Alat-Alat yang Digunakan Bahan-Bahan yang Digunakan Sukarelawan Penentuan Tipe Emulsi Sediaan Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air dari Kulit

BAB III METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-Alat yang Digunakan

Neraca listrik Mettler Toledo, pH meter Orion EA 940, mikroskop, freezee dryer Modulyo, Edward, serial no: 3985, blender Miyako, lumpang porselen, stamfer, objek gelas, alat-alat gelas, tutup pot plastik, kain kasa, penangas air, batang pengaduk, spatel, pot plastik, selotip transparan.

3.2 Bahan-Bahan yang Digunakan

Asam stearat, setil alkohol,trietanolamin TEA, gliserin, air suling, nipagin, Natrium Metabisulfit, parfum, sari buah anggur hijau, silika gel, air suling, parfum, metil biru, larutan dapar pH asam 4,01, larutan dapar pH netral 7,01.

3.3 Sukarelawan

Sukarelawan yang dijadikan panel pada uji iritasi dan penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit berjumlah 6 orang dengan kriteria sebagai berikut : 1. Wanita berbadan sehat 2. Usia antara 20-30 tahun 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi 4. Bersedia menjadi sukarelawan Ditjen POM, 1985. 3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pembuatan sari anggur hijau Buah anggur hijau yang sudah masak dengan berat 2,5 kg dikupas kulitnya dan bijinya dibuang, dicuci bersih, kemudian daging buah anggur hijau sebanyak 2,2kg dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil dan dihaluskan dengan Universitas Sumatera Utara blander dan disaring, lalu dihasilkan sari sebanyak 700gram dan dikeringkan dengan freezee dryer selama 48 jam pada suhu -40 o dengan tekanan 2 atm, sampai diperoleh sari buah anggur hijau yang kental sebanyak 54,2gram.

3.4.2 Formula Dasar Krim A. Formula dasar krim Young, 1972

R Asam stearat 12 g Setil alkohol 0,5 g Sorbitol sirup 5 g Propilen glikol 3g Trietanolamin 1g Air suling ad 100ml Nipagin secukupnya

B. Formula yang telah di modifikasi

R Asam stearat 12 g Setil alkohol 0,5 g Sari buah anggur hijau x Trietanolamin 1 g Nipagin 0,1 Na.Metabisulfit 0,2 Air suling ad 100 ml Parfum 3 tetes Sebagai pembanding digunakan gliserin 2 Konsentrasi sari buah anggur hijau yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 2,5 , 5 , 7,5 dan 10 Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Pembuatan Sediaan Krim

Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Formula Sediaan Krim Komposisi Formula Blanko SBAH 2,5 SBAH 5 SBAH 7,5 SBAH 10 Gliserin 2 Asam stearat g 12 12 12 12 12 12 Setil alkohol g 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Trietanolamin g 1 1 1 1 1 1 Gliserin - - - - - 2 Sari buah anggur hijau - 2,5 5 7,5 10 - Nipagin mg 100 100 100 100 100 100 Na.Metabisulfit mg 200 200 200 200 200 200 Air suling ml ad 100 100 100 100 100 100 Parfum tetes 3 3 3 3 3 3 Keterangan : SBAH : Sari Buah Anggur hijau Cara Pembuatan: Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilebur di atas penangas air massa I. Nipagin dan Natrium metabisulfit dilarutkan dalam air panas, lalu ditambahkan trietanolamin dan diaduk sampai larut massa II. Lalu ditambahkan massa II ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil digerus secara terus menerus hingga terbentuk dasar krim. Sari buah anggur hijau hasil frezze dryer digerus di dalam lumpang,lalu ditambahkan sedikit Universitas Sumatera Utara demi sedikit dasar krim dan digerus. Terakhir ditambahkan 3 tetes parfum dan digerus sampai homogen. 3.5 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 3.5.1 Pemeriksaan Homogenitas Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Cara: Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.

3.5.2 Pengamatan Stabilitas Sedíaan

Cara: Masing-masing formula sedíaan dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml, ditutup bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sedíaan telah selesai dibuat, penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu dilakukan pada temperatur kamar, bagian yang diamati berupa pecah atau tidaknya emulsi, pemisahan fase, perubahan warna dan bau dari sedíaan.

3.5.3 Penentuan pH Sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Cara: Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudiaan Universitas Sumatera Utara elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan. Rawlins, 2003.

3.6 Penentuan Tipe Emulsi Sediaan

Cara : Sejumlah tertentu sediaan diletakkan di atas objek gelas, ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk dengan batang pengaduk. Tutup dengan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi am Ditjen POM, 1985.

3.7 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Percobaan ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan dengan cara: kosmetika dioleskan di belakang telinga, kemudian biarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa iritasi pada kulit, gatal dan pengkasaran Wasitaatmadja, 1997.

3.8 Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Mengurangi Penguapan Air dari Kulit

Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm yang dirangkai seperti pada lampiran 7,halaman 25. Cara : Sediaan ditimbang sebanyak 100 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan diberikan tanda berupa lingkaran yang sama diameternya dengan diameter tutup pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum Universitas Sumatera Utara dipakai, silika gel dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan, kemudiaan diletakkan pada desikator. Pada wadah plastik yang belum dilubangi ditimbang 10 g silika gel. Wadah silika gel tersebut diselubungi dengan kain kasa sehingga silika gel tersebut tidak jatuh meskipun wadah silika dibalikkan. Wadah plastik yang lain dilubangi, kemudian wadah plastik disatukan dengan menggunakan isolatip transparan, wadah yang berlubang berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup. Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk mencegah pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan isolatif transparan yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel selama 3 jam kemudiaan segera dilepas, silika gel yang digunakan ditimbang kembali. Cara ini dilakukan untuk setiap sediaan dan pembanding yaitu sediaan yang menggunakan gliserin 2, dan blanko sebagai kontrol pengujian tanpa diolesi sediaan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.1.1 Homogenitas Sediaan Dari percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim pelembab tidak diperoleh butiran-butiran, maka sediaan tersebut dikatakan homogen. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap sediaan pembanding yaitu blanko dan gliserin 2, hasil yang diperoleh juga menunjukkan tidak adanya butiran-butiran pada objek gelas.

4.1.2 pH Sedíaan

pH sediaan ditentukan dengan menggunakan pH meter. Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2. Data Pengukuran pH Sediaan No Formula pH I II III Rata-rata 1 Blanko 6,4 6,3 6,3 6,3 2 SBAH 2,5 6,3 6,2 6,2 6.23 3 SBAH 5 6,2 6,1 6,2 6,1 4 SBAH 7,5 5,9 6,0 6,0 5,9 5 SBAH 10 5,8 5,9 5,9 5,8 6 Gliserin 2 6,2 6,1 6,1 6,1 Keterangan: SBAH: Sari Buah Anggur hijau I : Pengukuran pada saat selesai dibuat II : Pengukuran setelah 6 minggu III : Pengukuran setelah 12minggu Universitas Sumatera Utara