tidak menghasilkan CO
2
. Jalur metabolisme yang digunakan pada bakteri homofermentatif adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas Fardiaz, 1989.
Bakteri heterofermentatif melakukan fermentasi campuran yaitu selain menghasilkan asam laktat, juga menghasilkan etanol, asam asetat dan CO
2
Desmazeaud, 1996.
Keberadaan Bt dalam tanah mengindikasikan bahwa Bt juga berperan dalam proses dekompisisi. Salah satunya melalui proses hidrolisis selulosa yang
berasal dari unsur organik seperti seresah daun di tanah. Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari beberapa molekul glukosa. Selulosa akan
diuraikan oleh enzim selulase menjadi selobiosa dan glukosa sehingga dapat diserap oleh Bt
sebagai sumber karbon dan sumber energi Ni’mah, 2012.
F. Tanah Naungan dan Bakteri Tanah
Tanah tersusun dari komponen anorganik yaitu mineral, air, dan udara, serta komponen organik diantaranya seresah daun. Jumlah komponen-komponen
tersebut berbeda-beda pada setiap jenis dan lapisan tanah Kurniawan, 2010. Tanah naungan merupakan tanah yang berada dibawah kanopi tumbuhan baik
yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Adanya kanopi menyebabkan intensitas cahaya lebih sedikit, suhu lebih rendah, kandungan
air dan unsur hara yang lebih banyak dibandingkan dengan tanah yang tidak dinaungi. Hal ini yang menyebabkan bakteri di dalam tanah naungan lebih
banyak daripada tanah yang tidak dinaungi Perez, 2010.
Perbedaan vegetasi yang menutupi tanah juga dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah diantaranya pH tanah. Adanya variasi jenis-jenis vegetasi pada lahan
secara umum dapat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah dan hubungan timbal balik ekosistem. Perbedaan sifat akibat tipe vegetasi penutup tanah
yang berbeda secara langsung berpengaruh terhadap distribusi bahan organik
tanah dan aktivitas bakteri tanah Barchia, et al., 2007.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laminar air flow cabinet, autoclave, tabung reaksi dan sumbat, cawan petri, neraca analitik,
inkubator, water bath, kompor listrik, vortex mixer, pipet tetes, centrifuge, mikropipet, mikrotips, jarum ose, mikroskop, alumunium foil,
erlenmeyer, batang pengaduk, botol aquadest, tabung Durham, spektrofotometer, kuvet, shaker incubator, bunsen, dan gelas ukur.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, Phenol Red, Skim Milk Agar SMA, Sucrose Broth, Lactose Broth, Glucose Broth,
Fructose Broth, Galactose Broth, bufer borat, CMC Carboxy Methyl Cellulose, TCA Trichloroacetic Acid, CaCl
2
, Na
2
CO
3
, Nutrient Broth,
folin Ciocalteau, NaOH, HCl, congo red, alkohol 70 vv, aquades, garam fisiologis, ulat jeruk Papilio memnon, isolat koleksi Bt dari tanah
naungan pohon Akasia, Bungur, Beringin, Kerai Payung, Melinjo, dan Mahoni.
C. Metode Penelitian
Uji biokimia isolat Bacillus thuringiensis yang meliputi aktivitas proteolitik dan kemampuan menggunakan karbohidrat dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap RAL 3 ulangan dan diuji lanjut dengan BNJ Beda Nyata Jujur α = 5. Uji proteolitik dilakukan secara kualitatif dengan
melihat adanya zona bening di sekitar koloni dan kuantitatif dengan menggunakan metode Bergmeyer dan Grassl 1983 yang diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 578 nm. Uji kemampuan menggunakan karbohidrat meliputi fermentasi laktosa, sukrosa, glukosa,
fruktosa, galaktosa dilakukan mengamati adanya gelembung dalam tabung Durham dan terbentuknya asam yang ditandai dengan perubahan warna
media menjadi kuning, dan uji hidrolisis CMC Carboxy Methyl Cellulose dilakukan dengan melihat adanya zona bening di sekitar koloni.
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam. Apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan nyata pada taraf 5, maka analisis dilanjutkan dengan
menggunakan uji lanjut BNJ Beda Nyata Jujur α = 5.