Faktor Teman FAKTOR – FAKTORYANG MEMPENGARUHI BULLYING
Astusi, R.P, 2008 dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa prilaku bullying merupakan faktor resiko dalam berkembangnya depresi pada pelaku dan
korban bullying. Dalam Semai Jiwa Amini SEJIWA 2008 dijelaskan bahwa hal yang paling ekstrim mengenai dampak psikologis dari bullying yaitu munculnya
gangguan psikologis misalnya rasa cemas yang berlebihan, merasa ketakutan, depresi, dan memiliki keinginan untuk bunuh diri serta munculnya gejala
gangguan stres pasca trauma. Hasil survey yang ditemukan oleh Plan Indonesia dan sejiwa yang dilakukan
pada 1500 siswa SMP dan SMA di tiga kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Tahun 2008 menjelaskan bahwa tindakan bullying pernah terjadi di
sekolah. Kategori tertinggi pembullian secara psikologis berupa pengucilan. Sebuah studi menunjukkan 67 pelajar di kota – kota besar di Indonesia
menyatakan bahwa di sekolahnya pernah terjadi bullying Eunike Kusnadi, 2009. Data ini masih memiliki kelemahan karena penelitian tidak hanya
dilakukan pada anak sekolah dasar tetapi dilakukan juga pada sekolah menengah pertama dan menengah atas. Data yang ada di Indonesia saat ini menunjukkan
bahwa 31,8 siswa sekolah menengah pertama pernah mengalami bullying Farida, 2006.
Dalam hal ini prilaku bullyingjuga terjadi pada siswa SMP di Aceh. Khususnya pada siswa di SMPN 2 Blangpidie Aceh Barat Daya. Pertimbangan
dilakukan penelitian pada siswa SMPN 2 Blangpidie berdasarkan hasil kegiatan pengumpulan data awal pada tanggal 3 Desember 2014 diketahui adanya beberapa
indikator yang mengarah pada prilaku bullying pada siswa, seperti meminta uang
dengan paksa, prilaku mencotek, adanya siswa yang merasa kuat mengancam pada siswa yang lemah seperti contohnya minta dibuatkan pekerjaan rumah, dan
semuanya dilakukan secara berulang. Beberapa bullying lain yang muncul di SMPN 2 Blangpidie berdasarkan hasil
survei pendahuluan diantaranya adalah pemalakan atau meminta sesuatu secara paksa seperti makanan, minuman, pensil, pulpen atau penghapus, meminta yaitu
berupa ejekan kepada teman-temannya sampai teman yang diejek menangis, selain itu juga kebiasaan untuk memanggil temannya dengan nama yang bukan
nama siswa yang sebenarnya dan melecehkan secra berulang-ulang. Hal ini diperkuat melakui wawancara dengan salah satu guru SMPN 2
Blangpidi, terungkap beberapa kasus yang terjadi pada siswa SMP. Kasus yang sering terjadi adalah seorang siswa SMP bertindak sebagai bos bagi teman-
temannya yang lemah. Layaknya seorang bos, anak ini akan selalu minta sesuatu misalnya uang, makanan ringan yang dibawa temannya hingga meminta bahan
contekan PR atau ulangan, bahkan disertai dengan ancaman bila temannya tersebut tidak memberikannya.
Berdasarkan latar belangkang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ”faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying kekerasan
dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2014.