Bahan dan Metode Penelitian

Sistem SRI System of Rice Intensification merupakan sistem tanam yang dapat memperbaiki sifat –sifat tanah karena penggunaan pupuk organik dan dapat meningkatkan produksi padi dibandingkan dengan sistem konvensional. Usahatani padi sawah organik metode SRI adalah usahatani padi sawah irigasi secara intensif dan efisien dalam pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal serta berbasis pada kaidah ramah lingkungan Deptan, 2009a. Kelebihan metode Sri adalah sistem pertanamannya hemat air, hemat biaya, hemat bibit, hemat waktu, ramah lingkungan dan produksi meningkat. Hasil penelitian di Madagaskar pada beberapa tanah tidak subur yang produksi normalnya 2 tonha, petani yang menggunakan metode SRI memperoleh hasil panen 8 tonha, beberapa petani memperoleh 10-15 tonha, bahkan ada yang mencapai 20 tonha. Sedangkan di daerah lain selama 5 tahun, ratusan petani memanen 8-9 tonha Barkelaar, 2002. Dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian jerami cacah dan pupuk kandang terhadap sifat-sifat tanah sawah dan pertumbuhan serta produksi padi sawah dengan sistem tanam SRI. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi petani dalam pengelolaan lahan sawah dengan memanfaatkan jerami dan pupuk kandang untuk meningkatkan produksi padi mereka.

II. Bahan dan Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kassa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan yang dilakukan dari bulan Juni sampai Oktober 2010. Bahan penelitian berupa tanah sawah yang berasal dari Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara sebagai media penelitian, bahan organik yang digunakan adalah jerami cacah dan kotoran sapi, benih padi varietas Ciherang, air untuk penggenangan, pupuk urea, SP36 dan KCl, dan bahan-bahan kimia untuk keperluan analisis di laboratorium. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Petak Terpisah RPT dengan petak utama adalah sistem pemupukan K1 = dengan penambahan pupuk NPK, K2 = tanpa pupuk NPK. Anak petak terdiri dari perlakuan pupuk organik: Kontroltanpa pupuk organik B0; Jerami Cacah 6 tonha B1; Pupuk Kandang Sapi 6 tonha Universitas Sumatera Utara B2; Jerami Cacah : pupuk kandang sapi 1 : 1 B3; Jerami Cacah : pupuk kandang sapi 2 : 1 B4; Jerami Cacah : pupuk kandang sapi 1 : 2 B5. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 2 x 6 x 3 = 36 unit perlakuan. Bahan tanah sawah diambil dari Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara setelah selesai panen padi pada kedalaman 0-20 cm secara komposit. Kemudian tanah dimasukkan dalam ember setara 12,5 kg berat basah. Jerami cacah dan pupuk kandang sapi diaplikasikan dengan cara mencampur rata ke dalam tanah sesuai dengan dosis perlakuan dan diinkubasi selama 4 minggu dalam keadaan macak-macak. Pupuk urea, SP36 dan KCl diberikan sesuai dosis pada saat tanam dan pemberian urea berikutnya berdasarkan BWD. Benih padi direndam selama 1 hari. Benih yang tenggelam adalah benih yang akan digunakan untuk pesemaian dan yang mengapung dibuang. Benih ditaburkan pada media pesemaian yaitu pada tanah dengan perbandingan tanah: pupuk kandang 1 : 2. Penaburan benih dilakukan jarang-jarang agar saat dicabut benih tidak lekat satu sama lain Penanaman dilakukan saat bibit berumur 10 hari. dan ditanam dengan jumlah 1 bibit tiap lubang. Kondisi tanah dalam keadaan macak-macak ketika padi berumur 1- 8 hari setelah tanam HST, ketika padi berumur 9-10 hari tanah digenangi dengan ketinggian air 1-2 cm. Tanah kembali dikeringkan sampai berumur 18 HST, pada umur 19-20 HSt tanah kembali digenangi. Setelah padi berbunga, tanah digenangi lagi sampai padi berumur 15-20 hari sebelum panen. Kemudian tanah dikeringkan sampai saat panen tiba. Pengendalian gulma dilakukan secara manual yaitu mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Jika terdapat serangan hama penyakit, pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati. Pemanenan dilakukan pada saat bulir padi menguning dan berumur ± 116 hari dengan cara memotong tanaman sampai pangkal batang. Selanjutnya gabah dipisahkan dari jerami, gabah dan jerami dijemur dan dikeringkan dan ditimbang. Adapun parameter tanah yang diamati adalah : N-total diukur dengan metode Kjeldhal, P-tersedia dengan metode Bray II, K-tukar dengan metode NH4OAc pH 7, pH tanah dengan metode elektometri, C-organik dengan metode Walkley and Black, dan KTK diukur dengan metode NH4OAc pH 7, dan parameter tanaman meliputi ; tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot kering jerami, dan bobot gabah . Universitas Sumatera Utara

III. Hasil dan Pembahasan