Statistik Penduduk Di Kota Madya Tanjung Balai Berdasarkan Data Tahun 2000-2005

(1)

STATISTIK PENDUDUK DI KOTA MADYA TANJUNG BALAI

BERDASARKAN DATA TAHUN 2000-2005

TUGAS AKHIR

SUHERI KISWANTO

062407151

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

STATISTIK PENDUDUK DI KOTA MADYA TANJUNG BALAI BERDASARKAN DATA TAHUN 2000-2005

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

SUHERI KISWANTO 062407151

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Maksud dan Tujuan 1

1.3. Identifikasi Masalah 2

1.4. Metodologi Penelitian 2

1.5. Lokasi Penelitian 3

1.6. Sistematis Penulisan 3

Bab 2 Tinjauan Teori

2.1. Istilah Kependudukan 5

2.1.1. Penduduk 5

2.1.2. Pertumbuhan Penduduk 5

2.1.3. Komposisi Penduduk 5

2.1.4. Rasio 5

2.1.5. Rasio Jenis Kelamin (Seks Ratio) 6

2.1.6. Kepadatan Penduduk 6

2.1.7. Angka Beban Tanggungan 6

2.2. Istilah Ketenagakerjaan 7

2.2.1. Tenaga Kerja 7

2.2.2. Angkatan Kerja 7

2.2.3. Bukan Angkatan Kerja 7

2.2.4. Pengangguran 8

2.2.5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 8

2.2.6. Tingkat Penggangguran 8

2.3. Arti Proyeksi 9

2.3.1. Proyeksi Penduduk 9

Bab 3 Sejarah Singkat

3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia 11 3.1.1. Masa Pemerintahan Hindia Belanda 11

3.1.2. Masa Pemerintahan Jepang 12

3.1.3. Masa Kemerdekaan Republik 12

3.1.4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang 13 3.1.5. Program Pengembangan Statistik 14


(4)

3.2. Kegiatan Badan Pusat Statistik 15 3.2.1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 15 3.2.2. Tata Kerja Badan Pusat Statistik 16 3.2.3. Alasan Pemakaian Komputer di BPS 16 3.3. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 18 3.4. Sejarah Perhitungan Penduduk Miskin 21 Bab 4 Analisa dan Evaluasi

4.1. Kependudukan 23

4.1.1. Letak Geografis 23

4.1.2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Madya

Tanjungbalai 25

4.1.3. Komposisi Penduduk Menurut Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dirinci menurut Kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai 26 4.1.4. Komposisi Penduduk Menurut Seks Rasio 28

4.2. Ketenagakerjaan 29

4.2.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 29 Bab 5 Hasil dan Pembahasan

5.1. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Madya Tanjungbalai

Tahun 2010 31

5.1.1. Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Kota Madya Tanjungbalai 32

5.1.2. Taksiran/Ramalan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Madya Tanjungbalai Tahun 2006-2010 33 5.1.2.1. Untuk jenis kelamin laki-laki 33 5.1.2.2. Untuk jenis kelamin perempuan 34 5.2. Proyeksi Jumlah Angkatan Kerja di Kota Madya Tanjungbalai

Tahun 2010 39

5.2.1. Pertumbuhan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di

Kota Madya Tanjungbalai 40

5.2.2. Taksiran/Ramalan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kota Madya Tanjungbalai Tahun

2006-2010 41

5.2.2.1. Untuk jenis kelamin laki-laki 41 5.2.2.2. Untuk jenis kelamin perempuan 42 Bab 6 Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan 6.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di dalam perencanaan pembangunan nasional, data mengenai kependudukan dan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang besar. Jika laju pertumbuhan penduduk semakin lama semakin meningkat dan kepadatan penduduk yang tidak sesuai lagi dengan luas wilayah serta rasio beban tanggungan yang besar, dapat mengakibatkan program pembangunan nasional semakin sulit terlaksana.

Pemerintah telah melakukan usaha dengan suatu kebijaksanaan kependudukan dengan maksud mengurangi populasi penduduk, memperbaiki Sumber Daya Manusia dan penyebaran penduduk. Adapun kebijaksanaan penduduk harus memenuhi hal-hal yang menyangkut masalah demografi (kelahiran dan kematian), dan tentang peramalan laju pertumbuhan penduduk dalam jangka waktu tertentu dimasa depan.

1.2.Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan penulis mel;akukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengaplikasikan teori-teori yang pernahpemulis pelajari selama mengikuti perkuliahan.

2. Mengembangkan beberapa asumsi antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.


(6)

3. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir guna menyelesaikan Progaram Studi D-III Statistika FMIPA USU.

1.3.Identifikasi Masalah

Masalah kependudukan ini memang sangat kompleks. Mengingat jumlah penduduk yang kian meningkat, mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di beberapa daerah, termasuk Kota Madya Tanjungbalai. Ledakan penduduk ini menjadi sangat berpengaruh bagi keadaan lainnya, seperti besar beban tanggungan. Maka penulis ingin mengetahui gambaran demografi di Kota Madya Tanjungbalai denagn membahas laju pertumbuhan penduduk, rasio beban tanggungan, sex rasio, dan tingkat partisipasi angkatan kerja.

1.4.Metodologi Penelitian

Dalam hal ini penulis melakukan pengambilan data dnegan membaca, menelaah serta mengkaji buku-buku dan literatur yang berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan, yaitu dengan melakukan metode penelitian pustaka (Library Research).

Adapun metode yang akan penulis gunakan dalam pembahasan masalah kependudukan ini addalah dengan menggunakan teori-teori ilmu demografi. Dengan data yang dipakai yaitu data penduduk Kota Madya Tanjungbalai tahun 2000 dan 2005, yang dirinci menurut jenis kelamin, jumlah penduduk usia kerja, dengan berdasarkan data “Tanjung Balai Dalam Angka 2001” dan “Tanjung Balai Dalam


(7)

Angka 2006” . Adapun data ini penulis peroleh dari pustaka Badan Pusat Statistik (BPS).

1.5.Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mengambil data di Badan Pusat Statistika (BPS) Propinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jln. Asrama no.179 Medan.

1.6.Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelakan latar belakang pengambilan judul, tujuan penelitian, perumusan masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, lokasi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORI

Bab ini menjelaskan lanjutan uraian terperinci dari tinjauan pustaka yang mendukung tersusunnya Tugas Akhir ini.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

Bab ini menyajikan tentang sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik.

BAB 4 : ANALISA DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan dan menyajikan pengolahan data serta evaluasi masalah.


(8)

BAB 5 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memberikan penyajian hasil dan pembahasan penelitian yang

telah dilakukan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian sebagai akhir penulisan.


(9)

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 ISTILAH KEPENDUDUKAN

2.1.1 Penduduk

Penduduk ialah orang atatu individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama.

2.1.2 Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah keadaan yang dinamis antara jumlah penduduk yang bertambah dan jumlah penduduk yang berkurang. Jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu : kelahiran (fertilasi), kematian (mortalitas), dan migrasi (migration).

2.1.3 Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk ialah komposisi menurut umur dan jenis kelamin.

2.1.4 Rasio

Rasio ialah bilangan yang menyatakan nilai relatif antara dua bilangan.


(10)

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Dapat dihitung denagn menggunakan rumus sebagai berikut :

Seks Rasio = k

perempuan penduduk

jumlah

laki laki penduduk jumlah

× −

Dimana :

k : konstanta dengan nilai 100

2.1.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit wilayah, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Kepadatan Penduduk =

wilayah luas

wilayah suatu

penduduk jumlah

2.1.7 Angka Beban Tanggungan

Angka beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antaraa banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15 tahun – 65 tahun). Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(11)

Angka Beban Tanggungan =

64 15

65 14 0

− + − +

P P P

2.2 ISTILAH KETENAGAKERJAAN

2.2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu daerah/negara yang dapat memproduksi barang dan jasa serta mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

2.2.2 Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis yaitu memproduksi barang dan jasa.

2.2.3 Bukan Angkatan Kerja

Angkatan bukan kerja adalah merupakan bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan.


(12)

Pengangguran adalah penduduk yang termasuk angkatan kerja yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan ataupun mereka yang sudah pernah bekerja lalu diberhentikan karena suatu hal dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

2.2.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam satu kelompok umur sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TPAK = tan × 100%

Kerja Tenaga

Kerja Angka

Dalam menentukan persentase angkatan kerja terhadap jumlah penduduk, dapat dihitung dengan menggunaknan rumus sebagai berikut :

TPAK = tan ×100%

Penduduk Jumlah

Kerja Angka

2.2.6 Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran adalah perbandingan antara penduduk yang tidak bekerja dan sekarang ini seang aktif mencari pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja menurut referensi waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Tingkat Pengangguran = 100%

tanKerja ×

Angka Jumlah

PeKerjaan Mencari

Orang Jumlah


(13)

Proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai kependudukan, ketenagakerjaan, maupun pembangunan dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data pada tahun dasar.

Manfaat dari proyeksi ini adalah sangt banyak, selain untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencanaan dan alat evaluasi untuk memperbaiki perencanaan pembangunan dimasa yang akan datang untuk lebih baik lagi sehingga dapat dipergunakan da dikembangkan secara efektif dan efisien.

2.3.1 Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah perkiraan yang menunjukkan keadaan mortalitas, fertilitas dan migrasi pada masa-masa yang akan datang. Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk digunakan beberapa asumsi, yaitu :

1. Pertumbuhan Aritmetika

Pertumbuhan penduduk secara aritmetika adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah yang sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

) 1 ( 0 rn

P

Pn= +

Dimana :

n


(14)

0

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar

r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun

2. Pertumbuhan Geometri

Pertumbuhan geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala atau bertahap, dalam selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n

n P r

P = 0(1+ ) dimana :

n

P = Jumlah penduduk pada tahun n

0

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar

r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun

3. Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan eksponensial merupakan pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus dalam suatu daerah atau wilayah tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

rn

n P e

P = 0 × Dimana :

e : konstanta yang besarnya 2,718282


(15)

SEJARAH SINGKAT

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia

Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi empat masa pemerintahan di Indonesia, antara lain :

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada masa Hindia Belanda ini, Kantor Statistika pertama didirikan oleh direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directur Van Landbouw Nijeverheid en Handle), pada bulan Februari 1920 dan berkedudukan di Bogor. kantor ini deserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

Pada bulan Maret tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang merupakan anggotanya wakil tiap-tiap departemen. komisi tersebut diberi tugas merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan dibidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti denagn nama Center Kantoor Voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang disebut ssekarang Kantor Bea dan Cukai.


(16)

Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini juga CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia). Tahun 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali : CKS.

Berdasarkan edaran kementerian kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran. Dengan surat menteri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor P/44, lembaga KPS dibawah dan tanggung jawab kepada menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 September 1953 Nomor 18.099/m KPS dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian reseach yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaranaan tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan keputusan presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian perekonomian dipecah menjadi kementrian perdagangan dan kementrian


(17)

perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana mentri.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapat statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi :

1. Peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS. 2. Peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi BPS.

3. Peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang staitistik. 5. Keputusan presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS.

6. Keputusan kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS.

7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik.

Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, peraturan


(18)

pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968, berdasarkan peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 ditiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi dan di kabupaten atau kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor statistik kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan presiden republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.1.5 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik mambagi kedalam 4 (empat) program, yaitu :

a. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik. b. Program penyempurnaan sistem informasi.

c. Program pendidikan dan aparatur negara.

d. Program peningkatan saran dan prasarana aparatur negara.

Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan reional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik pada penyediaan data statistik


(19)

yang bermutu dan handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti, dan kegunaan statistik, dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.

3.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik

3.2.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden (kepres No. 86 tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan beberapa ketentuan perundangan :

1. UU No. 16 tentang statistik

2. Keputusan presiden Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik 3. Peraturan pemerintah No.51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik

Berdasarkan keputusan presiden No. 86 Tahun 1998, dalam menyelenggarakan statistik dasar melaksanakan kordinasi dan kerja sama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik : 1. Perumusan kebijakan Nasional dibidang statistik

2. Menyusun rencana dan program nasional dibidang statistik 3. Penyelenggaraan statistik dasar

4. Kordinasi dan kerja sama statistik dengan instansi pemerintah lembaga, organisasi, perseorangan dan unsur masyarakat lainnya.


(20)

5. Penyusunan dan pengembangan pembakuan konsep definisi dan klasifikasi dan ukuran – ukuran serta pengembangan ilmu pengetahuan danteknologiyang mendukung penyelenggaraan statistik

6. Pelayanan data dan informasi serta hasil statistik kepada pemerintah dan masyarakat secara berkala dan sewaktu – waktu baik dari hasil penyelnggaraan sendiri maupun hasil komplisi produk administrasi

7. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara, baik langsung maupun tidak langsung serta pelaksanaan upaya peningkatan dasar statistik bagi masyarakat 8. Pembinaan penyelenggaraan statistik, responden dan pengguanaan statistik 9. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BPS, pembinaan pengendalian

dan pengawasan administrasi di lingkungan BPS.

3.2.2 Tata Kerja Badan Pusat Statistik

Para deputi wajib melaksanakan kordinasi dan kerja sama teknis statistik di dalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang tugas masing – masing dan harus melaporkan kepada kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip kordinasi, integrasi, sibronisasi, dan sinlifiksi, baik dalam lingkungan masing – masing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS. Maupun dengan instansi lainnya diluar BPS sesuai bidang tugas masing – masing.

3.2.3 Alasan Pemakaian Komputer di BPS

Mengingat semakin meningkatnya jumlah data yang akan diolah, sehingga perlu dibantu oleh suatu alat pengolahan datayaitu komputer. Badan Pusat Statistik adalah


(21)

salah satu instansi pemerintahan Indonesia yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Dengan semakin beragamnya jenis statistik yang diperlukan Badan Pusat Statistik secara berlanjut harus meremajakan pengolahan data, baik perangkat lunak maupun pengolahan data. Salah satu peran komputer dilihat dari perangkat lunaknya adalah sebagai berikut :

1. Perekam

Data yang diolah hendaknya tertulis dalam suatu formulir untuk dijadikan dasar dalam pengolahan selanjutnya.

2. Klasifikasi

Pemberian suatu identifikasi ke dalam data yang diolah, apakah identifikasi tersebut dilakukan untuk satu kelompok pada data yang bersangkutan perlu diberikan.

3. Penyiratan

setelah data yang akan diolah diberikan identifikasi seperti tersebut mungkin perlu diatur sedemikian rupa mempunyai urutan menurut kode klasifikasi. 4. Perhitungan

Manupulasi dara seperti pelaksanaan perhitungan 5. Penyusunan

untuk malkukan manipulasi, maka perlu dilakukan penyimpanan atau pembuatan rekapitulasi laporan sesuai dengan kegiatan pemakai formal.

6. Penyimpanan

Data yang telah disusun, disimpan dalam suatu file sebagai referensi yang akan digunakan untuk keperluan yang akan datang.

7. Perincian


(22)

8. Pengadaan

Kerap kali data yang diperlukan kita pilih, logis diperbanyak sesuai dengan keinginan.

9. Pembagian

didalam kegiatan sehari – hari kerap kali ditemui bahwa informasi yang dihasilkan berasal dari data yang dilaksanakan penyesuainnya oleh bebarapa orang, mungkin didalam satu bagian dalam organisasi perusahaan atau industri.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Sebagaimana dibuat dalam lampiran, struktur organisasi kantor BPS propinsi Sumatera Utara, dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh bagian tata usaha.

Bagian tata usaha terdiri dari : 1. Sub Bagian Urusan Dalam

2. Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan 3. Sub Bagian Keuangan

Uraian Tugas Bagian Tata Usaha :

1. Menyusun program kerja tahunan bagian.

2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan, baik rutin maupun proyek kantor BPS propinsi dan menyimpannya ke BPS.

3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat menyurat, pengadaan atau percetakan ke arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung,


(23)

keamanan dan ketertiban lingkungan, serta perjalanan dinas dalam dan luar negeri.

4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan, penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan, serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan.

5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan.

Sedang bidang Penunjang BPS ada 5 (Lima) bidang, yaitu : 1. Bidang Statistik Produksi

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS pertanian, industri, serta BPS kontruksi pertambangan dan energi.

Uraian tugas Bidang Statistik Produksi : a. Menyusun program tahunan bidang

b. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS Produksi adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri, kontruksi, pertambangan, energi dan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

c. Mengatur keikut sertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi.

d. Membantu kepala kantor BPS atau pimpinan proyek atau bagian proyek untuk menyiapkan program petugas bagian lapangan.

e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjahatan pelatihan.


(24)

f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS harga konsumen, dan perdaganagan besar, BPS keuangan, dan harga produsen, serta BPS niaga dan jasa.

Uraian tugas Bidang Statistik Distribusi : a. Menyusun program kerja tahunan bidang

b. yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS distribusi adalah meliputi harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan harga produsen, niaga dan jasa, serta statistik distribusi lainnya.

c. Mengatur keikut sertaan program pelatihan yag diselenggarakan oleh pusat di bidag statistik distribusi.

d. Membantu kepal Kantor BPS propinsi atau pimpinan proyek untuk menyiapkan program tugas lapangan.

e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya.

f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yag diperlukan untuk pelaksanaan lapangan.

3. Bidang Statistik Kepndudukan

Bidang BPS Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS Demografi, dan rumah tangga, BPS tenaga kerja, serta BPS kesejahteraan. Uraian tugas Bidang Statistik Kependudukan :


(25)

b. Yang termasuk ruang lingkup baidang BPS Statistik Kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat, dan statistik kependudukan.

c. mengatur keikut sertaan program pelatihan yag diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik kependudukan.

d. Membantu Kepala Kantor BPS propinsi atau pimpinan proyek atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program petugas lapangan. e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas

lapangan dipusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya. f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan.

3.4 Sejarah Perhitungan Penduduk Miskin

Badan Pusat Statistik (BPS) pertama kali melakukan perhitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 1981. Pada saat penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin mencakup periode 1976 – 1981 dengan menggunakan data modul konsumsi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Sejak tahun 1981 setiap tiga tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin sampai dengan tahun 1987. Informasi mengenai jumlah dan persentase penduduk miskin hanya disajikan sampai tingkat nasional saja.

Sejak tahun 1990 informasi jumlah dan persentase penduduk miskin sudah dapat disajikan sampai tingkat propinsi, jumlah penduduk miskin pasa saat itu untuk propinsi kecil dilakukan penggabungan. Selanjutnya sejak tahun 1993, informasi


(26)

mengenai jumlah dan persentase penduduk miskin sudah dapat disajikan sampai tingkat propinsi secara keseluruhan.

Mengingat kebutuhan yang mendesak, sejak tahun 1999 BPS propinsi Sumatera Utara mulai melakukan penghitungan penduduk miskin tingkat kabupaten / kota dengan pendekatan data Sesunas Kor, mengingat sebaran sampel Sesunas Modul konsumsi belum memadai untuk melakukan penghitungan penduduk miskin sampai tingkat kabupaten / kota. Namun dari hasil yang diperoleh tidak dapat dibedakan daerah kota dengan pedesaan.


(27)

BAB 4

ANALISA DAN EVALUASI

4.1.KEPENDUDUKAN

4.1.1. Letak Geografis

Kota Madya Tanjungbalai terletak di antara 20 58’ Lintang Utara dan 990 48’ Bujur

Timur dengan Luas wilayah 60,529 Km2 (6.052,9 Ha). Tanjungbalai dikelilingi oleh

Kabupaten Asahan dengan batas-batas yaitu Kecamatan Tanjungbalai di sebelah utara, Kecamatan Simpang Empat di sebelah Selatan, Kecamatan Simpang Empat di sebelah Barat dan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan di sebelah Timur.

Kota Madya Tanjungbalai memiliki jumlah penduduk sebesar 154.631 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis laki-laki sebesar 77.607 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebesar 77.024 jiwa. Dengan komposisi seperti pada tabel berikut :


(28)

Tabel 1. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis kelamin Tahun 2005

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 7.548 7.493 15.041

2 5-9 9.308 9.236 18.544

3 10-14 8.793 8.725 17.518

4 15-19 8.687 8.624 17.311

5 20-24 8.116 8.055 16.171

6 25-29 7.011 6.957 13.968

7 30-34 6.313 6.268 12.581

8 35-39 5.314 5.275 10.589

9 40-44 4.574 4.540 9.114

10 45-49 3.555 3.527 7.082

11 50-54 2.754 2.731 5.485

12 55-59 1.749 1.737 3.486

13 60-64 1.461 1.450 2.911

14 65+ 2.424 2.406 4.830

Jumlah 77.607 77.024 154.631


(29)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dihitung besarnya angka beban tanggungan di Kota Madya Tanjungbalai, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

64 15 65 14 0 − + − + = P P P ungan BebanTangg

Angka × k

dimana :

k : konstanta bernilai 100

Dari tabel didapat harga – harga sebagai berikut :

P 0-14 = 51.103

P65+ = 4.830

P15-64 = 98.698

Bila harga-harga diatas didistribusikan kedalam rumus, didapat harga besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut :

56 100 698 . 98 830 . 4 103 . 51 64 15 65 14 0 = × + = × + = − + − k P P P Tanggungan Beban Angka

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 56 orang yang tidak produktif.

4.1.2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai

Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Di dalam tabel berikut dapat dilihat bahwa Kecamatan Datuk Bandar merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu sebesar 37,06 Km2,


(30)

terkecil yaitu sebesar 0,84 Km2. dalam mencari perhitungan besarnya rasio terhadap

total luas kecamatan (%) yaitu perbandingan antara luas suatu kecamatan tertentu dengan luas Kota Madya Tanjungbalai, kemudian dikalikan dengan 100%.

Tabel 2 . Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai.

No. Kecamatan Luas wilayah

(km2)

Rasio terhadap total luas kecamatan (%)

1. Datuk Bandar 37,06 61,23

2. Tanjungbalai selatan 1,98 3,27

3. Tanjungbalai Utara 0,84 1,39

4. Sei Tualang Raso 8,09 13,37

5. Teluk Nibung 12,55 20,74

Jumlah 60,52 100,00

4.1.3. Komposisi Penduduk Menurut Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan

Kepadatan Penduduk dirinci menurut Kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai

Melalui tabel berikut ini kita dapat mengetahui luas wilayah per kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai. Dengan jumlah penduduk sebesar 154.631 jiwa memiliki luas wilayah 60,529 km2 dengan kepadatan penduduk sebesar 2.555/km2.


(31)

Kepadatan penduduk sebesar 2.555/km2, diperoleh dengan cara membagikan antara total jumlah penduduk dnegan total jumlah luas daerah (km2). Kecamatan Datuk Bandar merupakan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar 57.857 jiwa. Hal ini disebabkan oleh Kecamatan Datuk Bandar merupakan kecamatan yang memiliki luas wilayah palaing besar diantara kecamatan lainnya di Tanjungbalai. Sementara Kecamatan Tanjungbalai Utara merupakan kecamatan yang memilikijumlah penduduk terkecil, karena mempunyai wilayah paling kecil diantara kecamatan lainnya.

Tabel 3. Komposisi Penduduk menurut Luas Wilayah, Jumlah Penduduk

dan Kepadatan Penduduk dirinci menurut Kecamatan di Kota Madya Tanjungbalai

ecamatan yah (Km2) Penduduk enduduk/km2

,06 857 561

Selatan 98 905 063

Utara 84 139 405

aso 09 342 762

,55 388 820


(32)

4.1.4 Komposisi Penduduk Menurut Seks Rasio

Jumlah penduduk menurut jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelaminnya No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Seks

Rasio

1. Datuk Bandar 29.116 28.741 57.857 101,3

2. Tanjungbalai Selatan

10813 11.092 21.905 97,48

3. Tanjungbalai Utara

8535 8.604 17.139 99,2

4. Sei Tualang Raso

11.190 11.152 22.342 100,34

5. Teluk Nibung 17.953 17.435 35.388 102,97

Jumlah 77.607 77.024 154.631 100,52

Sumber : BPS propinsi Sumatera Utara

Dari tabel diatas, rumus yang dapat digunakan dalam mencari besar seks rasio antara jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan per-kecamatan dan seara keseluruhan sebagai berikut :

Seks Rasio = k

perempuan penduduk jumlah laki laki penduduk jumlah × − Dimana :

k : konstanta dengan nilai 100

Maka didapat seks rasio untuk Kecamatan Datuk Bandar sebagai berikut :

Seks Rasio = 100% 741 . 28 116 . 29 ×

= 101 jiwa


(33)

4.2.KETENAGAKERJAAN

Banyak hal mengenai kehidupan disuatu masyarakat dapat dijabarkan kalau diketahui komposisi lapangan pekerjaan dan angkatan kerjanya, komposisi jenis pekerjaannya dan faktor-faktor mengenai angkatan kerja. Dalam hal ini penulis ingin memaparkan dan mengamati tenaga kerja khususnya di Kota Madya Tanjungbalai.

Kita telah mengetahui jumlah penduduk di Kota Madya Tanjungbalai pada tahun 2005 sebesar 154.631 jiwa. Dengan penduduk yang usia kerja berkisar antara umur 10 – 65 tahun dan jumlah angkatan kerja sebesar 61.314 jiwa. Sedangkan jumlah yang bukan angkatan kerja sebesar 54.558 jiwa.

4.2.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Dari uraian diatas, maka dapat dihitung besarnya tingkat partisipasi angkatan kerja menurut jenis kelaminnya sebagai berikut :

Untuk jenis kelamin laki-laki :

TPAK = tan × 100%

Kerja Tenaga

Kerja Angka

= 100% 631

. 154

674 . 30

× = 19,8%


(34)

Untuk jenis kelamin perempuan :

TPAK = tan × 100%

Kerja Tenaga

Kerja Angka

= 100% 631

. 154

640 . 30

×


(35)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Madya Tanjungbalai Tahun 2010

Telah kita ketahui jumlah penduduk Kota Madya Tanjungbalai pada tahun 2000 sebesar 132.438 jiwa. Sedangkan pada tahun 2005, jumlah penduduk Kota Madya Tanjungbalai sebesar 154.631 jiwa. Lebih rinci dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Kota Madya Tanjungbalai

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

2000 66.489 65949 132.438

2005 77.607 77.024 154.631

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara

Maka untuk menghitung besarnya tingkat pertumbuhan tiap tahun, pada periode 2000 – 2005 digunakan rumus Pertumbuhan Eksponensial, yaitu sebagai

berikut : rn

n P e

P = 0 ×

dimana : P = Jumlah penduduk pada tahun n n

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar 0

r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun


(36)

5.1.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Madya Tanjungbalai

Untuk jenis kelamin laki-laki :

489 . 66 607 . 77 718282 , 2 718282 , 2 489 . 66 607 . 77 5 5 0 = × = × = r r rn

n P e

P

5r log 2,718282 = log 1,16721 5r 0,43429 = 0,06715

5r =

43429 , 0 06715 , 0

5r = 0,15462 r = 0,0309 r = 3,09%

Untuk jenis kelamin perempuan :

949 . 65 024 . 77 718282 , 2 718282 , 2 949 . 65 024 . 77 5 5 0 = × = × = r r rn

n P e

P

2,7182825r = 1,16793

5r =

43429 , 0 06741 , 0

r = 5 1552 , 0


(37)

5.1.2 Taksiran / Ramalan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Madya Tanjungbalai Tahun 2006 - 2010

5.1.2.1 Untuk jenis kelamin laki-laki :

Tahun 2006 :

P2006 = P2005 x ern

= 77.607 x 2,7182820.0309 * 1

= 77.607 x 2,7182820,0309

= 77.607 x 1,031 = 80.012 jiwa

Tahun 2007 :

P2007 = P2005 x ern

= 77.607 x 2,7182820.0309 * 2

= 77.607 x 2,7182820,0618

= 77.607 x 1,063 = 82.496 jiwa

Tahun 2008 :

P2008 = P2005 x ern

= 77.607 x 2,7182820.0309 * 3

= 77.607 x 2,7182820,0927

= 77.607 x 1,097 = 85.134 jiwa


(38)

Tahun 2009 :

P2009 = P2005 x ern

= 77.607 x 2,7182820.0309 * 4

= 77.607 x 2,7182820,1236

= 77.607 x 1,131 = 87.773 jiwa

Tahun 2010 :

P2010 = P2005 x ern

= 77.607 x 2,7182820.0309 * 5

= 77.607 x 2,7182820,1545

= 77.607 x 1,167 = 90.567 jiwa

5.1.2.2 Untuk jenis kelamin perempuan :

Tahun 2006 :

P2006 = P2005 x ern

= 77.024 x 2,7182820.03* 1

= 77.024 x 2,7182820,03

= 77.024 x 1,03 = 79.334 jiwa


(39)

Tahun 2007 :

P2007 = P2005 x ern

= 77.024 x 2,7182820.03* 2

= 77.024 x 2,7182820,06

= 77.024 x 1,061 = 81.722 jiwa

Tahun 2008 :

P2008 = P2005 x ern

= 77.024 x 2,7182820.03* 3

= 77.024 x 2,7182820,09

= 77.024 x 1,094 = 84.264 jiwa

Tahun 2009 :

P2009 = P2005 x ern

= 77.024 x 2,7182820.03* 4

= 77.024 x 2,7182820,12

= 77.024 x 1,127 = 86.806 jiwa


(40)

Tahun 2010 :

P2010 = P2005 x ern

= 77.024 x 2,7182820.03 * 5

= 77.024 x 2,7182820,15

= 77.024 x 1,161 = 89.424 jiwa


(41)

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

J

u

m

la

h

P

e

n

d

u

d

u

k

Laki-laki Perempuan

Grafik 1. Diagram Pertumbuhan Penduduk Kota Madya Tanjungbalai Tahun 2006 - 2010


(42)

Proyeksi Jumlah Penduduk

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

J

u

m

la

h

P

e

n

d

u

d

u

k

Laki-laki Perempuan

Grafik 2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Madya Tanjungbalai


(43)

5.2 Proyeksi Jumlah Angkatan Kerja di Kota Madya Tanjungbalai Tahun 2010

Kita telah mengetahui bahwa jumlah angkatan kerja di Kota Madya Tanjungbalai pada tahun 2004 sebesar 61.314 jiwa, dan jumlah angkatan kerja pada tahun 1998 sebesar 53.949 jiwa. Lebih rinci dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Jumlah angkatan Kerja di Kota Madya Tanjungbalai

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1998 27.192 26.757 53.949

2004 30.674 30.640 61.314

Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara

Rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan tiap tahun, pada periode tahun 1998 –2004 sebagai berikut ;

rn

n P e

P = 0 ×

dimana : P = Jumlah penduduk pada tahun n n

0

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar

r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun


(44)

5.2.1 Pertumbuhan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di Kota Madya Tanjungbalai

Untuk jenis kelamin laki-laki :

192 . 27 674 . 30 718282 , 2 718282 , 2 192 . 27 674 . 30 6 6 0 = × = × = r r rn

n P e

P

6r log 2,718282 = log 1,128 6r 0,43429 = 0,0523

6r =

43429 , 0 06715 , 0

6r = 0,120 r = 0,02 r = 2%

Untuk jenis kelamin perempuan :

757 . 26 640 . 30 718282 , 2 718282 , 2 757 . 26 640 . 30 6 6 0 = × = × = r r rn

n P e

P

6r log 2,718282 = log 1,145 6r 0,43429 = 0,0588

6r =

43429 , 0 0588 , 0

6r = 0,1353


(45)

5.2.2 Taksiran / Ramalan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin Di Kota Madya Tanjungbalai Tahun 2006 - 2010

5.2.2.1 Untuk jenis kelamin laki-laki :

Tahun 2006 :

P2006 = P2004 x ern

= 30.674 x 2,7182820.02 * 2

= 30.674 x 2,7182820,04

= 30.674 x 1,04 = 31.900 jiwa

Tahun 2007 :

P2007 = P2004 x ern

= 30.674 x 2,7182820.02 * 3

= 30.674 x 2,7182820,06

= 30.674 x 1,061 = 32.545 jiwa

Tahun 2008 :

P2008 = P2004 x ern

= 30.674 x 2,7182820.02 * 4

= 30.674 x 2,7182820,08

= 30.674 x 1,083 = 33.219 jiwa


(46)

Tahun 2009 :

P2009 = P2004 x ern

= 30.674 x 2,7182820.02 * 5

= 30.674 x 2,7182820,1

= 30.674 x 1,105 = 33.894 jiwa

Tahun 2010 :

P2010 = P2004 x ern

= 30.674 x 2,7182820.02 * 6

= 30.674 x 2,7182820,12

= 30.674 x 1,127 = 34.569 jiwa

5.2.2.2 Untuk jenis kelamin perempuan :

Tahun 2006 :

P2006 = P2004 x ern

= 30.640 x 2,7182820.022 * 2

= 30.640 x 2,7182820,044

= 30.640 x 1,044 = 31.988 jiwa


(47)

Tahun 2007 :

P2007 = P2004 x ern

= 30.640 x 2,7182820.022 * 3

= 30.640 x 2,7182820,066

= 30.640 x 1,068 = 32.723 jiwa

Tahun 2008 :

P2008 = P2004 x ern

= 30.640 x 2,7182820.022 * 4

= 30.640 x 2,7182820,088

= 30.640 x 1,091 = 33.428 jiwa

Tahun 2009 :

P2009 = P2004 x ern

= 30.640 x 2,7182820.02 2* 5

= 30.640 x 2,7182820,11

= 30.640 x 1,116 = 34.194 jiwa


(48)

Tahun 2010 :

P2010 = P2004 x ern

= 30.640 x 2,7182820.022 * 6

= 30.640 x 2,7182820,132

= 30.640 x 1,141 = 34.960 jiwa


(49)

Proyeksi Pertumbuhan Angkatan

Kerja

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2006 2007 2008 2009 2010 Tahun

J

u

m

la

h

T

e

n

a

g

a

K

e

rj

a

Laki-laki Perempuan

Grafik 3. Diagram Pertumbuhan Angkatan Kerja di Kota Madya TanjungbalaiTahun 2006 - 2010


(50)

Proyeksi Pertumbuhan Tenaga Kerja

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2006 2007 2008 2009 2010

Tahun

J

u

m

la

h

T

e

n

a

g

a

K

e

rj

a

Laki-laki Perempuan

Grafik 4. Proyeksi Pertumbuhan Angkatan Kerja di Kota Madya


(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan

Dari uraian diatas penullis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain:

1. Angka beban tanggungan di Kota Madya Tanjungbalai untuk tahun 2005 adalah sebesar 56, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 56 orang yang tidak produktif.

2. Seks rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan di Kota Madya tanjungbalai adalah sebesar 101 jiwa.

3. Besarnya tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu sebesar 19,8 % dari jumlah penduduk di Kota Tanjungbalai. 4. Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah sebesar 90.567 jiwa untuk

penduduk laki-laki dan sebesar 89.424 jiwa untuk penduduk perempuan. 5. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 adalah sebesar 34.569 jiwa untuk

angkatan kerja laki-laki dan sebesar 34.960 jiwa untuk angkatan kerja perempuan.


(52)

6.2 Saran

Setelah meilhat hasil proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk dan tenaga kerja pada tahun 2010, yang mengalami pertambahan yang lumayan besar, maka akan lebih baik jika program pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk terus dilaksanakan agar supaya laju pertumbuhan tersebut dapat dikembalikan.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara : Tanjungbalai Dalam Angka 2001 Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara : Tanjungbalai Dalam Angka 2006 Mantra, Ida Bagus. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(1)

Tahun 2010 :

P2010 = P2004 x ern

= 30.640 x 2,7182820.022 * 6

= 30.640 x 2,7182820,132

= 30.640 x 1,141 = 34.960 jiwa


(2)

Proyeksi Pertumbuhan Angkatan

Kerja

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2006 2007 2008 2009 2010

Tahun J u m la h T e n a g a K e rj a Laki-laki Perempuan

Grafik 3. Diagram Pertumbuhan Angkatan Kerja di Kota Madya TanjungbalaiTahun 2006 - 2010


(3)

Proyeksi Pertumbuhan Tenaga Kerja

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2006 2007 2008 2009 2010

Tahun J u m la h T e n a g a K e rj a Laki-laki Perempuan

Grafik 4. Proyeksi Pertumbuhan Angkatan Kerja di Kota Madya

TanjungbalaiTahun 2006 - 2010


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 kesimpulan

Dari uraian diatas penullis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain:

1. Angka beban tanggungan di Kota Madya Tanjungbalai untuk tahun 2005 adalah sebesar 56, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 56 orang yang tidak produktif.

2. Seks rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan di Kota Madya tanjungbalai adalah sebesar 101 jiwa.

3. Besarnya tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan adalah sama yaitu sebesar 19,8 % dari jumlah penduduk di Kota Tanjungbalai. 4. Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah sebesar 90.567 jiwa untuk

penduduk laki-laki dan sebesar 89.424 jiwa untuk penduduk perempuan. 5. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 adalah sebesar 34.569 jiwa untuk

angkatan kerja laki-laki dan sebesar 34.960 jiwa untuk angkatan kerja perempuan.


(5)

6.2 Saran

Setelah meilhat hasil proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk dan tenaga kerja pada tahun 2010, yang mengalami pertambahan yang lumayan besar, maka akan lebih baik jika program pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk terus dilaksanakan agar supaya laju pertumbuhan tersebut dapat dikembalikan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara : Tanjungbalai Dalam Angka 2001 Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara : Tanjungbalai Dalam Angka 2006 Mantra, Ida Bagus. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.