BAB 3 ANALISIS PERANCANGAN SISTEM
3.1  Analisis Sistem
Analisis  sistem  merupakan  suatu  tahap  yang  dilakukan  untuk  membantu  memahami sesuatu  yang  menjadi  masalah  dan  apa  yang  menjadi  kebutuhan  sistem.  Hal  ini
bertujuan  untuk  mengetahui  permasalahannya  agar  dapat  membantu  proses
perancangan model suatu sistem yang akan dibangun sehingga menjadi tepat guna.
3.1.1 Analisis Permasalahan Masalah yang ada pada perancangan sistem ini adalah menggunakan metode Learning
Vektor Quantization dalam memprediksi harga pergerakan saham di suatu perusahaan. Kemudian  dengan  metode  Weighted  Product  menampilkan  urutan  perankingan  dari
setiap  alternatif  perusahaan  yang  masuk  kedalam  kelas  perusahaan  dengan  prediksi harga  saham  tinggi  dimasa  akan  datang  untuk  kemudian  dipilih  menjadi  perusahaan
tampat berinvestasi, dengan alasan sebagai berikut : 1.  Investasi  merupakan  salah  satu  aktivitas  penanaman  modal  pada  perusahaan
terdaftar  dengan  tujuan  memperoleh  keuntungan.  Namun,  tidak  semua perusahaan  terdaftar  dapat  menjanjikan  keuntungan  bagi  investor.  Untuk  itu,
investor perlu mengetahui dengan baik keadaan harga saham perusahaan yang akan dia pilih dalam jangka waktu tertentu.
2.  Ada  banyak  perusahaan  terdaftar  di  bursa  efek  dengan  penawaran  berbeda- beda untuk para investor. Untuk itu, dibutuhkan alat pendukung bagi investor
dalam memilih perusahaan yang tepat dengan kriteria yang dia harapkan.
Universitas Sumatera Utara
Menentukan perusahaan yang tepat untuk dijadikan  tempat berinvestasi dengan
memprediksi harga saham dengan LVQ dan merangking alternatif dengan WP
Material Metode
Manusia Mesin
Metode LVQ untuk memprediksi harga saham dan
WP untuk merangking alternatif perusahaan
Diperlukan ketelitian dalam memilih perusahaan tampat
berinvestasi LVQ dan WP
Bahasa pemrograman Matlab
Gambar 3.1 Ishikawa Diagram
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem meliputi kebutuhan fungsional dan non-fungsional sistem.
3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional Sistem Kebutuhan  fungsional  yang  dimiliki  oleh  sistem  pemilih  perusahaan  berinvestasi
adalah: 1.  Sistem  dapat  memprediksi  harga  saham  perusahaan  berdasarkan  laporan
keuangan. 2.  Sistem dapat menghitung perubahan harga saham.
3.  Sistem dapat menghasilkan perangkingan  dari alternatif perusahaan terbaik untuk dijadikan tempat berinvestasi.
3.1.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional Sistem
Untuk mendukung kinerja sistem, sistem sebaiknya dapat berfungsi sebagai berikut:
1.  Tampilan antarmuka mudah dipahami. 2.  User dapat dengan mudah mengoperasikan sistem.
3.  Data yang terdapat pada sistem berupa data yang relevan, sehingga menghasilkan pengenalan yang tepat.
4.  Sistem dapat dikembangkan sehingga dapat mengikuti perkembangan.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Analisis Proses Sistem Pada  sistem  ini  terdapat  dua  metode  yang  digunakan  yaitu  Learning  Vector
Quantization dan Weighted Product . Metode tersebut digunakan untuk menghasilkan system  yang  dapat  membantu  user  dalam  memilih  perusahaan  tempat  berinvestasi.
Berikut  adalah  contoh  bagaimana penggunaan metode  Learning Vector  Quantization dan Weighted Product.
3.1.3.1 Analisis Proses Learning Vektor Quantization Pada proses LVQ, input data pelatihan ada 34 data laporan keuangan perusahaan , dan
target  yang  diinginkan  ada  dua  kondisi  yaitu,  harga  saham  naik  dan  harga  saham turun.  Terdapat  7  faktor  penentu  nilai  saham  yang  terdapat  pada  laporan  keuangan.
Kemudian.  Untuk  kemudian  ke-7  faktor  tersebut  akan  dijadikan  input.  Kemudian target  yang  di-input  diubah  kedalam  vektor.  Pada  tahap  selanjutnya  tentukan  jumlah
neuron  yang  akan  digunakan.  Di  dalam  program  jumlah  neuron  berjumlah  7. Selanjutnya  jaringan  LVQ  dibangun,  di  dalam  matlab  source  code  yang  digunakan
adalah net = newlvqminmaxP, Neuron,1Kelasones1,Kelas. Lalu tentukan juga nilai-nilai parameter dan pelatihannya sebagai berikut :
net.trainParam.epochs = 1000 net.trainParam.goal = 0.001
net.trainParam.lr = 0.1
Kemudian,  dilakukan  pengujian.  Data  laporan  keuangan  disimpan,  kemudian ditentukan  terget  kelas  masing-masing  input.  Hasil  dari  pelatihan  adalah  grafik  yang
menunjukkan hubungan epoch dan goalnya. Apabila epoh sudah mencapai 1000 epoh atau apabila learning goalnya sudah mencapai 0.001 maka grafik akan berhenti.
Berikut  ini  akan  diberikan  contoh  sederhana  bagaimana  metode  LVQ melakukan pelatihan terhadap suatu pola. :
  Dari  perbandingan  laporan  keuangan  tahunan  perusahaan  dari  tahun  2011- 2012,  maka  diperoleh  input  vektor.  Dengan  ketentuan  jika  parameter-
parameter  kelayakan  yang  sudah  ditentukan  dibandingkan  dengan  data  tahun sebelumnya menghasilkan data  yang sama atau lebih  tinggi,  maka hasil input
Universitas Sumatera Utara
vektor  adalah  1.  Sebaliknya,  jika  data  parameter  lebih  rendah  maka  input vektor adalah 0.
  Misal diketahui 2 input vektor dalam 2 kelas sebagai berikut : Tabel 3.1 Input Vektor Masukan dan Kelasnya
No Input Vektor
Kelas T 1
1 1 1 1 1 0 1 1
2 0 0 0 0 0 1 0
2   Dua input pertama dijadikan sebagai inisialisasi bobot :
Tabel 3.2 Bobot Kelas No
Bobot Kelas
1 1 1 1 1 1 1 1
1 2
0 0 0 0 0 0 0 2
  Data yang lain yang akan dilatih : α
= 0.05 MaksEpoch = 10
Penurunan α = 0.1 αlama   Epoch ke-1
9.  Data ke-1 : 1 1 1 1 1 0 1 Bobot ke -1 :
= √
= 1 Bobot ke -2:
= √
= 2.44   Jarak terkecil pada bobot ke-1. Target data ke- 1 adalah kelas 1. Maka bobot
ke-1 yang baru adalah : W11baru = W11lama+ α[X11-W11lama] = 1 +0.051-1 = 1
W12 baru = W12lama+ α[X12-W12lama] = 1 +0.051-1 = 1
W13baru = W13lama+ α[X13-W13lama] = 1 +0.051-1 = 1 W14baru = W14lama+ α[X14-W14lama] = 1 +0.051-1 = 1
W15baru = W15lama+ α[X15-W15lama] = 1 +0.051-1 = 1
Universitas Sumatera Utara
W16baru = W16lama + α[X16-W16lama] = 1 +0.050-1 = 0.95
W17baru = W17lama+ α[X17-W17lama] = 1 +0.051-1 = 1   Sehingga bobot W1 sekarang adalah = 1 1 1 1 1 0.95 1; dan W2=0 0 0 0 0 0
10. Data ke-2 : 0 0 0 0 0 1 0
Bobot ke -1: =
√ = 2.46
Bobot ke-2 : =
√ = 1
  Jarak terkecil pada bobot ke-2. Target data ke-2 adalah kelas 2. Maka bobot ke -2 yang baru adalah :
W21baru = W21lama + α[X21-W21lama] = 0 + 0.050-0 = 0
W22baru = W22lama + α[X22-W22lama] = 0 + 0.050-0 = 0 W23baru = W23lama + α[X23-W23lama] = 0 + 0.050-0 = 0
W24baru = W24lama + α[X24-W24lama] = 0 + 0.050-0 = 0
W25baru = W25lam a + α[X25-W25lama] = 0 + 0.050-0 = 0
W26baru = W26lama + α[X26-W26lama] = 0 + 0.050-1 = -0.05 W27baru = W27lama + α[X27-W27lama] = 0 + 0.050-0 = 0
Sehingga bobot baru W2 =  0 0 0 0 0 -0.05 0; dan W1 = 1 1 1 1 1 0.95 1 
Update α sebelum masuk ke epoch ke-2 α = 0.1  αlama = 0.005
  Pengujian dengan input vektor :  1 0 1 1 1 0 1 Bobot ke -1
= √
= 1.37 Bobot ke -2
= √
Universitas Sumatera Utara
= 2.24   Nilai Pengujian Minimum terdapat pada bobot ke -1, sehingga input  1 0 1 1 1
0 1  masuk kedalam kelas ke -1
3.1.3.2 Analisis Proses Weighted Product Weighted  product  dipakai  untuk  merangking  alternatif  perusahaan  yang  dijadikan
sampel,  untuk  menghasilkan  urutan  terbaik  perusahaan  yang  masuk  kriteria  user. Weighted  product  bekerja  dengan  menyeleksi  perusahaan  dengan  bobot  masing-
masing  sesuai  dengan  kriteria  yang  sudah  ditentukan.  Diasumsikan  bahwa  seorang pembuat  keputusan  dapat  menetapkan  bobot  dari  kriteria  secara  relafif
Triantaphyllou, 1998. Berikut  adalah  contoh  perangkingan  alternatif  menggunakan  Weighted
Product :   Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian yaitu :
Tabel 3.3 Bobot Kriteria Inisial
Kriteria Bobot
C1 Harga Perlembar Saham
25 C2
Profit 35
C3 Resiko
15 C4
Jangka Investasi 25
  Nilai W = [ 25, 35, 15, 25]   Alternatif Perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi :
Tabel 3.4 Kriteria kemampuan investor dalam penanaman modal nilai kriteria dari laporan keuangan setiap perusahaan
Inisial Alternatif Perusahaan
Kriteria C1
C2 C3
C4 A1
PT Akasha Wira Internasional Tbk 2000
80 0.40
4 A2
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1430
350 0.53
4 A3
PT Mayora Indah Tbk 25080  5080
0.63 2
Universitas Sumatera Utara
  Perbaikan bobot C1 =
25 = 0.25
25+35+15+25 C2 =
35 = 0.35
25+35+15+25 C3 =
15 = 0.15
25+35+15+25 C4 =
25 = 0.25
25+35+15+25   Menghitung vektor S
S1 = 2000
0.25
80
0.35
0.40
0.15
4
0.25
= 38.20 S2 = 1430
0.25
350
0.35
0.53
0.15
4
0.25
= 61.43 S3 = 25080
0.25
5080
0.35
0.63
0.15
2
0.25
= 34.48   Menghitung preferensi Vi untuk perangkingan
V1 = 38.20
= 0.28 38.20+61.43+34.48
V2 = 61.43
= 0.45 38.20+61.43+34.48
V3 = 34.48
= 0.25 38.20+61.43+34.48
  Nilai  preferensi  terbesar  adalah  V2  atau  perusahaan  PT  Tiga  Pilar Sejahtera Food Tbk yang layak dijadikan tempat berinvestasi.
3.2 Pemodelan