Model View Requirement Planning Workshop Design

2.7.1 Kosep MVC

MVC adalah singkatan dari Model View Controller. MVC merupakan sebuah teknik pemrograman yang memisahkan bisnis logic, data logic dan presentation logic. Adapun komponen-komponen MVC antara lain Daqiqil, 2011:5 :

1. Model

Model berhubungan dengan data dan interaksi ke basis data atau web service . Dalam model ini akan berisi class dan fungsi untuk mengambil, melakukan perubahan dan menghapus data, sehingga komponen model erat kaitannya dengan perintah-perintah query SQL.

2. View

Komponen View berhubungan dengan segala sesuatu yang akan ditampilkan ke end user. View dapat dikatakan sebagai halaman website yang dibuat menggunakan HTML dan bantuan CSS atau JavaScript.

3. Controller

Controller bertindak sebagai penghubung komponen Model dan View. Di dalam Controller terdapat class-class dan fungsi-fungsi yang memproses permintaan dari View ke dalam struktur data di dalam Model. Tugas dari Controller adalah menyediakan berbagai variabel yang akan ditampilkan di View, memanggil Model untuk melakukan akses ke basis data, menyediakan penanganan kesalahan, mengerjakan proses logika dari aplikasi serta melakukan validasi. Gambar 2.1 Alur MVC pada Code Igniter Daqiqil, 2011:6 Pada dapat dijelaskan alur MVC pada CI, yaitu ketika datang sebuah user request, maka permintaan tersebut akan ditangani oleh Controller , kemudian Controller akan memanggil Model jika memang diperlukan operasi basis data. Hasil dari query oleh Model kemudian akan dikembalikan ke Controller. Selanjutnya Controller akan memanggil View yang tepat dan mengkombinasikannya dengan hasil query Model. Hasil akhir dari operasi ini akan ditampilkan ke web browser yang selanjutnya bisa dilihat oleh user.

2.8 Rapid Application Development RAD

2.8.1 Konsep Dasar RAD

Rapid Application Development RAD adalah model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek Shalahudin dan A.S Rosa, 2011:34. Model RAD merupakan adaptasi dari model waterfall versi kecepatan tinggi dengan menggunakan model waterfall untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak. Model RAD membagi tim pengembang menjadi beberapa untuk mengerjakan beberapa komponen. Setelah kebutuhan perangkat lunak dipahami dan ruang lingkup perangkat lunak dibatasi, kemudian masing- masing tim dapat memulai mengerjakan proyek secara paralel. Gambar 2.2 Ilustrasi Model RAD Shalahudin dan A.S Rosa, 2013 Model RAD cocok diterapkan pada proyek yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Anggota tim sudah berpengalaman mengembangkan perangkat lunak yang sejenis. 2. Pengembang sudah memiliki komponen-komponen sistem yang bisa digunakan kembali dalam proyek tersebut.

2.8.2 Fase-fase RAD

Pengembangan sistem dengan menggunakan RAD terdiri dari tiga fase sebagai berikut Kendall dan Kendall, 2010:164:

1. Requirement Planning

Requirement Planning merupakan tahap dimana user dan analyst melakukan semacam pertemuan untuk saling bekerja sama dalam mengidentifikasi tujuan dari sistem serta mencari kebutuhan informasi yang timbul dari tujuan tersebut. Pada tahap ini hal terpenting adalah adanya keterlibatan dari kedua belah pihak, bukan hanya sekedar persetujuan akan proposal yang sudah dibuat. Untuk lebih jauh lagi, keterlibatan user bukan hanya dari satu tingkatan pada suatu organisasi, melainkan beberapa tingkatan organisasi, sehingga informasi yang dibutuhkan untuk masing-masing user dapat terpenuhi dengan baik.

2. Workshop Design

Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Untuk tahap ini maka keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Apabila memungkinkan, maka tiap-tiap user diberikan satu komputer yang terhubung satu dengan yang lain, sehingga tiap-tiap user bisa melihat desain yang dibuat dan langsung memberikan komentar. Setelah user dan analyst menyetujui desain yang dibuat, kemudian dilanjutkan oleh pengembang dalam pembuatan prototype dari aplikasi yang dimaksud dengan langsung menampilkan kepada user hasilnya dengan cepat. Pada tahap workshop ini membutuhkan waktu beberapa hari, akan tetapi bisa semakin lebih lama, tergantung dari besar kecilnya sistem yang dibuat. Pada selang waktu tersebut, user bisa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dikembangkan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan demikian proses pengembangan suatu sistem membutuhkan waktu yang cepat.

3. Implementation