Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

(1)

72

Peta Tuktuk Siadong


(2)

(3)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Lundberg, Donald E., Mink H. Stavenga, M.Krishnamoorthy. 1997. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Miles, Matthew B dan A.Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia (UI) Press.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Modern English Press Samsuridjal, dan Kaelany.1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara

Sumber Widya.

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Suwantoro, Gamal. 2002. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Wardiyanto, dan M Baiquni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung.


(4)

71

__________ . 1996. Anatomi Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Sumber Internet:

pada tanggal 3 desember 2015, pukul 18:30 WIB


(5)

32 BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong

3.1.1 Demografi

Secara Administratif Kelurahan Tuktuk Siadong termasuk ke dalam Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan batas-batas wilayah terdiri dari:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Garoga 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Siallagan

Kelurahan Tuktuk Siadong terbagi atas 3 lingkungan yakni lingkungan pertama Huta Irnga, Lumban Holbung, Sibolopian, Jalan Gereja Atas, Lumban Nangka, dan Lumban Bakkara. Lingkungan Dua terdiri dari Jalan Gereja Bawah, Pandan, Lumban Manurung dan Kompleks Ambaroba. Lingkungan Tiga terdiri dari Tuktuk Pulo, Sosor Galung, dan Lumban Bakara. Kelurahan Tuktuk Siadong berada pada ketinggian 904 - 2.157 m diatas permukaan laut. Suhu rata-ratanya berkisar antara 18°- 24°C dan luas daratan Kelurahan Tuktuk Siadong 340 Ha dan luas perairan (danau) adalah 410 Ha.


(6)

33 3.1.2 Kependudukan

3.1.2.1 Jumlah penduduk

Jumlah penduduk kelurahan Tuktuk Siadong sebanyak 2331 jiwa dengan laki-laki sebanyak 1047 jiwa dan perempuan sebanyak 1284 jiwa.

3.1.2.1 Penduduk berdasarkan pekerjaan

Ada beberapa jenis mata pencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kelurahan Tuktuk Siadong seperti petani, pedagang, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, buruh dan lain sebagainya. Karena Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan destinasi wisata maka banyak pengusaha membuka dan mendirikan fasilitas-fasilitas pelayanan seperti hotel, penginapan, restoran, tempat penukaran uang asing, biro perjalanan dan saranan hiburan seperti cafe, bar dan lainnya.

Dibidang perdagangan tampak ada pembuat sekaligus penjual barang-barang kerajinan tangan atau souvenir. Selain sebagai pedagang dan pengusaha, di Kelurahan Tuktuk Siadong juga banyak ditemui karyawan atau guide lokal yang bekerja di fasilitas pelayanan jasa kepariwisataan seperti hotel atau restoran. Untuk lebih jelasnya mengenai pekerjaan di Kelurahan Tuktuk Siadong dapat dilihat pada tabel berikut.


(7)

34 Tabel 3.1

Data Penduduk berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan jumlah

1 Wiraswasta 421

2 Petani/Perkebunan 288

3 Karyawan Swasta 148

4 Mengurus Rumah Tangga 84

5 PNS 44

6 Guru 10

7 Pensiunan 5

8 Dan Lain-lain 29

Jumlah 1029

Sumber: Database kel. Tuk-tuk siadong 2015

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan sebagai wiraswastadi Kelurahan Tuktuk Siadong merupakan mata pencarian paling banyak yakni sebanyak 421jiwa sedangkan Petani merupakan pekerjaan terbanyak kedua dengan jumlah sebanyak 288 jiwa. Para petani di daerah ini biasanya menanam padi, jagung, sayuran dan kacang-kacangan di ladang mereka. Tanaman tersebut ditanam dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan biasanya hanya di konsumsi sendiri dan sisahnya di jual kepada tetangga atau pasar tradisional. Buruh yang ada biasanya bekerja sebagai anak buah kapal di kapal umum, tenaga harian di hotel atau penginapan misalnya sebagai tukang kebun, juru masak dan teknisi mesin. Sedangkan


(8)

35

nelayanyang dulunya salah satu matapencaharian utama setelah petani sudah jarang dilakukan oleh masyarakat.

3.1.2.2 Penduduk berdasarkan Pendidikan

Dewasa ini pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan masyarakat. Penduduk Tuktuk Siadong juga demikian, orangtua sudah sangat sadar akan pendidikan anak-anaknya. Sebagai buktinya anak-anak mereka akan disekolahkan sampai keluar desa, kota, bahkan provinsi. Hal tersebut terjadi dikarena Kelurahan Tuktuk Siadong belum memiliki sarana pendidikan yang lengkap. Daerah Kelurahan Tuktuk Siadong memiliki sarana pendidikan berupa gedung sekolah. Sarana pendidikan tersebut terdiri dari 1 unit TK (taman kanak kanak) atau play group, 1 unit SD Negeri, 1 unit SD Inpres, dan 1 unit SMK. Sementara bagi anak yang ingin melanjutkan pendidikan SLTP dan SMA mereka harus sekolah di luar Kelurahan Tuktuk Siadong. Umumnya mereka bersekolah di desa tetangga atau ibukota Kecamatan yakni Ambarita

Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam perkembangan hidup manusia. Berdasarkan data yang ditemukan dari kantor Kelurahan tuktuk Siadong, diketahui babhwa penduduk sekitar tidak ditemukan lagi yang buta aksara/huruf. Untuk lebih jelasnyadapt dilihat dari table berikut:


(9)

36 Tabel 3.3

Data Penduduk berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1 SD 164

2 SLTP/Sederajat 241

3 SLTA/Sederajat 860

4 DI/II 14

5 Akademi/DIII/Sarjana Muda 29

6 DIV/Strata I 49

7 Strata II 2

Jumlah 1359

Sumber: Database Kel.Tuktuk Siadong 2015

Berdasarkan data di atas Kelurahan Tuktuk Siadong cukup memperhatikan pendidikan. Penduduk yang berkerja sebagai karyawan di hotel atau penginapan mayoritasnya adalah lulusan SMA. Lulusan SD dan SMP biasanya bekerja sebagai petani dan buruh harian seperti di kapal, ladang, akan tetapi adapula yang bekerja di hotel dan penginapan bahkan restauran. Penduduk lulusan akademisi dan sarjana mayoritas bekerja di instansi pemerintahan dan sebagai guru.

3.1.3 Sejarah Tuktuk Siadong sebagai Daerah Wisata

Semenjak samosir masih masuk kedalam pemerintahan Tapanuli Utara. Tuk-tuk Siadong sudah menjadi tempat wisata khususnya dalam rangka tempat pengembangan jasa usaha pariwisata di bidang perhotelan. Memang dari sisi geografisnya daerah Tuk-tuk Siadong sangat strategis. Tuk-tuk siadong sudah ada


(10)

37

sejak tahun70_an dan puncaknya di tahun 80_an Tuk-tuk Siadong telah banyak dikunjungi Turis Mancanegara dan wisatawan Nusantara. Tetapi bukan pemerintah yang mendesain dan memanage dari awal itu adalah inisiatif dari pengusaha sendiri dan masyarakat setempat. Namun di dalam perkembangannya pemerintah pada masa pemerintahan Tapanuli Utara juga mempunyai inisiatif atau program pengembangan kawasan itu sekaligus menjadi kawasan wisata dan menjadi tempat pengembangan seni budaya dan juga sebagai tempat pagelaran-pagelaran baik pagelaran seni budaya atau pagelaran kegiatan yang sifatnya kepariwisataan.

Pada masa pemerintahan Tapanuli Utara itulah dibangun “Open Stage Tuk-tuk Siadong” sebagai tempat pengembangan Seni Budaya dan penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan. Bukan hanya Open Stage tetapi juga dibangun “Gedung Kesenian Tuk-tuk Siadong” pada tahun 80_an oleh Bupati Tapanuli Utara. Inilah yang menjadi bukti masuknya pemerintah kekawasan ini untuk menjadikan Tuk-tuk tidak hanya sebagai tempat penginapan tetapi sekaligus sebagai tempat penggalian budaya, baik seni tari Tortor dan juga seni-seni ukir yang banyak dilakukan masyarakat dan memang masyarakat cenderung mempunyai usaha seni termasuk usaha seni kriya dan seni pahat.

Sejak tahun 70_an masyarakat dan investor telah berusaha dari sisi usaha kepariwisataan, lalu pemerintah masuk mendukung, menopang bagaimana Tuk-tuk siadong tidak hanya sekedar tempat penginapan atau persinggahan tetapi juga sebagai tempat penggalian nilai-nilai budaya batak terutama. Sampai sekarang, pemerintah Kabupaten Samosir masih terus melakukan pengembangan dan menjadikan Tuk-tuk


(11)

38

sebagai tempat penyelenggaraan event kepariwisataan yaitu Event Horas Samosir Viesta secara rutin setiap tahun di Open Stage Tuktuk Siadong.

3.2 Gambaran Umum Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 3.2.1 Visi dan Misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir

Visi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya dirumuskan dengan memperhatikan visi pembangunan Kabupaten Samosir yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Samosir 2011-2015 yaitu “ Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan Yang Inovatif 2015”. Maka Visi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten samosir 2011-2015:“Samosir Menjadi Tujuan Pariwisata Dengan Daya Tarik Berbasis Ekowisata Yang Berdaya Saing”. Dengan misi:

1. “Menata dan mengembangkan daya tarik wisata yang berdaya saing” dengan membangun sarana dan prasarana dan fasilitas terstandar di obyek-obyek wisata unggulan yang mendukung pelestarian alam dan lingkungan. 2. “Menggali, melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan

Batak”, dengan membangun sarana dan fasilitas untuk memelihara, melestarikan dan memperkenalkan kesenian, kebudayaan dan benda-benda pustaka serta penyelenggaraan event-event kesenian dan kebudayaan.


(12)

39

3. “Menggali dan merekam jejak pariwisata supervulcano Gunung Toba” dengan pengusulan penetapan Geopark Toba-UNESCO dengan etalase di Kabupaten Samosir.

4. “Menjalin kerjasama dengan stakeholders, investor dalam pengembangan kepariwisataan” dengan membangun jejaring dan kerjasama investasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan kepariwisataan. 5. “Melakukan promosi pariwisata yang seluas-luasnya”, dengan partisipasi

diberbagai event pariwisata, seni dan budaya dalam dan luar negeri dengan sarana promosi melalui media cetak, elekronik dan media luar ruang.

3.2.2 Tujuan Dan Sasaran

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi sebagai hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi, rumusannya menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Untuk itu tujuan ini disusun guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin diraih dari masing-masing misi. Berdasarkan visi dan misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2011 – 2015 di atas maka dirumuskan tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatnya jumlah daya tarik wisata unggulan.

2. Terlestarikannya kesenian dan kebudayaan bangsa Batak.


(13)

40

4. Terjalinnya kerjasama pengembangan kepariwisataan dengan berbagai pihak.

5. Terlaksananya promosi kepariwisataan.

6. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia aparatur.

Sasaran merupakan bagian yang integral dalam proses perencanaan strategis suatu organisasi, sehingga harus disusun secara konsisten dengan perumusan visi, misi dan tujuan organisasi. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kaitannya dengan pencapaian kinerja yang diinginkan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.

Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan, maka sasaran harus menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai. Dengan demikian apabila seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai, diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga telah dicapai. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka ditetapkan sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatnya kunjungan wisatawan.

2. Tersenianya saran dan prasarana di obyek wisata unggulan. 3. Meningkatnya pelestarian dan pengembangan seni dan budaya. 4. Ditetapkannya etalase Geopark Toba di Kabupaten Samosir. 5. Meningkatnya jejaring kepariwisataan.


(14)

41 6. Meningkatnya promosi kepariwisataan.

7. Bertambahnya kuantitas dan kualitas usaha jasa dalam bidang kebudayaan dan pariwisata dalam rangka penyerapan tenaga kerja, peningkatan nilai tambah dan pendapatan.

8. Terlaksananya system kadernisasi dan peningkatan sumber daya aparatur serta mekanisme perjenjangan karir secara obyektif, procedural dan prestatif.

9. Meningkatnya sumber-sumber pendapatan dinas untuk daerah pada semua bidang dan jenis usaha dalam sector pariwisata dan budaya.

3.2.3Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Samosir

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekdakab Samosir. Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bupati Samosir Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Jabatan, pada Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Merumuskan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan pariwisata, seni dan budaya


(15)

42

2. Menyelenggarakan dan menyusun program pembangunan dan pengembangan pariwisata, seni dan budaya;

3. Merumuskan program kerjasama dengan pihak lain di bidang pariwisata, seni dan budaya;

4. Mengelola dan mengendalikan sumber daya, sarana prasarana pariwisata, seni dan budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Merumuskan, mengkoordinasikan penerimaan daerah di bidang pariwisata, seni dan budaya yang bersumber dari pemerintah pusat, provinsi, daerah dan pihak lain;

6. Memberi pedoman kebijakan teknis perizinan di bidang pariwisata, seni dan budaya;

7. Membina, mengkoordinasikan dan memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya;

8. Melakukan pengawasan dan penetapkan standar pelayanan minimal dalam pariwisata, seni dan budaya;

9. Mengkoordinasi, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; 10.Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.


(16)

43

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas dibantu oleh: 1. Sekretaris Dinas

2. Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan 3. Kepala Bidang Pengembangan Wisata; dan

4. Kepala Bidang Pemasaran Wisata.

Sekretaris Dinas

Sekretaris Dinas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi, umum dan perlengkapan, keuangan, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan kerumahtanggaan dan urusan umum dinas.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Dinas mempunyai fungsi:

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, program, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan administrasi kesekretariatan, umum dan perlengkapan, keuangan dan kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;

b. Menyusun rencana dan pengelolaan kepegawaian, administrasi umum dan perlengkapan, keuangan dan kepegawaian;

c. Melaksanakan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, penggandaan dan ekspedisi, hubungan masyarakat dan protokoler;

d. Menyiapkan rancangan naskah peraturan, keputusan, instruksi dan penghimpunan peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata, seni dan budaya


(17)

44

e. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; f. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala

Dinas;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Sekretaris membawahi:

a. Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan;

b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Kepegawaian; dan c. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan

Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas di bidang seni, budaya, museum dan kepurbakalaan, mempunyai fungsi :

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan seni budaya, museum dan kepurbakalaan

b. Menyusun rencana program di bidang seni budaya, museum dan kepurbakalaan

c. Menyiapkan rancangan naskah dinas, peraturan, keputusan, instruksi dan penghimpunan peraturan perundang-undangan di bidang seni budaya, museum dan kepurbakalaan


(18)

45

d. Melaksanakan pembinaan, penggalian, pelestarian dan pengembangan seni budaya, museum dan kepurbakalaan

e. Menyusun rencana dan melaksanakan kemitraan dengan pihak lain dalam pembinaan, penggalian dan pengembangan seni budaya, museum dan kepurbakalaan

f. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; g. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala

Dinas melalui Sekretaris

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Kepala Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan membawahi: 1. Kepala Seksi Seni dan Budaya; dan

2. Kepala Seksi Museum dan Kepurbakalaan.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata

Kepala Bidang Pengembangan Wisata mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas bidang pengembangan wisata, mempunyai fungsi:

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan pembinaan pengembangan wisata;


(19)

46

c. Menyiapkan rancangan naskah peraturan, keputusan, instruksi dan penghimpunan peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata;

d. Melakukan pembinaan dan pengembangan usaha sarana dan jasa pariwisata serta objek wisata;

e. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; f. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala

Dinas melalui Sekretaris;

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata membawahi: a. Kepala Seksi Objek Wisata; dan

b. Kepala Seksi Sarana dan Jasa Pariwisata.

Kepala Bidang Pemasaran Wisata

Kepala Bidang Pemasaran Wisata mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas di bidang pemasaran wisata, mempunyai fungsi:

a. Mengumpulkan dan menyusun bahan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dalam promosi wisata dan penyuluhan wisata;

b. Menyusun rencana di bidang pemasaran wisata;

c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam mempromosikan dan memasarkan produk wisata;


(20)

47

d. Menyusun rencana dan melaksanakan pemasaran wisata di dalam dan luar negeri;

e. Menyiapkan bahan/sarana promosi dan penyuluhan wisata; f. Melaksanakan promosi dan penyuluhan wisata;

g. Mengkoordinasikan, memberi arahan, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan petunjuk kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas baik lisan maupun tertulis; h. Membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala

Dinas melalui Sekretaris;

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

Kepala Bidang Pemasaran Wisata membawahi: a. Kepala Seksi Promosi Wisata ; dan b. Kepala Seksi Penyuluhan Wisata

3.2.4 Struktur Organisasi

Stuktur Organisasi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 22 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Samosir, dan Peraturan Bupati Samosir Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Masing-masing Jabatan pada Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir yang terdiri dari:


(21)

48 1. Kepala Dinas

2. Sekretaris:

a. Subbag Umum dan Perlengkapan b. Subbag Keuangan dan Kepegawaian

c. Subbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

3. Bidang Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan, terdiri dari: a. Seksi Seni dan Budaya

b. Seksi Museum dan Kepurbakalaan 4. Bidang Pengembangan Wisata , terdiri dari:

a. Seksi Objek Wisata

b. Seksi Sarana dan Jasa Pariwisata 5. Bidang Pemasaran Wisata, terdiri dari:

a. Seksi Promosi Wisata b. Seksi Penyuluhan Wisata 21

21


(22)

49 BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1Pembangunan Pariwisata Samosir

Pariwisata merupakan komoditas andalan sekaligus komoditas strategis dan primadona di Kabupaten Samosir. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Samosir memiliki keindahan alam yang luar biasa dan mempunyai peninggalan sejarah/situs dengan keragaman budaya dan seni serta merupakan tanah leluhur/asal-muasal bagi seluruh etnis Batak se-dunia. Disamping itu sektor pariwisata adalah sektor yang mempunyai efek keterkaitan yang kuat terhadap kegiatan ekonomi lainnya. Pada keterkaitan ke belakang pariwisata dapat sebagai penarik bagi kegiatan industri kecil kerajinan sebagai produk wisata dan usaha pertanian berbasis agribisnis untuk menopang kebutuhan jasa akomodasi wisata. Sementara keterkaitan ke depan industri pariwisata akan mendorong komoditas-komoditas lainnya berkembang, seperti jasa perhotelan, restoran/rumah makan, biro perjalanan, agen periklanan dan berbagai sektor informal di masyarakat. Oleh karena itu, industri pariwisata memiliki potensi nyata sebagai mesin pertumbuhan ekonomi di daerah sebagai penggerak perekonomian di masyarakat dalam peningkatan pendapatan masyarakat serta pemacu peningkatan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi.


(23)

50

Potensi pariwisata di wilayah Kabupaten Samosir meliputi:

1. Wisata Pantai. Dengan keindahan Danau Toba yang didukung oleh pantai yang ada di hampir semua pinggiran daratan Kabupaten Samosir merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan berbagai kegiatan seperti : jet ski, volly pantai, dayung sampan, renang dan olah raga pantai lainnya.

2. Wisata Budaya. Di Kabupaten Samosir terkenal dengan asal-muasal bagi semua orang batak sehingga banyak terdapat situs budaya dan adat-istiadat yang sangat unik dan menarik yangdapat dijadikan sebagai objek tujuan wisata seperti : Batuhobon dan Perkampungan Si Raja Batak di Kecamatan Sianjur Mula-mula, makam Raja Sidabutar yang berada di Tomok, meja persidangan Siallagan di Ambarita serta wisata budaya Tari Tradisional, Tortor dan Sigale-gale, yang berada di Tomok Kecamatan Simanindo.

3. Wisata Alam. Alam Kabupaten Samosir yang didominasi pegunungan, menciptakan suatu panorama alam yang indah, sangat berpotensi dijadikan sebagai wisata alam antara lain: Danau Sidihoni (danau di atas danau), Pea Porogan di Salaon berada di Kecamatan Ronggur Nihuta; Mata Air Tanjungan di Tomok, Pemandangan indah Tuktuk Siadong, Pulau Tao dan Pulau Malau berada di Kecamatan Simanindo; Tano Ponggol, Pemandian Air Panas berada di Kecamatan Pangururan; Pemandangan Indah dari Menara Pandang Tele, Air 7 (tujuh) rasa di Sianjur Mula-mula. Di samping panorama alam di tas masih banyak di dapati objek wisata alam yang lain seperti Gua Alam di Kec. Palipi dan Simanindo, Air Terjun Efrata di Kec.


(24)

51

Harian, Air Terjun Bonan Dolok di Kec. Sianjur Mula-mula, Panjat Tebing di Kec. Onan Runggu, dan Mata Air Pemandian Boru Saroding di Kec. Sitio-tio. Alam Kabupaten Samosir juga sangat sesuai dikembangkan sebagai arena olah raga tantangan (gantole, sepeda gunung, festival layang-layang, HASH dan lain-lain).

4. Wisata Rohani. Beberapa tempat di Kabupaten Samosir mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai wisata rohani seperti : Pegunungan Pusuk Buhit yang saat ini sudah banyak dikunjung untuk wisata rohani yang berada di Kecamatan Pangururan dan Gua Maria yang berada di Kecamatan Palipi.

Potensi daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Samosir telah menarik banyak wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Samosir. Besarnya daya tarik wisata, Kabupaten ini memiliki potensi usaha pariwisata dalam skala besar yang siap ditawarkan kepada para investor. Mengingat besarnya peluang yang dimiliki oleh sektor industri pariwisata dalam pembangunan maka perlu perhatian dan komitmen kebijakan dalam mewujudkan berbagai konservasi terhadap lingkungan maupun budaya dalam pengembangan Samosir sebagai Kabupaten Pariwisata.


(25)

52 4.2 Pariwisata di KawasanTuktuk Siadong

Tuktuk Siadong telah lama sebagai tempat wisata khususnya tempat pengembangan jasa usaha pariwisata dibidang perhotelan dan restaurant. Pada tahun 80-an kawasan Tuktuk Siadong telah banyak dikunjungi wisatawan Mancanegara (Turis) dan wisatawan nusantara. Sejak itu kawasan Tuktuk Siadong dijadikan sebagai pusat konsentrasi Turis.

Kawasan Tuktuk Siadong merupakan salah satu destinasi unggulan Kabupaten Samosir, karena dari sisi geografisnya sangat strategis. Kawasan ini dapat ditempuh sekitar 30-40 menit dengan menggunakan kapal penyeberangan yang terdapat di Parapat. Biaya penyeberangan hanya Rp 15.000,00. Selama di perjalanan, panorama alam perairan Danau Toba dan perbukitan hijau akan memanjakan mata.Kawasan Tuktuk Siadong mempunyai panorama alam yang sangat menarik, seperti panorama Danau Toba yang membentang dengan luas, perbukitan Danau Toba yang menjulang dengan nuansa hijau, serta suasana khas Budaya Batak.

Beberapa aktifitas yang dapat dilakukan wisatawan untuk menikmati liburan adalah jalan kaki atau bersepeda keliling Tuktuk, menikmati makanan khas batak seperti ikan natinombur, ikan Arsik, Saksang, Panggang, Manuk Napinadar, Tanggotanggo, Dengke Mas na Niura, dan Mie Gomak.


(26)

53 Gambar 4.1 Peta Tuktuk Siadong


(27)

54

Selain sebagai tempat penginapan, kawasan Tuktuk Siadong dijadikan tempat penggalian seni budaya baik seni tari, musik ,seni ukir, seni kriya, seni pahat dan juga sebagai pengembangan seni budaya dan tempat pagelaran kegiatan pariwisata (tourist event)yang dilakukan di Open Stage Tuktuk Siadong dan juga Gedung Kesenian Tuktuk Siadong.22

Gambar 4.2

Open Stage dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong


(28)

55

Keterangan: Pagelaran seni tari dan musik di open stage dan gedung kesenian Tuktuk Siadong.

Dari gambar di atas dapat kita lihat Open Stage dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong sebagai tempat pengembangan dan pagelaran seni budaya Batak seperti pertunjukan seni tari Tortor batak dan seni musik Gondang batak. Pemerintah Kabupaten Samosir menjadikan open stage Tuktuk Siadong sebagai penyelenggaraan kegiatant Horas Samosir Fiesta secara rutin.23

23 Wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata, bapak Drs. Amon Sormin,MM, senin 2 mei 2016 Dari data kunjungan wisatawan, Kabupaten Samosir mengalami peningkatan setiap tahunnya pada tahun 2011 sebanyak 132.144 orang, tahun 2012 sebanyak 144.827, tahun 2013 sebanyak 149.779, tahun 2014 sebanyak 174.945 dan 2015 sebanyak 171.912 orang. Begitu pula di kawasan Tuktuk Siadong, jumlah kunjungan wisatawan meningkat setiap tahun dan ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di hotel.


(29)

56 Tabel 4.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Dan Wisatawan Mancanegara Ke Hotel Tahun 2012-2015 Kabupaten Samosir.

NO BULAN

Jumlah Wisatawan/Tahun

2012 2013 2014 2015

WN WM WN WM WN WM WN WM

1 Januari 3.435 973 3.066 1.102 4.624 512 3.957 947

2 Pebruari 2.344 925 3.089 1.354 2.674 483 1.440 2

3 Maret 2.187 1.171 1.505 1.909 3.235 811 2.887 658

4 April 3.303 1.033 2.539 1.038 2.814 889 3.937 982

5 Mei 3.320 1.341 2.204 1.514 2.555 928 4.743 867

6 Juni 3.840 1.052 3.643 1.154 1.700 729 3.700 1.843

7 Juli 2.544 1.086 2.886 1.184 3.714 910 7.582 1.419

8 Agustus 4.594 1.407 6.271 1.424 3.042 1.521 4.486 1.030

9 September 1.862 1.197 2.393 1.215 1.700 1.468 2.712 866

10 Oktober 2.602 1.459 3.227 1.254 0 0 2.021 585

11 Nopember 2.148 1.066 2.580 1.241 0 0 5.829 1.300

12 Desember 4.833 1.368 6.024 1.722 0 0 8.701 1.287 Jumlah 37.012 14.078 39.427 16.111 26.058 8.251 51.995 11.786

TOTAL 51.090 55.538 34.309 63.781

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan budaya (diolah peneliti) Keterangan: WN= Wisatawan Nusantara

WM= Wisatawan Mancanegara

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2012, wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke hotel sebanyak 51.090 orang, tahun 2013 sebanyak 55.538 orang, pada tahun 2014 sebanyak 34.309 orang (jumlah kunjungan tidak terdaftar pada bulan Oktober, Nopember dan Desember) dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 63.781 orang.


(30)

57

Dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan di Samosir, hotel/akomodasi di kawasan Tuktuk Siadong juga bertambah.Pada tahun 2011 jumlah 58 akomodasi dengan jumlah kamar 1.382 dan pada tahun 2015 bertambah menjadi 81 akomodasi dengan jumlah kamar sebanyak 1.790.Jumlah Restaurant/rumah makan juga bertambah. Pada tahun 2011 berjumlah 28 dan pada tahun 2015 bertambah menjadi 42. Jadi Usaha hotel dan restoran 95 % berada di kawasan Tuktuk Siadong.24

Adanya peluang usaha hotel dan restaurant di kawasan ini akan mendatangkan investor-investor yang akan berinvestasi, hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan pemerintah dan pendapatan masyarakat. Dengan bertambahnya akomodasi/penginapan dan restaurant/rumah makan di Kawasan Tuktuk Siadong tentunya akan menyerap tenaga kerja. Jumlah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Samosirpada tahun 2010 sebanyak 4.555 orang dan tahun 2014 sebanyak 6.500 orang.25

1. Souvenir shop, menjual benda kerajinan khas Batak, seni ukir dan pahat dengan bahan dasar kayu.

Selain bidang usaha perhotelan dan restoran, banyak jenis usaha yang di lakukan masyarakat Tuktuk Siadong seperti:

2. Rental mobil, rental motor dengan harga Rp 35.000,00/jam dan rental sepeda Rp 8.000,00/jam.

3. Jasa transportasi seperti kapal penyeberangan dan Travel.

24Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya


(31)

58

4. Jasa penyucian pakaian (laundry) dan layanan pemijatan (massege). 5. Penyewaan Banana boat, speed boat, sepeda air dan Ban renang. 6. Tour Guide

7. Money Chager

Tuktuk Siadong merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang selalu ramai dikunjungi turis lokal maupun wisatawan mancanegara.Dalam rangka memperlancar sarana transportasi darat, sekaligus sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan arus wisatawan maka pemerintah melakukan perbaikan ruas jalan lingkar Tuktuk Siadong dengan memperlebar jalan, mengaspal dan membuat trotoar. Selain itu di bangun TIC (Tourist Information Center) di Tuktuk untuk meningkatkan layanan informasi wisata di kawasan Tuktuk Siadong dan Samosir.

4.3 Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Tuktuk Siadong

Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat Tuktuk Siadong, mereka mengalami perubahan hidup setelah adanya kegiatan pariwisata. Adanya kegiatan pariwisata mendatangkan pekerjaan baru bagi masyarakat. Dulunya sebagian besar masyarakat Tuktuk Siadong adalah sebagai petani dan nelayan. Petani menanam padi, jagung, kacang tanah dan ubi kayu. Nelayan menangkap ikan dengan menggunakan sampan dan jalan. Ikan yang didapat kadang tak menentu tergantung nasib dan cuaca yang mendukung. Hasil bertani dan menangkap ikan sebagian dimasak untuk


(32)

59

makanan mereka dan sebagian lagi dijual. Penghasilan sebagai petani dan nelayan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Seiring berjalannya waktu, daerah Tuktuk Siadong semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara/turis. Keadaan tersebut membuat masyarakat tertarik untuk membuka usaha perhotelan, restaurant, membuat kerajinan tangan (souvenir) seperti kaos lake toba, selempang batak (ulos), patung, gantungan kunci dan ukir-ukiran. Masyarakat berahli profesi dari petani dan nelayan menjadi membuka usaha dibidang pariwisata.

Ketika masyarakat beraktifitas sebagai petani dengan pendapatannya pas-pasan, masyarakat Tuktuk Siadong hidup Sederhana. Tetapi keadaan ini mulai berubah semenjak masyarakat berahli profesi. Penghasilan masyarakat bertambah karena banyaknya wisatawan yang berkunjung, menginap dan berbelanja.

Dengan keuntungan usaha ini, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat di kawasan ini tergolong berpenghasilan menengah ke atas. Ini terlihat dari rumah yang dihuni sebagian masyarakat tidak lagi terbuat dari kayu, tetapi telah terbuat dari beton dan keramik. Fasilitas di dalam rumah juga sudah modern, memasak dengan menggunakan kompor gas dan rice cooker, memiliki kulkas, televisi dan barang elektronik lainnya. Masyarakat juga telah menggunakan handphone dan internet untuk komunikasi. Setiap keluarga masyarakat di kawasan ini telah memiliki 1 sampai 2 buah sepeda motor yang di gunakan untuk transportasi dan juga dapat di sewakan kepada wisatawan untuk menambah penghasilan.


(33)

60

Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, kini masyarakat mempu untuk menyekolahkan anak-anaknya hinggga keperguruan tinggi. Karena masyarakat kini menyadari pentingnya pendidikan. Sekarang banyak pemuda yang sekolah di luar daerah untuk melanjutkan pendidikannya. Tujuannya adalah agar mendapat pekerjaan yang layak.

Menurut Bapak Drs. Amon Sormin,MM, Sekretaris Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya, dampak pariwisata harus pada filosofi dasar kepariwisataan. Yang pertama adalah

pariwisata merupakan peningkatan kualitas hidup. Dengan adanya kegiatan pariwisata di

Tuktuk Siadong, maka masyarakat akan belajar menjadi masyarakat yang bisa melayani para wisatawan yang berkunjung.

Masyarakat juga harus dapat melihat peluang dari kegiatan pariwisata ini. Seperti para petani harus tahu, maklum dan memahami bahwa Tuktuk Siadong bukan hanya sekedar untuk pertanian tetapi sudah menjadi tempat kepariwisataan. Petani harus melihat itu menjadi suatu peluang agar petani lebih giat lagi bekerja. Karena hasil pertaniannya dapat di suplai kepada pengusaha hotel dan restaurant. Sehingga petani dapat membantu dalam penyediaan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Yang kedua adalah, pariwisata adalah kegiatan yang menguntungkan bagi Negara dan masyarakat penerima wisatawan. Pariwisata adalah kegiatan yang menguntungkan bagi Negara dan masyarakat penerima wisatawan. Dengan datangnya wisatawan ke daerah tujuan wisata tentu akan mengeluarkan biaya untuk memenuhi


(34)

61

kebutuhan agar dapat menikmati tempat wisata tersebut. Maka pengusaha atau masyarakat mengalami peningkatan pendapatan.

Hal ini senada dengan ungkapan bapak Silalahi salah satu masyarakat yang membuka usaha menjual kerajinan tangan (souvenir shop):

“Dulu bapak sebagai petani lahan kering yang ditanam adalah ubi kayu, kacang, jagung. Penghasilan hanya Rp 500.000,00/bulan. Sekarang bapak buka usaha menjual kerajinan tangan (souvenir) ada baju lake toba, sarung pantai, gantungan kunci dan patung. Penghasilannya Rp 2.500.000,00/bulan”26

“Dulu saya sebagai ibu rumah tangga saja. Ada usaha kecil-kecilan di rumah, jualan bensin. Pendapatan hanya 300.000/bulan. Sekarang saya kerja di hotel sebagai tukang kebun. Gaji nya lumayan lah 1.700.000/bulan.dan kadang-kadang dipanggil untuk memijat wisatawan dengan upah Rp 80.000,00/jam”.

Dan juga penuturan dari Ibu Sidabutar memang pariwisata menambah pendapatan masyarakat:

27

Banyaknya jasa pariwisata berkaitan kepada daya serap tenaga kerja. Jasa pariwisata seperti hotel, restaurant, rumah makan, café, travel,karaoke, saloon dan lainnya, tentu membutuhkan tenaga kerja. Dan rata-rata tenaga kerja yang ada di samosir masih didominasi oleh tenaga kerja yang berasal dari daerah ini (samosir). Jadi dampak pariwisata ini mempunyai arti penting dalam rangka mengatasi

Dari wawancara di atas, pariwisata memiliki dampak peningkatan pendapatan melalui kegiatan pariwisata yang beragam seperti menjual kerajinan tangan (souvenir shop), tukang kebun di hotel dan jasa pijat wisatawan.

26

Wawancara dengan masyarakat, Senin 2 Mei 2016 27


(35)

62

pengangguran karena sangat banyak jasa di bidang pariwisata dan tenaga kerja yang dibutuhkan.28

“Saat berinteraksi dengan para tamu, kita bisa bertanya tentang keadaan dan perkembangan daerah tempat tinggal para tamu yang datang. Misalnya ada tamu yang berasal dari Amerika, kita bisa bertanya bagaimana keadaan di Amerika, apa-apa saja yang ada di Amerika, bagaimana masyarakat yang ada disana. Dengan begitu kita dapat belajar bahasa inggris dan menambah wawasan”.

Selain dampak dari segi ekonomi, pariwisata juga berdampak dalam memperluas pengetahuan dan pergaulan hidup. Dengan datangnya wisatawan ke daerah Tuktuk Siadong maka pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat akan lebih luas. Masyarakat Tuktuk Siadong dapat berinteraksi dengan para wisatawan. Masyarakat dapat belajar bahasa nasional(Indonesia) dan bahasa inggris. Masyarakat juga bisa belajar menghargai wisatawan, menghormati budaya luar dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan internet.

Pak Tamba, salah satu masyarakat juga menuturkan pendapatnya sebagai berikut:

29

Selain dari segi sosial, pariwisata juga memiliki dampak dalam pengembangan seni dan budaya. Di mana Kawasan Tuktuk di jadikan sebagai tempat pagelaran seni dan budaya dan juga penyelenggara acara kepariwisataan. Seperti event Horas Samosir Fiesta yang secara rutin setiap tahun di Open Stage Tuktuk Siadong. Adapun pagelaran seni dan budaya yang sering di tampilkan adalah seni Tari dan seni Musik Batak. Masyarakat turut membantu mengembangkan seni dan

28Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, Senin, 2 Mei 2016 29


(36)

63

budaya, ini terlihat dari keterampilan masyarakat Tuktuk dalam seni ukir, pahat dan kriya dan juga dapat dilihat dari souvenir shop yang menjual hasil kerajinan khas Batak seperti Ulos dan hasil ukiran kayu.

Selain dampak positif ada juga dampak negatif dari kegiatan pariwisata. Jika kita berbicara dampak negatif, kita harus bisa batasi bahwa dampak negatif kepariwisataan sangat relatif. Karena pada saat kita mengatakan negatif maka menjadi negatif. Contoh kecil kalau orang bule datang tentu mereka punya gaya hidup yang berbeda misalnya dari cara berpakaian. Ada yang mengatakan negatif, ada juga yang tidak. Konsekuensi logis dari daerah wisata adalah masyarakatnya harus memahami perbedaan.30

“Kadang masih ada masyarakat dan wisatawan yang membuang sampah ke danau. Kalau lagi nyuci ke danau plastik deterjen di buang aja di pinggiran danau. Kalau wisatawan biasanya wisatawan lokal yang biasa buang sampah sembarangan ”.

Adapun dampak negatif dari pariwisata adalah yang pertama dari segi lingkungan. Kurang pedulinya masyarakat maupun wisatawan terhadap lingkungan. Sehingga saat ini air Danau Toba telah tercemar. Akibatnya banyak tumbuh eceng gondok dan banyaknya ikan yang mati. Seperti penuturan Ibu Sidabutar salah satu masyarakat:

31

Yang kedua adalah dari segi budaya. Akibat interaksi dengan wisatawan khususnya turis masyarakat Tuktuk Siadong meniru budaya kebarat-baratan. Selain

30

Wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata, bapak Drs. Amon Sormin,MM, senin 2 mei 2016 31


(37)

64

bahasa, gaya berpakaian dan meminum minuman beralkohol menjadi hal yang ditiru oleh masyarakat khususnya para pemuda di Tuktuk Siadong. Setiap malam minggu, para pemuda pergi ke diskotik dan pub. Seperti yang diungkapkan Pak Tamba salah satu masyarakat:

“Masyarakatkhususnya pemuda yang sering berinteraksi dengan para turis biasanya berambut panjang (gondrong), mengenakan anting pada telinganya dan memakai kacamata hitam pada siang hari, terutama anak muda berprofesi sebagai tour guide”.32

“Dulu, cara berpakaian masyarakat selalu berpakaian yang tertutup dan sopan. Kadang memakai sarung. Sangat berbeda dengan sekarang, khusus nya anak remaja yang meniru gaya bule. Berpakaian terbuka. Didukung dengan pernyataan ibu Sidabutar:

33

32

Wawancara dengan masyarakat, senin 9 Mei 2016 33

Wawancara dengan masyarakat, 27 April 2016

Akibatnya banyak terjadi penyimpangan sosial seperti hamil diluar nikah, berantam akibat mabuk, pencurian, memakai narkoba, perselingkuhan dan penyalahgunaan teknologi.

Budaya gotong-royong juga sudah mulai pudar karena beragam mata pencaharian dan munculnya persaingan bisnis. Hasil wawancara, apabila ada acara adat, beberapa masyarakat terkadang lebih mengutamakan untuk berdagang daripada mengikut acara adat tersebut.Masyarakat sudah mulai mementingkan diri sendiri. Rasa

kepedulian terhadap sesama juga sudah berkurang. Masyarakat yang dulu memiliki


(38)

65 BAB V ANALISIS DATA

Analisis dampak Sosial Ekonomi

1. Dampak terhadap pendapatan masyarakat

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat Tuktuk Siadong, pendapatan masyarakat meningkat akibat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya.(dampak positif)

2. Dampak terhadap kesempatan kerja

Peluang kesempatan masyarakat dalam bekerja sangat tinggi karena sektor wisata membuka dan memperluas lapangan kerja baru atau usaha. Sehingga dapat mengurangi pengangguran.(dampak positif)

3. Dampak terhadap bidang kesenian dan budaya.

a. Berkembangnya kesenian dan budaya batak dengan adanya Open Stage Tuktuk Siadong dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong Kesenian sebagai tempat pengembangan dan penyelenggaraan seni dan budaya. (Dampak Positif)

b. Dari hasil wawancara, masyarakat khususnya pemuda meniru budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya lokal (batak) seperti cara berpakaian, rambut gondrong, pemakaian anting bagi laki-laki dan minum minuman beralkohol. (Dampak negatif)


(39)

66

4. Dampak terhadap pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat

Dari hasil wawancara, masyarakat yang berinteraksi dengan wisatawan akan menambah pengetahuan dan pergaulan hidup. Masyarakat dapat belajar bahasa nasional (Indonesia) dan bahasa inggris. Masyarakat juga bisa belajar menghargai wisatawan, menghormati budaya luar dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer dan internet (dampak positif)

5. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat

Dari hasil wawancara, hubungan antara masyarakat kurang erat akibat keberagaman mata pencaharian, adanya persaingan bisnis dan gotong royong sudah jarang dilakukan. Masyarakat yang dulunya memiliki rasa kebersamaan berubah menjadi masyarakat individual. (dampak negatif)

6. Dampak terhadap penyimpangan sosial

Banyak terjadi penyimpangan sosial seperti hamil diluar nikah, perkelahian akibat mabuk, memakai narkoba, perselingkuhan dan penyalahgunaan teknologi karena meniru budaya luar/barat dan kebebasan individu yang tidak tunduk lagi terhadap norma adat yang berlaku. (dampak negatif)

7. Dampak terhadap pembangunan

Dengan berkembangnya pariwisata di kawasan Tuktuk Siadong, pembangunan sarana dan prasarana juga berkembang cepat. Seperti pembangunan jalan dan pembangunan TIC (Tourist Information Center) untuk meningkatkan pelayanan informasi wisata di Kawasan Tuktuk Siadong.


(40)

67 BAB VI PENUTUP 6.1Kesimpulan

Dampak kegiatan pariwisata di kawasan Tuktuk Siadong sebagai daya tarik wisata sangat berpengaruh pada aspek sosial dan ekonomi. Dampak terhadap aspek ekonomi cenderung positif, yaitu angka pengangguran yang semakin berkurang karena semakin banyak lapangan kerja yang terbuka dan adanya perekrutantenaga kerja. Denganadanya pengembangan pariwisata ini menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kesempatan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Sedangkan dampak terhadap kegiatan sosial budaya cenderung negatif karena terkontaminasinya nilai – nilai budaya setempat dengan adanya kedatangan pengaruh budaya luar daerah yang dibawa oleh wisatawan yang berkunjung ke Tuktuk Siadong.

Berdasarkanhasilpenelitiandan analisisyangdilakukanolehpenelititentang Dampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Tuktuk Siadong maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak positif

a. Meningkatnya pendapatan masyarakat

b. Terbukanya peluang usaha kepada masyarakat setempat dan mengurangi pengangguran.


(41)

68

c. Berkembangnya kesenian dan budaya batak.

d. Menambah dan berkembangnya pola piker, pengetahuan dan pergaulan hidup masyarakat.

e. Pembangunan sarana dan prasarana dilakukan untuk mendukung kegiatan pariwisata.

2. Dampak negatif

a. Hubungan masyarakat mejadi kurang erat akibat keberagaman mata pencaharian dan persaingan yang semakin ketat.

b. Penyimpangan sosial semakin tinggi karena lebih menekankan pada kebebasan individu.

6.2Saran

Adapunsaran yangdapatdisampaikandari hasiltemuandan analisisDampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Tuktuk Siadong adalah:

1. Kepada masyarakat supaya menjaga kebersihan, ketertiban, keamanan dan selalu melestarikan kawasan Danau Toba.

2. Kepada masyarakat supaya tetap menjaga budaya 3S ( Senyum, Sapa dan Salam) agar wisatawan senang dan nyaman berada di Tuktuk Siadong. 3. Kepada masyarakat agar dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk

agar tidak terjerumus kepada penyimpangan sosial.

4. Pemerintah bersama masyarakat melakukan gotong-royong setiap jumat membersihkan kawasan Danau Toba dan jalan lingkar Tuktuk Siadong.


(42)

69

5. Kepada Pemerintah agar membuat peraturan mengenai pelarangan pembuangan limbah oleh Hotel dan Restaurant langsung ke Danau Toba. 6. Pemerintah secara rutin membuat acara kepariwisataan di Tuktuk Siadong


(43)

28 BAB II

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, Penelitian kualitatif diartikan sebagai salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.19

19

Jusuf Soewadji. Pengentar Metedologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2012. Hal 51 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif yang diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang diamati dari dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau organisasi.

Dengan penelitian kualitatif, peneliti berharap mampu memahami suatu fenomena atau gejala sosial dengan lebih benar dan lebih objektif, dengan cara mendapatkan gambaran yang lengkap tentang bagaimana Dampak Pariwisata terhadap Sosial-Ekonomi Masyarakat.


(44)

29 3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tuk-Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir.

3.3Informan Penelitian

Menurut Moleong (2002:90), informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian secara factual.

Informan akan memberikan keterangan melalui wawancara mendalam, yang terdiri dari:

a. Informan Kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun informan kunci penelitian ini adalah Sekretaris Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir. b. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Adapun informan kunci penelitian ini adalah masyarakat Tuktuk Siadong.

c. Informan Tambahan, mereka yang dapat memberi informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Yang menjadi informan tambahan penelitian ini adalah masyarakat Tuktuk Siadong.


(45)

30 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah: 1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara:

a. Wawancara.

b. Pengamatan atau observasi 2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi 2. Studi Kepustakaan.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Humberman.20

20


(46)

31 1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.


(47)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat. Dengan kontribusi yang di berikan ini, pemerintah daerah memiliki tambahan pemasukan dalam rangka pembangunan proyek-proyek maupun kegiatan lain di wilayahnya. Sebagai salah satu sektor pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah – wilayah tertentu yang mempunyai potensi/ daya tarik wisata.

Peranan pariwisata dalam pembangunan pada garis besarnya berintikan tiga segi, yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan kerja) dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kita bagi wisatawan).

Selain peran yang dimilikinya, pariwisata dalam proses perkembangannya juga mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahaan itu menuju ke arah negatif maka diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan


(48)

2

ekonomi, sehingga masyarakat setempat ikut terlibat dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata.

Demikian juga dengan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Sumatera Utara yaitu PulauSamosir. Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis. Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba-Samosir.Kabupaten Samosir mempunyai obyek wisata natural yang dinilai mempunyai potensi yang cukup tinggi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan asli daerah dan pendapatan masyarakat.

Sesuai denganvisi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2011-2015 yaitu “Samosir Menjadi Daerah TujuanWisata

Lingkungan yang Inovatif 2015“ Dengan kondisi tersebut maka Samosir semakin

dipacu untuk meningkatkan kualitas kawasan dengan pembangunan dan perbaikan sarana serta prasarana penunjang wisata. Hal ini bertujuan agar jumlah wisatawan yang berkunjung ke dalam kawsan semakin meningkat.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Samosir Ombang Siboro, banyak hal telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Samosir untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata di daerah setempat, di antaranya melakukan promosi di 80 saluran TV di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, dan di 40 saluran TV di Bandara Hang Nadim, Batam. Selain itu, melakukan promosi di majalah penerbangan (inflight magazine) di


(49)

3

maskapai penerbangan Citilink, Airasia dan Lion Air.1 Dampaknya adalah adanya peningkatan jumlah kunjungan Wisatawan ke Samosir pada tahun 2011-2015. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Samosir pada tahun 2011 sebanyak 132.629 orang, tahun 2012 sebanyak 143.032 orang, tahun 2013 sebanyak 149.779 orang, tahun 2014 sebanyak 171.087 dan pada tahun 2015 sebanyak 171.912 orang.2

Adanya peningkatan kunjungan wisatawan dan aktivitas pariwisata yang berlangsung di dalam kawasan, secara tidak langsung telah menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Adanya kunjungan wisatawan di suatu tempat menyebabkan terjadinya interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan wisatawan yang dapat mengakibatkan perubahan pola atau tata nilai kehidupan masyarakat. Selain menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial, pada kenyataannya, kegiatan pariwisata juga berpengaruh pada aspek ekonomi yaitu terbukanya peluang atau kesempatan kerja di dalam kawasan yang dapat

Hal ini tentu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun pendapatan daerah.

Selain promosi, Pemkab Samosir juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dan pelaku usaha pariwisata, juga peningkatan kualitas obyek dan sarana/prasarana penunjang wisata. Pemerintah setempat melakukan sosialisasi dan pembinaan mengenai pelayanan yang baik bagi wisatawan, baik terhadap para penjual souvenir dan makanan serta pelayan-pelayan di hotel dan restoran.

1

http://hariansib.co/view/Opini/88763/10-Tahun-Samosir-Belum-Jadi-Kabupaten-Pariwisata.html#.VtZsT0_dUmw diakses rabu, 10 februari 2016 jam 11:40 2


(50)

4

meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pariwisata akan membawa berbagai hal yang menguntungkan dan sekaligus merugikan. Walaupun sebenarnya tujuan pemerintah memajukan suatu daerah wisata adalah untuk kemakmuran dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat.

Sektor pariwisata memberi kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Kontribusi sektor pariwisata tidak dinyatakan secara spesifik. Namun perdagangan, Hotel dan Restoran dianggap mewakili pariwisata, maka kontribusi PDRBnya pada tahun 2014 sebesar 280.814,19 dan pada tahun 2015 sebesar 319.248,29 . Jauh dari kontribusi pertanian yaitu pada tahun 2014 sebesar 1.664.181,46 dan pada tahun 2015 sebesar 1.881.745,45.3

Berdasarkan pernyataan diatas, maka diperlukan adanya suatu penelitian untuk mengetahui dampak aktivitas pariwisata yang terdapat di dalam kawasan yang berkaitan dengan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat setempat. Dengan adanya studi ini diharapkan dampak-dampak yang ditimbulkan yakni perubahan kehidupan Pulau samosir merupakan unggulan Pariwisata Sumatera Utara, dengan potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya. Banyak obyek wisata yang berpotensi layak dikunjungi dan juga masih dalam tahap pengembangan. Salah satunya adalah kawasan Tuktuk Siadong yang dikenal sebagai pusat konsentrasi turis. Banyak hotel, restoran, homestay, guesthouse dan fasilitas lainnya di tempat ini tentunya dengan harga dan tarif yang terjangkau. Adanya kegiatan periwisata di kawasan ini akan berdampak terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat.

3


(51)

5

sosial-ekonomi masyarakat setempat dapat diketahui, hal tersebut perlu dilakukan karena masyarakat merupakan unsur yang sangat penting untuk mendukung keberhasialn pengembangan suatu wilayah .

Mengacu pada latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Dampak Pariwisata Terhadap Sosial – Ekonomi Masyarakat

di Kelurahan Tuk-Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimanadampak pariwisata terhadap

sosial-ekonomi masyarakat di Kelurahan Tuk-Tuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasasran utama yang ingin dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap sosial-ekonomi masyarakat di kawasan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Manfaat yang dapat diambil setelah terlaksananya penelitian ini adalah sebagai berikut:


(52)

6

1. Secara ilmiah bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasandan berfikir secara ilmiah dan melatih kemampuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah dan menjadi sumber referensi tambahan bagi mahasiswa .

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah Kabupaten Samosir dan lebih aktif menggali sumber-sumber pendapatan dari masyarakat khususnya dibidang pariwisata.

1.5Kerangka Teori

Secara sederhana teori dapat diartikan sebagai abstraksi dari realitas. Teori dapat menjelaskan seperangkat gejala-gejala empiris. Teori dapat terdiri dari sekumpulan prinsip-prinsip dan definisi-definisi yang secara konseptual mengorganisasi aspek-aspek dunia empiris secara sistimatis.

Snelbecker mendefinisikan teori sebagai seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati) dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.4

4

Lexy J Moleong.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offiset.2002.hal 34


(53)

7

definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variebel.5

1.5.1 Pengertian Dampak

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teori sebagai perangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan Variabel.

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.

Dampak ditimbulkan oleh interaksi antara manusia dan sumber daya dalam proses pemenuhan kebutuhan. Suatu rencana kegiatan pembangunan akan dinilai mempunyai dampak positif bila kegiatan tersebut berdaya guna tinggi. Sebaliknya, rencana kegiatan itu akan dinilai berdampak negatif bila ternyata komponen kegiatan pembangunan itu lebih menyebabkan kerusakan, kerugian atau penurunan kualitas

5


(54)

8

pada rona lingkungan, baik fisik maupun nonfisik, termasuk lingkungan sosial, ekonomi dan budaya.

1.5.2 Pembangunan Pariwisata

Pembangunan destinasi pariwisata merupakan upaya terpadu dan sistematik dari seluruh komponen pariwisata dalam rangka menciptakan, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan pariwisata serta kemudahan pergerakan wisatawan di destinasi pariwisata. Maksud dengan pembangunan pariwisata , antara lain pemberdayaan masyarakat, pembangunan daya tarik wisata, pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum, serta pembangunan fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan destinasi pariwisata meliputi :

1. Perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata; 2. Pembangunan daya tarik wisata;

3. Pembangunan aksesibilitas pariwisata;

4. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata; 5. Pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata; serta

6. Pengembangan investasi di bidang pariwisata.

Menurut Kusudianto, pengembangan suatu destinasi wisata meliputi sebagian besar dari sumber daya fisik atau komponen produk wisata. Yang tidak kalah penting adalah analisis para pengunjung, kebijaksanaan harga, destinasi saingan dan aspek finansial yang menentukan kelayakan ekonomi dan pengembangan. Aspek lingkungan, budaya dan sosial memiliki dimensi penting dalam pengembangan suatu


(55)

9

destinasi. Suatu rencana fisik kepariwisataan harus terintegrasi dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dari suatu daerah.6

Tujuan dari pembangunan pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 adalah mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional, meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata, mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien dan bertanggungjawab, serta mengembangkan kelembagaankepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan industri pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.7

1. Penguatan struktur (fungsi, hierarki dan hubungan ) industri pariwiata;

Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 dijelaskan bahwa pembangunan industri pariwisata meliputi :

2. Peningkatan daya saing produk pariwisata yang meliputi daya tarik wisata, daya saing fasilitas pariwisata, dan daya saing aksesibilitas;

3. Pengembangan kemitraan usaha pariwisata yang diwujudkan dalam bentuk skema kerja sama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat;

6

Prof. Ir. Kusudianto Hadinoto. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. (Jakarta: UI Press, 1996), hal. 21

7

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, bab II, pasal 2, ayat 6.


(56)

10

4. Penciptaan kredibilitas bisnis dengan menerapkan standarisasi dan sertifikasi usaha pariwisata; serta

5. Pengembangan tanggungjawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya dengan mendorong tumbuhnya ekonomi hijau.

Strategi perkembangan pariwisata yang menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata, bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu

2. Pengelola pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat. Hal ini merupakan hal penting karena sebagai hal pengalaman pada beberapa daerah tujuan wisata, apabila tidak melibatkan masyarakat setempat, akibatnya tidak ada sumbangsih ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar.

3. Kegiatan promosi harus beraneka ragam, selain dengan mencanangkan cara kampanye dan program Visit Indonesia Year seperti yang sudah dilakukan sebelumnya. Kegiatan promosi juga perlu dilakukan dengan membentuk system informasi yang handal dan membangun kerjasama yang baik dengan pusat informasi pada Negara – Negara lain terutama pada Negara yang berpotensi.

4. Perlu menentukan daerah tujuan wisata yang memiliki keunikan disbanding dengan daerah tujuan wisata lain, terutama yang bersifat tradisional dan


(57)

11

alama. Karena era kekinian lah objek wisata yang alami dan tradisional yang menjadi sasaran wisatawan asing. Daerah ini masih banyak ditemukan didaerah luar jawa seperti daerah pedaleman papua atau Kalimantan

5. Pemerintah pusat membangun kerjasama dengan kalangan swasta dan pemerintah daerah setempat, dengan system terbuka, jujur dan adil. Kerja sama ini penting karena untuk mempelancar pengelolah secara professional dengan mutu pelayanan yang memadai.

6. Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan bagi semua daerah tujuan wisata yang ada diseluruh Indonesia.

7. Mengajak masyarakat sekitar daerah tujuan wisata agar menyadari peran, fungsi dan manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk memanfaatkan peluang - peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi.

8. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk menunjang kelancaran pariwisata. misalnya dengan pengadaan perbaikan jalan, telepon, internet dan pusat pembelanjaan disekitar lokasi daerah wisataPariwisata.

Pembangunan pariwisata juga termasuk dalam hal pembangunan kelembagaan kepariwisataan, yaitu upaya terpadu dan sistematik dalam rangka pengembangan organisasi kepariwisataan, pengembangan sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengembangan sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan


(58)

12

penyelenggaraan kegiatan pariwisata di destinasi pariwisata. Upaya pembangunan kelembagaan kepariwisataan meliputi : penguatan organisasi kepariwisataan, pembangunan sumber daya manusia pariwisata, dan penyelenggaraan penelitian dan penyelenggaraan.

Pembangunan pariwisata dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat, antara lain :

1. Pertumbuhan ekonomi global; 2. Kemudahan akomodasi;

3. Transportasi dan informasi; serta 4. Keamanan dan kenyamanan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan pariwisata merupakan upaya yang dilakukan secara terus menerus kearah yang lebih baik yang dilakukan secara terpadu yang menyangkut seluruh komponen pariwisata, yaitu hal-hal yang menyangkut pemberdayaan masyarakat, pembangunan daya tarik wisata, pembangunan prasarana, penyediaan fasilitas umum serta pembangunan fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan.

1.5.3 Pariwisata

1.5.3.1 Pengertian Pariwisata

Secara etimologis, kata “Pariwisata” berasal dari kata sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu kata “pari” dan “wisata”. Pari, berarti banyak, berkali-kali,


(59)

13

berputar-putar, lengkap. Dan wisata, berarti perjalanan, berpergian (travel). Atas dasar itu, maka kata pariwisata diartikan sebagai perjalan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris disebut “tour” sedangkan untuk pengertian jamak dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, tahun 1910 memberi batasan pariwisata sebagai berikut: “kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara”.8

Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof.Hunzieker dan Prof.K.Krapt yaitu: kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. Batasan yang diberikan oleh Prof.Hunzieker dan Prof.K.Krapt ini merupakan batasan yang diterima secara ofisial oleh The Association Internationale des Experts Scientifique du Tourisme (AIEST).9

Kemudian Prof. Salah Wahab (Mesir) dalam bukunya yang berjudul An Introduction on Tourism Theory mengemukakan bahwa batasan pariwisata

8

Oka A Yoeti. Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung: Angkasa.1996. hal 114-115

9


(60)

14

hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari 3 unsur yaitu manusia (man), orang yang melakukan perjalanan wisata; Ruang (space), daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan; dan Waktu (time), waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.10

a) Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

Dari beberapa batasan diatas, terdapat beberapa faktor penting yang ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud ialah:

b) Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

c) Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi.

d) Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen ditempat tersebut.11

Berdasarkan faktor-faktor diatas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

10

Ibid hal 116

11


(61)

15

menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam.

1.5.3.2 Manfaat Pariwisata

Manfaat pariwisata yang paling utama adalah bagi orang secara pribadi sebagai sarana hiburan. Dalam waktu-waktu liburan umpamanya kita perlu melepaskan diri dari suasana tegang dan kelelahan akibat pekerjaan sehari-hari. Berwisata ke pantai atau pegunungan akan menimbulkan rasa segar sehingga kita siap untuk bekerja kembali.

Lebih dari sebagai sarana hiburan, sebenarnya pariwisata dan hal-hal yang berhubungan dengannya merupakan salah satu sumber devisa bagi Negara. Sebagai contoh, objek-objek wisata biasanya menarik pajak dari setiap pengunjung dalam bentuk karcis masuk. Ini lebih tampak pada wisata asing, mereka datang dengan belanja yang cukup besar sehingga menambah pemasukan devisa. Belanja wisatawan yang berupa valuta asing tersebut akan makin memperkuat neraca pembayaran Negara tujuan.

Negara juga menerima pajak-pajak dari sektor usaha yang bersangkut-paut dengan kepariwisataan. Dari pajak industri perhotelan saja tidak sedikit pajak yang disumbangkan kepada Negara. Industri hotel memerlukan daging, telur, sayur, alat-alat dekorasi dan lain-lain. Hal ini merangsang usaha-usaha peternakan, pertanian, perkebunan, industri ringan seperti barang cenderamata yang dibutuhkan oleh


(62)

16

wisatawan. Dalam putaran selanjutnya, perusahaan-perusahaan tersebut memerlukan makanan ternak, pupuk atau bahan baku dekorasi sehingga menumbuhkan rangkaian kegiatan ekonomi lain.

Wisatwan-wisatawan yang membeli souvenir barang-barang seni akan merangsang kegiatan kreasi seni sehingga senima-seniman memerlukan bahan-bahan tertentu untuk ungkapan kreasi seninya berupa: kayu, cat, kertas, amplas, dan lain-lain. Para pengrajin terangsang pula untuk memproduser barang-barangnya lebih banyak lagi. Toko souvenir akan tumbuh sebagai penyalur barang-barang kreasi seni maupun produksi pengrajin.

Disamping menggiatkan kehidupan ekonomi, pariwisata juga menjadi pendorong dalam pengembangan seni budaya. Beberapa wisatawan, baik wisatawan asing maupun domestik sengaja mengunjungi suatu daerah hanya untuk menyaksikan pertunjukan seni budaya untuk ini kedatangan wisatawan biasanya bertepatan pada acara-acara kebudayaan yang diadakan di waktu-waktu tertentu. Sebagai salah satu daya tarik tujuan wisata, acara seni dipertunjukkan secara umum, seperti seni tari daerah tertentu. Keinginan wisatawan untuk menyaksikan suatu seni budaya adalah didorong oleh rasa ingin mengetahui, mengagumi atau menyelami seni budaya dari daerah yang dikunjungi. Mereka ingin melihat sesuatu yang jarang, berkepribadian asli tetapi indah. Kebutuhan ini akan mendorong pengembangan kreasi, penggalian, pemeliharaan atau pegelaran seni budaya yang baik.


(63)

17

Pariwisata juga bermanfaat pada pemeliharaan lingkungan. Hal ini bisa terwujud bila pembinaannya dilakukan secara baik dan seimbang. Wisatawan ingin menghindar dari suara gaduh dan kebisingan, ingin menghirup udara bersih dan segar, tidak seperti suasana kehidupan sehari-hari yang menjenuhkan. Daerah-daerah tersebut biasanya berupa pantai, gunung-gunung, pedesaan, hutan-hutan, padang-padang perburuan dan lain sebagainya. Gairah wisatawan yang demikian akan mendorong pemeliharaan lingkungan alam.

Manfaat lain dari pariwisata adalah memperluas lapangan dan kesempatan kerja. Kesempatan kerja dan kesempatan usaha tidak hanya pada sektor wisata semata, melinkan juga pada sektor-sektor yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan pengembangan industri pariwisata.

Selanjutnya pariwisata turut memperluas nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan. Hubungan-hubungan yang terjalin antara wisatawan dengan masyarakat yang dikunjunginya akan menempa nilai hidup baru. Manusia akan belajar menghargai nilai-nilai orang lain disamping nilai-nilai yang dimilikinya. Dengan demikian hal ini akan mendorong sikap toleransi dalam pergaulan yang merupakan sarana kuat dalam pembangunan bangsa.

Secara khusus manfaat pariwisata domestik dapat menerbitkan barbagai nilai pergaulan hidup, antara lain berupa:


(64)

18

a. Timbulnya raca cinta tanah air.

b. Menghilangkan rasa kedaerahan atau kesukuan yang berlebihan.

c. Memperluas penggunaan bahasa nasional.

d. Membantuh tumbuhnya budaya Indonesia.

e. Marangsang majunya kesenian daerah, baik berupa ukiran, tarian, maupun lukisan dan lain-lain.

f. Memajukan ekonomi dan membantu pemerataan pembangunan daerah.

g. Membantu pembentukan “nation building”.12

1.5.3.3 Wisatawan

Seseorang atau kelompok yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist). IUOTO (The Internasional Union of Official Travel Organization) menggunakan batasan mengenai wisatawan secara umum : Pengunjung (visitor) , yaitu setiap orang yang datang ke suatu Negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi, ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yakni:

12

Samsurijdal dan Kaelany. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 1997. Hal 31-37


(65)

19

a. Wisatawan (tourist) adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-kurangnya 24 jam di suatu Negara dan tujuan perjalananya dapat digolongkan menjadi:

1. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.

2. Hubungan dagang, keluarga, konferensi dan misi

b. Pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal disuatu Negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.13

Menurut G. A Schmoll, wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.14

Sedangkan P.W. Ogilive, seorang ahli kepariwisataan memberi batasan wisatawan sebagi berikut: Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka

13

Oka A Yoeti. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung:Angkasa. 1996. hal 4

14


(66)

20

mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut.15

Kata sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Dari berbagai batasan pengertian tentang wisatawan di atas, dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu dengan tujuan untuk menikmati hal-hal baru dari perjalanannya.

1.5.4 Sosial- ekonomi

1.5.4.1 Pengertin sosial-ekonomi

Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan, teman. Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja, teman sekampung dan sebagainya. Dalam hal ini kawan adalah mereka (orang-orang) yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain.

16

Istilah Ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara harafiah, Sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya bahwa manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya

15

Ibid 141

16


(67)

21

ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

1.5.4.2 Kondisi Sosial Ekonomi

Pengertian kondisi Sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.

Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem


(68)

22

pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.

Menurut Melly G. Tan bahwa bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh Mahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kedudukan sosial ekonomi dititikberatkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang layak.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil mencukupi kebutuhan hidupnya.

Melly G. Tan mengatakan untuk melihat kondisi sosial ekonomi keluarga atau masyarakat itu dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Berdasarkan hal ini maka keluarga atau kelompok masyarakat itu dapat digolongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi.

1. Golongan berpenghasilan rendah

Yaitu keluarga yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang


(69)

23

minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain karena tuntutan kehidupan yang keras, perkembangan anak dari keluarga itupun menjadi agresif. Sementara itu orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap perilaku anaknya.

2. Golongan berpenghasilan sedang

Yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. 3. Golongan berpenghasilan tinggi

Yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sebagian dari pendapatan yang diterima dapat ditabung dan digunakan untuk kebutuhan lain ataupun kebutuhan di masa mendatang

1.5.5 Masyarakat

R. Linton mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Kemudian pendapat dari Prof.M.M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Dan Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.17

17


(1)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini berjudul “Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir)

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua orangtua tercinta penulis Bapak Hamonangan Damanik dan Mamak Romenli Sidabutar yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta yang selalu mendoakan penulis sampai saat ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada, adek-adek ku tercinta Ines Lidwina Damanik, Owen Brendsan Damanik, Festy Marietsa Damanik dan Winber Damanik yang selalu memberi dukungan dan semangat serta selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan waktu, tenaga, sumbangan pemikiran, dan yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Semua dosen dan staf pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah

memberikan pengetahuan semenjak penulis kuliah di Ilmu Administrasi Negara yang medidik penulis selama proses perkuliahan.

5. Seluruh Staf Pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis segala urusan administrasi.

6. Seluruh pegawai dan staf Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten

Samosir yang sudah banyak membantu peneliti dalam mendapatkan data dan penyusunan skripsi.


(2)

iii

7. Kepada masyarakat Tuktuk Siadong yang menjadi informan penelitian,

terima kasih telah membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.

8. Kepada Mak tua Ranti Sidabutar, Pak tua Frans dan Tante Sita Sidabutar

yang telah menjadi orang tua kedua bagi saya, selalu memberi saran, semangat dan motivasi.

9. Kepada keluarga besar dan saudara-saudaraku Enzo Sinaga, Riandy

Sinaga, Sayanta Sinaga, dan Welda Eo Sigiro yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

10. Teman-teman seperjuangan GM: Marsintauli Nababan Fidelia

Sitanggang, Yeyen Oktaviani Barus, Evawaty Situmorang, Roslina Sinaga, Oktri Saktiani Simanullang dan Samuel Simanjorang yang selalu setia mendukung, menghadapi suka duka selama perkuliahan ini, yang selalu memberi semangat dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman SMA Cahaya Medan yang selalu memberi semangat Nia

Lince Sembiring, Maydhisa Pinem dan Novita Sari Ginting.

12. Teman-teman yang selalu membuat tersenyum Dody Parningotan

Siallagan, Juni Fortin Am.Gizi, Artha Maria Sidabutar, Paulus Silalahi, Melisa Lubis S.pd.

13. Teman-teman kelompok 1 magang Desa Kwala Besar

14. Terima kasih buat teman-teman Administrasi Negara 2012 untuk setiap

dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam proses pengerjaan skripsi ini. Sukses buat kita semua ya, AN 1 AN Jaya.

15. Buat semua pihak yang terlilbat dalam penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terimakasih banyak.

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi panduan belajar dan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu Administrasi Negara secara khusus dan masyarakat secara umum. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2016


(3)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK . ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL . ... vi

DAFTAR GAMBAR .. ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Kerangka Teori ... 6

1.5.1 Pengertian Dampak ... 7

1.5.2 Pembangunan Pariwisata .. ... 8

1.5.3 Pariwisata... 12

1.5.3.1Pengertian Pariwisata ... 12

1.5.3.2Manfaat pariwisata ... 15

1.5.3.3Wisatawan ... 18

1.5.4 Sosial-Ekonomi ... 20

1.5.4.1Pengertian sosial ekonomi….. ... 20

1.5.4.2Kondisi sosial ekonomi . ... 21

1.5.5 Masyarakat ... 23

1.5.6 Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi ... 24

1.6Defenisi Konsep ... 25

1.7Sistematika Penulisan ... 26

BAB II METODE PENELITIAN ... 28

2.1 Bentuk Penelitian ... 28

2.2 Lokasi Penelitian ... 29

2.3 Informan Penelitian ... 29

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30


(4)

v

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN …. ... 32

3.1Gambaran Umum Kelurahan Tuktuk Siadong ... 32

3.1.1 Demografi . ... 32

3.1.2 Kependudukan .. ... 33

3.1.2.1Jumlah Penduduk .. ... 33

3.1.2.2Penduduk Berdasarkan Pekerjaan .. ... 33

3.1.2.3Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 35

3.1.3 Sejarah Tuktuk Siadong sebagai Daerah Wisata . .... 36

3.2Gambaran Umum Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir…... 38

3.2.1 Visi dan Misi Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir .. ... 38

3.2.2 Tujuan dan Sasaran .. ... 39

3.2.3 Tugas pokok dan fungsi dinas pariwisata, Seni dan budaya kabupaten samosir . ... 41

3.2.4 Struktur Organisasi. ... 47

BAB IV PENYAJIAN DATA . ... 4.1 Pembangunan Pariwisata Kabupaten Samosir . ... 49

4.2 Pariwisata Dikawasan Tuktuk Siadong . ... 52

4.3 Dampak Pariwisata terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Tuktuk Siadong.. ... 58

BAB V ANALISIS DATA . ... 65

BAB VI PENUTUP . ... 67

6.1 Kesimpulan ... 67

6.2 Saran. ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(5)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data penduduk berdasarkan pekerjaan .…….. ... 34 Tabel 3.2 data penduduk berdasarkan pendidikan .. ... 36 Tabel 4.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara Dan Wisatawan Mancanegara Ke Hotel Tahun 2012-2015 Kabupaten Samosir.. ... 56


(6)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Tuktuk Siadong … ... 53 Gambar 4.2 Open Stage Dan Gedung Kesenian Tuktuk Siadong.. .. 54