BAB III TEORI DAN PERSPEKTIF DALAM INVESTASI SDM
A. Pengembangan SDM : Suatu Investasi Produktif
Walaupun tujuan masyarakat banyak sekali jenis dan nacamnya serta mungkin tidak terhingga jumlahnya, kebijakan pembangunan nasional secara
sederhana telah mengelompokkan tujuan masyarakat tersebut ke dalam tiga jenis berikut ini.
Pertama aadalah tujuan konsumtif. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah ingin mencapai kepuasan hidupnya dengan jalan menikmati berbagai bentttk
kebutuhan yang dirasakan masa sekarang, baik secara fisik nauPun nonfisik. Tujuan untuk menikmati keb.utuiran hidup yang dapat mencapai kepuasan yang secara
langsung dirasakan pada masa sekarang disebut dengan tujuan konsumtif consumption objectives- Tujuan penikmatan atas konsumsi ini dalam batas bawah
adalah semata-mata untuk dapat bertahan hidup survival dengan mancapai kebuhrhan fisik minimum KFM yang digunakan sebagai salah satu ukuran dalam
menentukan upah minimum dewasa ini Dalam batas atasnya, kebutuhan konsurnsi ini dapat mencapai apa yang disebut kebutuhan hidup minimum KHM yang bukan
sematamata mencakup kebutuhan fisik seperti pangan, sandang, dan papan, tetapi iuga meliputi kebutuhan hidup yang lebih tinggi tingkatannya seperti pendidikan,
kesehatan, rekreasi, dan pergaulan. Tujuan lainnya yang lebih tittgg tingkatannya dari KFM dan KHM-seperti penghargaan, kehormatan, dan kekuasaan-sering tidak
diperhitungkan karena ununrnya hanya dapat dinikmati oleh segmen masyarakat tertentu saja.
Kedua adalah tujuan investasi. Tuiuan masyarakat jenis ini bersifat lebih berjangka panjang, tidak semata-mata mencapai kepuasan dengan menikmati
konsumsi pada masa sekarang, tetapi lebihfauh lagi, yaitu mencapai kesejahteraan hidup di masa datang. Tujuan ini sering diwujudkan melalui upaya peningkatan
8
kemampuan berproduksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mencapai manfaat kesejahteraan atau di masa depan. Tujuan yang
bersifat ke depan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat perubahan manusia itu sendiri. Semakin modern tingkat peradaban manusia cenderung semakin berpikir jauh
kedepan sehingga tujuan untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik di masa depan sudah merupakan salah satu kebutuhan hidupnya. Dalam ilmu ekonomi, ini
tujuan disebut sebagai tujuan investasi investmeni objective. Jenis tujuan ketiga dalam suatu masyarakat modern adalah adanya keadilan
dan pemerataan sehingga kehidupan manusia yang adil, makmur, damai, dan tenteram, adalah merupakan salah satu kebutuhan pokok. Masyarakat yang maju
adalah masyarakat yang produktif dan dapat menghasilkan barang dan jasa yang berguna serta menciptakan barang dan jasa yang yang seimbang dan adil dalam
hubungan antar manusia. Dengan demikian, salah satu tujuan penting dari kehidupan modern adalah meningkatkan pola distribusi atau pemerataan pemilikan atau
penggunaan barang dan jasa secara adil dan merata di antara kerompok-kerompok yang ada dalam masyarakat equitability.
Berdasarkan keiginan majuan masyarakat tersebut, pendidikan sebagai salah satu bentuk terpenting dalam investasi SDM juga dapat membantu mewujudkan
pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik untuk mencapai tujuan konsumtif investasi, maupun peningkatan pemerataan dan keadilan. Ketiga tujuan tersebut yang dapat
dicapai melalui pendidikan secara lebih terurai dapat dijelaskan dalam pembahasan sebagai berikut.
Pendidikan ialah suatu bentuk konsumsi, yaitu suatu barang atau jasa yang dibutuhkan secara langsung serta dapat menimbulkan kesejah teraan yang capat
dinikmati hari ini. Namun, jika pendidikan dianggap sebagai suatu bentuk konsumsi, udah berarti bahrwa pendidikan itu tidak mengandung unsur lainnya seperti
produktifitas dan keadilan. Pendidikan sebagai mana terbentuk konsumsi itu sering tidak kasat mata walaupun sebenarnya terjadi di mana-mana ubiquities, seperti di
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, tempat kerja, bahkan dalam setiap
9
pergaulan antara manusia. Konsep yang terkait dengan pendidikan sebagai suatu bentuk korsumsi adalah apa yangdisebut sosialisasi. Di sini generasi muda secara
otomatis terdapatkan bimbingan secari generasi sebelumnya agar dapat memerankan fungsinya sebagai anggota baru dalam suatu masyarakat atau organisasi. Sengaja
atau tidak, pendidikan itu diperlukan sebagaimana seseorang memerlukan suatu konsumsi untuk tujuan-tuiu an survival.
Kriteria Investasi SDM yang sering dilakukan kriteria yang dianggap penting dapat di kelompokkan kedalam empat kriteria yang dianggap penting yaitu :
1 Kriteria kebutuhan tenaga kerja termpil oleh berbagai sector lapangan kerja
yang menguasai keterampilan kejuruan dan keahlian teknologi, sesuai dengan perkeinbangan iptek sehingga tujuan utama pembangunan
pendidikan hanya menambah penyediaan tenaga kerja terampil dan ahli.
2 Kriteria perluasan pendidikan dasar yang terbukti memiliki tingkat balikan
ekonomi return yang lebih tinggi sehubungan dengan rendahnya biaya untuk jenjang pendidikan dasar. Munculnya kriteria ini disebabkan karena
hambatan bagi pertumbuhan tidak hanya berupa kekurangan tenaga kerja. tetapi juga dirnensi-dimensi sosial kemampuan SDM, seperti wawasan
berpikir rasional, kemampuan belalar cepat, keinginan untuk berubah, ”melek” huruf, dan kemampuan belajar lain yang dapat dikembangkan
melalui pendidikan dasar.
3 Kriteria pengembangan sektor pedesaan yang memperlihatkan peranan
pendidikan massal khususnya pendidikan dasar dan di luar sistem persekolahan di desa untuk meningkatkan produktivitas sektor-sektor
pedesaan. Kriteria ini peniing karena pendidikan yang terpakai bukan sematarnata ada di dalarn sistem persekolahan, tetapi suclah merupakan
kegiatan penduduk yang secara otomatis timbul dan menyatu dengan sendi- sendi kehidupan masyarakat sehari-hari.
4 Kriteria keadilan dan pemerataan yang menunjukkan pentingnya distribusi
kesempatan pendidikan dan bentukbentuk pengembangan SDM lainnya, 10
baik secara geografis, sosial maupun ekonomis. sebagai suatu bentuklnvestasi produktif, pendidikan harus dimiliki secara merata oleh
setiap lapisan masyarakat sehingga kesempatan berusaha atau kegiatan produktif juga akan dimiliki secara merata di dalam masyarakat.
B. Teori Human Capital : Perkembangan Sejak zaman Neoklasik 1. Adam Smith 1776