Perhitungan Korelasi Linier Berganda Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Untuk , yaitu nilai statistik F jika dilihat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang dan , dan maka; Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai . Maka ditolak dan diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas bersifat nyata yang berarti bahwa persentase tingkat pengangguran, jumlah industri, jumlah penduduk, jumlah pendapatan perkapita, dan jumlah penduduk miskin secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya tingkat kejahatan.

4.4 Perhitungan Korelasi Linier Berganda

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat harga ∑ ∑ ̅ 2647604 sedangkan yang telah dihitung adalah . Maka selanjutnya dapat diperoleh nilai koefisien determinasi dengan rumus: ∑ Universitas Sumatera Utara Dan untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus: √ √ Dari hasil perhitungan diperoleh korelasi R positif yaitu sebesar 0,9771 yang menunjukkan bahwa antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y berhubungan secara positif dengan tingkat yang tinggi. Adapun nilai koefisien determinasi yaitu sebesar 0,95 yang digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependent. Yang berarti bahwa persentse tingkat pengangguran, jumlah industri, jumlah penduduk, jumlah pendapatan perkapita dan jumlah penduduk miskin berpengaruh terhadap terjadinya tingkat kejahatan yaitu sebesar 0,95 atau 95. Sedangkan sisanya sebesar 100 - 95 = 5 yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.5 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Untuk mengukur besarnya pegaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dari tabel 4.4 dapat dihitung besar koefisien korelasinya yaitu: a. Koefisien korelasi antara jumlah kejahatan dengan tingkat pengangguran ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } √ Universitas Sumatera Utara √ √ √ Nilai negatif yang menandakan hubungan arah yang tidak searah antara banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dengan persentase tingkat pengangguran. Hubungan keduanya tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r = - 0,46768. b. Koefisien korelasi antara jumlah kejahatan dengan jumlah industri ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } √ √ √ √ Universitas Sumatera Utara Nilai negatif yang menandakan hubungan arah yang tidak searah antara banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dengan jumlah industri. Hubungan keduanya tergolong sangat kuat, ini ditandai dengan nilai r = - 0,72738. c. Koefisien korelasi antara jumlah kejahatan dengan jumlah penduduk ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } √ √ √ √ Nilai positif yang menandakan hubungan arah yang searah antara banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dengan jumlah penduduk. Artinya banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dikarenakan banyaknya jumlah penduduk. Hubungan keduanya tergolong sangat kuat, ini ditandai dengan nilai r = 0,89834. Universitas Sumatera Utara d. Koefisien korelasi antara jumlah kejahatan dengan pendapatan perkapita ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } √ √ √ √ Nilai positif yang menandakan hubungan arah yang searah antara banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dengan jumlah pendapatan perkapita. Artinya banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dikarenakan tingginya jumlah pendapatan perkapita. Hubungan keduanya tergolong sangat kuat, ini ditandai dengan nilai r = 0,85782. e. Koefisien korelasi antara jumlah kejahatan dengan jumlah penduduk miskin ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } √ Universitas Sumatera Utara √ √ √ Nilai positif yang menandakan hubungan arah yang searah antara banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dengan jumlah penduduk miskin. Artinya banyaknya tindak kejahatan yang terjadi dikarenakan tingginya jumlah penduduk miskin. Hubungan keduanya tergolong sangat kuat, ini ditandai dengan nilai r = 0,85287. Dari kelima nilai diatas bahwa korelasi antara tingkat kejahatan dengan persentase tingkat pengangguran - 0,46768, jumlah industri - 0,72738, jumlah penduduk 0,89834, jumlah pendapatan perkapita 0,85782 dan jumlah penduduk miskin 0,85287. Dari kelima nilai tersebut yang terbesar adalah korelasi hubungan antara banyaknya kejahatan yang terjadi dengan jumlah penduduk sebesar 0,89834 yang berarti bahwa penduduk memberikan pengaruh lebih besar terhadap banyaknya kejahatan yang terjadi dari pada persentase tingkat pengangguran, jumlah industri, jumlah pendapatan perkapita, dan jumlah penduduk miskin. Universitas Sumatera Utara

4.6 Perhitungan Korelasi antara Variabel Bebas