1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah berupa “Berapakah usia rata-rata berhenti mengompol nocturnal enuresis pada anak-
anak di SD Harapan I Medan pada tahun 2011?“
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran usia rata-rata berhenti mengalami nocturnal enuresis pada anak di SD Harapan I Medan.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui prevalensi nocturnal enuresis pada anak di SD Harapan I Medan.
2. Mengetahui faktor-faktor resiko nocturnal enuresis yang terjadi pada anak- anak di SD Harapan I Medan.
3. Mengetahui usia rata-rata berhenti mengalami nocturnal enuresis pada anak laki – laki dan anak perempuan di SD Harapan I Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari uraian tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan adalah: 1.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai nocturnal enuresis serta menerapkan pengalaman ilmiah dalam
penulisan dan pelaksanaan penelitian. 2.
Responden penelitian ini adalah orang tua murid di SD Harapan I Medan. Hasil yang diperoleh diharapkan menjadi kontribusi sebagai informasi
kepada orang tua mengenai perkiraan usia anak berhenti mengalami nocturnal enuresis, faktor-faktor resiko terjadinya nocturnal enuresis
tersebut, serta bagaimana cara menanganinya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3. Di kalangan masyarakat nocturnal enuresis dianggap sebagai hal yang
memalukan, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan bagi pembaca dan menambah wawasan serta
pengetahuan masyarakat mengenai perkiraan usia anak berhenti mengalami nocturnal enuresis.
4. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian
kedokteran selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Enuresis adalah pengeluaran urin yang terjadi pada orang yang pengendalian kandung kemihnya diharapkan sudah tercapai. Berdasarkan waktu,
enuresis dibagi menjadi nocturnal enuresis sleep wettingbedwetting yaitu enuresis yang terjadi pada malam hari, dan diurnal enuresis awake wetting yaitu
enuresis pada siang hari. Sedangkan berdasarkan awal terjadinya enuresis dibagi menjadi enuresis primer, bila terjadi sejak lahir dan tidak pernah ada priode
normal dalam pengontrolan buang air kecil, serta enuresis sekunder yang terjadi setelah enam bulan sampai satu tahun dari priode dimana kontrol pengosongan
urin sudah normal Gauthier, Edelmann, dan Barnett, 1982; Sekarwana, 1993; Dalton, 2000.
2.2 Epidemiologi