Pengertian dan Dasar Hukum Politik Uang Money Politic

Daerah. Kendati Peraturan Pemerintah tersebut telah disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 sebagai respon atas putusan Mahkamah Konstitusi, tetapi tidak juga mengatur persoalan politik uang secara lebih baik karena hampir sama dengan aturan sebelumnya. 26 Ketentuan yang memberikan definisi tentang politik uang secara implisit tercantum dalam Pasal 82 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyebutkan, pasangan calon danatau tim kampanye dilarang menjanjikan danatau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. Kemudian pada Ayat 2-nya, pasangan calon danatau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap dikenai sanksi pembatalan sebagai pasangan calon oleh DPRD. 27 Pelanggaran tentang money politic dalam pemilu legislatif Tahun 2009 telah dirumuskan dalam Undang-Undang Pemilu 2008 Nomor 10 Pasal 265, menyebutkan bahwa “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan seseorang atau dengan memaksa atau dengan menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk memperoleh dukungan bagi pencalonan anggota DPD dalam pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dipidana penjara paling singkat 12 bulan dan paling lama 36 bulan dan denda paling sedikit Rp 12.000.000,00 dan paling banyak Rp 36.000.000,00”. 28 26 Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005 dan No. 17 Tahun 2005. 27 Pasal 82 Ayat 1 dan Ayat 2 Undang-Undang No. 32 tahun 2004 28 Undang-Undang Pemilu 2008 No. 10 Pasal 265 Sementara dasar hukum normatif lain yang dapat digunakan untuk menjerat kasus money politics adalah ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 mengenai pemilu presiden-wakil presiden. Pasal 90 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 yang menyebutkan, “Setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya, atau memilih pasangan calon tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara teretentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah, diancam dengan pidana penjara paling singkat dua bulan atau paling lama 12 bulan danatau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 atau paling banyak Rp 10.000.000,00 ”. 29

F. Bentuk-Bentuk Politik Uang Money Politic

a. Pemberian Berbentuk Uang atau Barang Uang sebagai sumber daya yang paling konvertibel, menjadi acuan bagi setiap transaksi atau manuver individual. Dalam persentuhannya dengan dunia politik, justru uang menemukan hakikat ekstensialnya, yakni sebagai alat tukar menukar. Ketika uang menjadi media barter politik, peran kelompok-kelompok strategis yakni elit politik dan elit ekonomi yang menyelingkupi pucuk penguasa tertinggi, tak dapat dikesampingkan. Uang merupakan faktor urgen yang berguna untuk mendongkrak kharisma personal seseorang, sekaligus untuk mengendalikan wacana strategis terkait dengan sebuah kepentingan politik dan kekuasaan. Karena pada dasarnya, politik adalah seni. Di mana seseorang leluasa mempengaruhi dan 29 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Pasal 90 Ayat 2. memaksakan kepentingan pribadi dan kelompoknya pada pihak lain melalui berbagai sarana, termasuk uang. 30 Dalam banyak masyarakat, tidak terkecuali masyarakat religius, uang memang diakui sebagai senjata politik ampuh yang sangat strategis untuk menaklukkan kekuasaan. Karena pada dasarnya, uang merupakan saudara kembar kekuasaan. 31 Hugh Dalziel Duncan menyatakan bahwa barang siapa memiliki uang satu sen, maka ia berdaulat sejauh satu sen atas seluruh manusia; memerintah para juru masak agar menyajikan santapan baginya, memerintah para bijak cendekia untuk memberinya pelajaran, memerintah para raja untuk menjaganya, sejauh satu sen. 32 But money is symbolic. 33 Dalam kompetisi politik yang ketat, uang berperan hanya sebatas instrument. Peran pentingnya adalah bagaimana uang digunakan orang-orang tertentu untuk mencoba mendapatkan pengaruh, ditukar atau dikombinasikan dengan bentuk sumber daya yang lain, guna meraih kekuasaan politik. Sementara, Hermawan Sulistiyo justru menangkap fakta ironi di balik kultur politik Indonesia. Di mana kekuasaan politik di negeri ini justru lebih difungsikan sebagai alat untuk menghasilkan uang, sebagai upaya pengembalian modal politik dan pencarian laba kekuasaan. 34 a. Pemberian Melalui Tokoh Masyarakat Tidak selamanya tim sukses yang berada di sekeliling bakal calon anggota legislatif mampu menembus sasaran yang hendak diberikan suplemen gizi 30 Nugroho. Uang, Rentenir dan Hutang Piutang di Jawa Yogyakarta: Pustaka Pelajar, H. 2001, Hlm. 95. 31 Umam, A.K. Kiai dan Budaya Korupsi di Indonesia Semarang: Rasail, 2006, Hlm. 24. 32 Duncan, Hugh Dalziel.1997. Sosiolog Uang. pp. 13. 33 Herbert and Alexander. Financing Politic Yogyakarta: Narasi, 1980, Hlm. 2-3. 34 Hermawan. Korupsi dan Demokrasi Yogyakarta: Narasi, Sulistiyo.2000, Hlm. 30. penarik simpati. Dalam praktik politik uang berbagai cara dilakukan, diantaranya adalah dengan mendekati para tokoh masyarakat suatu daerah yang menjadi sasaran pembagian hadiah politik. Cara seperti ini justru lebih sering dilakukan oleh para calon anggota legislatif. b. Pemberian Berbentuk Fasilitas Sarana Umum Gerakan tebar pesona dan tarik simpati ternyata tidak hanya menguntungkan rakyat secara personal. Dalam musim mencari suara, tak jarang fasilitas-fasilitas umum seperti masjid, mushala, panti asuhan, dan madrasah juga ikut kecipratan berkah. Ironisnya, kadang kondisi ini malah dimanfaatkan masyarakat untuk merampungkan proyek pembangunan masjid atau jalan kampung yang tak kunjung selesai. Cukup dengan proposal sekedarnya, bahkan kadang melalui oral, dana berjuta-juta turun dan pembangunan selesai. c. Sistem Ijon Pelaksanaan sistem ijon yang dimaksudkan di sini memang hampir sama sebagaimana yang terjadi dalam fenomena rentenir, di mana pemodal meminjamkan kapitalnya pada pihak yang membutuhkan. Dikatakan meminjamkan karena memang bantuan tersebut akan ditarik kembali dalam jangka waktu tertentu. Mekanisme serupa terjadi pula dalam permainan politik, dimana praktik money politic berbentuk hibah politis tidak selalu terjadi saat menjelang even politik. Melainkan juga dapat dilakukan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan even politik, atau bahkan sebelum sang politisi menyampaikan maksud dan tujuan jangka panjang strategisnya. Kemudian hibbah politis ini akan diminta kembali dalam bentuk sikap dukungan politik. d. Serangan Fajar Serangan fajar adalah pemberian berupa uang ataupun barang yang diberikan pada malam hari atau menjelang fajar sebelum pemilihan oleh tim sukses calon anggota legislatif agar yang menerima uang ataupun barang memilih calon anggota legislatif tersebut.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN PENGANIAYAAN (Studi Putusan No. 1794/PID.B(A)/2009/PN.TK)

0 14 66

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK YANG MELAKUKAN PENCURIAN DENGAN KEKERASAN (Studi Putusan No. 216/PID.A/2009/PN.TK)

0 7 60

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK (Studi Putusan Nomor: 43/Pid.B.(A)/2012/PN.GS)

1 6 70

STRATEGI PARTAI POLITIK DALAM PEMENANGAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 (Studi pada Partai PKS, PDI-P dan Partai NasDem Kota Bandar Lampung)

0 12 97

PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI CALON ANGGOTA LEGISLATIF YANG MELAKUKAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM (Studi Putusan No. 34/pid.B/2014/PN.LW)

1 13 61

765 PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA POLITIK UANG PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF PADA MASA KAMPANYE DI KABUPATEN SERANG

0 0 20

PEMILIHAN UMUM ANGGOTA LEGISLATIF

0 0 22

ANALISIS PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA POLITIK UANG DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF (Studi Kasus Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pesawaran)

0 3 9

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI CALON ANGGOTA LEGISLATIF YANG MELAKUKAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM (Studi Putusan No. 34/pid.B/2014/PN.LW)

0 0 7

UPAYA PENANGGULANGAN POLITIK UANG (MONEY POLITIC) PADA TAHAP PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK DI PROVINSI LAMPUNG

0 0 15