E. Klasifikasi Biaya
Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis.
Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atas biaya umunya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya
variabel, dan atau biaya semivariabel. Dalam analisis break even point juga bertolak dari kenyataan bahwa biaya terbagi atas dua kelompok besar yaitu biaya
tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost.
Biaya secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dikeluarkan, dinyatakan dengan satuan uang, meliputi harta, modal saham yang diterbitkan, jasa yang
diberikan atau utang yang terjadi dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang diterima dan akan diterima.
Menurut Carter dan Usry 2002:58: “Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun”.
Menurut Horngren dkk 2003:43: “A fixed cost is a cost that is not immediately affected by changes in the cost driver any output measure that causes costs
level”.
Berikut adalah ciri-ciri biaya tetap. 1.
Jumlah keseluruhan yang tetap di dalam satu tingkat output yang relevan.
Universitas Sumatera Utara
2. Adanya penurunan dalam biaya per unit bila volume bertambah dalam satu
tingkat yang relevan. 3.
Dapat dibebankan pada bagian-bagian atau departemen-departemen atas dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya.
4. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen
pelaksana daripada oleh pengawas operasi.
Biaya tetap sendiri merupakan pengeluaran yang bersifat tetap karena kebijakan manajemen. Pengeluaran yang demikian kadang-kadang disebut sebagai biaya
tetap diskresioner discretionary fixed costs, contohnya tingkat iklan dan jumlah sumbangan sosial. Pengeluaran yang membutuhkan suatu seri pembayaran selama
jangka waktu yang lama disebut biaya tetap terikat commited fixed costs. Contohnya adalah biaya bunga dan sewa atas utang jangka panjang. Menurut
Carter dan Usry 2002:58: “Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas
dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas”.
Menurut Horngren dkk 2003:43: “A variable cost is a cost that changes in direct proportion to changes in the cost driver level”.
Menurut Abas Kartadinata 2000:264, biaya variabel lebih lanjut dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok.
1. Biaya variabel proporsional, yakni biaya variabel yang turun naiknya
sebanding dengan volume produksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Biaya variabel progresif proporsional, yakni biaya variabel yang
meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi. Contoh: upah lembur.
3. Biaya variabel degresif proporsional, yakni biaya variabel yang meningkat
lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi. Contoh: biaya pesanan bahan.
Ciri-ciri biaya variabel ini adalah:
1. totalnya berubah mengikuti perubahan volume, tetapi perubahannya tidak
proporsional, 2.
biaya per unitnya juga berubah, tetapi terbalik dengan perubahan volume dan tidak sebanding,
3. dapat dibebankan pada bagian operasi dengan cukup mudah dan tepat, dan
4. dapat dikendalikan oleh seorang kepala departemen tertentu.
Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil,
pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya.
Permasalahan yang timbul dalam analisis break even point di dalam perusahaan adalah adanya biaya tetap dan variabel sekaligus serta adanya biaya campuran
antara biaya tetap dan variabel biaya semivariabel.
Menurut Carter dan Usry 2002:60: “Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap
Universitas Sumatera Utara
maupun biaya variabel”. Contoh biaya tersebut adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak
langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, dan biaya hiburan.
Dua alasan adanya karakteristik semivariabel pada beberapa jenis pengeluaran. 1.
Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan
beroperasi. Di luar tingkat minimum biaya, yang biasanya tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap volume.
2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi, umumnya
mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama. Misalnya, biaya mesin uap yang digunakan untuk memanaskan ruangan, yang
bergantung pada kondisi cuaca, dan biaya mesin uapyang digunakan unyuk proses produksi, yang bergantung pada volume produksi, mungkin dibebankan
ke perkiraan yang sama, sehingga mengakibatkan tercampurnya biaya tetap dan biaya variabel dalam perkiraan yang sama.
Pada prakteknya untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dengan tepat bukanlah hal yang mudah karena adanya beberapa biaya campuran. Biaya
campuran adalah biaya yang mengandung elemen biaya tetap dan elemen biaya variabel sama dengan biaya semivariabel.
Universitas Sumatera Utara
Perlu pemisahan terhadap biaya campuran biaya semivariabel ini menjadi unsur tetap dan unsur variabel, dalam rangka penggunaannya sebagai sumber informasi
dalam pengambilan keputusan manajemen dalam hal ini perencanaan dan pengendalian menggunakan analisis break even point. Dalam memisahkan biaya
campuranbiaya semivariabel ini secara teliti dapat dipergunakan dua metode berikut.
1. Pendekatan analitis analytical approach
Dengan meneliti setiap unsur biaya dan ditentukan sifatnya dengan mengingat perlu tidaknya biaya yang bersangkutan dalam cara kerja yang efisien.
2. Pendekatan historis historical approach
Pemisahan dilakukan berdasarkan angka-angka atau data biaya pada waktu yang lampau, kemudian dari data tersebut dengan menggunakan metode
tertentu diterapkan untuk waktu yang akan datang. Adapun metode yang dapat digunakan dalam perhitungan adalah:
a. metode titik tertinggi-terendah high-low point method yang menghendaki
bahwa biaya yang terjadi harus diamati baik pada tingkat volume tinggi maupun pada volume rendah.
b. Metode biaya bersiap stand by cost yang menggunakan cara perhitungan,
pada saat atau perusahaan ditutup sementara, dan biaya yang dikeluarkan pada saat ditutup sementara itu disebut biaya tetap. Sedangkan biaya
variabelnya dihitung dengan rumusan:
rata -
Rata Kerja
Jam Tetap
Biaya -
rata -
Rata Biaya
Total Per Unit
Variabel Biaya
=
Universitas Sumatera Utara
tu Jumlah Wak
Biaya Jumlah
rata -
Rata Biaya
Total =
c. Metode grafik statistik Scatter graph menggunakan cara sebagai berikut:
1 membuat grafik statistik, sumbu vertikal sebagai TC total biaya,
sedangkan sumbu horizontal menunjukkan volume kuantitas, 2
biaya setiap bulan diletakkan dalam grafik, 3
sebuah garis ditarik yang dapat mewakili semua titik pada b di atas, 4
garis yang memotong sumbu tegak TC pada volume nol dianggap sebagai biaya tetap,
5 garis lurus ke kanan dari titik pada d yang ditarik mendatar adalah
biaya tetapnya, 6
rata -
rata volume
FC tetap
biaya -
rata -
rata biaya
total unit
per variabel
biaya =
F. Penentuan Break Even Point