20
mengalami proses pembentukan organ-organ tanaman seperti akar dan tunas maupun tanaman yang lengkap dari jaringan.
4.3 Data Berat Basah Kultur
Berat basah kultur salak Salacca sumatrana Becc. dalam penelitian ini menunjukkan respon yang beragam. Data pengamatan dan analisis statistik berat
basah kultur dapat dilihat pada Lampiran 4 hlm. 29, bahwa pemberian lisin memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Rata-rata berat basah kultur salak
dengan beberapa tingkat konsentrasi lisin dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Rata-rata Berat Basah gram pada Beberapa Tingkat Konsentrasi Lisin
No. Konsentrasi Lisin
Rata-Rata
1. L
0,14
a
2. L
1
0,27
b
3. L
2
0,15
a
4. L
3
0,21
ab
5. L
4
0,25
ab
6. L
5
0,18
ab
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
menurut uji Beda Nyata Terkecil BNT dengan tarah α = 5 L
= 0 mgL L
2
= 20 mgL L
4
= 40 mgL L
1
= 10 mgL L
3
= 30 mgL L
5
= 50 mgL
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa berat basah kultur berkisar antara 0,1 sampai 0,47 gram. Lisin memberikan pengaruh nyata terhadap berat basah kultur.
Konsentrasi lisin 10 mgL memberikan pengaruh nyata terhadap lisin 20 mgL dan kontrol 0 mgL, sedangkan penambahan konsentrasi lebih dari 10 mgL
yaitu 20 mgL hingga 50 mgL tidak berpengaruh nyata terhadap kontrol. Menurut penelitian Lizawati 2012, asam amino yang diberikan ke media secara tunggal
maupun dengan kombinasi zat pengatur tumbuh menunjukkan pengaruh terhadap penambahan berat segar
Lisin yang diberikan pada konsentrasi 0 hingga 50 mgL menghasilkan data yang mengalami kenaikan dan penurunan fluktuasi. Rata-rata berat basah
cenderung meningkat dari konsentrasi 0 hingga 10 mgL tetapi pada konsentrasi 20 mgL mengalami penurunan kemudian terjadi peningkatan kembali,
selanjutnya terlihat mengalami penurunan pada konsentrasi 50 mgL. Hal ini biasa terjadi dalam pengukuran berat basah disebabkan karena adanya fluktuasi
kandungan air dalam sel, sehingga pengukuran tidak konstan.
Universitas Sumatera Utara
21
Berat basah kultur yang berbeda-beda diduga karena disebabkan oleh kemampuan jaringan dalam menyimpan air dan unsur hara, dalam hal ini meliputi
kemampuan mengadakan difusi, osmosis, dan pengaturan tekanan turgor sel Sriyanti, 2000. Tekanan turgor menyebabkan pemanjangan dan pembesaran sel.
Hal inilah yang menyebabkan perbedaan peningkatan berat basah kalus, sebab respon setiap sel berupa tekanan turgor terhadap kondisi cairan di sekitar sel
berbeda-beda Meilvana, 2014.
4.4 Kultur yang Membentuk Embrio Somatik