Kuat Lentur SIFAT MEKANIK GENTENG KOMPOSIT POLIMER .1 Kekuatan Tarik

kekuatan tarik terbesar diperoleh pada komposisi serat 5, kenaikan mencapai 118,40 kgfcm 2 dan kembali melemah pada sampel 6. Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa komposisi serat memberi pengaruh terhadap sifat mekanik terutama kuat tarik. Kenaikan nilai kekuatan tarik berbanding lurus dengan jumlah serat yang digunakan, semakin tinggi fraksi volume serat, maka kekuatan tariknya semakin tinggi, karena semakin banyak serat yang digunakan maka semakin banyak komponen penguat untuk menahan beban, tetapi peningkatan fraksi volume serat mempunyai batas maksimum, apabila serat yang digunakan melebihi batas maksimum maka kekuatan tariknya akan menurun, hal ini disebabkan tingkat pembasahan matrik terhadap serat berkurang yang mengakibatkan melemahnya kemampuan matrik mengikat serat. Kekuatan perekatan matrik sangat berpengaruh terhadap kekuatan komposit, jika ikatan matrik dan serat sempurna, maka kekuatan komposit ditentukan oleh kekuatan seratnya, adanya adhesi yang kuat antara matrik dan serat membuat bidang antar muka menjadi kuat. selain itu arah serat juga merupakan hal penting dalam penguatan komposit, karena arah serat berkaitan erat dengan penyebaran gaya yang bekerja pada komposit.

4.2.2 Kuat Lentur

Kuat lentur merupakan kemampuan benda terhadap pembebanan maksimum persatuan luas. Data hasil pengukuran dapat dihitung kekuatan lentur menggunakan Persamaan 2.8. Data hasil penelitian selengkapnya disajikan dalam pada Lampiran 4 dan nilai kuat lentur rata-rata disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.4 Nilai rata-rata kuat lentur Nomor Sampel Persentase Berat Polipropilen : Aspal : Pasir : Serat Nanas Rata-rata Kuat Lentur kgfcm 2 Rata-rata Kuat Lentur MPa 1 10 : 10 : 80 : 0 32,01 3,14 2 10 : 10 : 79 : 1 85,25 8,36 3 10 : 10 : 78: 2 94,70 9,29 4 10 : 10 : 77 : 3 106,6 10,47 5 10 : 10 : 76 : 4 107,8 10,51 6 10 : 10 : 75 : 5 89,83 8,81 Dari hasil penelitian diperoleh kuat lentur yang paling tinggi pada sampel 5 dengan fraksi berat serat nanas 4 yaitu sebesar 107,18 kgfcm 2 atau sama dengan 10,51 MPa dan nilai kuat lentur terendah diperoleh pada sampel 6, yaitu 89,83 kgfcm 2 sama dengan 8,81 MPa. Gambar 4.4 Grafik Uji Lentur-Komposisi Pasir:Serat 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 80:0 79:1 78:2 77:3 76:4 75:5 Rat a- Rat a K u at T ek an kgf cm 2 Grafik Uji Lentur Komposisi Pasir : Serat Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.4 di atas maka dapat dilihat bahwa pertambahan kekuatan lentur spesimen sangat dipengaruhi oleh komposisi material penyusun. Pada sampel 1 yang tidak diperkuat serat diperoleh hasil uji spesimen kuat lentur sebesar 32,01 kgfcm 2 . Untuk sampel 2 sampai sampel 5 kekuatan cenderung meningkat, penambahan kekuatan ini seiring dengan bertambahnya jumlah serat nanas yang digunakan. Ini artinya penempatan serat nanas secara kontinu dan searah dapat menambah kekuatan lentur material komposit hingga 107,18 kgcm 2 Untuk sampel 6 dengan fraksi berat serat nanas sebesar 5 mengalami penurunan kekuatan menjadi 89,83 kgcm 2 . Kuat lentur tertinggi yang diperoleh dari penelitian ini adalah 107,18 kgcm 2 atau sama dengan 10,50 MPa, nilai ini lebih tinggi dibandingkan kuat lentur genteng komersil yaitu sebesar 10 MPa. Nilai uji lentur selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2.3. Kuat Impak