realisasi Penyaluran KUR, Sept -31 Oktober 2008 berikut
ini
74
.
Adapun PNPM Mandiri di bawah koordinasi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat juga ikut mendorong penciptaan wirausaha baru.
Namun misinya dititikberatkan pada pemberdayaan perekonomian masyarakat desa.
Di samping permodalan, masalah lain yang dihadapi sektor UMKM adalah Pengelolaan KeuanganPerencanaan Keuangan. Perencanaan Keuangan
UMKM Sangat Penting Seringkali kita mendengar ada UMKM setelah menerima kredit dari Lembaga KeuanganPerbankan yang katanya untuk
mengembangkan usaha, kenyataannya di lapangan digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga ketika uang tersebut habis usahapun
tidak jalanbangkrut. Perencanaan Keuangan untuk Pengusaha Kecil Menengah tersebut harus
meliputi: 1 Cash Flow Positif.
Berbicara mengenai suatu usaha adalah mengenai untung dan rugi. Kalau hasil penjualan dikurangi biaya produksi dan biaya-biaya perusahaan adalah
positif maka perusahaan tersebut untung, dan kalau hasil negatif maka rugi. Untuk membuat perencanaan keuangan perusahaan, maka Cash Flow harus
positif, sehingga merencanakan keuangan selanjutnya lebih mudah. Bagaimana kalau Cash Flow perusahaan tersebut Negatif rugi? Yang harus
dilakukan adalah menekan biaya produksibiaya yang lain lebih kecil dari pemasukan
2 Dana Darurat Emergency Fund.
UMKM dan Globalisasi Ekonomi
Keberadaan Dana Darurat Emergency Fund sangat penting bagi Usaha Kecil Menengah. Dana darurat ini untuk mengantisipasi apabila dalam
beberapa haribulan tidak mendapatkan order; ada karyawan yang masuk rumah sakit karena kecelakaan, ada order yang cukup besar.
3 Proteksi Pendapatan Asuransi Jiwa. Proteksi terhadap pendapatan atau dengan kata lain proteksi terhadap
pengusaha yang menjadi sumber penghasilan keluarga adalah suatu hal yang perlu direncanakan terlebih dahulu, sebelum kita masuk kepada perencanaan
kebutuhan keuangan lainnya. Seperti halnya dana darurat, asuransi jiwa adalah merupakan sebuah cara yang perlu dipersiapkan dalam mengantisipasi
resiko kehilangan sumber penghasilan yang disebabkan oleh kematian atau terjadinya ketidakmampuan total akibat kecelakaan atau sakit pengusaha
tersebut yang menjadi sumber penghasilan utama dalam keluarga. Apalagi kalau pengusaha tersebut mempunyai banyak ide yang berguna dalam
usahanya, harus diasuransikan. 4 Proteksi Terhadap Tempat Usaha.
Pelimpahan resiko kepada pihak perusahaan asuransi terhadap tempat usaha juga sangat penting sekali. Ini mengantisipasi apabila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan, misalnya terjadi pencurian, kebakaran dan huru hara. Jangan sampai terjadi setelah kebakaran yang menghabiskan seluruh tempat
usaha, stok barang dan barang jadi pengusaha tersebut jadi bangkrut. Ini harus dihindari.
5 Dana Pensiun Mempersiapkan dana pensiun dalam perencanaan keuangan Usaha Kecil
Menengah juga merupakan salah satu hal penting yang perlu direncanakan sejak awal. Karena sebagai pengusaha tidak ingin terus menerus bekerja,
harus ada regenerasi. Beberapa alasan pentingnya perencanaan keuangan dana pensiun adalah:
a Ketidakpastian fisik di masa yang akan datang. b Ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang
c Tingginya biaya hidup nanti d Ekspektasi kehidupan lebih panjang dari saat ini
e Diversifikasi Usaha
Mukti Fajar ND.
Apabila semua perencanaan di atas sudah dilaksanakan, maka perluasan usahapenambahan usaha boleh dilakukan. Meskipun lambat yang penting
aman. Dengan demikian perencanaan keuangan Usaha Kecil tersebut kuat, sehingga, kalau terjadi resiko terhadap usaha tersebut, enggak terlalu panik
Persoalan keuangan UMKM lainnya sebenarnya adalah kedisiplinan pelaku usaha untuk mengelola dan membedakan antara keuangan pribadi dengan
keuangan perusahaan. Keuangan untuk kebutuhan hidup sehari hari dengan keuangan untuk usaha harus dipisahkan, meskipun usaha tersebut dijalankan
di rumah
75
. Ada contoh seorang pengusaha sablon, usahanya dikerjakan di rumah.
Setiap pemasukan dan pengeluaran, tidak pernah dicatatnya, hanya diingat- ingat di kepala dan uang yang masuk disimpan di laci. Membayar tagihan
listrik ambil uang dari laci, belanja rumah tangga ambil uang dari laci. Anaknya ingin jajan ambil uang di laci. Giliran untuk membeli bahan-bahan
sablonmembayar gaji karyawan, uang tersebut tidak cukupkurang, akhirnya kelabakan dan cari pinjaman sana sini. Sebenarnya sih pengusaha itu untung,
tetapi karena tidak pernah dicatat dan pengambilan uangnya sembarangan bukannya untung yang didapat, melainkan rugi. Kalau kejadian tersebut
berulang-ulang, bulan demi bulan, maka dipastikan usaha tersebut tidak akan berkembang bahkan akan mengalami kebangkrutan.
Dalam persoalan ermodalan UMKM tersebut alangkah baiknya kita pelajari hasil penelitian dari Hernando de Soto. Hernando de Soto, seorang
ilmuwan Peru yang pernah melakukan riset panjang mengenai persoalan modal di negara berkembang. Hasil riset dipublikasikan dalam bukunya yang
klasik The Mistery of Capital: Why Capitalism Triumphs the West and Fils Every- where Else
.
76
Dalam risetnya yang dilakukan di lima benua tersebut, Hernando de Soto menemukan beberapa hal menarik untuk di kaji, berkait dengan persoalan
permodalan dinegara berkembang khususnya bidang UMKM. Pertama,
sesungguhnya sangat banyak modal atau capital Negara berkembang namun kebanyakan adalah capital yang mati yang dimaksud
disini adalah terbengkalainya aset-aset produksi sehingga tidak mempunyai nilai tambah. Hal ni terjadi karena adanya “informasi yang hilang” dinegara