tu Jumlah Wak
Biaya Jumlah
rata -
Rata Biaya
Total =
c. Metode grafik statistik Scatter graph menggunakan cara sebagai berikut:
1 membuat grafik statistik, sumbu vertikal sebagai TC total biaya,
sedangkan sumbu horizontal menunjukkan volume kuantitas, 2
biaya setiap bulan diletakkan dalam grafik, 3
sebuah garis ditarik yang dapat mewakili semua titik pada b di atas, 4
garis yang memotong sumbu tegak TC pada volume nol dianggap sebagai biaya tetap,
5 garis lurus ke kanan dari titik pada d yang ditarik mendatar adalah
biaya tetapnya, 6
rata -
rata volume
FC tetap
biaya -
rata -
rata biaya
total unit
per variabel
biaya =
F. Penentuan Break Even Point
Telah diuraikan di atas bahwa break even point merupakan suatu keadaan dimana perusahaan tidak mendapatkan laba atau menderita rugi. Kondisi ini bisa
digambarkan dalam seperti berikut. 1.
Total penjualan perusahaan sama besar dengan total biaya atas penjualan tersebut.
2. Laba perusahaan sama dengan nol.
Kondisi ini sangat penting untuk diketahui perusahaan, mengingat dengan mengetahui break even point perusahaan bisa merencanakan operasinya
dengan baik atau justru untuk tidak meneruskan operasinya.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga pendekatan yang bisa digunakan untuk menentukan break even point baik dalam perhitungan matematis maupun grafis.
1. Pendekatan persamaan yang didasarkan pada keadaan:
a. perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi, b.
total penjualan sama dengan total biaya, c.
laba sama dengan nol. Maka persamaan disajikan sebagai berikut:
penjualan = total biaya Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, dengan
demikian persamaan dapat dijabarkan sebagai berikut: penjualan = biaya tetap + biaya variabel
2. Pendekatan marjin kontribusi
Horngren dkk 2003:49 menyatakan bahwa “marjin kontribusi contribution margin atau sering disingkat CM adalah sisa hasil penjualan setelah
dikurangi dengan biaya variabel”. Marjin kontribusi contribution margin menurut Rayburn 1999:7 sering juga disebut laba marjinal marginal
income, sedangkan rasio marjin kontribusi dikenal sebagai rasio laba volume profit-volume, PV atau rasio laba marjinalmarginal income ratio.
Sebelum membahas perumusan matematis dalam pendekatan ini, akan dikemukakan perbedaan antara contribution margin dan gross margin agar
tidak terjadi salah pengertian. Menurut Horngren dkk 2003:59: “Gross margin is the excess of sales over the total goods sold. Cost of goods sold is
Universitas Sumatera Utara
the cost of the merchandise that is acquired or manufactured and resold. Gross margin gross profit= sales price – cost of goods sold. Contribution
margin = sales price – all variable costs.”
Jumlah marjin kontribusi bisa digunakan untuk menutup biaya tetap dan membentuk laba. Break even point dicari dengan metode marjin kontribusi
menetapkan seberapa besar marjin kontribusi cukup untuk menutup biaya tetap. Atau dengan kata lain break even point dicapai ketika jumlah marjin
kontribusi sama besarnya dengan jumlah biaya tetap. Dengan pendekatan ini, break even point bisa disajikan dalam satuan unit dan atau dalam satuan mata
uang, yaitu rupiah.
Break even point BEP dalam satuan mata uang rupiah dicari dengan persamaan:
Penjualan Variabel
Biaya Total
- 1
Total Tetap
Biaya Rupiah
BEP =
Kontribusi Marjin
Tetap Biaya
Rupiah BEP
=
Dimana,
Penjualan Kontribusi
Marjin Kontribusi
Margin =
Break even point dalam satuan unit dicari dengan persamaan:
Universitas Sumatera Utara
Per Unit Variabel
Biaya -
Per Unit Jual
Harga Tetap
Biaya Unit
BEP =
Per Unit Kontribusi
Marjsin Total
Tetap Biaya
Unit BEP
=
Pencapaian break even point dapat dibuktikan dengan perhitungan berikut ini yang menghasilkan laba sama dengan nol:
Penjualan harga × jumlah unit xxx
Biaya variabel biaya variabel per unit × jumlah unit xxx
Marjin Kontribusi xxx
Biaya tetap xxx
Laba
3. Pendekatan grafis
Bagan impas atau break even chart menyajikan secara grafis hubungan biaya dengan volume dan laba serta memperlihatkan jumlah laba atau rugi pada
setiap volume penjualan dalam rentang waktu tertentu. Dibandingkan dengan penyajian dalam bentuk angka-angka, bagan break even memberikan indikasi
yang lebih baik mengenai hubungan biaya, volume, dan laba.
Bagan break even menyatakan pendapatan penjualan dan biaya pada sumbu vertikal. Dalam sumbu horizontal terdapat volume, yang biasanya merupakan
unit penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini contoh dari masing-masing grafik faktor-faktor yang mempengaruhi bagan break even.
a. Grafik penjualan
Gambar 2.1 Grafik Penjualan
Penjualan
Kuantitas
Rupiah
Sumber: Hongren dkk 2003:44
Grafik penjualan menggambarkan hubungan antara kuantitas dengan penjualan.
b. Grafik biaya variabel
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Grafik Biaya Variabel
Rupiah
Biaya variabel
Kuantitas
Sumber: Ahmad 2000:68
Grafik biaya variabel menggambarkan hubungan antara kuantitas barang yang dijual atau diproduksi dengan biaya variabel atas penjualan ataupun
produksi yang bersangkutan. c.
Grafik biaya tetap
Gambar 2.3 Grafik Biaya Tetap
Biaya tetap
Kuantitas Rupiah
Sumber: Ahmad 2000:67
Universitas Sumatera Utara
Grafik biaya tetap menggambarkan hubungan antara kuantitas barang dengan total biaya tetap. Dalam grafik, biaya tetap digambarkan sebagai
garis horizontal yang menunjukkan bahwa jumlah kuantitas sampai rentang yang relevan tidak mempengaruhi biaya.
Hubungan dalam grafik BEP dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.4 Grafik BEP
Volume Unit
Rupiah
Total sales Penjualan Profit area
Area laba
Loss area Rugi
Total Costs Biaya total
BEP Titik impas
Variable cost area Area biaya variabel
Fixed cost area Area biaya tetap
Fixed cost Biaya tetap
Sumber: Mulyadi 2001:242
Grafik break even juga dapat menggambarkan secara ringkas beberapa keadaan yang disebabkan oleh perubahan unsur-unsur yang mempengaruhi
break even point. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
a. Biaya tetap FC rendah, marjin kontribusi CM tinggi, dan break even
point BEP rendah.
Gambar 2.5 Grafik BEP a
TR
BEP P
TC FC
Q
b. Biaya tetap FC rendah, marjin kontribusi CM rendah, dan break even
point BEP sedang.
Gambar 2.6
Grafik BEP b
TR
BEP P
TC
FC Q
c. Biaya tetap FC tinggi, marjin kontribusi CM tinggi, dan break even
point BEP sedang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Grafik BEP c
TR
BEP P
TC FC
Q
d. Biaya tetap FC tinggi, marjin kontribusi CM rendah, dan break even
point BEP tinggi.
Gambar 2.8 Grafik BEP d
TR P
TC
FC
Q BEP
Universitas Sumatera Utara
G. Break Even Point Pada Bauran Penjualan Sales Mix