Pengertian Break Even Point

Menurut Horngren dkk 2003:62 berikut adalah asumsi yang digunakan. CVP analysis is based on several assumptions: 1. Changes in the levels of revenues and costs arise only because of changes in the number of product or service units produced and sold. The number of output units is the only revenue driver and the only cost driver. Just as a cost driver is any factor that affects costs, a revenue driver is a variable, such as volume, that causally affects revenues. 2. Total costs can be seperated into a fixed component that does not vary with the output level and a component that is variable with respect to the output level. Variable costs include both ndirect variable costs and indirect fixed costs of a product. 3. When represented graphically, the behaviors of total revenues and total costs are linear meaning they can be represented as a straigh line in relation to output level within a relevant range and time period. 4. Selling price, variable costs per unit, and fixed costs within a relevant range and period are known and constant. 5. The analysis either covers a single product or assumes that the proportion of different products when multiple products are sold will remain constant as the level of total units sold changes. 6. All revenues and costs can be added and compared without taking into account the time value of money.

B. Pengertian Break Even Point

Hubungan antara biaya, volume, dan laba sering juga disebut analisis impas break even analysis. Karena memang analisis CVP menghasilkan gambaran hubungan variabel-variabel tersebut, termasuk keadaan break even dan keadaan untuk mencapai tingkat laba tertentu. Menurut Riyanto 1997:359: “analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan”. Universitas Sumatera Utara Menurut Ahyari 2002:50 analisis pulang pokok seringkali disebut sebagai analisis impas atau analisis break even adalah merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kegiatan yang dilaksanakan, pendapatan perusahaan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Analisis break even akan menghasilkan break even point. Penjualan break even point adalah volume penjualan yang tidak menimbulkan laba ataupun rugi. Meskipun analisis break even point merupakan konsep statis, namun penerapannya pada situasi yang dinamis akan membantu manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan operasi. Menurut Horngren dkk 2003:64: “The breakeven point BEP is that quantity of output sold at which total revenues equal total costs – that is, the quantity of output sold at which the operating income is 0.” Menurut Horngren dkk 2003:48: “The break-even point is the level of sales at which revenues equals expenses and net income is zero.” Menurut Blocher dkk 2002:301: “The breakeven point is the point at which revenues equal total cost and profit is zero.” Universitas Sumatera Utara Analisis CVP mudah digunakan dan murah biayanya dengan asumsi-asumsi di atas. Asumsi-asumsi berikut merupakan anggapan-anggapan dasar ataupun konsep pemikiran dan juga sekaligus menggambarkan keterbatasan analisis break even point. 1. Bagan break even pada dasarnya merupakan analisis statik, umumnya perubahan-perubahan hanya dapat diperlihatkan denagn menggambarkan bagan baru atau sejumlah bagan lainnya. 2. Dalam rentang yang relevan dirumuskan besarnya biaya tetap dan variabel untuk periode dan tingkat produksi tertentu. Rentang yang relevan umumnya merupakan rentang kegiatan yang dapat dinyatakan dengan berbagai ukuran penjualan dan beban. Untuk kegiatan di luar rentang yang relevan besarnya biaya tetap dan variabel akan berubah. 3. Semua biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan variabel atau dpat dibagi ke dalam komponen tetap dan komponen variabel. 4. Biaya variabel per unit tetap sama dan terdapat hubungan langsung di antara biaya dan volume. 5. Volume merupakan satu-satunya faktor penting yang mempengaruhi perilaku biaya. Faktor lainnya seperti harga per unit, bauran penjualan, dan metode produksi diabaikan. Perubahan perilaku biaya menyebabkan terjadinya modifikasi pada tingkat break even. 6. Harga jual per unit dan kondisi pasar lainnya tidak berubah. 7. Total biaya tetap diasumsikan konstan untuk rentang yang relevan. Universitas Sumatera Utara 8. Perubahan persediaan tidak begitu berarti sehingga tidak mempengaruhi analisis. 9. Tidak ada perbaikan efisiensi dalam periode bersangkutan, dan kebijakan serta teknik manajerial tidak berpengaruh terhadap biaya. 10. Teknologi produk diasumsikan tidak berubah. 11. Jika analisis break even point meliputi lebih dari satu produk, maka diasumsikan bahwa ada penjualan yang tidak berubah. Bauran penjualan sales mix menunjukkan kombinasi atau perbandingan jumlah produk yang dijual perusahaan.

C. Manfaat Analisis Break Even Point