Tingkat Kemampuan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala Dalam Menggunakan Katalog Online

(1)

TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SYAH KUALA DALAM MENGGUNAKAN

KATALOG ONLINE Skripsi

D I S U S U N

OLEH : TIRTA NUGRAHA

040709037

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN


(2)

DAFTAR ISI Abstrak

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.2 Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.3 Pelayanan Pengguna ... 9

2.1.3.1 Pelayanan Sirkulasi ... 9

2.1.3.2 Pelayanan Referensi ... 9

2.2 Sistem Temu Balik Informasi ... 10

2.2.1 Pengertian Sistem Temu Balik Informasi ... 11

2.2.2 Tujuan Dan Fungsi Sistem Temu Balik Informasi ... 12

2.2.3 Komponen Sistem Temu Balik informasi ... 13

2..2.4 Efektivitas Sistem Temu Balik Informasi ... 14

2.2.5 Pengguna Sistem Temu Balik Informasi ... 16

2.3 Online Public Access Catalog ... 18

2.3.1 Tujuan dan Fungsi Online Public Access Catalog ... 19

2.3.2 Jenis Penelusuran Online Public Access Catalog ... 20


(3)

2.3.4 Teknik Penelusuran Online Public Access Catalog ... 22

2.3.5 Keunggulan dan kelemahan Online Public Access Catalog ... 22

2.4 Kemampuan Pengguna Melakukan Penelusuran Dengan ... 23

Online Public Access Catalog BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 25

3.2 Populasi dan Sampel ... 25

3.2.1 Populasi ... 25

3.2.2 Sampel ... 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.4 Jenis dan sumber data ... 27

3.5 Instrumen Penelitian ... 27

3.5.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 28

3.5.2 Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner ... 28

3.6 Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program UILIS OPAC Perpustakaan Universitas Syah Kuala ... 30

4.2 Karakteristik Responden ... 34

4.2.1 Asal Fakultas Responden ... 34

4.3 Pengetahuan Pengguna Tentang Online Public Access Catalog ... 35

4.3.1 Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan ... 35

4.3.2 Frekuensi Penggunaan Online Public Access Catalog ... 36

4.4 Penelusuran Online Public Access Catalog ... 37

4.4.1 Penggunaan Online Public Access Catalog Oleh Pengguna ... 37

4.4.2 Hasil Penelusuran Online Public Access Catalog ... 38

4.4.3 Prosedur Penelusuran Online Public Access Catalog ... 39

4.4.4 Tingkat Keberhasilan Menelusur Menggunakan Online Public Access Catalog ... 40


(4)

4.5.1 Tampilan Deskripsi Online Public Access Catalog ... 41

4.5.2 Durasi Penelusuran Melalui Online Public Access Catalog ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 48


(5)

Abstrak

Nugraha, Tirta. 2008. Tingkat Kemampuan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala Dalam Menggunakan OPAC. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengguna pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala dalam menggunakan Online Public Access Catalog (OPAC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan UNSYIAH sebanyak 4634 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 357 orang responden. Pengambiolan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengguna memiliki kemampuan menggunakan OPAC dalam menulusur serta mengetahui cara menggunakan OPAC. Hal ini berarti bahwa OPAC di Perpustakaan UNSYIAH telah dimanfaatkan oleh pengguna. berdasarkan hasil penelitian. Kendala yang dihadapi pengguna dalam menelusur OPAC pada umumnya menyatakan hasil penelusuran menggunakan OPAC kurang relevan dengan hasil yang diterima.


(6)

Abstrak

Nugraha, Tirta. 2008. Tingkat Kemampuan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala Dalam Menggunakan OPAC. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengguna pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala dalam menggunakan Online Public Access Catalog (OPAC). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan UNSYIAH sebanyak 4634 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah 357 orang responden. Pengambiolan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengguna memiliki kemampuan menggunakan OPAC dalam menulusur serta mengetahui cara menggunakan OPAC. Hal ini berarti bahwa OPAC di Perpustakaan UNSYIAH telah dimanfaatkan oleh pengguna. berdasarkan hasil penelitian. Kendala yang dihadapi pengguna dalam menelusur OPAC pada umumnya menyatakan hasil penelusuran menggunakan OPAC kurang relevan dengan hasil yang diterima.


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kebutuhan informasi yang terus berkembang, oleh karena itu dibutuhkan suatu lembaga yang dapat mengelola perkembangan informasi tersebut sehingga informasi dapat ditemukan dan dimanfaatkan oleh pengguna.

Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi bagi penggunanya. Sebagai sumber informasi, perpustakaan dituntut untuk dapat mengikuti setiap perkembangan informasi yang mutakhir serta relevan dengan kebutuhan pengguna. Salah satu unsur yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan adalah koleksi. Koleksi yang dimiliki perpustakaan bervariasi dan tersedia dalam jumlah yang tidak sedikit. Untuk dapat mendayagunakan koleksi tersebut, pengguna memerlukan suatu sarana temu balik informasi yang baik dan mudah untuk digunakan. Sarana temu balik informasi yang umum disediakan di perpustakaan adalah katalog.

Katalog perpustakaan merupakan fasilitas penelusuran yang berfungsi sebagai sarana temu balik informasi, melalui katalog tersebut perpustakaan dapat mempromosikan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Katalog perpustakaan harus dibuat dengan mengikuti peraturan pengatalogan yang ada sehingga pengguna dapat menemukan kembali informasi yang dibutuhkan.

Katalog yang dimaksud dalam penelitian ini adalah OPAC. Corbin dalam Hasugian (2001 : 5) menyatakan bahwa “OPAC adalah sistem katalog terpasang yang diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog”.

Penelusuran informasi di perpustakaan dengan menggunakan sistem OPAC semakin memudahkan pengguna dalam menemukan informasi. OPAC juga merupakan sarana penghubung antara sekumpulan dokumen pada suatu perpustakaan dengan pengguna perpustakaan. Dengan menggunakan OPAC pengguna dapat memeriksa isi file yang ada pada suatu perpustakaan dan melakukan proses temu balik informasi dengan cara membuat pertanyaan atau permintaan (query) pada Online Public Access Catalogue (OPAC) melalui


(8)

kata kunci (key word), baik kata kunci melalui pengarang, subjek, maupun kata kunci lainnya. Sehingga melalui OPAC dapat mengetahui berapa banyak judul, subjek, lokasi serta status dari koleksi perpustakaan tertentu.

OPAC disediakan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam mencari dokumen dan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam memecahkan suatu pertanyaan atau permintaan. OPAC menjadi suatu sarana bagi pengguna untuk menelusur informasi. OPAC merupakan sarana penyimpanan, sarana penelusuran informasi secara online, dan sebagai sarana untuk dapat memeriksa status dari suatu bahan pustaka.

Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang telah berkembang menjadi perpustakaan yang terautomasi seiring bertambahnya jumlah koleksi dan jumlah pengguna. Perpustakaan UNSYIAH menggunakan sistem komputerisasi dalam penelusuran informasi yang dirancang dengan menggunakan program Unsyiah Integrated Library Information Systems (UILIS 2). Program UILIS 2 ini adalah program komputer yang menggunakan Relational Data Base Management System (RDBMS) yang merupakan sistem dasar komputer untuk mendefinisikan, memanipulasi, pengawasan, pengaturan dan penggunaan database. Program UILIS 2 merupakan program umum yang dapat diimplementasikan untuk database perpustakaan, pegawai, koleksi perpustakaan dan lainnya. Perpustakaan UNSYIAH menyediakan 5 workstation OPAC untuk mengakses informasi.

Perpustakaan UNSYIAH telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna terutama dari kalangan mahasiswa dan sivitas akademika. Salah satu bentuk yang telah diterapkan Perpustakaan UNSYIAH dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya adalah dengan menyediakan layanan penelusuran bahan pustaka secara online atau dengan layanan OPAC. Dengan adanya OPAC tersebut diharapkan pengguna memiliki kemampuan dalam mencari suatu koleksi atau bahan pustaka yang sesuai dengan kata kunci (key word) yang relevan dengan kebutuhan pengguna.

Dalam melakukan penelusuran melalui OPAC, perpustakaan harus menyediakan seperangkat komputer sehingga pengguna dapat lebih leluasa menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. Untuk menggunakan atau memanfaatkan OPAC pengguna harus dapat menjalankan atau mengoperasikan komputer. Namun disadari bahwa pengguna tersebut


(9)

belum seluruhnya memiliki kemampuan dalam menggunakan OPAC, sehingga pengguna belum dapat memanfaatkan OPAC yang tersedia secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa untuk dapat memanfaatkan OPAC di perpustakaan pengguna harus memiliki kemampuan dalam melakukan penelusuran sehingga OPAC tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal tersebut penulis berkeinginan untuk meneliti bagaimanakah tingkat kemampuan pengguna Perpustakaan UNSYIAH menggunakan layanan OPAC dalam membantu pengguna melakukan sistem temu balik informasi. Sesuai dengan hal tersebut maka penulis menetapkan judul penelitian ini adalah “TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DALAM MENGGUNAKAN OPAC”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah tingkat kemampuan pengguna pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala dalam menggunakan OPAC?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui tingkat kemampuan pengguna pada Perpustakaan Universitas Syah Kuala dalam menggunakan OPAC”.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Perpustakaan UNSYIAH, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan perpustakaan.

2. Peneliti, dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya yang memfokuskan penelitan pada masalah yang sama.

3. Penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang perpustakaan dan informasi khususnya dalam bidang layanan penelusuran informasi atau penelusuran koleksi perpustakaan.


(10)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kemampuan pengguna dalam menggunakan OPAC yang meliputi frekuensi penggunaan OPAC, penelusuran OPAC dan efektivitas penggunaan OPAC di Perpustakaan UNSYIAH.


(11)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu jenis perpustakaan yang paling banyak memberikan kontribusi dalam hal penyebaran informasi ilmiah di bidang pendidikan.

Berdasarkan buku pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, (1994 : 3) disebutkan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah :

“Suatu unit pelaksanaan teknis perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.”

Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang didirikan oleh perguruan tinggi dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara menyediakan sumber-sumber informasi yang dibutuhkan penggunanya.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki beberapa tujuan sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya. Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :perpustakaan,

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.


(12)

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi yang memadai dimana layanan yang diberikan bisa mendukung perguruan tinggi dalam rangka menyelenggarakan proses pembelajaran di perguran tinggi yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa untuk menempuh tujuan tersebut maka perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menyediakan koleksi dan layanan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Untuk melaksanakan tujuannya dengan baik, perpustakaan tinggi memiliki beberapa fungsi. Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 3) fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan skunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.


(13)

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Secara umum dapat dirumuskan bahwa perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi yang dapat mendukung program pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tridharma perguruan tinggi, dengan memiliki fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publikasi, fungsi deposit, dan fungsi interpretasi.

2.1.2 Pelayanan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu unsur yang paling menentukan keberhasilan suatu perpustakaan dalam menjalankan fungsi dan tujuannya. Hal ini karena pelayanan perpustakaan merupakan titik akses yang langsung berelasi dengan pengguna, sehingga representasi dari pelayanan perpustakaan harus tetap terjaga dengan baik.

Asas-asas yang perlu untuk diperhatikan oleh perpustakaan perguruan tinggi dalam memberikan pelayanannya kepada pengguna dinyatakan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 71) adalah sebagai berikut :

1. Berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna.

2. Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan dan kemerataan. 3. Dilandasi secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas.

4. Dilaksanakan secara cepat, tepat, dan mudah melalui cara yang teratur, terarah dan cermat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pelayanan kepada pengguna, perpustakaan harus berorientasi kepada kebutuhan dan kepentingan pengguna yang dilaksanakan secara cepat, tepat dan mudah.

Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 71) dinyatakan bahwa pelayanan perpustakaan sudah menerapkan system layanan terautomasi. Dalam layanan terautomasi tersebut, komputer digunakan untuk :

1. Mempermudah, mempercepat, dan mempertepat pelayanan.

2. Mempermudah dan mempercepat penelusuran informasi dengan hasil akhir yang baik.

3. Mempermudah dan mempercepat penemuan informasi oleh pengguna sendiri melalui fasilitas penelusuran terpasang (online).


(14)

4. Memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang beragam.

5. Membantu staf perpustakaan membuat berbagai macam data statistik sesuai dengan kebutuhan termasuk untuk evaluasi layanan, koleksi dsb.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dengan adanya penerapan sistem layanan terautomasi pada pelayanan perpustakaan dapat mempermudah proses penelusuran informasi, memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang beragam serta dapat membantu staf perpustakaan membuat data statistik.

Secara umum pengelompokan kegiatan kerja yang diberikan oleh perpustakaan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 4-5) dikategorikan ke dalam empat bagian, yaitu:

1. kelompok kegiatan kerja pelayanan teknis, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan teknis, yang terdiri atas kegiatan kerja pengadaan, inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, dan pemeliharaan koleksi.

2. kelompok kegiatan kerja pelayanan pemakai, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan pemakai, yang terdiri atas kegiatan kerja sirkulasi koleksi, pelayanan refrensi, pendidikan pemakai, dan penyebarluasan informasi.

3. kelompok kegiatan kerja pelayanan administrasi, yaitu kegiatan-kegiatan kerja yang dilaksanakan untuk mendukung secara administratif kelancaran seluruh kelompok kegiatan kerja di perpustakaan perguruan tinggi, kelompok kegiatan meliputi kegiatan-kegiatan administrasi keuangan, administrasi kerumahtanggaan, dan administrasi kepegawaian.

4. kelompok kegiatan kerja pengelolaan, yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk menyelaraskan semua kelompok kegiatan kerja sehingga berjalan harmonis dan terpadu.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap perpustakaan setidaknya memiliki empat pelayanan utama yaitu pelayanan teknis, pelayanan pengguna, pelayanan administrasi serta pelayanan pengelolaan.

2.1.3 Pelayanan Pengguna 2.1.3.1 Pelayanan Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi biasanya mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan.


(15)

Pelayanan sirkulasi adalah layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi. Namun layanan sirkulasi perpustakaan bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa sirkulasi.

Menurut Lasa (1994 : 1-2) pelayanan sirkulasi memiliki beberapa tujuan antara lain :

1. Supaya mereka dapat memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin 2. Mudah diketahui siapa meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta

kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain akan segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan pada waktu pengembalian

3. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas dengan demikian keamanan bahan pustaka dapat terjaga

4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi

5. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui.

2.1.3.2Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi lebih dititik beratkan pada pelayanan individu agar mereka mampu mendayagunakan sumber-sumber rujukan tersebut. Kemandirian sangat penting untuk memperlancar tugas-tugas kepustakawanan, dan juga akan sangat menghemat tenaga dan waktu.

Menurut Rahayuningsih (2007 : 104) pelayanan referensi mempunyai tujuan, fungsi dan penunjang, yaitu :

a. Tujuan layanan referensi

1. Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat 2. Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih

luas

3. Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna

b. Fungsi layanan referensi 1. Informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau kebutuhan pengguna perpustakaan akan informasi

2. Bimbingan

Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat sesuai dengan minat pengguna


(16)

Memberikan pengarahan dan bantuan pada pengguna mengenai cara menggunakan perpustakaan maupun koleksi referensi

c. Penunjang

Untuk menunjang tujuan dan fungsi layanan referensi, diperlukan: 1. Petugas perpustakaan yang cakap

2. Koleksi referensi yang memadai dan disajikan dalam rak terbuka serta mudah dicapai k

3. Kerja sama antar perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi memiliki beberapa tujuan, fungsi dan penunjang yang dapat membantu terlaksananya kegiatan layanan referensi.

2.2 Sistem Temu Balik Informasi

Keberadaan sistem temu baik informasi di perpustakaan bukanlah sesuatu yang baru. Salah satu komponen yang harus dilengkapi oleh perpustakaan adalah membangun sistem temu balik informasi, karena jika tidak ada sistem temu balik informasi maka pengguna akan mengalami kesulitan dalam mencari bahan pustaka yang diinginkannya. Konsep temu balik informasi yaitu menyimpan data yang memuat tentang keberadaan informasi, kemudian dapat dipanggil kembali oleh pengguna. Sistem yang dirancang dalam media tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, dimana setiap komponen dirancang untuk mendukung komponen lain dan tujuan akhirnya yaitu untuk menampilkan data yang sudah disimpan terlebih dahulu.

Lancaster dalam chowdhury (1999 : 3) meyatakan bahwa :

An information retrieval system does not inform (i,e.., change the knowladge of) the user on the subject of his enquery. It merely inform his of existence (or not existance) and where abouts of documents relating to his request.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa temu balik ini tidak diinformasikan, tetapi data yang terdapat di dalamnya yang diinformasikan kepada pengguna. Tentang informasi yang diinginknan pengguna, sistem ini memungkinkan untuk mencari, dan menemukan data yang akurat dan detail, pangkalan datanya memungkinkan menyimpan informasi apa saja mulai dari angka sampai full text, atau bisa kombinasi dari keduanya, sehingga akan sangat mudah, apabila seseorang akan mencari sumber informasi kemudian ia menggunakan media dalam menemukan sumber tersebut.


(17)

2.2.1 Pengertian Sistem Temu Balik Informasi

Sistem temu balik informasi memiliki peran penting dalam memanfaatkan sumberdaya informasi berbasis elektronik. Informasi yang tersimpan dan tersedia pada sejumlah database, tidak akan mempunyai arti apa-apa jika tidak dapat ditemu-balikkan. Untuk itulah diperlukan sistem temu balik informasi yang canggih yang dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna untuk mengakses sejumlah informasi yang diinginkan. Sistem temu balik informasi (STBI) berasal dari kata Information Retrieval System (IRS). Menurut Salton dalam Hasugian (2007 :1-2) “STBI adalah suatu proses (dari suatu file) untuk mengidentifikasi dan memanggil (retrieval) dokumen (bahan pustaka) tertentu dari suatu file sebagai jawaban atas permintaan informasi”.

Pendapat lain menyatakan bahwa “proses yang berkaitan dengan penyimpanan dokumen, representasi, pencarian dan pemanggilan (retrieval) dokumen yang relevan dengan permintaan yang dilakukan oleh pemakai (user)”. Ingwerson dalam Hasugian (2007 : 1-2)

Dari uraian di atas dapat disimpulkam bahwa STBI adalah suatu proses yang berkaitan dengan penyimpanan dokumen, pencarian atau pemanggilan (retrieval) dokumen tertentu dari suatu file sebagai jawaban atas permintaan informasi.

2.2.2 Tujuan Dan Fungsi Sistem Temu Balik Informasi

Pada umumnya temu balik informasi (STBI) disusun dengan menggunakan bahasa temu balik informasi dan kriteria pencocokkan yang dirancang bangun untuk memudahkan penelusuran informasi. Dalam melakukan penelusuran informasi pengguna dapat memanfaatkan OPAC sebagai sarana untuk menelusur. Untuk meningkatkan pelayanan, perpustakaan harus mengikuti perkembangan teknologi informasi, karena perancangan sarana temu balik yang cepat dan efisien akan memudahkan pengguna perpustakaan dalam penemuan kembali informasi di perpustakaan.

Secara teknis tujuan STBI adalah mencocokkan (matching) dengan term atau istilah yang dibangun (query) dengan term atau indeks yang ada dalam dokumen, sehingga dengan kecocokan tersebut maka dokumen-dokumen yang relevan akan terambil (retrieved) dari database. Dokumen relevan yang terambil tersebut itulah tujuan dari STBI. (Hasugian, 2006 : 3).


(18)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan STBI adalah untuk mencocokkan query dengan term sehingga dokumen-dokumen yang relevan akan terambil oleh database.

Pada awalnya sistem temu balik informasi berfungsi untuk menginventaris buku-buku yang masuk di perpustakaan, namun dewasa ini fungsi tersebut berubah menjadi media yang dapat membantu pengguna perpustakaan dalam mencari bahan pustaka yang terdapat di dalam perpustakaan. hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chowdhury (1999 : 3) dalam bukunya “introduction to modern information retrieval” menyatakan bahwa :

The major functions of information retrieval system can be listed as follows:

1. to identify the information (sources) relevant to the areas of interest of the target users’ community

2. to analyse the contents of the sources (documents)

3. to represent the contents of the analysed sources in a way that will be suitable for matching with the database

4. to analyse users’ queries and to represent them in a form that will be suitable for matching with the database

5. to math the search statement with the stored database 6. to retrieve the information that is relevant, and

7. to make necessary adjustments in the system based on feedback from the users. Dari pernyataan di atas dapat didefinisikan bahwa fungsi dari temu balik informasi adalah :

1. Mengidentifikasi informasi yang diterima dan mencari sumber yang relevan untuk permintaan pengguna

2. Menganalisa sumber

3. Mempersembahkan sumber yang sudah diplih dan mencocokkan ke pangkalan data

4. Mencocokkan kata-kata pengguna dengan pangkalan data yang tersedia 5. Menemukan informasi yang relevan

6. Membuat pencocokkan yang dianggap penting di dalam sistem berdasarkan reaksi pada pengguna


(19)

2.2.3 Komponen Sistem Temu Balik Informasi

Sistem temu balik informasi memiliki beberapa komponen. Menurut Hasugian ( 2007 : 3 ) ada lima komponen STBI yaitu :

1. Pengguna

Pengguna STBI adalah orang yang menggunakan atau memanfaatkan STBI dalam rangka kegiatan pengelolaan dan pencarian informasi. Berdasarkan perannya, pengguna STBI dibedakakan atas 2 (dua) kelompok yaitu pengguna (user) dan pengguna akhir (end user). Pengguna (user) adalah seluruh pengguna STBI yang menggunakan STBI baik untuk pengelolaan (input data, backup data, maintenance, dsb) maupun untuk keperluan pencarian/penelusuran informasi, sedangkan pengguna akhir (end user) adalah pengguna yang hanya menggunakan STBI untuk keperluan pencarian dan atau penelusuran informasi. 2. Query

Query adalah format bahasa permintaan yang di input (dimasukan) oleh pengguna kedalam STBI. Dalam interface (antarmuka) STBI selalu disediakan kolom/ruas sebagai tempat bagi pengguna untuk mengetikkan (menuliskan) query nya. Dalam OPAC perpustakaan disebut “search expression”. Pada kolom itulah pengguna mengetik/menuliskan bahasa permintaanya (query), dan setelah query itu dimasukkan selanjutnya mesin akan melakukan proses pemanggilan (recall) terhadap dokumen yang diinginkan dari database.

3. Dokumen

Dokumen adalah istilah yang digunakan utnuk seluruh bahan pustaka, apakah itu artikel, buku, laporan penelitian dsb. Seluruh bahan pustaka dapat disebut sebagai dokumen. Dokumen dalam bahasa STBI online adalah seluruh dokumen elektronik (digital) yang telah di input (dimasukkan) dan disimpan dalam database (pangkalan data). Media penyimpanan database ini ada yang berbentuk CD-ROM ada juga yang berbentuk harddisk. Database ini ada yang bisa diakses secara online dan ada juga yang diakses secara off line. Biasanya database yang bisa diakses secara online dapat diakses secara bersamaan (multy user), sedangkan yang sifatnya off line hanya dapat digunakan oleh seorang saja dalam waktu yang sama (single user).

4. Indeks Dokumen

Indeks adalah daftar istilah atau kata (list of terms). Dokumen yang dimasukkan/disimpan dalam database diwakili oleh indeks, Indeks itu disebut indeks dokumen. Fungsinya adalah representasi subyek dari sebuah dokumen. Indeks memiliki tiga jenis yaitu :

a. Indeks subyek adalah menentukan subyek dokumen pada istilah mana/apa yang menjadi representasi subyek dari sebuah dokumen.

b. Indeks pengarang adalah mementukan nama pengarang mana yang menjadi representasi dari suatu karya.


(20)

c. Indeks bebas adalah menjadikan seluruh kata/istilah yang terdapat pada sebuah dokumen menjadi sebuah representasi dari dokumen, terkecuali stopword. Stopword adalah kata yang tidak di indeks seperti : yang, that, meskipun, di, ke, dan lain-lain atau seluruh kata sandang/partikel.

5. Pencocokkan (Matcher Fungtion)

Pencocokkan istilah (query) yang dimasukkan oleh pengguna dengan indeks dokumen yang tersimpan dalam database adalah dilakukan oleh mesin komputer. Komputerlah yang melakukan proses pencocokkan itu dalam waktu yang sangat singkat sesuai dengan kecepatan memory dan processing yang dimiliki oleh komputer itu. Komputer hanya dapat melakukan pencocokan berdasarkan kesamaan istilah, komputer tidak bisa berfikir seperti manusia sebab mesin komputer tersebut hanyalah “artificial intelegence” (kecerdasan buatan). Oleh karena itu sering terjadi “ambiguitas” atau kesalahan makna untuk sebuah istilah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen STBI terdiri dari pengguna, query, dokumen, indeks dokumen, pencocokkan (matcher fungtion).

2.2.4 Efektivitas Sistem Temu Balik Informasi

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai tujuan. Dalam memanfaatkan efektivitas temu balik informasi, harus digunakan parameter untuk mengevaluasinya agar hasil yang diberikan sistem sesuai dengan permintaan pengguna. Evaluasi dilakukan untuk menjelaskan bagaimana sistem beroperasi atau untuk mengetahui mengapa sistem berfungsi pada tingkat efisiensi tertentu.

Anoraga (2000 : 178) menyatakan bahwa: “Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja”.

Sedangkan menurut Handoko (2003 : 103-105), “efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk menentukan tujuan yang telah ditentukan”.

Selanjutnya Handoko menyatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam menilai efektivitas, yaitu :

1. Kegunaan

Agar kegunaan bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana.


(21)

Rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat.

3. Ruang lingkup

Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi.

4. Efektivitas biaya

Efektifitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah waktu, usaha, dan aliran emosional

5. Akuntabilitas

Ada dua aspek akuntanbilitas perencanaan : 1. tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan 2. tanggung jawab atas implementasi rencana.suatu rencana harus mencakup keduanya.

6. Ketepatan waktu

Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas erat hubungannya dengan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau arah yang tepat dalam pencapaian tujuan. Pada saat sekarang, pengertian efektif sering diidentikkan dengan tepat guna.

Efektivitas dari suatu STBI adalah kemampuan dari suatu sistem untuk memanggil berbagai dokumen dari suatu basis data sesuai dengan permintaan pengguna. Parameter dari efektivitas temu balik ialah rasio perolehan (recall) dan rasio ketepatan (precision).

Sulistyo-Basuki (1992 : 148) menyatakan bahwa :

Rasio perolehan (recall) adalah perbandingan dokumen ditemukan dengan jumlah total dokumen relevan dalam sistem. Sedangkan Rasio ketepatan (precision) adalah perbandingan antara dokumen relevan dengan jumlah dokumen yang ditemu balik dalam penelusuran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perolehan (recall) dan ketepatan (precision) merupakan suatu hal yang sangat bertentangan. Sebab, perolehan merupakan jumlah kesuluruhan dokumen yang terpanggil oleh sistem dan belum tentu relevan dengan permintaan pengguna. Sedangkan ketepatan merupakan kemampuan sistem untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan dengan permintaan pengguna. Dengan demikian apabila recall tinggi maka precision rendah dan jika precision tinggi maka recall rendah.


(22)

Oleh karena itu precision yang biasanya menjadi salah satu ukuran yang digunakan untuk menilai keefektifan suatu sistem temu balik informasi.

2.2.5 Pengguna Sistem Temu Balik Informasi

Pengguna merupakan hal yang paling utama dalam temu balik informasi. Tujuan dari database dalam suatu sistem yaitu memberikan kebutuhan informasi kepada pengguna. Pada dasarnya pengguna membutuhkan data, informasi, atau pengetahuan.

Dalam memenuhi kebutuhan informasi, pengguna dapat mengekspresikan kebutuhan informasinya dengan menggunakan bantuan pustakawan dan sarana penelusuran seperti OPAC yang akan membantu pengguna untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk mendapatkan informasi yang relevan maka pengguna harus merumuskan secara rinci informasi apa yang diperlukan.

Tipe pengguna perpustakaan menurut Chowdurry (1999 : 179) adalah :

1. Actual users, that is, those who are using the information service at given time 2. Potential users, that is, those who are not yet served by the information service 3. Exzpected users, that is, those who not only have the privilege of using the

information service, but also have the intention of doing so, and

4. Beneficiary users, that is, those who have derived some benefit from the information service.

Dari pernyataan di atas dapat didefinisikan :

1. Pengguna aktual, adalah pengguna terdaftar menggunakan layanan informasi 2. pengguna potensial, adalah pengguna yang belum dilayani oleh perpustakaan 3. Pengguna yang diharapkan, adalah mereka yang tidak hanya menggunakan

perpustakaan, tetapi juga mempunyai tujuan dari yang mereka lakukan

4. Pengguna yang diuntungkan, adalah pengguna yang telah mengambil beberapa keuntungan dari perpustakaan

Sedangkan menurut Hasugian (2004 : 3) :

Berdasarkan tingkat kemampuannya, pengguna STBI juga dapat dikelompokkan atas 2 (dua) kelompok yaitu pengguna pemula (novice user) dan pengguna ahli (expert user).

• Pengguna pemula (novice user) adalah pengguna yang kemampuannya menggunakan STBI masih dalam kategori pemula, belum menguasai teknik-teknik sistem penelusuran informasi, belum mengenal karakteristik database yang diakses secara lengkap. Pengguna pemula ini masih membutuhkan bantuan


(23)

dari pustakawan atau penelusur lainnya, artinya dirinya masih belum dapat mandiri dalam melakukan penelusuran.

• Pengguna ahli (expert user) adalah pengguna yang telah memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan penelusuran informasi, menguasai teknik-teknik penelusuran informasi, mengenal karakteristik dari berbagai database, dan sudah dapat melakukan penelusuran inforamasi tanpa mendapat bantuan dari orang lain.

2.3 Online Public Access Catalog

Pada awalnya katalog yang dikenal masih dalam bentuk kartu atau lembaran kertas, namun setelah teknologi informasi masuk kedalam dunia perpustakaan katalog kartu tersebut beralih dalam bentuk online.

Horgan dalam Hasugian (2007 :3) menyatakan bahwa :

OPAC adalah suatu system temu balik informasi, dengan satu sisi masukkan (input) yang menggabungkan pembuatan file cantuman dan indeks.hal ini dapat menghasilkan pangkalan data yang dapat ditelusuri sebagai sisi keluaran (output) dari sistem.

Sedangkan Corbin dalam Hasugian (2007 : 3) menyatakan bahwa :

Suatu katalog yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat tersedia secara online, dan sebagai sarana untuk dapat memeriksa status dari suatu bahan pustaka.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa OPAC adalah sistem katalog terpasang yang berisikan cantuman bibliografi dari satu atau beberapa perpustakaan yang dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog dan sebagai sarana untuk memeriksa status dari suatu bahan pustaka.

Melalui OPAC dapat ditelusur oleh lebih dari satu pengguna dalam waktu yang bersamaan apabila katalog tersebut terpasang dalam bentuk jaringan LAN (Local Area Network). OPAC tidak hanya digunakan dalam pencarian data bibliografis koleksi yang telah terkomputerisasi, tetapi juga sebagai alat penyelidikan. Dibandingkan dengan katalog kartu, OPAC lebih efesien kerena lebih banyak memiliki titik akses dan lebih fleksibel. Pencarian dokumen dapat dilakukan dengan menggunakan titik akses: judul, subjek, pengarang, nama korporasi,dan nomor kelas dan kata kunci.

OPAC merupakan sarana penghubung antara sekumpulan dokumen pada suatu perpustakaan dengan pengguna perpustakaan. Melalui OPAC pengguna dapat melakukan


(24)

proses temu balik informasi dengan cara memasukkan pertanyaan atau permintaan (query) pada OPAC dengan menggunakan titik akses (access point) bisa melalui pengarang, judul, subjek, maupun kata kunci, sehingga dengan menggunakan OPAC pengguna dapat menemukan koleksi yang dicari serta mengetahui jumlah eksemplar, lokasi dan status dari koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.3.1 Tujuan dan Fungsi Online Public Access Catalog

OPAC merupakan sarana mutakhir yang telah menjadi pilihan utama perpustakaan, selain memberiokan kemudahan bagi pengguna, OPAC juga .memberi kemudahan bagi petugas perpustakaan dalam melakukan kegiatan pengatalogan dan lain-lain.

Siregar (2004 : 57) Menyatakan bahwa :

Peralihan katalog manual ke bentuk online, disamping banyak menghemat waktu pengguna dalam penelusuran, juga mampu meningkatkan efisiensi pekerjaan pengatalogan bahan pustaka baru. Katalog elektronik terbukti juga mampu mempromosikan koleksi perpustakaan sehingga penggunaanya semakin tinggi.

Pendapat lain di ungkapkan oleh Kusmayadi (2006 : 53) adalah:

1. Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan

2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi

3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja

4. Mempercepat poencarian informasi

5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan luas.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan penyediaan OPAC di Perpustakaan adalah untuk memberi kepuasan kepada pengguna dan staf perpustakaan dan mempercepat pencarian informasi yang tersedia di perpustakaan.

OPAC di fungsikan untuk membantu pengguna di dalam sistem temu balik informasi di suatu perpustakaan. Selain sebagai sistem temu balik informasi OPAC juga berfungsi sebagai sarana untuk mengetahui status suatu bahan pustaka dan lokasi bahan pustaka tersebut.

OPAC mempunyai kemampuan untuk menyediakan bantuan kepada pengguna dengan lebih mudah dibandingkan katalog kartu, bukan hanya lebih banyak titik akses yang bisa diakses, tetapi OPAC lebih fleksibel.


(25)

Menurut Tedd dalam Hasugian (2007 : 3)

OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat dipakai pengguna untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang loksainya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari tersedia di perpustakaan atas sedang dipinjam.

Pendapat lain di ungkapkan oleh Yusup (1995 : 76) Fungsi katalog secara umum adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan menggunakan lambang-lambang angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number). 2. Mendaftarkan semua buku dan bahan lain dengan susunan alfabetis nama

pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan, ke dalam suatu tempat khusus di perpustakaan untuk memudahkan pencarian entri-entri atau informasi yang diperlukan.

3. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi katalog secara umum adalah untuk menunjukkan tempat suatu buku, menginventarisasikan semua koleksi yang dimilki perpustakaan, serta memberikan kemudahan untuk mencari koleksi yang ada di perpustakaan

Dengan adanya katalog, pengguna dapat secara langsung menggunakan informasi mengenai bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dengan demikian katalog manual dan OPAC berfungsi sebagai sarana sistem temu-balik pada perpustakaan dalam memberikan informasi tentang status dan letak koleksi pada suatu perpustakaan.

2.3.2 Jenis Penelusuran Online Public Access Catalog

OPAC menyediakan beberapa cara yang dapat memenuhi kebutuhan penelusuran yang memungkinkan pengguna untuk memenuhi kebutuhan dalam mencari atau menelusur informasi. Pengguna dapat melakukan penelusuran dari berbagai aspek, sehingga informasi yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.


(26)

Hasugian (2004 : 6) mengemukakan ada beberapa jenis penelusuran yang dapat dilakukan melalui OPAC, yaitu :

1. Penelusuran dengan merawak (browse searching)

Penelusuran dengan teknik browse (merawak) yaitu menelusur dengan memeriksa satu persatu cantuman (record) dari dokumen yang ada, proses ini memang akurat, akan tetapi membutuhkan waktu yang lama sehingga kurang efisien untuk dilakukan.

2. Penelusuran kata kunci (keyword searching)

Penelusuran dengan menggunakan kata kunci (keyword) tertentu sebagai query. Kata kunci tersebut adalah berupa istilah/ kata yang dirumuskan secara bebas (encontrolled vocabulary)/kata/istilah baku/standard (controlled vocabulary). 3. Penelusuran terbatas (limited searching)

Penelusuran dengan melakukan pembatasan kepada ruas data tertentu, pemabatasan database tertentu, pembatasan tahun tertentu, pembatasan bahsa, negara,dsb.

2.3.3 Titik Akses Penelusuran Online Public Access Catalog

Online Public Access katalog (OPAC) menawarkan lebih banyak titik akses (access point) dari yang biasa ditawarkan katalog manual. Sehubungan dengan hal tersebut Siregar (2004 : 52) menyatakan bahwa:

Disamping akses melalui pengarang, judul, dan subjek OPAC juga menawarkan misalnya akses melalui nomor panggil (call number) dan penerbit di tambah dengan logika boolean (boolean logic), dan batasan penelusuran oleh bahasa atau format dokumen.

Pendapat lain dinyatakan oleh Siregar (2001 : 45) yaitu:

Titik pendekatan atau istilah asing disebut dengan access point dapt juga dikenal dengan nama titik akses ataupun titik temu. Titik pendekatan dapat berupa sebuah nama, istilah, sandi, dan sebagainya. Dalam hal ini, titik pendekatan atau access point tersebut cantuman atau data bibliografi sebuah dokumen dapat ditelusuri dan diidentifikasi.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dengan adanya titik akses tersebut pengguna dapat lebih mudah menelusur dan mengidentifikasi cantuman atau data bibliografi sebuah dokumen.


(27)

2.3.4 Teknik Penelusuran Online Public Access Catalog

Dalam melakukan penelusuran OPAC diperlukan beberapa teknik penelusuran. Teknik penelusuran merupakan teknik seseorang untuk menemukan informasi yang dibutuhkannya. Menurut Saleh (1996 : 76-81) Teknik penelusuran OPAC terbagi dalam lima bagian, yaitu :

1. Penelusuran dengan kamus istilah

Dimana penelusuran menggunakan istilah yang sudah di buat oleh CDS/ISIS pada saat mengindeks suatu ruas/sub ruas.

2. Penelusuran bebas

Dimana pengguna bebas mengetikkan apa saja yang ingin dicari karena sistem ini merupakan pengganti katalog.

3. Penelusuran dengan ekspresi Boolean

Penelusuran dengan ekspresi Boolean ini memungkinkan pengguna untuk menemu-balik informasi yang lebih tepat sesuai dengan apa yang diinginkan. 4. Penggunaan teknik ANY

Pengguna ANY merupakan cara mengelompokkan istilah yang dapat dipakai sebagai penelusuran.

5. Pemotongan istilah

Pemotongan istilah ini digunakan apabila akan menjaring seluruh kata yang ada dalam basis data yang diminta dalam bentuk query.

Berdasarkan pernyataaan di atas teknik penelusuran OPAC di bagi menjadi lima bagian yaitu penelusuran dengan kamus istilah, penelusuran bebas, penelusuran dengan ekspresi boolean, penggunaan teknik ANY, pemotongan istilah.

2.3.5 Keunggulan dan Kelemahan Online Public Access Catalog

OPAC sebagai media atau alat penelusuran yang canggih dan memiliki keunggulan dari pada katalog manual ( katalog kartu). Kelebihan atau keunggulan dari OPAC adalah cantuman bibliografi pada OPAC dapat ditelusuri dalam berbagai cara dan dapat ditampilkan pada berbagai bentuk format tampilan, tampilan OPAC dapat didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, OPAC mempunyai kemampuan untuk menyediakan bantuan pengguna dalam berbagai cara dan tingkatan yang bias di baca langsung oleh pengguna, kemudahan dalam menelusur, dan menghemat waktu dalam mencari informasi.


(28)

OPAC memiliki beberapa kelebihan dari katalog kartu yaitu sisi penelusuran mencakup interaksi (interaction), bantuan pengguna (user assistance), kepuasan pengguna (user Satisfaction), kemampan penelusuran (searching capabilities), keluaran dan tampilan (out and display), ketersediaan dan akses (availability and access).

Selanjutnya Menurut Hermanto (2007 : 1) OPAC memiliki keuntungan diataranya yaitu :

1. Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

2. Penelusuran dapat dilakukan dimana saja tidak harus datang ke perpustakaan dengan catatan sudah online ke internet.

3. Menghemat waktu dan tenaga.

4. Pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi dan status koleksi apakah sedang dipinjam atau tidak.

5. Pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalam menelusur bahan pustaka.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa OPAC memiliki keuntungan dan kelebihan. Keuntungannya yaitu penelusuran dapat dilakukan dengan cepat, dapat menghemat waktu, serta pengguna memiliki peluang lebih banyak dalam menelusur bahan pustaka.

Dari berbagai keuntungan di atas OPAC juga memiliki kekurangan. Sebagaimana dinyatakan oleh Hermanto (2007 : 1) adalah :

1. Belum semua bahan pustaka masuk ke data komputer sehingga pengguna mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran.

2. Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiatan penelusuran bahan pustaka akan terganggu.

Selain pendapat di atas yang menjadi kekurangan dari OPAC adalah kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusur informasi yang dimiliki perpustakaan.


(29)

2.4 Kemampuan Pengguna Melakukan Penelusuran Dengan Online Public Access Catalog

Setiap pengguna perpustakaan memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan yang beragam dalam melakukan penelusuran OPAC. Kemampuan tersebut sangat berhubungan erat dengan tingkat keberhasilan dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

Menurut Stevenson (1997 : 1) “ability is quality or skill which makes it possible to do something”. Pernyataan tersebut dapat diartikan kemampuan adalah kualitas atau keahlian yang memungkinkan untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 707) kemampuan mempunyai kata dasar mampu yaitu “kuasa, sanggup, bisa”. Kemudian mendapatkan imbuhan ke-an menjadi kemampuan yang berarti kekuasaan, kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Dari pernyataan di atas kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan atau keahlian dalam melakukan sesuatu. Kemampuan tersebut adalah kemampuan pengguna dalam menggunakan OPAC tanpa menggunakan bantuan orang lain, atau mampu mengungkapkan masalah dalam menentukan istilah untuk melakukan penelusuran. Dalam penelusuran informasi, pengguna perlu memiliki pengetahuan dalam menggunakan OPAC yaitu teknik penelusuran untuk menelusur sehingga informasi yang dibutuhkan dapat ditemu-balikkan dengan efektif dan efisien.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ilmiah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian diperlukan metode-metode yang dipergunakan untuk memecahkan suatu permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode deskriptif, karena penelitian di ditujukan untuk memecahkan masalah tentang suatu keadaan yang dihadapai seseorang.

Menurut Sugiyono (2002 : 112) :

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data denga cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, yang beralamat di jalan Kopelma Darussalam, Banda Aceh 23111.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Dalam suatu penelitian populasi merupakan hal yang penting dalam melaksanakan penelitian tersebut. Menurut Sugiyono (2002 : 57) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi kriteria populasi dalam penelitian ini adalah anggota aktif Perpustakaan Universitas Syiah Kuala. Jumlah anggota Perpustakaan Universitas Syiah Kuala terhitung sampai dengan tahun 2007 berjumlah 4.634 Orang (laporan akuntanbilitas kinerja Perpustakaan UNSYIAH). Populasi ini selanjutnya akan digeneralisasikan, sehingga penelitian ini akan dilakukan terhadap sebahagian populasi sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2002 : 57) “Sampel adalah sebagian dari jumlah


(31)

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini sangat besar dirasa perlu membatasi dan menetapkan sampel.

Menurut Sugiyono (2002 : 64) “Dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5 % jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95 % terhadap populasi”.Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sangat besar maka peneliti membatasi sampel dengan menggunakan tabel Krejcie. Berdasarkan tabel Krejcie jumlah sampel adalah 357 orang, dengan taraf kesalahan 5 % (α =0.05) dan tingkat kepercayaan 95 persen..

Sedangkan teknik penentuan sampel penulis menggunakan yaitu penarikan sampel dimana populasi dibagi-bagi dalam lapisan yang juga disebut sub

populasi atau stratum. Sub populasi atau stratum dalam penelitian ini penulis tetapkan berdasarkan fakultas.

Tabel 1: Sampel Penelitian Pada Stratum

Fakultas Sub Populasi Sampel

Ekonomi 594

4634 594

x 357 = 46

Kedokteran 465

4634 465

x 357 = 36

Kedokteran Hewan 235

4634 235

x 357 = 18

Teknik 621

4634 621

x 357 = 48

FKIP 1280

4634 1280

x 357 = 99

F.MIPA 337

4634 337

x 357 = 26

Sosial dan Politik 316 4634

316

x 357 = 24

Pertanian 474

4634 474


(32)

Hukum 312

4634 312

x 357 = 24

Jumlah 377

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan Universitas Syah Kuala

2. Kuesioner, yang diberikan kepada responden Perpustakaan Universitas Syah Kuala

3. Studi kepustakaan dan berkas yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan kepustakaan lain serta pemilihan berkas yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui pengisian jawaban yang diajukan dalam kuesioner.

2. Data Sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang berasal dari buku, jurnal, majalah, laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

3.5 Instrumen Penelitian

Pada hakekatnya alat pengumpulan data dalam suatu penelitian terdiri dari beberapa macam, yaitu tergantung pada sifat penelitian tersebut. Menurut pendapat Sugiyono (2002 :84) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sesuai dengan pendapat diatas penulis menentukan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun dalam bentuk pertanyaan.


(33)

Menurut Narbuko (1997 : 76) “Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti”. Rancangan kuesioner dijabarkan dalam bentuk daftar pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dijawab oleh responden sebagai subjek penelitian. Dari jawaban responden tersebut diperoleh data yang relevan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.

Tipe kuesioner yang dipergunakan adalah kuesioner atau angket pilihan.

Angket pilihan yaitu angket yang harus dijawab oleh responden dengan cara tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia. Jumlah alternatif jawaban minimal dua dan maksimal lima, dengan maksud supaya tidak menjemukan responden (narbuko, 2002 : 78).

Untuk memudahkan penyusunan kuesioner maka dibuat kisi-kisi kue sioner.

Kisi-kisi Kuesioner

Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator No.Item Kuesioner Jumlah Item 1. Kemampuan

pengguna menggunakan OPAC

1.Pengetahuan tentang OPAC

2.Frekuensi

penggunaan OPAC 3. Penelusuran OPAC 4. Efektifitas OPAC

1 2,3 4,5,6,7 8,9,10 1 2 5 2

3.5.2 Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan selama satu minggu setiap hari kerja, dari hari jumat sampai dengan rabu pukul 09.00 s/d 14.00 WIB. kuesioner tersebut disebarkan dan diisi di tempat pada waktu itu juga dikumpulkan.

3.6 Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Selanjutnya data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun kedalam tabel-tabel kemudian dihitung persentasinya, dianalisis dan diinterprestasikan.


(34)

Untuk menghitung persentasi jawaban yang diberikan responden digunakan rumus persentasi seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2000 : 349).

x100

n F

p= %

Keterangan : P = Persentasi

F = Jawaban yang diberikan responden n = Jumlah responden

Untuk menafsirkan besarnya persentasi yang didapatkan dari tabulasi data, penulis menggunakan penafsiran yang dikemukakan oleh Arikunto (2000 : 57) sebagai berikut :

 81 – 100% : Sangat baik  61 – 80% : Baik  41 – 60% : Cukup  21 – 40% : Kurang  0 – 20% : Kurang sekali


(35)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Program UILIS OPAC Perpustakaan Universitas Syah Kuala

Uilis merupakan salah satu program yang terautomasi. UILIS merupakan singkatan dari Unsyiah Integrated Library Information System. Untuk memudahkan pencarian buku secara cepat dan tepat UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala menyediakan fasilitas searching dengan aplikasi komputer yang berbasis web, pencarian ini dapat dilakukan pada semua komputer yang terhubung dengan jaringan intranet kampus. Untuk mengakses pencarian Online Public Access Catalogue (OPAC) ini Anda dapat menggetik alamatnya yaitu :

Berikut langkah-langkah pencarian buku melalui OPAC UILISNET-2 berbasis web : Masuk ke pencarian buku (Online Public Access Catalogue) yaitu pencarian buku teks, referensi, skripsi, tesis, disertasi, dokumentasi, karya ilmiah, on-reserve).

Masuk ke pencarian artikel (opac-serial) yaitu pencarain majalah/serial.


(36)

Pencarian koleksi dengan cari judul :

 Ketik judul atau bagian judul dari koleksi yang diinginkan (misalnya “fisiologi manusia”) pada kolom yang tersedia lalu enter.

 Komputer akan menampilkan judul yang diketik, judul buku yang di dalamnya ada kata “fisiologi” akan ditampilkan semua.

 Untuk pencarian melalui pengarang dan subjek proses sama dengan pencarian melalui judul.

 Pilih judul buku yang diinginkan lalu klik pada bagian lokasi, komputer akan menampilkan informasi lengkap dari sebuah koleksi buku, seperti gambar di bawah ini :


(37)

Keterangan gambar di atas :

 Kode Koleksi : Tiga huruf awal dari judul koleksi dan nomor abjad koleksi  Judul : Judul dari koleksi buku/dokumen

 Pengarang : Pengarang utama dari koleksi/buku yang ditulis nama pengarang dibalik sesuai aturan penulisan di katalog

 Penerbit : Nama/Lembaga penerbit koleksi  Tahun terbit : Tahun penerbitan koleksi/buku

 Subyek : Subyek dari koleksi/buku yang dibuat dalam bahasa Inggris  Type : Type/jenis koleksi, TXB (text book), SKR (Skripsi),THS (Tesis),

DTH (Disertasi),

KKI (Koleksi Karya ilmiah) LKP (Laporan Kerja Praktik)  DDC : Dewey Decimal Classification (nomor klasifikasi) Stock : Jumlah buku yang ada

On-Reserve : Buku cadangan (pinjam singkat)  Ready : Jumlah buku/koleksi yang masih ada  Peminjaman : Informasi nama peminjam buku/koleksi Masuk pada pencarian Artikel/Jurnal (OPAC SERIAL)

 Masukkan judul artikel atau bagian dalam judul artikel kemudian klik pada “cari judul”


(38)

(39)

4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Asal Fakultas Responden

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan fakultas yang ada di UNSYIAH dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3: Komposisi Responden Berdasarkan Fakultas

No Fakultas Responden Persentase (%)

1 Ekonomi 46 12,9

2 Kedokteran 36 10,1

3 Kedokteran Hewan 18 5

4 Teknik 48 13,4

5 F.KIP 99 27,8

6 F.MIPA 26 7,3

7 Sosial dan Politik 24 6,7

8 Pertanian 36 10,1

9 Hukum 24 6,7

Jumlah 377 100

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah berasal dari fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yaitu sebanyak 99 responden (27, 8 %), sedangkan yang paling sedikit adalah dari fakultas Kedokteran Hewan sebanyak 18 responden (5 %). Hal ini menunjukkan bahwa komposisi responden berdasarkan fakultas sebagian besar berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4.3 Pengetahuan Pengguna Tentang Online Public Access Catalog

Pengetahuan pengguna tentang OPAC dapt diketahui dari jawaban responden terhadap pertanyaan angket nomor 1. Jawaban tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:


(40)

Tabel 4: Pengetahuan Pengguna Tentang OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1

a. Mengetahui 281 78,7

b. Kurang mengetahui 54 15,2

c.Tidak Mengetahui 22 6,1

Jumlah 357 100

Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa 281 (78,7 %) responden menyatakan mengetahui cara menggunakan OPAC, dan 54 (15,2 %) menyatakan kurang mengetahui cara menggunakan OPAC, sedangkan 22 (6,1 %) menyatakan tidak mengetahui cara menggunakan OPAC.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden mengetahui cara mengguna OPAC. Hal ini menunjukan responden memiliki pengetahuan cara menggunakan OPAC. Sedangkan sebagian kecil dari responden yang tidak mengetahui cara menggunakan OPAC disebabkan karena responden belum dapat menggunakan OPAC.

4.3.1 Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan

Untuk mengetahui data tentang kunjungan pengguna ke perpustakaan dapat dilihat dari tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5: Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

2

a. Lebih dari 6 kali 30 8.4

b. 5 – 6 kali 62 17.4

c. 3 – 4 kli 167 46.7

d. 1 – 2 98 27.5

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 30 (8,4 %) responden menyatakan Lebih dari 6 kali melakukan kunjungan ke perpustakaan, sedangakan 62 (17,4 %) menyatakan 5-6 kali melakukan


(41)

kunjungan ke perpustakaan, dan 167 (46,7 %) menyatakan jarang, serta 98 (27,5 %) menyatakan 1-2 kali melakukan kunjungan ke perpustakaan.

Dari persentase jawaban di atas dapat diinterpretasikan bahwa Pada umumnya (72,4 %) responden menyatakan lebih dari 3 kali mengunjungi Perpustakaan selama seminggu. Dan sebagian kecil (27,5 %) responden menyatakan kunjungan ke perpustakaan selama seminggu hanya 1-2 kali. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya mahasiswa rajin berkunjung ke perpustakaan dan sebagian kecil menyatakan jarang berkunjung ke perpustakaan karena berbedanya tingkat kebutuhan masing-masing pengguna.

4.3.2 Frekuensi Penggunaan Online Public Access Catalog

Untuk mengetahui frekuensi pengguna menggunakan OPAC dalam seminggu dapat diketahui pada tabel 6 berikut:

Tabel 6: Frekuensi Penggunaan OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

3

a. Lebih dari 6 kali 16 4,5

b. 5 – 6 kali 16 4,5

c. 3 – 4 kli 96 26,9

d. 1 – 2 229 64,1

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 16 (4,5 %) responden menyatakan lebih dari 6 kali menggunakan OPAC untuk menelusur informasi ke perpustakaan, sedangakan 16 (4,5 %) menyatakan 5-6 kali menggunakan OPAC untuk menelusur informasi, dan 96 (26,9 %) menyatakan jarang, serta 229 (64,1 %) menyatakan 1-2 kali menggunakan OPAC untuk menelusur informasi.

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan menggunakan OPAC 1-2 kali dalam seminggu, hampir setengah responden 3-4 kali dalam seminggu, selebihnya sebagian kecil menyatakan 5-6 kali dan lebih dari 6 kali dalam seminggu. Dari uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari responden telah menggunakan OPAC setiap berkunjung ke perpustakaan. hal ini berarti bahwa OPAC di perpustakaan UNSYIAH telah dimanfaatkan oleh pengguna.


(42)

4.4 Penelusuran Online Public Access Catalog

Dalam menelusur informasi Perpustakaan UNSYIAH menyediakan 5 terminal OPAC untuk pengguna, guna menelusur informasi yang dibutuhkan. Untuk mengetahui apakah mahasiswa menggunakan OPAC sebelum menelusur informasi dapat dilihat dari tabel 7, 8, 9, 10 berikut :

4.4.1 Penggunaan Online Public Access Catalog Oleh Pengguna

Penggunaan OPAC oleh pengguna dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7: Penggunaan Online Public Access Catalog Oleh Pengguna

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

4

a. Ya 143 40,1

b.Kadang-kadang 190 53,2

c.Tidak 24 6,7

Jumlah 357 100

Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa 143 responden (40,1 %) menyatakan ya menggunakan OPAC sebelum menuju ke rak buku, dan 190 responden (53,2 %) menyatakan kadang-kadang menggunakan OPAC sebelum menuju ke rak buku, sedangkan 24 responden (6,7 %) menyatakan tidak menggunakan OPAC sebelum menuju ke rak buku. Dari data di atas dapat diketahui hampir setengah responden Perpustakaan UNSIAH menggunakan OPAC sebelum ke rak buku, dan sebagian besar menyatakan kadang-kadang menggunakan OPAC sebelum menuju ke rak buku, serta sebagian kecil menyatakan tidak menggunakan OPAC sebelum ke rak buku. Dari uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa pengguna Perpustakaan UNSYIAH menggunakan OPAC sebelum ke rak buku dan sebagian pengguna tidak menggunakan OPAC karena sudah mengetahui letak buku yang mereka cari di rak buku.


(43)

4.4.2 Hasil Penelusuran Online Public Access Catalog

Untuk mengetahui hasil penelusuran OPAC oleh pengguna dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8: Hasil Penelusuran OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

5

a.Relevan dengan yang diterima 114 31,9 b.Kurang relevan dengan yang diterima 231 64,7 c.Tidak relevan dengan yang diterima 12 3,4

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 114 (31,9 %) responden menyatakan hasil penelusuran OPAC relevan dengan yang diterima, sedangakan 231 (6,4 %) menyatakan hasil penelusuran OPAC kurang relevan dengan yang diterima, dan 12 (3,4 %) menyatakan menyatakan hasil penelusuran OPAC tidak relevan dengan yang diterima.

Dari persentasi data di atas dapat dinyatakan bahwa hampir setengah responden menyatakan hasil penelusuran relevan dengan yang diterima, dan sebagian besar responden menyatakan kurang relevan dengan yang diterima, serta sebagian kecil menyatakan tidak relevan dengan yang diterima. Alasan pengguna menyatakan hasil penelusuran tidak relevan dengan yang diterima karena dokumen yang terpanggil tinggi, sedangkan ketepatan dokumen yang dibutuhkan rendah. Contoh kata kunci: EKONOMI PEMBANGUNAN. Maka sistem akan menjaring seluruh kata yang menyangkut kata EKONOMI dan menjaring kata PEMBANGUNAN. Sehingga pengguna enggan melakukan penelusuran menggunakan OPAC.

4.4.3 Prosedur Penelusuran Online Public Access Catalog

Untuk mengetahui pendapat responden terhadap prosedur penelusuran yang dilakukan sebelum melakukan penelusuran dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini :

Tabel 9: Prosedur Penelusuran OPAC


(44)

6

a. 1,3,5,4,2 74 20,8

b. 1,5,4,3,2 265 74,2

c. 2,1,5,3,4 14 3,9

d. 2,3,5,1,4 4 1,1

Jumlah 357 100

Dari persentase data pada tabel 9 dapat diketahui bahwa 74 responden (20,8 %) yang menyatakan urutan 1,3,5,4,2. Sedangkan 265 responden (74,2 %) menyatakan urutan 1,5,4,3,2, dan 14 (3,9 %) menyatakan urutan 2,1,5,3,4, serta 4 (1,1 %) menyatakan urutan 2,3,5,1,4.

Berdasarkan jawaban responden di atas dapat interpretasikan bahwa pada umumnya responden menyatakan urutan yang benar adalah 1,5,4,3,2. yaitu: (1)lihat tampilan utama, (5) pilih database buku/database artikel, (4) masukkan salah satu titik akses yang terdiri dari judul, subjek, pengarang, (3) mencatat nomor panggil dari monitor, (2) cari buku atau dokumen ke rak. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden mengetahui prosedur penelusuran menggunakan OPAC Perpustakaan UNSYIAH, dan sebagian kecil responden tidak mengetahui prosedur penelusuran menggunakan OPAC Perpustakaan UNSYIAH.

4.4.4 Tingkat Keberhasilan menelusur menggunakan OPAC

Untuk mengetahui apakah responden berhasil menemukan buku/dokumen pada tampilan monitor dapat diketahui dari tabel 10 berikut :

Tabel 10: Tingkat Keberhasilan menulusur menggunakan OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

7

a. Berhasil 206 57,8

b. Kadang-kadang 141 39,4

c. Tidak 10 2,8


(45)

Berdasarkan data pada tabel 10 dapat diketahui bahwa 206 responden (57,8 %) berhasil menemukan buku/dokumen pada OPAC, 141 responden (39,4 %) menyatakan kadang-kadang berhasil menemukan buku/dokumen pada OPAC, 10 responden (2,8 %) menyatakan tidak berhasil menemukan buku/dokumen pada OPAC.

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan berhasil menemukan buku/dokumen pada OPAC, dan hampir setengah menyatakan kadang-kadang, serta sebagian kecil responden menyatakan tidak berhasil. Dari uraian di atas dapat diindikasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan berhasil menemukan buku/ dokumen pada OPAC.

4.5 Efektivitas Online Public Access Catalog

OPAC merupakan sistem temu balik informasi yang membantu penggguna untuk memudahkan dalam menelusur informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk mengetahui apakah OPAC efektif bagi pengguna, maka dapat dilihat pada jawaban kuesioner nomor 7, 8, 9 dan 10 pada tabel 11 – 14 berikut:

Tabel 11: OPAC Dapat Membantu dan Memudahkan Pengguna Dalam Menelusur

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

8

a. Ya 199 55,8

b. Kadang-kadang 152 42,6

c.Tidak 6 1,6

Jumlah 357 100

Dari tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa 199 (55,8 %) responden menyatakan bahwa OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur ,dan 152 (42,6 %) menyatakan kadang-kadang OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur, serta 6 (1,6 %) menyatakan bahwa OPAC tidak dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur.


(46)

Dari persentase data di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur, dan hampir setengah responden menyatakan kadang-kadang OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur. Serta sebagian kecil menyatakan bahwa OPAC tidak dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur. Dari uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur. Dan sebagian kecil dari pengguna sudah tahu lokasi buku/dokumen yang dicari.

4.5.1 Tampilan Deskripsi Online Public Access Catalog

Tanggapan responden terhadap tampilan deskripsi OPAC dapat dilihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12: Tampilan Deskripsi OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

9

a. Ya 225 63

b. Kadang-kadang 118 33,1

c. Tidak 14 3,9

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 225 (63 %) responden menyatakan ya bahwa penelusuran informasi dengan menggunakan OPAC mudah dimengerti karena tampilan deskripsinya luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, sedangakan 118 (33,1 %) menyatakan menyatakan kadang-kadang, dan 14 (3,9 %) menyatakan tidak.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari setengah responden menyatakan bahwa penelusuran informasi dengan menggunakan OPAC mudah dimengerti karena tampilan deskripsinya luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan hampir setengah responden menyatakan kadang-kadang mudah dimengerti karena tampilan deskripsinya luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta sebagian kecil menyatakan tidak. Dari uaraian di atas dapat diindikasikan bahwa responden sudah merasa cukup mengerti dengan tampilan deskripsi yang ada pada OPAC Perpustakaan UNSYIAH.


(47)

4.5.2 Durasi Penelusuran Melalui Online Public Access Catalog

Tabel 13: Durasi Penelusuran Melalui OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

10

a.1-2 menit 211 59,1

b.3-4 menit 110 30,9

c.lebih dari 5 menit 36 10

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 211 (59,1 %) responden menyatakan membutuhkan waktu 1-2 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC, sedangakan 110 (30,9 %) menyatakan membutuhkan waktu 3-4 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC, dan 36 (10 %) menyatakan membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan membutuhkan waktu 1-2 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengguna dalam menelusur 1 buku/dokumen cukup baik dimana pengguna hanya memerlukan waktu 1-2 menit setiap melakukan penelusuran.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas frekuensi kunjungan pengguna Perpustakaan UNSYIAH 3 – 4 kali dalam seminggu. Sedangkan pada umumnya responden hanya menggunakan OPAC 1 – 2 kali dalam seminggu, hal ini berarti sebagian besar pengguna tidak menggunakan OPAC dalam menelusur informasi.

2. Hanya sebagian besar pengguna Perpustakaan UNSYIAH yang menyatakan kadang-kadang menggunakan OPAC sebelum menuju ke rak buku/dokumen, Hal ini disebabkan karena hasil penelusuran yang dilakukan pengguna kurang relevan dengan yang diterima. Pernyataaan ini dapat dilihat pada tabel-8 dimana 84,7 % respoden menjawab kurang relevan dengan yang diterima.

3. Pengetahuan pengguna tantang langkah-langkah penelusuran OPAC menyatakan bahwa sebagian besar pengguna Perpustakaan UNSYIAH mengetahui langkah-langkah dalam penelusuran OPAC, dan sebagian kecil Pengguna Perpustakaan UNSYIAH tidak mengetahui langkah-langkah penelusuran OPAC.

4. Sebagian besar pengguna berhasil menemukan buku/dokumen pada tampilan monitor, hal ini dapat dilihat pada tabel-10 dimana 57,8 % responden menyatakan berhasil.

5. Mayoritas pengguna menyatakan bahwa evektifitas penggunaan OPAC pada Perpustakaan UNSYIAH dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur informasi, hal ini diperkuat pada tabel-12 dimana 63 % responden menyatakan karena tampilan OPAC mudah dimengerti dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna.

6. Durasi penggunaan OPAC yang dibutuhkan pengguna untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC yaitu 1-2 menit, dengan demikian pengguna


(49)

Perpustakaan UNSYIAH memiliki kemampuan melakukan penelusuran buku/dokumen melalui OPAC.

5.2 Saran

Saran penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada pihak Perpustakaan UNSYIAH untuk memperhatikan sistem OPAC yang ada, karena pengguna sudah memiliki kemampuan melakukan penelusuran tetapi hasil yang didapat kurang relevan dengan yang diterima.

2. Diharapkan juga kepada pihak perpustakaan dan pustakawan memberikan penjelasan kepada Perpustakaan UNSYIAH bahwa OPAC dapat membantu pengguna dengan mudah mencari buku/dokumen tanpa harus browsing (mencari) di rak yang membutuhkan waktu cukup lama sehingga pengguna tertarik menggunakan OPAC tersebut.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Anoraga, Panji. 1997. Manajemen Bisnis. Cet1. Jakarta: Rineka Cipta

Chowdhury,G.G.1999. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing.

Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen. Edisi 2, Cet 14. Yogyakarta: BPFE.

Hasugian, Jonner. 2007. Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual Sampai OPAC (OPAC). Medan: UPT Perpustakaan USU.

---. 2004. STBI (bahan ajar kuliah). Medan: Fakultas Sastra USU.

Hermanto, Bambang. 2007. Penelusuran Bahan Pustaka melalui OPAC.

(6 Mei 2008).

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.

Kusmayadi, Eka & Andriaty, Etty, 2006. Kajian On-line Public Access Catalogue (OPAC) Dalam Pelayanan Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

(19 Juni 2008)

Lasa, HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Cet 1. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

---. 2002. Metodologi Penelitian: memberikan bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Cet.4. Jakarta: Bumi Aksara.


(51)

Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi. 1979. Jakarta: Sub Proyek Perpustakaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. 1994. Jakarta: Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

---. 2004. Jakarta: Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saleh, Abdulrahman [dkk], 1996. CDS/ISIS Panduan Pengelolaan Sistem Manajemen Basis Data: Untuk Perpustakaan dan Unit Informasi. Bogor : Saraswati Utama. Siregar , A. Ridwan.2003. Automasi Perpustakaan. Medan: Fakultas Sastra USU.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Adminstrasi. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pangantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

---. 1996. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusup. M Pawit. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Cet 1. Bandung: Remja Rosdakarya.


(1)

Dari persentase data di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur, dan hampir setengah responden menyatakan kadang-kadang OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur. Serta sebagian kecil menyatakan bahwa OPAC tidak dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur. Dari uraian di atas dapat diinterpretasikan bahwa OPAC dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur. Dan sebagian kecil dari pengguna sudah tahu lokasi buku/dokumen yang dicari.

4.5.1 Tampilan Deskripsi Online Public Access Catalog

Tanggapan responden terhadap tampilan deskripsi OPAC dapat dilihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12: Tampilan Deskripsi OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

9

a. Ya 225 63

b. Kadang-kadang 118 33,1

c. Tidak 14 3,9

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 225 (63 %) responden menyatakan ya bahwa penelusuran informasi dengan menggunakan OPAC mudah dimengerti karena tampilan deskripsinya luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, sedangakan 118 (33,1 %) menyatakan menyatakan kadang-kadang, dan 14 (3,9 %) menyatakan tidak.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari setengah responden menyatakan bahwa penelusuran informasi dengan menggunakan OPAC mudah dimengerti karena tampilan deskripsinya luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan hampir setengah responden menyatakan kadang-kadang mudah dimengerti karena tampilan deskripsinya luwes dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna, serta sebagian kecil menyatakan tidak. Dari uaraian di atas dapat diindikasikan bahwa responden sudah merasa cukup mengerti dengan tampilan deskripsi yang ada pada OPAC Perpustakaan UNSYIAH.


(2)

4.5.2 Durasi Penelusuran Melalui Online Public Access Catalog

Tabel 13: Durasi Penelusuran Melalui OPAC

NO Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

10

a.1-2 menit 211 59,1

b.3-4 menit 110 30,9

c.lebih dari 5 menit 36 10

Jumlah 357 100

Dari 357 responden, 211 (59,1 %) responden menyatakan membutuhkan waktu 1-2 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC, sedangakan 110 (30,9 %) menyatakan membutuhkan waktu 3-4 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC, dan 36 (10 %) menyatakan membutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC

Dari data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden menyatakan membutuhkan waktu 1-2 menit untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pengguna dalam menelusur 1 buku/dokumen cukup baik dimana pengguna hanya memerlukan waktu 1-2 menit setiap melakukan penelusuran.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Mayoritas frekuensi kunjungan pengguna Perpustakaan UNSYIAH 3 – 4 kali dalam seminggu. Sedangkan pada umumnya responden hanya menggunakan OPAC 1 – 2 kali dalam seminggu, hal ini berarti sebagian besar pengguna tidak menggunakan OPAC dalam menelusur informasi.

2. Hanya sebagian besar pengguna Perpustakaan UNSYIAH yang menyatakan kadang-kadang menggunakan OPAC sebelum menuju ke rak buku/dokumen, Hal ini disebabkan karena hasil penelusuran yang dilakukan pengguna kurang relevan dengan yang diterima. Pernyataaan ini dapat dilihat pada tabel-8 dimana 84,7 % respoden menjawab kurang relevan dengan yang diterima.

3. Pengetahuan pengguna tantang langkah-langkah penelusuran OPAC menyatakan bahwa sebagian besar pengguna Perpustakaan UNSYIAH mengetahui langkah-langkah dalam penelusuran OPAC, dan sebagian kecil Pengguna Perpustakaan UNSYIAH tidak mengetahui langkah-langkah penelusuran OPAC.

4. Sebagian besar pengguna berhasil menemukan buku/dokumen pada tampilan monitor, hal ini dapat dilihat pada tabel-10 dimana 57,8 % responden menyatakan berhasil.

5. Mayoritas pengguna menyatakan bahwa evektifitas penggunaan OPAC pada Perpustakaan UNSYIAH dapat membantu dan memudahkan pengguna dalam menelusur informasi, hal ini diperkuat pada tabel-12 dimana 63 % responden menyatakan karena tampilan OPAC mudah dimengerti dan didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna.

6. Durasi penggunaan OPAC yang dibutuhkan pengguna untuk menelusur 1 buku/dokumen melalui OPAC yaitu 1-2 menit, dengan demikian pengguna


(4)

Perpustakaan UNSYIAH memiliki kemampuan melakukan penelusuran buku/dokumen melalui OPAC.

5.2 Saran

Saran penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada pihak Perpustakaan UNSYIAH untuk memperhatikan sistem OPAC yang ada, karena pengguna sudah memiliki kemampuan melakukan penelusuran tetapi hasil yang didapat kurang relevan dengan yang diterima.

2. Diharapkan juga kepada pihak perpustakaan dan pustakawan memberikan penjelasan kepada Perpustakaan UNSYIAH bahwa OPAC dapat membantu pengguna dengan mudah mencari buku/dokumen tanpa harus browsing (mencari) di rak yang membutuhkan waktu cukup lama sehingga pengguna tertarik menggunakan OPAC tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Anoraga, Panji. 1997. Manajemen Bisnis. Cet1. Jakarta: Rineka Cipta

Chowdhury,G.G.1999. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Library Association Publishing.

Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen. Edisi 2, Cet 14. Yogyakarta: BPFE.

Hasugian, Jonner. 2007. Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual Sampai OPAC (OPAC). Medan: UPT Perpustakaan USU.

---. 2004. STBI (bahan ajar kuliah). Medan: Fakultas Sastra USU.

Hermanto, Bambang. 2007. Penelusuran Bahan Pustaka melalui OPAC.

(6 Mei 2008).

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.

Kusmayadi, Eka & Andriaty, Etty, 2006. Kajian On-line Public Access Catalogue (OPAC) Dalam Pelayanan Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

(19 Juni 2008)

Lasa, HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Cet 1. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

---. 2002. Metodologi Penelitian: memberikan bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah-langkah yang benar. Cet.4. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi. 1979. Jakarta: Sub Proyek Perpustakaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman. 1994. Jakarta: Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

---. 2004. Jakarta: Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saleh, Abdulrahman [dkk], 1996. CDS/ISIS Panduan Pengelolaan Sistem Manajemen Basis Data: Untuk Perpustakaan dan Unit Informasi. Bogor : Saraswati Utama. Siregar , A. Ridwan.2003. Automasi Perpustakaan. Medan: Fakultas Sastra USU.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Adminstrasi. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pangantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

---. 1996. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusup. M Pawit. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Cet 1. Bandung: Remja Rosdakarya.