ditemukan faktor media yang kurang terhadap perilaku bullying pada siswa sebanyak kurang sebanyak 37 orang 49,3.
Menurut pendapat Sugijokanto 2014 bahwa pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Pada masanya remaja memiliki
keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu salah satu
faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide
baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.
Coloroso 2007 menambahkan pencarian identitas diri remaja dapat melalui penggabungan diri dalam kelompok teman sebaya atau kelompok yang
diidolakannya. Bagi remaja, penerimaan kelompok penting karena mereka bisa berbagi rasa dan pengalaman dengan teman sebaya dan kelompoknya. Untuk
dapat diterima dan merasa aman sepanjang saat-saat menjelang remaja dan sepanjang masa remaja mereka, anak- anak tidak hanya bergabung dengan
kelompok-kelompok, mereka juga membentuk kelompok yang disebut klik. Klik memiliki kesamaan minat, nilai, kecakapan, dan selera. Hal ini memang baik
namun ada pengecualian budaya sekolah yang menyuburkan dan menaikan sejumlah kelompok diatas kelompok lainnya, hal itu menyuburkan diskriminasi
dan penindasan atau perilaku bullying. Ada kecenderungan anak laki-laki lebih menyukai permainan dan adegan
kekerasan serta ingin meniru adegan-adegan tersebut dibandingkan dengan
perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karakter laki-laki identik dengan kemampuan otot dalam menyelesaikan permasalahan. Sedangkan wanita
cenderung mempergunakan perasaan dalam menyelesaikan masalah dirinya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mendistribusikan hasil penelitian dan membahasnya berdasarkan teori yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perilaku bullying siswa dalam pergaulan sebaya mayoritas dikategorikan yaitu
baik 58 orang 77,3 2.
Faktor keluarga memengaruhi siswa dalam berperilaku bullying mayoritas dikategorikan baik yaitu 48 orang 64.
3. Faktor teman memengaruhi siswa dalam berperilaku bullying mayoritas
dikategorikan baik yaitu 38 orang 50,7. 4.
Faktor sumber informasi memengaruhi siswa dalam berperilaku bullying mayoritas dikategorikan baik yaitu 38 orang 50,7.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil pembahasan di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Diharapkan kepada sekolah menambah materi perilaku bullying dalam memberikan pembelajaran agama dan moral supaya siswa dapat menghindari
perilaku bullying terhadap temannya.
2. Bagi Keluarga
Diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan keluarga terutama orangtua dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk menghindari
perilaku bullying. 3.
Bagi Siswa Diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan siswa agar dalam
berteman menghindari perilaku bullying.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. BULLYING Kekerasan
1. Pengertian Bullying Kekerasan
Bullying adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Di sekolah bullying lebih dikenal dengan istilah-
istilah seperti digertak, digencet, dan lain-lain Coloroso, 2004. Menurut Sugijokanto 2014yang dimaksud dengan bullying atau pelecehan
ini dapat lewat kata – kata atau lewat tindakannya yang bertujuan membuat mental lawannya jatuh dan tertekan. Tujuan lainnya adalah mengendalikan
seseorang baik lewat kata – kata yang menghina, bernada tinggi dan ancaman atau tindakan kekerasan Sugijokanto, 2014.
Pengertian tentang bullying di Indonesia masih belum teridentifikasikan secara baku. Beberapa diskusi tentang bullying mengartikan bullying dengan
menerjemahkan menjadi pemalakan. Memang masalah definisi tentang bullying bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Di negara-negara Skandinavia masalah
bulyying diistilahkan dengan kata mobbing Norwegia dan Denmark, atau mobning Swedia dan Firlandia. Kata tersebut berasal kata dasar Bahasa Inggris
mob yang arti biasanya ada sebuah kelompok orang yang bersifat anonim, namun istilah tersebut juga sering digunakan manakala seseorang melecehkan atau
menekan orang lain Olweus, 2004.
2. Prilaku Bullying
Bullying merupakan aktivitas sadar, disengaja dan bertujuan untuk melukai, menanamkan ketakutan melalui ancaman agresi lebih lanjut, dan menciptakan
teror yang didasari oleh ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencenderai, ancama agresi lebih lanjut, teror, yang dapat terjadi jika penindasan menigkat
tanpa henti Coloroso, 2007. Bullying dapat dilakukan secara fisik menampar, menimpuk, menjegal, memalak, melempar dengan barang, dan sebagainya,
verbal memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah, dan sebagainya, dan psikolgis
memandang sinis, mengancam, mempermalukan, mengucilkan, mencibir, mendiamkan dan sebaginya Sejiwa, 2008.
Penelitian memperlihatkan adanya gejala depresi dan sakit pada korban dan resiko drop-out atau dikeluarkan dari sekolah pada pelaku Ma, 2001. Dengan
kata lain, bullying disekolah merupakan gejala yang berdampak buruk pada pelajar yang terlibat bullying, baik sebagai pelaku dan korban. Bahkan dampak
tersebut dapat membuat korban menjadi pelaku bullying apabila terjadi siklus kekerasan, begitupun sebaliknya.
3. Bentuk – Bentuk Bullying
Elliot 2005 memaparkan ada beberapa jenis bullying, yaitu : a.
Bullying Verbal Bullying dengan menggunakan kata-kata yang menyakitkan seperti
misalnya memanggil orang dengan sebutan bodoh, gendut atau bau. b.
Bullying Fisik