Diakuinya bahwa perannya sebagai mahasiswa sekaligus ibu commuter marriage ini membuatnya sangat menguras pikiran dan fisiknya. Namun anak juga
bisa menjadi sumber stress baginya apalagi jika anaknya sedang sakit atau susah minum susu. Hal tersebut mengganggu pikirannya. Semua itu terhapus jika ia melihat
anaknya tersenyum. Menurutnya senyuman anaknya bisa membuat lelahnya berkurang dan semangat kembali.
d. Observasi Pada Saat Wawancara
Wawancara 1 Wawancara dilaksanakan pada 15 Maret 2014 di ruang tamu sekaligus ruang
keluarga rumah responden. Peneliti datang bersama seorang teman yang memperkenalkan responden pada peneliti. Pada saat peneliti sampai, responden
hendak melaksanakan shalat Zhuhur. Ia meminta waktu sebentar untuk shalat sebelum wawancara dilaksanakan. Sambil menunggu responden yang sedang shalat,
responden dihidangkan minuman oleh ibu responden. Setelah selesai, responden keluar dari kamar sambil membawa anaknya yang masih bayi. Karena akan menjalani
wawancara, teman peneliti menawarkan diri untuk menjaga anak responden selama wawancara berlangsung.
Ruang tamu rumah responden berukuran sekitar 4x4 m. Di dalamnya ada sebuah meja yang dikelilingi 3 buah kursi. Dua buah kursi panjang dan sebuah kursi
Universitas Sumatera Utara
kecil. Posisi kursi panjang saling berhadapan dan kursi kecil di ujung meja. Ada juga sebuah TV berukuran 21 inchi di atas sebuah meja kecil.
Responden sendiri mengenakan jilbab berwarna putih dan setelan baju dan celana panjang berwarna coklat muda. Wajahnya masih terlihat cerah karena baru
saja selesai sholat. Pada awal wawancara, responden masih terlihat kaku. Ia menjawab seadanya
saja, meminta mengulang pertanyaan, dan tidak menjawab seperti yang diminta oleh peneliti. Namun setelah berjalan beberapa menit, responden mulai banyak bicara. Ia
menjawab dengan panjang dan hampir selalu memberikan contoh nyata di setiap jawabannya.
Di sela-sela wawancara, apabila anaknya menangis minta susu, responden meminta izin untuk menyusui anaknya terlebih dahulu sebelum melanjutkan
wawancara. Setelah itu anaknya kembali dititipkan pada teman peneliti dan responden melanjutkan wawancara bersama peneliti.
Di akhir wawancara peneliti meminta kesediaan responden untuk melakukan wawancara selanjutnya. Sebelum pulang peneliti masih mengobrol-ngobrol sedikit
bersama responden dan bermain dengan anaknya. Setelah itu peneliti pamit pulang.
Wawancara 2
Universitas Sumatera Utara
Wawancara kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2014 di ruang tamu responden seperti pada wawancara pertama. Responden mengenakan jilbab putih dan
masih menggunakan baju tidur berwarna putih dan biru begitu juga dengan celananya. Ia sedang melayani seorang pembeli di warungnya saat peneliti tiba.
Responden pun menyambut peneliti sambil menggendong anaknya. Setelah selesai melayani pembeli, ia mempersilahkan responden masuk ke dalam.
Sebelum memulai wawancara, peneliti mempersiapkan alat perekam dan dafar pertanyaan. Kemudian peneliti menanyakan apakah wawancara sudah dapat dimulai.
Pada saat hendak memulai wawancara, ada seorang pemuda yang adalah seorang penghuni kos responden. Pemuda itu sangat berisik dan responden tidak bisa
berkonsentrasi. Akhirnya responden mengajak untuk melakukan wawancara di sebuah tempat pangkas milik keluarganya. Kebetulan saat itu tempat pangkas sedang
ditutup sehingga bisa digunakan untuk wawancara. Tempat pangkas itu berukuran sekitar 2x3m. Di dalamnya terdapat dua buah
kursi pangkas menghadap satu sisi ruangan dengan cermin. Di bawah cermin itu ada meja dengan berbagai peralatan pangkas seperti gunting, pisau cukur, sabun. Di
dalam ruangan juga ada dua buah kursi tunggu yang panjang yang terbuat dari bambu. Di atas kursi tunggu ini juga ada cermin panjang yang kelihatannya berguna
untuk bisa melihat model rambut dari belakang. Selain cermin, ada juga beberapa poster dengan berbagai model potongan rambut tertempel di dinding dekat cermin.
Universitas Sumatera Utara
Setelah merasa nyaman dimulailah wawancara. Kali ini responden sudah lebih nyaman dibandingkan wawancara sebelumnya. Ia terdengar lancar menjawab
pertanyaan dari peneliti walaupun sesekali ia berhenti untuk memikirkan jawabannya. Pada saat pertanyaan tentang seksualitas ia menjawab sambil tersenyum dan
terlihat malu-malu. Selain itu ia biasa-biasa saja. Selama wawancara, dia menggendong anaknya sambil menyusui dan menidurkannya sehingga responden
berdiri ketika diwawancarai. Di pertengahan wawancara ia meminta izin untuk melaksanakan sholat Zhuhur. Peneliti pun mempersilahkannya.
Selesai melaksanakan sholat Zhuhur, wawancara kembali dilanjutkan hingga selesai. Setelah itu peneliti tidak langsung pulang. Peneliti mengobrol ringan bersama
responden mengenai kuliahnya. Sekitar 30 menit mengobrol barulah peneliti meminta izin untuk pulang sambil meminta kesediaan untuk diwawancarai lagi.
Wawancara 3 Wawancara ketiga dilakukan pada hari Sabtu, 31 Mei 2014. Peneliti kembali
datang bersama dengan seorang teman. Responden yang sedang menggendong anaknya mempersilahkan masuk. pada hari itu responden mengenakan setelan
berwarna biru muda dan jilbab putihnya. Peneliti duduk dan mengeluarkan alat perekam untuk memulai wawancara. Teman peneliti menawarkan diri untuk menjaga
anak responden agar wawancara bisa berjalan lebih leluasa. Sebelum dimulai ibu responden datang membawa minuman untuk peneliti dan temannya.
Universitas Sumatera Utara
Wawancarapun dimulai setelah responden sudah merasa siap. Selama wawancara berlangsung responden menjawab dengan tenang dan lancar. Ia mulai
berbicara dengan nada yang meninggi ketika membicarakan sifat suaminya yang tidak ia sukai dan keponakannya yang sekarang tinggal lagi bersama mereka.
Di tengah-tengah wawancara responden tak lupa meminta peneliti untuk minum yang telah disediakan. Setelah selesai wawancara, responden mengobrol-
ngobrol sedikit sebelum akhirnya pulang.
e. Latar Belakang Commuter Marriage