4. Perencanaan Bertujuan Jelas Versus Perencanaan Bertujuan Laten.
Pembedaan ini didasarkan atas konkret atau tidak konkretnya isi rencana tersebut. Perencanaan bertujuan jelas adalah perencanaan yang dengan
tegas menyebutkan tujuan dan sasaran dari perencanaan tersebut, yang sasarannya dapat diukur keberhasilannya. Dalam perencanaan, tujuan
selalu dibuat lebih bersifat umum dibandingkan dengan sasaran. Tujuan belum tentu dapat diukur walaupun bisa dirasakan, sedangkan sasaran
biasanya dinyatakan dalam angka konkret sehingga bisa diukur dengan tingkat pencapaiannya. Misalnya, tujuan perencanaan adalah menaikkan
taraf hidup rakyat, sasarannya adalah menaikkan pendapatan per kapita dari 400 menjadi 500 per tahun, dalam jangka waktu tiga tahun yang
akan datang. Perencanaan bertujuan laten adalah perencanaan yang tidak menyebutkan sasaran dan bahkan tujuannya pun kurang jelas
sehingga sulit untuk dijabarkan. Tujuan perencanaan laten sering dikejar secara tidak sadar, misalnya ingin hidup lebih bahagia, kehidupan dalam
masyarakat yang aman, nyaman, dan penuh dengan rasa kekeluargaan.
5. Perencanaan Indikatif Versus Perencanaan Imperatif.
Pembedaan ini didasarkan atas ketegasan dari isi perencanaan dan tingkat kewenangan dari institusi pelaksana. Perencanaan indikatif
adalah perencanaan di mana tujuan yang hendak dicapai hanya dinyatakan dalam bentuk indikasi, artinya tidak dipatok dengan tegas.
Tujuan bisa juga dinyatakan dalam bentuk indikator tertentu, namun
indikator ini sendiri bisa konkret dan bisa hanya perkiraan indikasi. Tidak diatur bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tidak
diatur prosedur ataupun langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, yang penting indikator yang dicantumkan dapat tercapai. Dalam
perencanaan itu mungkin terdapat petunjuk atau pedoman, yaitu semacam nasehat bagaimana sebaiknya rencana itu dijalankan, tetapi
pedoman itu sendiri tidak terlalu mengikat.
Pelaksana di lapangan masih dapat melakukan perubahan sepanjang tujuan ingin dicapai dapat dicapai atau dilampaui dengan besaran biaya
tidak melampaui yang ditentukan. Perencana imperatif adalah perencanaan yang mengatur baik sasaran, prosedur, pelaksana, waktu
pelaksanaan, bahan-bahan, serta alat-alat yang dapat dipakai untuk menjalankan rencana tersebut. Itulah sebabnya mengapa perencanaan
ini disebut perencanaan komando. Pelaksana di lapangan tidak berhak mengubah apa yang tertera dalam rencana. Hampir mirip dengan tipe
perencanaan di atas adalah yang menggunakan bentuk kombinasi lain, yaitu induced planning versus imperative planning. Pembedaan dalam
kombinasi terakhir ini lebih didasarkan atas kewenangan dari institusi terlibat. Induced planning adalah perencanaan dengan sistem
rangsangan. Perencanaan dengan sistem rangsangan, yaitu apabila pemerintah pada level yang lebih tinggi memberi rangsangan kepada
pemerintah yang lebih rendah. Hal ini terjadi jika pemerintah pada level yang lebih rendah mau melaksanakan program yang diinginkan oleh
pemerintah pada level yang lebih tinggi.
6. Top Down Versus Bottom Up Planning.