Keterlibatan Siswa Dampingan Dalam Kegiatan Program Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi dan Gender Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PIKIR-PKPA)

Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2008, Volume II, No. 2

KETERLIBATAN SISWA DAMPINGAN DALAM KEGIATAN PROGRAM PUSAT
INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN GENDER PUSAT KAJIAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK (PIKIR-PKPA)
Wadana Tadawura
Tuti Atika
Hairani Siregar
Abstract: Adolescence has unique problem different to that of childhood and infancy, or
adulthood. It is also true of medical matters, particularly the reproductive health. As
children have insufficient sexual arousal, and the sexual arousal is managed simply in
adulthood, in adolescence the sexual arousal usually begins to appear and it is often in
high urgence, but in the same time they lack of experience to deal with it. The
information of reproductive health problem is often gained from inappropriate source,
subsequently the practice is at risk. PIKIR-PKPA is service and information center for
adolescence. The teenagers are expected to take the study in improving the knowledge
and awareness of reproductive and sexual health in North Sumatera.
For the purpose, the writer is interested to conduct a research “The Envolvement of
Companionship Students in Reproductive and Gender Health Information Center Activity
in Assesment and Infant Protection Centers (PIKIR-PKPA)”.
The respondents in this research were the companionship students participating in

Counselor Training 2006, consisting of 25 idividualis. The method used was descrirtive
method to collect the data and quetionnaer was distributed to collect the data, including
interview and library research. It could be concluded thad student was categorized into
active involvement.
Keywords: sex education, healthy reproduction, and teenagers
PENDAHULUAN
Usia remaja adalah usia ’belajar’, yaitu
usia ketika remaja berhadapan dengan hal-hal
baru tetapi sekaligus menghadapi dan harus
mengambil berbagai resiko. Mereka lebih banyak
mengambil
keputusan-keputusan
sendiri,
demikian juga dalam menentukan perilakunya
(Hidayana, 2004 : 155). Perilaku remaja
dipengaruhi oleh faktor internal remaja
(pengetahuan, sikap, kepribadian) maupun faktor
eksternal remaja (lingkungan tempat ia berada).
Tetapi biasanya faktor eksternal lebih
berpengaruh. Perilaku remaja sangat dipengaruhi

oleh lingkungan sosial dimana ia hidup
(Bongaarts dan Cohen, 1998 dalam Hidayana,
4004 : 156).
Khususnya di era globalisasi ini,
lingkungan sosial sangat dinamis dan terbuka.
Konteks sosial remaja sangat bervariasi di
berbagai tempat di dunia bahkan di dalam suatu
Negara. Salah satu yang dibawa oleh dinamika
ini adalah perubahan gaya hidup remaja.
Kombinasi antara usia perkembangan remaja
yang khas (usia belajar) dengan dinamisnya
lingkungan sosial
dan budaya dewasa ini,
membuat remaja masuk di berbagai lingkungan

atau ‘dunia’ yang seringkali tidak bisa diikuti dan
dipahami lagi secara benar oleh generasi
sebelumnya, termasuk orang tuanya sendiri
(Hidayana, 2004 : 156).
Sebagian remaja Indonesia, yang terdiri

dari pelajar dan mahasiswa, belakangan ini
terjebak kehidupan seks bebas yang sungguh
memprihatinkan, diperkirakan 6% sampai 20%
siswa SMU dan mahasiswa pernah melakukan
hubungan seks pra nikah (Analisa, 6 Februari
2006). Kecendrungan perilaku seksual pra nikah
di kalangan remaja semakin banyak terjadi,
tercermin dari tingginya persentasi kehamilan
dan kelahiran umur remaja sebesar 10,3% (8,3%
yang sudah pernah melahirkan dan 2% sedang
mengandung anak pertama). Dari kehamilan
yang terjadi, sekitar 17% masuk dalam kategori
Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD).
Sedangkan tingginya KTD erat kaitannya dengan
tingkat aborsi. Dari estimasi jumlah aborsi di
Indonesia per tahun mencapai 2,4 juta dan
800.000 diantaranya terjadi di kalangan remaja.
Selanjutnya pengetahuan remaja tentang cara
menghadapi IMS juga belum memadai (64,4%
untuk pria dan 67,1% untuk wanita).

Perilaku seks remaja yang seringkali
disertai tiadanya informasi yang memadai

Tuti Atika dan Hairani Siregar adalah Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU
Wadana Tadawura adalah Alumni Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU
68

Universitas Sumatera Utara

Tadawura, Atika, dan Siregar, Keterlibatan Siswa Dampingan dalam...

mengenai
seluk
beluk
persoalan
ini,
menyebabkan para remaja sangat rentan terhadap
berbagai akibat atau resiko kesehatan reproduksi.
Informasi mengenai masalah-masalah seks
seringkali tidak diperoleh dari sumber-sumber

yang seharusnya seperti sekolah, orang tua atau
media yang biasa diakses remaja. Ketika
keingintahuan remaja akan hal-hal yang
menyangkut kesehatan reproduksi meningkat,
maka satu-satunya informasi yang mudah mereka
jangkau adalah teman-temannya sendiri., bacabacaan populer, VCD porno, akses ke internet
dan lain-lain. Di sinilah letak permasalahannya,
yakni informasi yang mereka dapat tidak selalu
yang benar, terbaik dan bermutu, melainkan
kadang yang vulgar, jorok dan sangat teknis.
Salah satu akibat dari pengetahuan yang salah ini
adalah praktik-praktik yang salah dengan segala
resikonya.
Permasalahan yang mengkhawatirkan ini
sebagai
besar
dikarenakan
rendahnya
pengetahuan
remaja

tentang
Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR), khususnya dalam hal
cara-cara melindungi diri dari perilaku seksual
beresiko, pencegahan Kehamilan yang Tidak
Diinginkan (KTD), Infeksi Menular Seksual
(IMS) dan HIV/AIDS. Pemberian informasi
adalah salah satu cara paling mudah dan masuk
akal terutama sebagai upaya preventif. Tetapi bila
sudah terjadi sesuatu, maka pelayanan yang tepat
juga harus ada untuk menanganinya. Pemberian
informasi dan konsultasi yang benar kepada
remaja tentang kesehatan reproduksi dan
mengurangi perilaku mereka lebih bertanggung
jawab karena mereka sadar tentang hak dan
tanggung jawab yang dimilikinya.
Mempersoalkan kesehatan reproduksi
remaja merupakan hal yang penting karena
selama ini perhatian dan pelayanan bagi remaja
yang mempunyai persoalan dan kebutuhan khas,

masih sangat terabaikan. Sementara persoalan
remaja semakin besar dan luas. Mempersoalkan
kesehatan reproduksi remaja saat ini menjadi
lebih penting lagi karena deras dan tidak
terbendungnya lagi arus perubahan sosial budaya
dari dalam maupun dari luar masyarakat kita saat
ini. Terlambatnya upaya-upaya pemahaman dan
pencegahan persoalan remaja akan memperbesar
akibat atau resiko yang muncul dan seharusnya
dapat dicegah. Dengan memperhatikan dan
mencari solusi atas persoalan dan kebutuhan
remaja, maka sesungguhnya kita dapat
menyelamatkan generasi selanjutnya.

Kesehatan seksual tercapai apabila
seseorang terlindung dari kemungkinan tertular
penyakit menular seksual (sexually transmitted
diseases), terlindung dari praktik dan kekerasan
seksual, mempunyai kontrol terhadap akses
seksualnya, dan memperoleh informasi yang

memadai tentang seksualitasinya (Dixon-Muller,
1996 : 147 dalam Hidayana, 2004 : 96).
Fenomena di atas mengindikasikan,
dewasa ini memang sudah terjadi dekadensi
moral yang serius pada remaja sehingga
membuat mereka terperosok pada perilakuperilaku menyimpang.
Padahal remaja kita
adalah generasi penerus yang di masa depan akan
sangat mempengaruhi budaya Indonesia. Kondisi
itulah yang mengundang banyak pihak termasuk
LSM yang konsen di bidang Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) sebagai upaya
mengurangi dan mencegah perilaku seksual yang
menyimpang dan beresiko di kalangan remaja.
Salah satu LSM yang konsen di bidang kesehatan
reproduksi remaja adalah Pusat Informasi
Kesehatan Reproduksi dan Gender (PIKIR), yang
merupakan salah satu unit layanan dari PKPA
yang membawa isu seputar Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR), tentunya PIKIRPKPA mempunyai andil dalam menyikapi

permasalahan yang dihadapi oleh remaja
Indonesia saat ini khususnya di Sumatera Utara.
Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan
di atas, maka penulis tertarik untuk melihat
bagaimana sebenarnya keterlibatan siswa
dampingan dalam kegiatan program PIKIRPKPA dalam meningkatkan kesehatan hak
reproduksi dan seksual anak remaja bersekolah di
Sumatera Utara.
Metode Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah
deskriptif, yaitu, sebagai prosedur pemecahan
masalah
yang
diselidiki,
dengan
menggambarkan/melukiskan berdasarkan objek
penelitian pada saat sekarang, sebagaimana
adanya (Nawawi, 1994:73).
Penelitian ini dilakukan di lembaga Pusat
Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) tepatnya

di unit layanan Pusat Informasi Kesehatan
Reproduksi dan Gender (PIKIR-PKPA), Jalan
Sei Musi No. 59 Medan. Alasan memilih lokasi
tersebut karena selain lembaga yang membawa

69
Universitas Sumatera Utara

Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2008, Volume II, No. 2

isu seputar remaja, lembaga ini juga adalah
sebuah unit layanan dari PKPA yang merupakan
lembaga terbesar di Sumatera Utara yang
membawa isu perlindungan anak.
Populasi penelitian ini adalah siswa
dampingan yang menjadi peserta Pelatihan
Konselor dan Hotliner Service PIKIR-PKPA
yang berjumlah 25 orang.
Sampel merupakan bagian dari populasi.
Menurut Arikunto jika populasi kurang dari 100

orang maka sampel dapat diambil seluruhnya
(Arikunto, 2002:149). Karena populasi kurang
dari 100 orang, maka yang dijadikan sampel
adalah seluruhnya 25 orang.
Metode
pengumpulan
data
yang
digunakan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan
adalah
penyebaran
angket,
wawancara dan observasi..
Teknik analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Yaitu suatu metode analisa yang dilakukan
dengan
mengumpulkan,
mengolah
atau
menyajikan data dalam tabel. Selanjutnya
menginterpretasikan data sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai masalah yang
diteliti.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan terhadap siswasiswi dampingan PIKIR-PKPA yang mengikuti
pelatihan Konselor dan Hotliner Service pada
tanggal 24-26 November 2006, yang berjumlah
25 orang. Berusia sekitar 16 sampai 17 tahun
sebagai berikut:
Tabel 1.
Pernah Tidaknya Mendapatkan Informasi
Seputar Remaja Khususnya Kesehatan Reproduksi
Dari PIKIR-PKPA
No
Jawaban
F
%

1.

Ya

21

84

2.

Tidak

1

4

3.

Tidak tahu

3

12

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 21 orang (84%) menyatakan
sudah layak seusia mereka mendapatkan
informasi kesehatan reproduksi, sedangkan 1
orang (4%) menyatakan tidak layak seusia
mereka mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi, dan sebanyak 3 orang (12%)
menyatakan tidak tahu apakah sudah layak seusia
mereka mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi.
Persoalan dan kebutuhan remaja
sangatlah khas, demikian juga dalam hal
kesehatan khususnya kesehatan reproduksi.
Kalau pada anak-anak belum ada gejolak seksual
yang besar, dan pada orang dewasa gejolak
seksual relatif lebih mudah ditangani, maka pada
remaja gejolak seksual baru muncul dan
seringkali cukup besar sementara mereka belum
mempunyai pengalaman untuk menanganinya.
Pada saat itulah sebaiknya mereka sudah atau
sedang dipersiapkan untuk menghadapinya.
Pemberian informasi adalah salah satu upaya cara
paling mudah dan masuk akal terutama sebagai
upaya preventif. Tetapi bila sudah terjadi sesuatu,
maka pelayanan yang terjadi juga harus ada
untuk menanganinya.
Tabel 3.
Mudah Tidaknya Mendapatkan Informasi Seputar
Kesehatan Reproduksi dari PIKIR-PKPA
No
Jawaban
F
%

1.

Pernah

25

100

2.

Tidak pernah

-

-

1.

Ya

25

100

25

100

2.

Tidak

-

-

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas dapat diketahui
bahwa responden sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan pernah mendapatkan informasi
seputar remaja khususnya kesehatan reproduksi
dari PIKIR-PKPA.

70

Tabel 2.
Kelayakan Usia Mereka Mendapatkan Informasi
Seputar Kesehatan Reproduksi
No
Jawaban
F
%

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan mudah mendapatkan informasi
seputar kesehatan reproduksi dari PIKIR-PKPA.

Universitas Sumatera Utara

Tadawura, Atika, dan Siregar, Keterlibatan Siswa Dampingan dalam...

Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwasannya
PIKIR-PKPA
memberikan
kemudahan kepada remaja khususnya siswa
dampingan dalam hal pemberian informasi
seputar kesehatan reproduksi.
Tabel 4.
Pernah Tidaknya Mengikuti Diskusi Bersama PIKIRPKPA
No
Jawaban
F
%
1.
Pernah
25
100
2.
Tidak pernah
Jumlah

25

100

Sebagai sebuah lembaga sosial, PIKIR-PKPA
mempunyai kegiatan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat khususnya remaja.
Salah satu kegiatan tersebut adalah konseling.
Dalam kegiatan ini siswa-siswi dampingan dapat
mencurahkan
pendapatnya/sharing
tentang
persoalan secara mendalam dan terbuka, baik
dialami sendiri ataupun tidak. Proses ini selain
dapat memecahkan masalah juga dapat
membantu para remaja meningkatkan kembali
kepercayaan dirinya, mereka merasa tidak sendiri
menyelesaikan masalah, karena ada teman
berbagi.

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden yang mengikuti pelatihan konselor &
Hotliner Service sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan pernah mengikuti diskusi bersama
PIKIR-PKPA. Diskusi ini ditujukan kepada
siswa-siswi dampingan sebagai penerima
manfaat, dan sebagai sumber informasi bagi
teman sebayanya tentang kesehatan reproduksi
dan gender, serta informasi lainnya.
Tabel 5.
Pernah Tidaknya Mengangkat Tema Seputar
Kesehatan Reproduksi Dalam Diskusi
No
Jawaban
F
%
1.
2.

Pernah
Tidak pernah
Jumlah

25
-

100
-

25

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan pernah mengangkat tema seputar
kesehatan reproduksi dalam diskusi.
Tabel 6.
Pernah Tidaknya Mengikuti Konseling yang Diadakan
PIKIR-PKPA
No
Jawaban
F
%
1.
2.

Pernah
Tidak pernah
Jumlah

21
4

84
16

25

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 21 orang (84%) menyatakan
pernah mengikuti konseling, dan 4 orang (16%)
menyatakan tidak pernah mengikuti konseling.

No
1.
2.
3.

Tabel 7.
Apakah Senang Mengikuti Konseling
Jawaban
F
Senang
14
Kurang senang
Biasa saja
7
Jumlah
21

%
66,7
33,3
100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui
bahwa responden sebanyak 14 oarang (66,7%)
menyatakan senang mengikuti konseling,
sedangkan 7 orang (33,3%) menyatakan biasa
saja mengikuti konseling. Dalam kegiatan
PIKIR-PKPA ada namanya konseling grup yang
merupakan metode self-help bagi remaja yang
memiliki permasalahan yang sama seputar
kesehatan reproduksi dan permasalahan lainnya.
Target peserta adalah lima sampai delapan orang,
hal ini membantu remaja dalam proses
meningkatkan kembali kepercayaan dirinya
karena masih ada teman berbagi yang bisa
membantunya.
Tabel 8.
Konseling yang Diberikan Membantu dalam
Pemecahan Masalah yang Dihadapi
No
Jawaban
F
%
1.
2.
3.

Ya
Tidak
Biasa saja
Jumlah

15
6

71,43
28,57

21

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 15 orang (71,43%)
menyatakan konseling yang diberikan membantu
dalam pemecahan masalah yang dihadapi, dan 6
orang (28,57%) menyatakan biasa saja.

71
Universitas Sumatera Utara

Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2008, Volume II, No. 2

Tabel 9.
Kegiatan Sosialisasi Informasi Sangat Bermanfaat
dalam Menambah Pengetahuan
No
Jawaban
F
%
1.

Ya

25

100

2.

Tidak

-

-

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan bahwa kegiatan sosialisasi informasi
sangat
bermanfaat
dalam
menambah
pengetahuan. Kegiatan seks bebas dan kejahatan
seksual serta penyalahgunaan narkoba yang
terjadi belakangan ini adalah hal-hal yang perlu
diketahui oleh remaja agar mereka dapat
mengantisipasi dan mengatasi masalah tersebut.
Tabel 10.
Pernah Tidaknya Terlibat Dalam Kegiatan Media KIE
yang Dilakukan PIKIR-PKPA
No
Jawaban
F
%

Tabel 12.
Bagaimana Pemberian Informasi Kesehatan
Reproduksi Melalui Talk Show Radio
No
Jawaban
F
%
1.

Baik

25

100

2.

Tidak Baik

-

-

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
pemberian informasi kesehatan reproduksi
melalui talk show radio adalah baik.
Tabel 13.
Sudah Berapa Lama Bergabung di PIKIR-PKPA.
No
Jawaban
F
%
1.

1 tahun

7

28

25

100

1.

Pernah

10

40

Jumlah

2.

Tidak pernah

15

60

Sumber: Data Primer

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 10 orang (40%) menyatakan
bahwa pernah terlibat dalam kegiatan media KIE,
sedangkan responden sebanyak 15 orang (60%)
menyatakan bahwa tidak pernah terlibat dalam
kegiatan media KIE. Kegiatan media KIE adalah
kegiatan publikasi dan membuat media
kampanye seputar isu-isu yang dibawa PIKIRPKPA. Yaitu talk show radio, pembuatan stiker,
leaflet, poster, dokumentasi dan lain-lain.

No

Tabel 11.
Bentuk Media yang Diikuti
Jawaban
F

%

1.

Media Cetak

10

100

2.

Media Elektronik

-

-

10

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 10 orang (100%)

72

menyatakan bahwa pernah terlibat dalam media
cetak. Kegiatan dalam media KIE dalam media
cetak dalam bentuk pembuatan paper slice
(bulletin PIKIR-in), stiker, leaflet dan poster.

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 18 orang (72%) menyatakan
kurang dari setahun bergabung di PIKIR-PKPA,
dan sebanyak 7 orang (28%) menyatakan sudah
lebih dari setahun bergabung di PIKIR-PKPA.
Kebanyakan dari responden menyatakan hampir
satu tahun mereka bergabung di PIKIR-PKPA.
Tabel 14
Pernah Tidaknya Bergabung dalam Kegiatan
Pengembangan Kreativitas Siswa yang Dilakukan
PIKIR-PKPA
No
Jawaban
F
%
1.

Ya

15

60

2.

Tidak

10

40

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui
bahwa responden sebanyak 15 orang (60%)
menyatakan pernah bergabung dalam kegiatan
pengembangan kreativitas siswa, sedangkan 10
orang (40%) menyatakan tidak pernah begabung
dalam kegiatan pengembangan kreativitas siswa.

Universitas Sumatera Utara

Tadawura, Atika, dan Siregar, Keterlibatan Siswa Dampingan dalam...

Tabel 15.
Apakah PIKIR-PKPA Memperhatikan dan Berusaha
Mengembangkan Kreativitas Siswa Dampingannya
No
Jawaban
F
%
1.

Ya

17

68

2.

Tidak

1

4

3.

Tidak Tahu

7

28

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 17 orang (68%) menyatakan
bahwa PIKIR-PKPA memperhatikan dan
berusaha mengembangkan kreativitas siswa
dampingannya, sedangkan 1 orang (4%)
menyatakan PIKI-PKPA tidak memperhatikan
dan berusaha mengembangkan kreativitas siswa
dampingannya, dan sebanyak 7 orang (28%)
menyatakan bahwa tidak tahu apakah PIKIRPKPA
memperhatikan
dan
berusaha
mengembangkan kreativitas siswa dampingannya
Tabel 16.
Apakah Pernah Mengikuti Pelatihan yang Dilakukan
PIKIR-PKPA
No
Jawaban
F
%
1.

Pernah

25

100

2.

Tidak pernah

-

-

25

100

Jumlah
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui
bahwa responden sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan pernah mengikuti pelatihan yang
diadakan
PIKIR-PKPA.
PIKIR-PKPA
melakukan berbagai kegiatan dalam rangkaian
pelaksanaan program bagi siswa –siswi sekolah
dampingan yang ada di empat Kabupaten dan
Kota di Sumatera Utara. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan berupa penyampaian informasi dalam
rangka meningkatkan sumber dan akses siswasiswi terhadap informasi seputar kesehatan
reproduksi dan gender serta masalah yang terkait
lainnya. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan
partisipati siswa-siswi dalam mensosialisasikan
isu pendidikan kesehatan reproduksi dan gender
dengan memberikan pelatihan-pelatihan, lokarya,
penyediaan bahan KIE, maupun pembuatan buku
pegangan pendidikan.

Tabel 17.
Materi yang Disampaikan Mudah Dipahami Terutama
Materi Kesehatan Reponden
No
Jawaban
F
%
1.
2.

Ya
Tidak
Jumlah

25
-

100
-

25

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 25 orang (100%)
menyatakan bahwa materi yang disampaikan
mudah dipahami terutama materi kesehatan
reproduksi. Dalam pelatihan tersebut, materi
yang disampaikan oleh narasumber harus dengan
cara yang tepat agar sampai pada target yang
diinginkan.
Tabel 18.
Pelatihan Tersebut Menambah Pengetahuan
Khususnya Tentang Kesehatan Reproduksi
No
Jawaban
F
%
1.
2.
3.

Ya
Tidak
Biasa saja
Jumlah

25
-

100
-

25

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 25 orang (100%) atau
keseluruhan dari responden menyatakan bahwa
pelatihan yang diikuti menambah pengetahuan
mereka khususnya tentang kesehatan reproduksi.
Tabel 19.
Pengetahuan yang Didapat Diterapkan di Kehidupan
Sehari-hari
No.
Jawaban
F
%
1.
2.
3.

Ya
Tidak
Biasa saja
Jumlah

9
3
13

36
12
52

25

100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa
responden sebanyak 9 orang (36%) menyatakan
pengetahuan yang didapat diterapkan di
kehidupan sehari-hari, sedangkan sebanyak 3
orang (12%) menyatakan pengetahuan yang
didapat tidak diterapkan di kehidupn sehari-hari,
dan sebanyak 13 orang (52%) menyatakan biasa
saja dengan pengetahuan yang didapat.

73
Universitas Sumatera Utara

Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2008, Volume II, No. 2

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ketertiban siswa dampingan tergolong aktif
melalui kegiatan sosialisasi informasi yang
benar seputar kesehatan reproduksi, infeksi
menular seksual, HIV/AIDS, narkoba,gender,
hak-hak anak.
2. Ketertiban siswa dampingan tergolong aktif
melalui kegiatan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi
(KIE).
Walaupun
sebagian
responden tidak mengikuti kegiatan ini,
namun mereka menilai bahwa kegiatan KIE
yang dilakukan PIKIR-PKPA merupakan
sebuah
kegiatan
yang
baik
dalam
mensosialisasikan
seputar
kesehatan
reproduksi.
3. Ketertiban siswa dampingan tergolong aktif
melalui kegiatan pelatihan bagi siswa.
Seluruh responden pernah mengikuti
pelatihan yang diadakan PIKIR-PKPA.
Walaupun sebagian responden tidak dapat
menerapkan pengetahuannya di kehidupan
sehari-hari, namun pelatihan tersebut sangat
bermanfaat dalam menambah pengetahuan
dan membagi pengetahuan yang didapat oleh
teman sebaya yang ada di sekolah.

74

Saran
1. Peningkatan akses informasi dan layanan
kesehatan reproduksi dan seksual bagi anak
remaja bersekolah di Sumatera Utara dengan
menambah sekolah dampingannya yang ada
di Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara.
2. Peningkatan sosialisasi informasi dengan
menggunakan media-media lain yang dapat
dijangkau dan dikonsumsi masyarakat luas
khususnya remaja.
3. Peningkatan kualitas kegiatan konseling
dengan menambah waktu pemberian
konseling kepada masyarakat umumnya dan
remaja khususnya, dan sesuaikan dengan
kebutuhan remaja.
4. Peningkatan
terhadap
kegiatan
pengembangan kreativitas siswa merupakan
suatu upaya penyaluran bakat yang ada pada
siswa-siswi dampingan, dengan menambah
kegiatan pengembangan kreativitas siswa.
Hal ini dilakukan karena dapat menambah
kegiatan positif siswa-siswi dampingan dapat
menikmati masa remajanya dengan indah,
5. Menjaga kerjasama yang sudah terjalin
dengan baik, secara eksternal dengan
lembaga yang membawa isu-isu terkait dan
secara internal dengan sesama staff dan
relawan yang ada di PIKIR-PKPA.

Universitas Sumatera Utara

Tadawura, Atika, dan Siregar, Keterlibatan Siswa Dampingan dalam...

DAFTAR PUSTAKA
Ababil, Jufri Bulian. 2006. Menjaga Anak Indonesia; Refleksi 10 Tahun Pusat Kajian dan
Perlindungan Anak (PKPA). Medan. PKPA atas dukungan TIFA Foundation.
Amirin, Tatang, M. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsini. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Yokyakarta. Rine Cipta.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial; Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif.
Surabaya. Airlangga University Press.
Gunarsa, Ny.Singgih D. dan Gunarsa, Singgih D. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta:Gunung Mulia.
Hidayana, I.M. dkk, (peny). 2004. Seksualitas: Teori dan Realitas. Jakarta Program Gender dan
Seksualitas FISIP UI bekerja sama dengan The Ford Foundation.
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan,Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.
Nawawi, Hadari, dan Martini, Mimi. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta. Gadjah Mada University
Perss.
Nurdin, Fadhil, M. 1989. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung. Angkasa.
Prasetyo, Bambang, dan Jannah, Lina, Miftahul. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif (Teori dan
Aplikasi). Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Sarwono, Sarlito W. 2000. Psikologi Remaja. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian. 1989. Metode Penlitian Survei. Jakarta. PT. Pustaka LP3ES
Indonesia.
Soekanto, Soejono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Grafindo Persada.
Sumber-Sumber Lain:
Harian Analisa, 6 Februari 2006.
Web-site:
BKKBN. 2006. GRAN

75
Universitas Sumatera Utara