Model Penemuan Terbimbing Ruang Lingkup Penelitian

17 Dari beberapa pendapat diatas, tentang langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing, langkah-langkah yang dikembangkan oleh peneliti adalah pendapat Markaban 2006:15. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, b siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan sebaiknya melalui pertanyaan-pertanyaan atau LKS, c siswa menyusun konjektur prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya, d konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru, e apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya, dan f setelah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Proses belajar terjadi setelah siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Menurut Gagne dalam Dimyati 2002:10 belajar terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Menurut Sukardi 2008: 2 hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran. Hal ini berarti hasil belajar diperoleh setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil 18 belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2009: 3 berpendapat bahwa: Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Sebagaimana pendapat Djamarah dan Zain 2006:1 bahwa interaksi antara guru dengan anak didik pada kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Tujuan pembelajaran sesungguhnya adalah sejauh mana tingkat keberhasilan belajar yang diperoleh siswa. Sehingga, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah representasi proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain 2006 : 107: Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa dengan kemampuan analisis mampu memecahkan suatu permasalahan teori tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi gagasan-gagasan untuk dikonstruk. 19 Bagi siswa, bukti hasil belajar dapat diperoleh setelah tes dilakukan. Hal tersebut didukung oleh pendapat Hamalik 2002: 19: Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan kompleks. Dengan memiliki hasil belajar, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu. Menurut Kingsley dalam Indra 2009: 1 membagi hasil belajar, yaitu: a keterampilan dan kebiasaan, b pengetahuan dan pengertian, serta c sikap dan cita-cita. Pendapat dari Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut. Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar. Menurut Bloom dalam Sukardi 2008: 75, yaitu: a ranah kognitif yang terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi, b ranah afektif yang terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup, serta c ranah psikomotor yang terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima pengetahuan dari 20 pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu, hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini, dari tiga ranah yang ada pada hasil belajar akan diambil satu ranah saja yaitu pada ranah kognitif. Hasil belajar yang diidentifikasi dalam hal ini adalah semua ranah yang ada. Dalam kaitan ini Sodjarto dalam Abdullah 2007: 5 mengemukakan pula bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes. Kriteria hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan kriteria dari Arikunto seperti pada Tabel 2.3 Tabel 2.2 Kriteria hasil belajar siswa Nilai Siswa Kualifikasi Nilai 80,1 – 100 Tinggi 60,1 - 80 Sangat Tinggi 40,1 - 60 Sedang 20,1 - 40 Rendah 0,0 - 20 Sangat Rendah Arikunto, 2007: 245