Pengaturan Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

23

B. Pengaturan Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

Sistem jaminan sosial, sebenarnya juga sudah dikenal di Indonesia, sebagaimana telah diselenggarakan oleh PT Askes Indonesia, PT Taspen, PT Jamsostek dan PT Asabri. Namun, baik dilihat dari jumlah kepesertaan, jenis program maupun kualitas manfaat, serta prinsip-prinsip penyelenggaraan dan regulasi ternyata memerlukan penyempurnaan. Peserta program jaminan sosial di Indonesia, dibanding dengan Negara lainnya, masih terlalu sedikit . Manfaat yang diperoleh peserta juga masih sangat terbatas. Prinsip sistem penyelenggaraan juga bervariasi, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial. Karena itu, diperlukan undang-undang baru yang diharapkan dapat memayungi segenap penyelenggaraan program jaminan sosial, meningkatkan jumlah peserta, meningkatkan manfaat serta lebih berkeadilaan, yang kemudian dikenal sebagai UU SJSN. 1. Landasan filosofis Pemikiran mendasar yang melandasi transformasi penyelenggaraan jaminan sosial adalah sebagai berikut: 27 a. Penyelenggaraan jaminan sosial berbasis kepada hak konstitusional setiap orang dan sebagai wujud tanggung jawab Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 28 H ayat 3 dan Pasal 34 ayat 2. 27 http:www.jamsosindonesia.comsjsnTransformasilandasan diakses tanggal 1 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 24 1 Pasal 28 H ayat 3 menentukan setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat. 2 Pasal 34 ayat 2 menentukan Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. b. Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaatUUD 1945 Pasal 28H ayat 3. c. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial berdasarkan asas antara lain asas kemanusiaan yang berkaitan dengan martabat manusia. 1 Pasal 2 UU SJSN menentukan sistem jaminan sosial nasional diselenggarakan berdasarkan: a asas kemanusiaan; b asas manfaat; c asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2 Penjelasan Pasal 2 UU SJSN mengatur bahwa asas kemanusiaan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat manusia. d. Sistem jaminan sosial nasional menggunakan pendekatan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya. Universitas Sumatera Utara 25 1 Pasal 3 UU SJSN menentukan sistem jaminan sosial nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya. 2 Penjelasan Pasal 3 UU SJSN mengatur bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Landasan yuridis Landasan yuridis penyelenggaraan SJSN adalah UUD 1945 Pasal 28H ayat 3 dan Pasal 34 ayat 2. Pasal 28H ayat 3 diatur dalam Perubahan Kedua UUD 1945 dan Pasal 34 ayat 2 diatur dalam Perubahan Keempat UUD 1945. Amanat konstitusi tersebut kemudian dilaksanakan dengan UU SJSN. Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara Nomor 007PUU-III2005, pemerintah bersama DPR mengundangkan sebuah peraturan pelaksanaan UU SJSN setingkat undang-undang, yaitu UU BPJS. Peraturan Pelaksanaan UU SJSN dan UU BPJS terbentang mulai Peraturan Pemerintah hingga Peraturan Lembaga. Penyelesaian seluruh dasar hukum bagi implementasi SJSN yang mencakup UUD 1945, UU SJSN dan peraturan pelaksanaannya membutuhkan waktu lima belas tahun 2000 – 2014. 28 a. Undang-UndangDasar 1945Perubahan Kedua 2000 dan Perubahan Keempat 2002 28 Asih Eka Putri, Paham SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional Jakarta: Friedrich- Ebert-Stiftung, 2014, hlm 11-12. Universitas Sumatera Utara 26 Pasal 28H ayat 3 menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yangmemungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusiayang bermanfaat.Pasal 28H ayat 3 meletakkan jaminan sosial sebagaihak asasi manusia. Selanjutnya, Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosialbagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemahdan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Pasal 34 ayat 2 meletakkan jaminan sosial sebagai elemen penyelenggaraanperekonomian nasional dan kesejahteraan sosial. b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional UU SJSN Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan SosialNasional UU SJSNdiundangkan pada tanggal 19 Oktober 2004, sebagaipelaksanaan amanat konstitusi tentang hak konstitusional setiaporang atas jaminan sosial dengan penyelenggaraan program- programjaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh warga negara Indonesia.UU SJSN adalah dasar hukum untuk menyinkronkan penyelenggaraanberbagai bentuk jaminan sosial yang telah dilaksanakan oleh beberapabadan penyelenggara agar dapat menjangkau kepesertaan yang lebihluas serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi setiap peserta. Universitas Sumatera Utara 27 c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial UU BPJS Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan PenyelenggaraJaminan Sosial UU BPJS adalah dasar hukum bagi pembentukan badan penyelenggara jaminan sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagiseluruh penduduk Indonesia. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakanprogram jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua,dan jaminan pensiun bagi seluruh tenaga kerja di Indonesia.UU BPJS mengatur fungsi, tugas, wewenang dan tata kelola badanpenyelenggara jaminan sosial.UU BPJS mengatur tata cara pembubaran empat Persero penyelenggaraprogram jaminan sosial PT Askes, PT Jamsostek, PT Asabri, PT Taspenberikut tata cara pengalihan aset, liabilitas, hak, kewajiban, dan pegawaikeempat persero kepada BPJS. 3. Landasan sosiologis Paradigma hubungan antara penyelenggara negara dengan warganya sejak reformasi ketatanegaraan mengalami perubahan signifikan.Selama orde baru, hubungan tersebut state oriented atau berorientasi kepada negara. Kemudian sejak reformasi hubungan tersebut berubah menjadi people oriented atau berorientasi kepada rakyat yang berdaulat. Rakyat tidak dipandang sebagi obyek tetapi subyek yang diberi wewenang untuk turut menentukan kebijakan publik yang menyangkut kepentingan mereka. Negara tidak lagi menguasai Universitas Sumatera Utara 28 penyelenggaraan segala urusan pelayanan publik, tetapi mengatur dan mengarahkannya. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut direspon oleh hukum. Pemerintah membentuk dan mengundangkan UU SJSN untuk menyikapi dinamika masyarakat dan menangkap semangat jamannya, menyerap aspirasi, dan cita-cita hukum masyarakat. Penyelenggaraan program jaminan sosial diubah secara mendasar untuk memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penyelenggaraan sistem jaminan sosial social security, sebagaimana pertama kali dirintis oleh Otto von Bismarck 1883, sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat, dewasa ini telah berkembang diseluruh dunia dengan berbagai modifikasi, sesuai dengan keadaan , kebutuhan dan bahkan sistem politik dan ekonomi di setiap negara. Prinsip-prinsip yang menjadi ciri program jaminan sosial yaitu: 29 1. Program jaminan sosial itu tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. 2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui mekanisme asuransi, baik sosial komersial atau tabungan. 3. Dimulai dari kelompok formal, non-formal dan baru kelompok masyarakat mandiri. 4. Kepesertaan yang bersifat wajib, sehingga hukum “the law of large numbers cepat terpenuhi. 29 http:kurniawanlawfirm.blogspot.co.id201112konsep-pengaturan-jaminan-sosial- dalam.html diakses tanggal 1 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 29 5. Peran negara yang besar 6. Bersifat “not for profit” 7. Merupakan instrumen mobilisasi dana masyarakat yang besar, sehingga mampu membentuk tabungan nasional yang juga besar, sehingga memberi dampak ekonomi pembangunan pada umumnya. Sistem jaminan sosial merupakan “engine of development”, mesinnya pembangunan sebuah bangsa. Prinsip-prinsip sistem jaminan sosial yang merupakan pengaturan dari UU SJSN yaitu : 30 1. Prinsip kegotong-royongan. Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong-royong dari peserta yang mampu kepada peserta yang kurangmampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat. Peserta yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong-royongan ini jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi keseluruhan rakyat Indonesia. 2. Prinsip nirlaba. Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba nirlaba bagi badan penyelenggara jaminan sosial, akan tetapi tujuan utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi sebesar- besarnya kepentingan peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya,dan surplus anggaran akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta. 30 http:ipina10.blogspot.co.id201311makalah-sistem-jaminan-sosial-nasional.html diakses tanggal 18 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 30 3. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatanpengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya. 4. Prinsip portabilitas. Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminanyang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempattinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 5. Prinsip kepesertaan bersifat wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan agarseluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipunkepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetapdisesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai daripekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapatmenajdi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya sistem jaminan sosial nasional dapat mencakup seluruh rakyat. 6. Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada badan- badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknyadalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta. Universitas Sumatera Utara 31 7. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam Undang- Undang ini adalah hasil berupa dividen dari pemegang saham yangdikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

C. Pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional

Dokumen yang terkait

Reformasi Sitem Jaminan Sosial Sebagai Upaya Mewujudkan Negara Kesejahteraan (Studi Kasus: Implementasi Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional)

4 61 133

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - [PERATURAN]

0 2 33

PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN SEBAGAI PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DITINJAU DARI ASAS-ASAS UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL.

0 0 15

UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 26

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 9

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 1

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 17

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 0 21

Peran BPJS Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

0 1 3

BAB II PENGATURAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 A. Sistem Jaminan Sosial Nasional - Kedudukan Hukum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

0 0 24