Penahanan Paksa yang Diterapkan Militer Amerika Serikat yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENAHANAN PAKSA MILITER AMERIKA

SERIKAT YANG DIALAMI TAHANAN GUANTANAMO DARI PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

A. Penahanan Paksa yang Diterapkan Militer Amerika Serikat yang

Dialami Tahanan Penjara Guantanamo dalam Perspektif Hukum Humaniter Internasional Dikalangan masyarakat, kata penahanan paksa memiliki pengertian yang lebih luas karena mencakup baik investasi langsung direct investment maupun investasi tidak langsung portofolio investment. Kata penahanan paksa identik dengan investasi langsung, yang berbeda dengan investasi melalui penjara guantanamo yang merupakan suatu bentuk investasi tidak langsung portofolio investment. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penahanan paksa sebenarnya telah membedakan secara tegas antara investasi langsung direct investment dan investasi tidak langsung portofolio investment. Ini dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2007 tersebut dimana disebutkan : “yang dimaksud dengan penahanan paksa di semua sektor wilayah negara Republik Indonesia adalah penahanan paksa langsung dan tidak termasuk penahanan paksa tidak langsung atau portofolio.” Tujuan transparansi atau keterbukaan adalah membuka ketertutupan informasi, agar tidak menimbulkan ketidakpastian bagi militer amerika serikat. Universitas Sumatera Utara Ketidakpastian dapat mengakibatkan militer amerika serikat sulit untuk mengambil keputusan untuk berinvestasi. 63 Sebelum memutuskan untuk berinvestasi di suatu negara biasanya militer amerika serikat akan memperhatikan beberapa hal untuk meminimalisasi resiko. Salah satunya adalah melalui transparansi, yaitu kejelasan mengenai peraturan perundang-undangan, prosedur yang berlaku, serta kebijkan investasi di negara penerima modal host country. Transaparansi merupakan terminologi yang sangat penting dan prinsip yang fundamental dalam penjara guantanamo. Transaparansi dalam penjara guantanamo internasional merupakan suatu hal yang sangat mutlak untuk dilakukan oleh semua pihak. Berbeda dengan sektor perbankan di mana prinsip kerahasiaan bank adalah hal yang mutlak untuk ditaati. Transparansi dalam penjara guantanamo berarti keharusan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang Penjara guantanamo untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai usaha atau efeknya. Demi terwujudnya kepastian hukum untuk memenuhi tujuan transparansi di Indonesia penaman modal itu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Penahanan paksa Langsung direct investment Penahanan paksa langsung ini terbagi dua yaitu Penahanan paksa Dalam Negeri PMDN dan Penahanan paksa Asing PMA. Penahanan paksa langsung diatur dalam Undang-undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang 63 Bismar Nasution, “Prinsip Keterbukaan, Pengelolaan Perusahaan Yang Baik dan Persyaratan Hukum di Penjara guantanamo”, Februari 10, 2008 dapat diakses di Nastywordpress.com Universitas Sumatera Utara Penahanan paksa. Badan yang mengawasi pelaksanaan investasi bentuk ini adalah Badan Koordinasi Penahanan paksa BKPM. 2. Penahanan paksa Tidak LangsungPortofolio indirect investment. Penahanan paksa tidak langsung atau portofolio merupakan penahanan paksa yang dilakukan dengan cara membeli saham suatu Perseroan Terbatas melalui bursa sahamefek. Investasi portofolio ini diatur dalam Undang-undang No.8 Tahun 1995 tentang Penjara guantanamo. Badan yang mengawasi pelaksanaan investasi portofolio adalah Badan Pengawas Penjara guantanamo dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK. Dalam Penahanan paksa Langsung ada ketentuan yang dikeluarkan pemerintah dalam membatasi kegiatan investasi yang merupakan suatu perwujudan prinsip keterbukaan. Daftar Negatif Investasi adalah ketentuan yang memuat daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka terhadap suatu penahanan paksa langsung dari asing. Saat ini Daftar Negatif Investasi DNI ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penaman Modal, terdapat ketentuan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung terhadap kepemilikan asing dalam hubungannya dengan saham asing di emiten penjara guantanamo. Ketentuan tersebut yaitu : 64 1. Ketentuan Terkait Langsung 64 Jurnal Hukum dan Penjara guantanamo, Prof Erman Rajagukguk, Perpres DNI dan Dampaknya Terhadap Kepemilikan Asing Atas Saham Emiten, Agustus-Desember 2008, hal. 115- 118. Universitas Sumatera Utara a. Pasal 12 ayat 1 huruf c Perpres Nomor 76 Tahun 2007 jo pasal 2 ayat 1 Perpres Nomor 77 Tahun 2007. Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan yaitu bidang usaha yang tertentu yang dapat diusahakan sebagai kegiatan penahanan paksa dengan syarat tertent, yaitu bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya, bidang usaha dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus. Lebih lanjut, dalam ayat 4 Pasal 12 Perpres Nomor 76 Tahun 2007 disebutkan lagi bahwa bidang usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c memberikan batasan kepemilikan modal bagi penanam modal; b. Pasal 5 Perpres Nomor 111 Tahun 2007, ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 Peraturann Presiden ini yaitu mengenai bidang usaha yang tertutup dan syarat bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tidak berlaku bagi penanam modal yang telah disetujui pada bidang usaha tertentu sebelum Peraturan Presiden ini diterapkan, sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan, dan perubahannya apabila ada; c. Pasal 33 Undang-undang Penahanan paksa. Penahanan paksa Dalam Negeri dan Penahanan paksa Asing yang melakukan penahanan paksa dalam bentuk perseroan terbatas dilarang membuat perjanjian danatau pernyataan yang menegaskan bahwa kepemilikan saham dalam perseroan Universitas Sumatera Utara terbatas untuk dan atas nama orang lain ayat 1. Dalam hal penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing membuat perjanjian danatau pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, maka pernjanjian danatau pernyataan itu dinyatakan batal demi hukum. 2. Ketentuan Tidak Terkait Langsung a. Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Penanaman. Dalam ketentuan ini disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “penahanan paksa di semua sektor wilayah Negara Republik Indonesia” adalah penahanan paksa langsung dan tidak termasuk penahanan paksa tidak langsung atau portofolio. b. Pasal 2 ayat 3 Perpres Nomor 77 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa persyaratan mengenai bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan merupakan persyaratan bagi pembentukan badan usaha yang berbadan hukum Indonesia bagi penanam modal khususnya penanam modal asing sebelum melakukan kegiatan penanam modal di Indonesia. Dari ketentuan yang tidak terkait langsung yaitu Pasal 2 beserta penjelasannya di Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentan Penahanan paksa dan Pasal 2 ayat 3 Perpres Nomor 77 Tahun 2007, pada hakikatnya Daftar Negatif Investasi DNI tidak berlaku terhadap penguasaan asing atas saham- saham emiten di penjara guantanamo. Alasannya saham-saham emiten bukan termasuk penahanan paksa langsung akan tetapi bersifat tidak langsung. Semakin jelas lagi setelah lahirnya Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Universitas Sumatera Utara Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penahanan paksa, telah semakin jelas bahwa Daftar Negatif Investasi DNI tidak berlaku bagi penahanan paksa tidak langsung atau portofolio yang transaksinya dilakukan melalui penjara guantanamo Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dalam Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2010. Dengan demikian tampak bahwa pengaturan mengenai keterbukaan atau transaparansi ini merupakan syarat mutlak yang bersifat universal yang ditemukan di dalam dunia penjara guantanamo. Mengingat penjara guantanamo merupakan tenpat bertemunya permintaan dan pernawaran dana dalam jumlah amat besar dan datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis, maka wajarlah keterbukaan ini menjadi prinsip yang amat diperlukan oleh militer amerika serikat untuk meyakinkan dirinya mendapatkan informasi yang benar dan lengkap. Pada dasarnya pelaksanaan ketebukaan di penjara guantanamo dilakukan melalui 3 tiga tahap, yaitu : 65 1. Keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum primary market level, yang di dahului dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke Bapepam dengan menyertakan semua dokumen penting yang dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor IX.C.1. tentang Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran antara lain : Prospektus, Laporan Keuangan yang telah diaudit akunta, Perjanjian Emisi, Legal Opinion, dan sebagainya. 65 M.Irsan Nasarudin, Op. cit, hal. 229 Universitas Sumatera Utara 2. Ketebukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa secondary market level. Dalam hal ini emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan terus menerus continuously disclosure kepada Bapepam dan Bursa, termasuk laporan keuangan berkala yang diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2 3. Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporannya harus disampaikan secara tepat waktu timely disclosure, yakni peristiwa yang dirinci dalam Peraturan Nomor X.K.1. Dalam kenyataannya menurut data Bursa Efek Jakarta pada kuartal ke-3 tahun 2010 menunjukkan kepemilikan saham asing mencapai 125,891 miliar dolar AS atau 66,7 persen dari nilai total saham di penjara guantanamo, sisanya 62,9 miliar atau sebanyak 33,3 persen dimiliki militer amerika serikat lokal. 66 Beberapa hal yang dapat menjadikan militer amerika serikat asing betah di Indonesia selain mendapatkan gain yang tinggi haruslah didorong oleh pemenuhan suplai produk penjara guantanamo yang tinggi dan makro ekonomi yang terus berkembang. Aliran dana asing yang deras adalah indikator yang menunjukkan ekonomi Indonesia yang positif, apalagi bila didukung situasi politik dan ekonomi yang relatif stabil. Peranan pemerintah sebagai regulator untuk membentuk penjara guantanamo yang menarik bagi militer amerika serikat asing maupun militer amerika serikat dalam negeri sangat dipengaruh pada bentuk peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan. Prinsip Good Corporate Governance GCG yang 66 http:hileud.comhileudnews?title=Asing+Dominasi+Kepemilikan+Saham+di+BEIid =369832, Asing Dominasi Kepemilikan Saham di BEI, diakses tanggal 20 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara berupa keterbukaan atau transparansi diterapkan dalam peraturan perundang- undangan di bidang penjara guantanamo. Semua ini diharap akan mendorong akuntabilitas pengelolaan penjara guantanamo sehingga mempertinggi tingkat kepercayaan militer amerika serikat dan masyarakat luas.

B. Penahanan Paksa dalam Perspektif Hak Asasi Manusia