Tanah Naungan dan Bakteri Tanah

folin Ciocalteau, NaOH, HCl, congo red, alkohol 70 vv, aquades, garam fisiologis, ulat jeruk Papilio memnon, isolat koleksi Bt dari tanah naungan pohon Akasia, Bungur, Beringin, Kerai Payung, Melinjo, dan Mahoni.

C. Metode Penelitian

Uji biokimia isolat Bacillus thuringiensis yang meliputi aktivitas proteolitik dan kemampuan menggunakan karbohidrat dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL 3 ulangan dan diuji lanjut dengan BNJ Beda Nyata Jujur α = 5. Uji proteolitik dilakukan secara kualitatif dengan melihat adanya zona bening di sekitar koloni dan kuantitatif dengan menggunakan metode Bergmeyer dan Grassl 1983 yang diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 578 nm. Uji kemampuan menggunakan karbohidrat meliputi fermentasi laktosa, sukrosa, glukosa, fruktosa, galaktosa dilakukan mengamati adanya gelembung dalam tabung Durham dan terbentuknya asam yang ditandai dengan perubahan warna media menjadi kuning, dan uji hidrolisis CMC Carboxy Methyl Cellulose dilakukan dengan melihat adanya zona bening di sekitar koloni.

D. Analisis Data

Data yang diperoleh dilakukan analisis ragam. Apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan nyata pada taraf 5, maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut BNJ Beda Nyata Jujur α = 5.

E. Prosedur Kerja

1. Identifikasi Bacillus thuringiensis Bt Berdasarkan Uji Toksisitas

Pada Ulat Gen Cry bakteri Bt dapat bersifat toksik pada Lepidoptera, Hymenoptera, Homoptera, Orthoptera, Coleoptera, dan Diptera Glare, et al., 1998. Pada uji toksisitas ini digunakan 9 isolat koleksi Bt dari laboratorium Mikrobiologi Universitas Lampung dan larva Papilio memnon. Larva Papilio memnon tersebut dimasukkan ke dalam wadah dan diberi pakan berupa daun yang sudah diolesi isolat koleksi Bt, kemudian wadah ditutup dan diberi lubang udara secukupnya. Uji toksisitas ini dilakukan selama 72 jam. Ulat yang terinfeksi Bt mengalami kematian dikarenakan δ- endotoksin Bt menyerang sistem pencernaan serangga ulat dan mengganggu keseimbangan osmotik selnya.

2. Uji Proteolitik Secara Kualitatif dan Kuantitatif

2.1. Aktivitas Enzim Protease Secara Kualitatif

Uji proteolitik secara kualitatif isolat Bt dilakukan dengan menggunakan metode Brown, 2007 pada media Skim Milk Agar SMA. Suspensi isolat Bt diambil sebanyak 1 ose dan di point plate ke dalam cawan petri yang berisi media Skim Milk Agar SMA, lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Aktivitas proteolitik dari bakteri Bt yang ditumbuhkan pada media SMA ditunjukan dengan terlihatnya zona bening yang muncul di sekitar koloni Putri, 2012. Indeks proteolitik dihitung dengan cara mengukur luas areal bening dan luas koloni bakteri. Perhitungan indeks proteolitik adalah perbandingan luas areal bening dengan luas koloni bakteri Baehaki, et al., 2011.

2.2. Aktivitas Enzim Protease Secara Kuantitatif

2.2.1. Pembuatan Starter Isolat Bacillus thuringiensis

Isolat Bt yang sudah diremajakan pada media Nutrient Agar miring diambil 3 ose dan diinokulasikan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang berisi 50 ml media Nutrient Broth + Skim Milk 2 wv, kemudian diinkubasi selama 24 jam di atas shaker incubator dengan kecepatan 120 rpm.

2.2.2. Produksi Enzim Protease

Starter Bt sebanyak 10 vv diinokulasikan ke dalam 50 ml media Nutrient Broth + Skim Milk 2 wv, kemudian diinkubasi selama 24 jam di atas shaker incubator dengan kecepatan 120 rpm. Setelah 24 jam, kultur dimasukkan ke dalam tabung dan dipanen dengan cara disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 10 menit. Kemudian diambil supernatan untuk diuji aktivitas enzim proteasenya Baehaki, et al., 2011.