Karakteristik pada masa perkembangan Karakteristik khusus anak tunagrahita sedang

22 1 Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkrit dan sukar berpikir 2 Mengalami kesulitan dalam konsentrasi 3 Kemampuan sosialisanya terbatas 4 Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit 5 Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi 6 Pada tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca, tulis, hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV Sekolah Dasar. Sedangkan karakteristik tunagrahita menurut Astati Nunung Apriyanto, 2013: 34 adalah: 1 Kecerdasan, kecerdasan yang dimiliki oleh anak tunagrahita sangat terbatas 2 Sosial, mengalami kesulitan dalam bergaul dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam hidup mandiri 3 Fungsi-fungsi mental lain, anak tunagrahita cenderung mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Sulit untuk diajak berpikir 4 Dorongan emosi, anak tunagrahita tidak memiliki inisiatif yang positif dalam mempertahankan dirinya 5 Kepribadian, kepribadian anak tunagrahita mudah digoyahkan, kepribadian mereka tidak matang 6 Organisme, konisi fisik yang kurang sempurna, gerakan motorik yang lamban, tidak dapat membedakan sesuatu baik atau buruk.

b. Karakteristik pada masa perkembangan

Menurut Triman Prasadio Wardani, 2011: 6.22-6.25 beberapa ciri yang dapat dijadikan indikator adanya kecurigaan berbeda dari anak pada umumnya adalah: 23 1 Masa bayi Walau para ahli masih kesulitan dalam mengidentifikasi tunagrahita pada masa bayi, tapi dikemukakan bahwa bayi dengan kelainan tunagrahita memiliki ciri-ciri kurang aktif, keterlambatan pada perkembangan fisik dan motorik. 2 Masa kanak-kanak Tunagrahita ringan pada usia ini lebih sulit dikenali dibanding tunagrahita sedang dan berat. Hal ini dikarenakan pada tunagrahita sedang dan berat kondisi fisik mereka berbeda dengan anak pada umumnya sedangkan tunagrahita ringan memiliki fisik normal. Pada anak tunagrahita ringan lambat akan menunjukkan keapatisan dalam lingkungan atau mungkin cepat hiperaktif. 3 Masa sekolah Kesulitan anak tungrahita dalam masa sekolah terlihat jelas misalnya dengan prestasi belajar yang rendah, karena dia mengalami kesulitan hampir disetiap pelajaran. Kesulitan lain pada masa sekolah adalah kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengerti dengan tugas yang diberikan, selain karena sulit berkonsentrasi juga karena lemahnya kemampuan tunagrahita dalam berkomunikasi. Kemudian anak tunagrahita tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, sering melanggar peraturan. Selain itu anak tunagrahita mengalami gangguan dalam kemapuan motoriknya. 4 Masa puber 24 Perubahan pada tunagrahita sama halnya dengan remaja pada umumnya. Fisik maupun organ berkembang secara normal tapi tidak diikuti dengan perkembangan mental yang baik sehingga sering kesulitan dalam pergaulan remaja seusianya.

c. Karakteristik khusus anak tunagrahita sedang

Tunagrahita sedang secara fisik sering memiliki atau disertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun motoris, bahkan hampir semua anak yang memiliki kelainan dengan tipe klinik masuk pada kelompok mampu latih sehingga sangat mudah untuk mendeteksi anak mampu latih, karena penampilan fisiknya kesan lahiriah berbeda dengan anak normal sebaya. Kemampuan akademik anak mampulatih tidak dapat mengikuti pelajaran yang bersifat akademik walaupun secara sederhana seperti membaca, menulis, dan berhitung Kurnia Sari, 2012 4. Hambatan yang Dialami oleh Anak Tunagrahita Hambatan intelektual dan kesulitan dalam penyesuaian perilaku pada tunagrahita sangat berpangaruh dalam aspek-aspek kehidupannya yang lain, sehingga mereka sering merasa kesulitan dalam mengahadapi hidupnya. Kesulitan yang dialami tunagrahita antara lain: a. Masalah belajar Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang berkaitan langsung dengan kemampuan intelegensi. Mohammad Efendi 2006: 96 menyatakan bahwa “pada dasarnya, anak yang memiliki kemampuan kecerdasan dibawah rata-rata normal atau tunagrahita 25 menunjukkan kecerdasan rendah pada fungsi umum kec erdasannya,....” Hal yang dianggap umum dan menjadi sesuatu yang wajar dapat menjadi luar biasa, unik, atau aneh bagi anak tunagrahita, ini dikarenakan rendahnya fungsi kognitif yang dimilikinya. Siswa yang mengalami terbelakang mental mungkin mengalami kesulitan yang besar dalam mempelajari materi yang abstrak Smith, 2009: 120. Penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Alimin pada tahun 1993 Endang Rochyadi. 2005: 19, menunjukkan bahwa anak tunagrahita mengalami apa yang disebut dengan cognitive deficite yang tercermin dalam salah satu atau lebih proses kognitif seperti; persepsi, daya ingat, mengembangkan ide, evaluasi dan penalaran. Penelitian yang dilakukan oleh Espin dan Deno Smith, 2009: 120 menunjukkan bahwa faktor-faktor ini dapat juga mempengaruhi keefektifan proses belajar siswa terbelakang; 1 Siswa terbelakang mental mendapatkan kesulitan dalam memfokuskan perhatian mereka pada sebuah tugas dalam waktu yang lama 2 Siswa terbelakang mental mendapat kesulitan mengenal dan berfokus pada aspek-aspek tugas yang penting 3 Siswa terbelakang mental mendapat kesulitan dalam memindahkan dan menyamaratakan kemampuan dari satu konteks ke konteks lainnya 4 Siswa terbelakang mental sulit mendapat keterangan dengan mudah yang berhubungan dengan masalah yang utama, mungkin mereka ketinggalan memahami arti bacaan atau pelajaran 5 Siswa terbelakang mental dapat melupakan informasi dengan sangat cepat dibanding yang lain. 26 Berdasarkan pada apa yang telah dikemukakan para ahli mengenai hambatan kognitif yang dialami oleh penyadang tunagrahita, penulis menyimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh tunagrahita disebabkan fungsi intelektual mereka yang terhambat. Pembelajaran yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Materi pelajaran dibuat sederhana dan dilakukan pengulangan terus menerus. Kesulitan berpikir abstrak pada tunagrahita dapat diminimalisir dalam pembelajaran dengan menggunakan benda konkrit atau dengan alat peraga.

b. Masalah penyesuaian diri