satu sama lain memiliki landasan teori asumsi, harnbatan, serta teknik-teknik analisis yang berlainan.
D. Konsep Efisiensi Pendidikan
Penggalaman model efisiensi pendidikan dapat mengoperasionalkan konsep mutu pendidikan yang sementara ini lebih dinilai sebagai konsep yang abstrak. Sejak
tahun 1930-an, para teoretikus Neoklasik telah banyak mencurahkan perhatiannya pada pengukuran dan pengujian secara empiris terhadap konsep efisiensi.
Mereka menekankan penggunaan model empiris kuantitatif yang didasarkan pada analisis variabel-variabel yang diukur secara kuantitatif. Di bidang sosiologi
pendidikan. Para teoretikus Neoklasik menyatakan dirinya sebagai penganut paham empiris metodologis Karabel dan Halsey, 1979. Mereka mencurahkan perhatia pada
penguji dan analisis hasil-hasil out comes pendidikan dihubungkan dengan sejumlah variabel bebas, yang semuanya diukur secara kuantitatif. Baik para
teoretikus Neoklasik maupun para penganut paham cmpiris metodologis memandang pendidikan dari kacamata teknologis, yang menempatkan model efisiensi sebagai
perhatian terutama di dalam analisis. Pada mulanya, efisiensi didefenisikan sebagai suatu keadaan yang
menunjukan bahwa tingkat keluaran secara optimal dapat dihasilkan dengan menggunakan komposisi masukan rnastrkan yang minirnal, jika diungkapkan
dengan cara lain yakni rnemelihara suatu tingkat keluaran tertentu dengan tingkat masukan yang tidak berubah atau yang lebih rendah Windham, 1986; Levin, 1985.
Efisiensi ditunjukkan dengan pencapaian hasil yang setinggi-tingginya effective dengan menggunakan tingkat masukan yang serendah-rendahnya. Dengan
demikian, konsep efektivitas, yakni pencapaian sasaran yang dihubungkan dengan pendayagunaan terbaik sumber-sumber daya, adalah dasar dari konsepsi efisiensi
yang lebih luas lagi ialah yang berkenaan dengan upaya membandingkan biaya dari sumber-sumber tersebut. Efektivitas berkenaan dengan penilaian tingkat pencapaian
tujuan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian efisiensi menambahkan 23
pertimbangan biaya dan pengorbanan untuk pencapaian tujuan-tujuan ini. Oleh karena itu, efisiensi tidak dapat dibahas sebagai suatu konsep tersendiri yang
dilepaskan dari persoalan efektivitas. Tujuan yang lebih luas dari sistem pendidikan, seperti akses dan keadilan, harus dipertimbangkan di dalam menilai efektivitas, sama
pentingnya dengan jenis keluaran pendidikan seperti prestasi belajar siswa. Dua jenis efisiensi, yakni efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis, sangat
sering dibahas. Efisiensi teknis menunjuk pada pencapaian tingkat atau kuantitas tertentu atau keluaran fisik sebagai produk dari kombinasi semua jenis dan tingkat
masukan yang berbeda. Efisiensi ekonomis menunjuk pada penempatan ukuran- ukuran kegunaan dan atau harga pada masukan yang digunakan dan keluaran yang
dicapai.
E. Pendekatan Efisiensi Internal dan Eksternal