Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
harus ditingkatkan untuk memastikan kinerja penyelenggara di kabupatenkota, kecamatan, desakelurahan dan TPS sesuai dengan SOP yang ditetapkan.
Penyelenggara Pemilu Legislatif baik harus dapat bekerja sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bahwa azas penyelenggara Pemilu yang harus dijadikan pedoman bagi setiap penyelenggara
Pemilu, yaitu mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib penyelenggara Pemilu, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas,
efisiensi dan efektivitas. Pelaksanaan pemilu Legislatif Tahun 2014 memiliki potensi konflik dan tindak
pidana dalam tiap tahapannya, mulai dari pelaksanaan kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, rekapitulasi suara sampai dengan tahapan penetapan dan
pengumuman hasil Pemilihan, di antaranya adalah: a.
Tahap Kampanye Berpotensi memperebutkan pengaruh terhadap calon pemilih yang
berbuntut pada terjadinya bentrok antar pendukung, perusakanpencabutan tanda gambar peserta, pelanggaran jadwal kampanye, tuntutan
memberikan sanksi terhadap calon tertentu karena dianggap melanggar aturan main kampanye, politik uang, kemacetan dan pelanggaran lalu
lintas, kegaduhari, intimidasi, fitnah, teror, ancaman, provokasi, aksi fanatisme, pendiskreditan nama baik, kerumunan massa, isu negatif untuk
menjatuhkan nama baik calon, perang dingin, pengrusakan, pembakaran, dll.
b. Tahap Pemungutan Suara
Dalam persiapan pembuatan Tempat Pemungutan Suara TPS, kelengkapan alat, surat panggilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
berpotensi terjadi intimidasi, tata cara pencoblosan yang tidak sesuai, ketidaktegasan, kecurangan, penolakan pemantau, saksi, kesalahan nama,
hilangrusak surat suara, sabotase, penggalangan massa, lokasi pemungutan suara, jadwal waktu disediakan, sampai pada masalah
konsumsi termasuk pembagian honor bagi yang bertugas.
c. Tahap Penghitungan Suara
Keterkaitan dengan ketelitian dalam penghitungan suara, penetapan sah tidaknya, penolakan saksi, pembuatan Berita Acara, pengiriman dan
pengantaran hasil perhitungan suara, termasuk kotak suara serta rekapitulasi hasil dan Pemilu Legislatif iangsung yang dilaksanakan di
masing-masing tempatlokasi, dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
d. Tahap Penetapan Pasangan Calon Terpilih
Untuk menentukan waktu pengesahari, dan pelantikan, terutama aksi luapan kegembiraan pendukung terhadap calon terpilih, berpotensi terjadi
kecurangan, intimidasi, sabotase, dan kemungkinan terjadi penyanderaan.
3
Dalam konteks yang demikian maka hukum memiliki peranan penting dalam mengantisipasi setiap perubahan atau gejolak yang berkembang di masyarakat,
terkait dengan adanya situasi politik. Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata peraturan, proses penyelenggaraan hukum, prosedur
pemberian keputusan oleh pengadilan dan lembaga penegakan hukum. Dalam hal ini pendekatan pengembangan terhadap sistem hukum menekankan pada beberapa
hal, yaitu: bertambah meningkatnya diferensiasi internal dan keempat unsur dasar sistem hukum tersebut, menyangkut perangkat peraturan, penerapan peraturan,
pengadilan dan penegakan hukum serta pengaruh diferensiasi lembaga dalam masyarakat terhadap unsur-unsur dasar tersebut.
Tinjauan perkembangan hukum difokuskan pada hubungan timbal balik antara
diferensiasi hukum dengan diferensiasi sosial yang dimungkinkan untuk menggarap kembali peraturan-peraturan, kemampuan membentuk hukum,
keadilan dari institusi penegak hukum. Diferensiasi itu sendiri merupakan ciri yang melekat pada masyarakat yang tengah mengalami perkembangan. Melalui
3
Hilman Anggara. Potensi Pelanggaran dan Tindak Pidana Pemilu Legislatif www.hukumonline.com. Diakses 29 November 2014
diferensiasi ini suatu masyarakat terurai ke dalam bidang spesialisasi yang masing-masing sedikit banyak mendapatkan kedudukan yang otonom.
4
Perkembangan tersebut menyebabkan susunan masyarakat menjadi semakin
kompleks, karena dengan diferensiasi dimungkinkan untuk menimbulkan daya adaptasi masyarakat yang lebih besar terhadap lingkungannya.Sebagai salah satu
sub-sistem dalam masyarakat, hukum tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi masyarakat. Hukum disamping mempunyai kepentingan sendiri
untuk mewujudkan nilai-nilai tertentu didalam masyarakat terikat pada bahari- bahari yang disediakan oleh masyarakatnya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa hukum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Salah satu tindak pidana pemilu yang terjadi dalam konteks pelaksanaan Pemilu
Legislatif di
Provinsi Lampung
adalah dalam
Perkara Nomor:
70Pid.2014PT.Tjk, dengan terdakwa para ketua dan anggota PPK Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat yang melakukan tindak
pidana pemilu yaitu dengan sengaja melakukan penambahari suara pada peserta pemilu tertentu, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 309 Undang-Undang Nomor
8 tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Majelis hakim
menjatuhkan pidana kepada para terdakwa dipidana yaitu penjara selama 3 tiga bulan dan denda sebesar Rp.500.000,- lima ratus ribu rupiah dengan ketentuan
apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan penjara selama I satu bulan.
4
Barda Nawawi Arief. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung. 2001. hlm. 23
Penjatuhan pidana terhadap terdakwa tersebut pada dasarnya merupakan bentuk pertanggjawaban
para terdakwa
atas kesalahan
yang dilakukannya.
Pertanggungjawaban pidana ini didasarkan pada adanya unsur kesalahan para terdakwa, selain adanya kemampuan bertanggungjawab, tidak ada unsur pemaaf
dan pembenar atas kesalahan yang dilakukan para terdakwa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis melaksanakan penelitian dalam rangka penyusunan
Skripsi dengan judul: “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemilu Legislatif dalam Pasal 309 Undang-Undang Nomor
8 Tahun 2012 Studi Perkara Nomor: 70Pid.2014PT.Tjk.