Pengawasan Melalui Badan POM

59 dan klausula baku, promosi, pengiklanan, serta pelayanan purnajual barang danatau jasa. b. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dalam proses produksi, penawaran, promosi, pengiklanan, dan penjualan barang danatau jasa. c. Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dapat disebarluaskan kepada masyarakat. d. Ketentuan mengenai tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan oleh menteri dan atau menteri teknis terkait bersama- sama atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas masing- masing.

1. Pengawasan Melalui Badan POM

Pemerintah melalui Balai Besar POM yang mengadakan pengawasan dengan cara terjun langsung ke lapangan, seperti pasar-pasar tradisional, supermarket, toko-toko kecil lainnya untuk memeriksa makanan yang dicurigai, Pengawasan oleh Balai Besar POM dilakukan secara rutin yaitu setiap satu bulan sekali. Adapun cara yang dilakukan oleh Balai Besar POM dalam melakukan pemeriksaan makanan yang dicurigai menggunakan bahan berbahaya yaitu dengan mengambil sampel-sampel dari makanan tersebut untuk diuji apakah positif mengandung bahan berbahaya, apabila positif 60 menggunakan bahan berbahaya tersebut, maka produk makanan itu akan ditarik dari pasaran dan dimusnahkan Dalam melakukan pengawasan apabila balai besar pom menemukan produk makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan administratif, yang dapat berupa: 1. Memberikan Peringatan secara tertulis 2. Melarang pengedaran produk tersebut sementara waktu atau perintah untuk menarik produk pangan dari peredaran jika pangan sudah diedarkan. Penghentian peredaran sementra atau penerikan produk pangan ini dilakukan apabila terdapat risiko tercemarnnya pangan atau pangan tidak aman bagi kesehatan manusia. 3. Memerintahkan pemusnahan pangan jika terbukti membahayakan kesehatan manusia dan jiwa manusia. Pemusnahan ini dilakukan menurut cara-cara yang diatur di dalam peraturan perundang- undangan. 4. Penghentian produk untuk sementara waktu, Tindakan ini dapat diambil apabila terdapat dugaan kuat bahwa pangan yang akan diproduksi itu tidak memenuhi persyaratan kesehatan sehingga perlu dilengkapi sarana produksi yang memadai untuk itu atau masih perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam atas proses produksi. 61 5. Mengenakan denda bagi pelanggaran ketentuan undang- undang di bidang pangan, paling banyak Rp 50.000.000.00 lima puluh juta rupiah. 6. Pencabutan izin produksi atau izin usaha. Tindakan ini dapat diambil apabila produk pangan yang dihasilkan benar-benar tidak memenui syarat keamanan dan kesehatan dan tidak dapat diperbaiki lagi. Badan POM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan melarang pengedaran produk tersebut sementara waktu dan perintah untuk menarik produk dari peredaran sudah diedarkan karena, terdapat risiko tercemarnnya pangan atau pangan tidak aman bagi kesehatan manusia.. Selain pembinaan dan pengawasan Balai Besar POM juga melakukan sosialisasi kepada konsumen dengan memberi petunjuk maupun informasi bagi konsumen agar lebih teliti dalam membeli dan mengkonsumsi suatu produk. 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan