• Fase operasi formal abstrak, fase ini terjadi mulai usia 11 tahun sampai akhir usia remaja, dimana sudah mampu berfikir tentang pikiran
seseorang, menggunakan dua sistem referensi secara bersamaan dan untuk memegang konsep kemungkinan Kaplan, Sadock, dan Grebb, 2010;
Needlmann, 1999. Sedangkan menurut Anna Freud, aspek pertumbuhan dan perkembangan
normal pada anak-anak berupa ketergantungan menuju kemandirian, mengompol menuju kontrol kandung kemih, dan keterikatan dalam diri sendiri menuju
persahabatan. Aspek-aspek ini mencerminkan pergerakan dari masa bayi yang juga imatur menuju kompleksitas anak yang telah berkembang Kaplan, Sadock,
dan Grebb, 2010; Needlmann, 1999.
2.5 Etiologi dan Patofisiologi
Penyebab dari nocturnal enuresis tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa kemingkinan yang menjadi penyebab, seperti:
1. Faktor Genetik
Dari anamnesa didapati bahwa salah satu atau kedua orang tua mengalami enuresis. Dari beberapa penelitian dasar genetik enuresis ditemukan pada kembar
monozigotik identik dan dizigotik faternal Von Gontard, Schaumburg, Hollmann, Eiberg, dan Ritting, 2001 dalam Gray dan Moore, 2009.
2. Faktor Urodinamik
Enuresis abnormal berhubungan denga kecilnya kapasitas kandung kemih yang dipengaruhi oleh kontraksi detrusor yang berlebihan. Hal ini diduga akibat
kurangnya inhibitor kontraksi kandung kemih dan tidak adanya koordinasi antara otot-otot detrusor dan otot-otot sfingter Gray dan Moore, 2009; Sekarwana,
1993. 3.
Faktor Antidiuretik Nocturnal enuresis terjadi karena tingginya volume pengeluaran urin yang
dipengaruhi adanya perubahan ritme sikardian dari sekresi hormon antidiuretik ADH Gonzales, 2000; Gray dan Moore, 2009; Sekarwana, 1993.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4. Faktor Kematangan Neurofisiologi
Terlambatnya mekanisme korteks dalam mengendalikan refleks pembuangan urin dijadikan sebagai hipotesa kemungkinan terjadi nocturnal
enuresis dimana pada pemeriksaan EEG anak dengan nocturnal enuresis didapati peningkatan serebral aritmia. Dan hal ini tidak dipengaruhi oleh tingkatan tidur
dalam dan pola tidur Gonzales, 2000; Gray dan Moore, 2009; Sekarwan, 1993. 5.
Faktor Keterlambatan Perkembangan Anak Keterlambatan perkembangan dapat menjadi salah satu faktor, pada anak
yang terlambat berjalan juga akan terlambat belajar mengontrol miksi. Dimana nocturnal enuresis merupakan manifestasi kematangan diri dari aspek individual
dalam perkembangan Koff, 1997; Meadow dan Newell, 2003. 6.
Faktor Psikologis Biasanya hal ini terjadi karena adanya faktor stres selama priode
perkembangan antara usia 2-4 tahun. Stres psikologis berhubungan dengan enuresis sehingga mempengaruhi perkembangan anak, seperti kelahiran saudara,
perceraian orang tua, pemaksaan fisik dan seksual, kematian dalam keluarga, serta masalah disekolah. Hal ini dipengaruhi oleh stres emosional, kecemasan, serta
gangguan psikiatri. Dimana nocturnal enuresis merupakan usaha untuk mendapatkan perhatian, seperti lahirnya adik menyebabkan perhatian orang tua
berkurang sehingga menyebabkan anak menjadi cemas dan anak melakukan hal ini untuk mencari perhatian orang tuanya. Selain itu proses belajar dan stress
belajar dikemudian hari dapat menyebabkan kembalinya enuresis. Akan tetapi kebanyakan anak mengalami nocturnal enuresis tidak mengalami sakit psikologis
Gray dan Moore, 2009; Hogman dan Dech, 2007, Tanagho, 2008; Sekarwan, 1993.
7. Faktor Lain
Nocturnal enuresis dipengaruhi oleh saluran kemih abnormal seperti obstruksi uretra maupun infeksi kandung kemih, ataupun kondisi-kondisi yang
dapat menyebabkan poliuria seperti diabetes atau insufisiensi ginjal Meadow dan Newell, 2003.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Nocturnal enuresis dianggap abnormal menurut beberapa penelitian: • Menurut Miller et al 1960, Oppel et al 1968, Kaffman dan Elizur
1977 di tempat berbeda dengan kriteria inkontinensia yang mirip 1-3 bulan dan dengan prospektif menyatakan bahwa anak-anak yang masih
mengalami nocturnal enuresis sampai usia 4 tahun, berbeda dengan usia yang lebih muda, kemungkinan akan berhenti mengalami hal tersebut
selama 12 bulan fall sharply. • Di Baltime pada sampel anak laki-laki Oppel et al, 1968 lebih dari 40
anak usia 2 tahun berhenti mengalami nocturnal enuresis, pada tahun berikutnya 20 pada anak usia 3 tahun, dan hanya 6 pada anak usia 4
tahun yang masih mengalami nocturnal enuresis. • Kaffman dan Elizur pada tahun 1977 menyatakan enuresis pada anak usia
lebih dari 4 tahun memiliki lebih banyak masalah kebiasaan daripada yang tidak, tetapi tidak dengan anak yang berusia 3 tahun. Jadi, nocturnal
enuresis masih dianggap normal sampai usia 3 tahun Shaffer, 1985.
2.6 Diagnosa