Selain dari bahan-bahan di atas, untuk memperkuat ikatan antara bahan-bahan komposit dipakai polipropilen. Penelitian ini memaparkan secara komprehensif tentang
pembuatan dan karakterisasi genteng yang terbuat dari bahan aspal, polipropilen, dan serat nanas.
Pemilihan polimer termoplastik jenis polipropilena PP sebagai matriks dalam komposit penelitian ini dikarenakan polimer ini mudah diproses, titik leleh relatif tinggi
±180°C, densitas rendah dan termasuk kclompok yang paling ringan diantara bahan polimer, tahan korosi, penghantar panas dan listriknya rendah. Dari sifat dan biaya prosesnya
relatif murah, mudah dipcrolch di pasaran, serta dapat didaur ulang. Polipropilcna digunakan secara luas untuk aplikasi seperti alat-alat keperluan rumah tangga, pipa, komponen mobil
omotive parts, lantai, dan peralatan militer. Pemilihan pasir sebagai filler dalam penelitian ini diharapkan dapat mengubah
karakteristik bahan misalnya mcningkatkan sifat konduktivitas panas serta penyebarannya, mengeraskan matriks dan membuatnya kaku, mengurangi tegangan internal, mengurangi
koefisien muai panas, dan biaya produksi materialnya dapat ditekan. Dengan pemilihan bahan-bahan di atas diharapkan genteng yang dihasilkan memiliki
sifat mekanik yang lebih baik atau paling tidak sama dengan genteng aspal yang sudah ada di pasaran. Sifat mekanik yang perlu diperhatikan dalam pembuatan genteng adalah
kekuatan tarik, kekuatan lentur, kerapatan, daya serap air, dan pengujian nyala. Hal ini dikarenakan fungsi genteng adalah pelindung bangunan.
Di dalam penelitian ini peneliti akan membuat beberapa sampel dengan komposisi dan orientasi serat yang berbeda untuk mendapatkan hasil genteng yang paling baik.
Diharapkan hasil yang didapatkan akan berguna menambah variasi genteng yang sudah ada di pasaran.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dikemukakan pada penelitian ini adalah: 1.
Apakah serat nanas layak digunakan sebagai bahan campuran komposit genteng aspal?
2. Pada komposisi optimum berapa bahan pasir dan serat nanas yang digunakan
sehingga dapat menghasilkan genteng yang memenuhi standar?
Universitas Sumatera Utara
3. Berapa orientasi serat nanas optimum yang digunakan sehingga dapat menghasilkan
genteng yang memenuhi standar?
1.3 BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada: 1.
Bahan yang digunakan dalam campuran pembuatan genteng polimer adalah aspal iran penetrasi 6070, pasir, polipropilen, dan serat nanas
2. Variabel tetap yaitu aspal iran 6070 10, polypropilen 10, variabel bebas yaitu
pasir dan serat nanas dengan variasi komposisi 80:0, 79:1, 78:2, 77:3, 76:4, 75:5. Serat nanas yang digunakan adalah serat panjang 15 cm dengan orientasi 0
o
, 45
o
, dan 90
o
3. Pengujian sifat fisis, meliputi uji kerapatan dan uji daya serap air, sifat mekanik
meliputi uji kekuatan lentur, kuat tarik dan uji impak sedangkan uji termal meliputi
ketahanan nyala dan waktu bakar.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Membuat genteng aspal yang diperkuat serat daun nanas dan pasir 2.
Mengetahui komposisi pasir : polipropilen : serat nanas : aspal yang paling optimum dari segi sifat-sifat mekanis, sifat-sifat fisis, dan sifat termalnya
3. Mengetahui orientasi serat yang paling optimum yang memenuhi standar atau
spesifikasi genteng aspal yang sudah ada di pasaran
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan informasi tentang pemanfaatan serat nanas sebagai bahan komposit
secara luas 2.
Memberikan informasi tentang genteng polimer yang mempunyai nilai ekonomis, bermutu
dan ramah
lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOMPOSIT
Pengertian komposit adalah bahan yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabung Kroschwitz, 1987. K. Van Rijswijk et.al
dalam bukunya Natural Fibre Composites 2001 menjelaskan komposit adalah bahan hibrida yang terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat,
menggabungkan sifat-sifat mekanik dan fisik. Ilustrasi ikatan dan sifat fisik polimer dapat dilihat pada gambar 2.1.
fiber serat resin composite material Gambar 2.1. Komposisi Komposit
Sumber: K. van Rijswijk, et.al, 2001 Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro yang
didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda dalam
bentuk dan atau komposisi material yang tidak dapat dipisahkan Schwartz, 1984. Material komposit mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
Schwartz, 1997: 1. Bobotnya ringan
2. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik 3. Biaya produksi murah
4. Tahan korosi
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Peter 2002 menjelaskan keuntungan dan kerugian komposit di dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Keuntungan dan Kerugian dari Komposit Komersial Jurnal Penelitian Characterization and Treatments of Pineapple Leaf Fibre
Thermoplastic Composite For Construction Application, Munirah Mochtar, et.al, 2007
Keuntungan Kerugian
- Berat berkurang
- Rasio antara kekuatan atau rasio
kekakuan dengan berat tinggi -
Sifat-sifat yang
mampu beradaptasi:
Kekuatan atau
kekakuan dapat
beradaptasi terhadap pengaturan beban
- Lebih tahan terhadap korosi
- Kehilangan sebagian sifat dasar
material -
Ongkos manufaktur rendah -
Konduktivitas termal
atau konduktivitas listrik meningkat
atau menurun -
Biaya bertambah untuk bahan baku dan fabrikasi
- Sifat-sifat bidang melintang lemah
- Kelemahan
matrik, kekerasan
rendah -
Matriks dapat
menimbulkan degradasi lingkungan
- Sulit dalam mengikat
- Analisa sifat-sifat fisik dan mekanik
sulit dilakukan, analisis untuk efisiensi damping tidak mencapai
konsensus
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa aplikasi komposit masih terbatas disebabkan oleh faktor ekonomi. Karena komposit menggunakan serat gelas atau
material teknik yang lain sebagai penguat, biaya bahan mentah dan biaya fabrikasi akan menjadi tinggi. Hal ini jelas terlihat pada bidang industri yang
memanfaatkan material komposit, seperti pada bidang penerbangan dan kelautan.
Material komposit terdiri dari dua buah penyusun yaitu filler bahan pengisi dan matrik. Adapun definisi dari keduanya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit,
biasanya berupa serat atau serbuk. Serat yang sering digunakan dalam pembuatan komposit antara lain serat E-Glass, Boron, Carbon dan lain
sebagainya. Bisa juga dari serat alam antara lain serat kenaf, jute, rami, cantula dan lain sebagainya.
2. Matriks. Gibson R.F. 1994 mengatakan bahwa matriks dalam struktur
komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matriks
secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit. Matriks memiliki fungsi:
1.
Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur
2.
Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan
3.
Mentransfer dan mendistribusikan beban ke serat
4.
Menyumbangkan beberapa sifat seperti, kekakuan, ketangguhan dan tahanan listrik.
2.1.1 Klasifikasi Komposit
Berdasarkan matriks yang digunakan komposit dapat dikelompokkan atas: 1.
MMC: Metal Matriks Composite menggunakan matriks logam Metal Matriks Composite adalah salah satu jenis komposit yang memiliki
matriks logam. MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah Continous Filamen MMC yag digunakan
dalam industri penerbangan 2.
CMC: Ceramic Matriks Composite menggunakan matriks keramik CMC merupakan material dua fasa dengan satu fasa berfungsi sebagai
penguat dan satu fasa sebagai matriks dimana matriksnya terbuat dari keramik. Penguat yang umum digunakan pada CMC adalah; oksida,
carbide, nitride. Salah saru proses pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX yaitu proses pembentukan komposit dengan reaksi oksidasi
leburan logam untuk pertumbuhan matriks keramik di sekeliling daerah filler
.
Universitas Sumatera Utara
3. PMC: Polymer Matriks Composite menggunakan matriks polimer. Polimer merupakan matriks yang paling umum digunakan pada material
komposit. Karena memiliki sifat yang lebih tahan terhadap korosi dan lebih ringan. Matriks polimer terbagi 2 yaitu termoset dan termoplastik.
Perbedaannya polimer termoset tidak dapat didaur ulang sedangkan termoplastik dapat didaur ulang sehingga lebih banyak digunakan
belakangan ini. Jenis-jenis termoplastik yang biasa digunakan adalah polypropylene PP, polystryrene PS, polyethylene PE, dan lain-lain
Berdasarkan serat yang digunakan komposit serat fiber-matriks composites dibedakan menjadi:
1. Fibre composites komposit serat adalah gabungan serat dengan matrik. 2. Flake composites adalah gabungan serpih rata dengan matrik.
3. Particulate composites adalah gabungan partikel dengan matrik. 4. Filled composites adalah gabungan matrik continous skeletal
5. Laminar composites adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina. Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu:
1. Continuous Fibre Composite
Tipe ini mempunyai susunan serat panjang dan lurus, membentuk lamina diantara matriksnya. Tipe ini mempunyai kelemahan pemisahan antar
lapisan. 2.
Woven Fibre Composite bi-directional Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena
susunan seratnya mengikat antar lapisan. Susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan melemah.
3. Discontinous Fibre Composite
Discontinous Fibre Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 : a
Aligned discontinous fibre b
Off-axis aligned discontinous fibre
Universitas Sumatera Utara
c Randomly oriented discontinous fibre
Berdasarkan strukturnya komposit dibedakan atas: 1.
Particulate Composite Materials komposit partikel merupakan jenis komposit yang menggunakan partikelbutiran sebagai filler pengisi.
Partikel berupa logam atau non logam dapat digunakan sebagai filler. 2.
Fibrous Composite Materials komposit serat terdiri dari dua komponen
penyusun yaitu matriks dan serat. 3.
Structural Composite Materials komposit berlapis terdiri dari sekurang-
kurangnya dua material berbeda yang direkatkan bersama-sama. Proses pelapisan dilakukan dengan mengkombinasikan aspek terbaik dari masing-
masing lapisan untuk memperoleh bahan yang berguna. Untuk lebih jelasnya, pembagian komposit dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.2. Struktur Bagan Komposit
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Faktor Ikatan Fiber-Matriks
Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material yang mempunyai perpaduan dua sifat dasar yaitu kuat
namun juga ringan. Komposit serat yang baik harus mampu menyerap matriks yang memudahkan terjadi antara dua fase Schwartz, 1984. Selain itu komposit
serat juga harus mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan yang tinggi, karena serat dan matriks berinteraksi dan pada akhirnya terjadi pendistribusian
tegangan. Kemampuan ini harus dimiliki oleh matriks dan serat. Hal yang mempengaruhi ikatan antara serat dan matriks adalah void, yaitu adanya celah
pada serat atau bentuk serat yang kurang sempurna yang dapat menyebabkan matrik tidak akan mampu mengisi ruang kosong pada cetakan. Bila komposit
tersebut menerima beban, maka daerah tegangan akan berpindah ke daerah void sehingga akan mengurangi kekuatan komposit tersebut Schwartz, 1984.
2.1.3 Faktor Ikatan Filler-Matriks
Dengan adanya partikel berupa filler, maka pada beberapa daerah pada resin sebagai matriks akan terisi oleh partikel, sehingga pada saat terjadi
interlamellar stretching , deformasi yang terjadi pada bagian amorph dapat
diminimalisir oleh partikel. Mekanisme penguatannya adalah bahwa dengan adanya partikel, maka jarak antara bagian polimer yang strukturnya kristalin
berbentuk seperti lempenganlamelar akan diperpendek oleh adanya partikel tadi. Dengan semakin meningkatnya jumlah partikel yang ada sampai pada
batasan tertentu dimana matriks masih mampu mengikat partikel, maka deformasi yang terjadi juga akan semakin berkurang, karena beban yang
sebelumnya diterima oleh matriks akan diteruskan atau ditanggung juga oleh partikel sebagai penguat.
Ikatan antara matriks dan filler harus kuat. Apabila ikatan yang terjadi cukup kuat, maka mekanisme penguatan dapat terjadi. Tetapi apabila ikatan antar
permukaan partikel dan matriks tidak bagus, maka yang terjadi adalah filler hanya akan berperan sebagai impurities atau pengotor saja dalam spesimen. Akibatnya
Universitas Sumatera Utara
filler akan terjebak dalam matriks tanpa memiliki ikatan yang kuat dengan
matriksnya . Sehingga akan ada udara yang terjebak dalam matriks sehingga dapat
menimbulkan cacat pada spesimen. Akibatnya beban atau tegangan yang diberikan pada spesimen tidak akan terdistribusi secara merata. Hal inilah yang
menyebabkan turunnya kekuatan mekanik pada komposit. Ikatan antar permukaan yang terjadi pada awalnya merupakan gaya adhesi
yang ditimbulkan karena kekasaran bentuk permukaan, yang memungkinkan terjadinya interlocking antar muka, gaya elektrostatik yaitu gaya tarik menarik
antara atom bermuatan ion, ikatan Van der Waals karena adanya dipol antara partikel dengan resin. Permulaan kekristalan nukleasi pada polimer bisa terjadi
secara acak di seluruh matriks ketika molekul-molekul polimer mulai bersekutu nukleasi homogen atau mungkin juga terjadi disekitar permukaan suatu kotoran
impurities asing, yaitu mungkin suatu nukleator sengaja ditambahkan sehingga terjadi nukleasi heterogen. Jadi partikel yang ditambahkan pada polimer akan
berpengaruh terhadap kristalisasi dari polimer itu sendiri. Peningkatan volume filler akan mengurangi deformability khususnya
pada permukaan dari matriks sehingga menurunkan keuletannya. Selanjutnya, komposit akan memiliki kekuatan lentur yang rendah. Namun apabila terjadi
ikatan antara matriks dan filler kuat sifat mekanik akan meningkat karena distribusi tegangan merata.
Pola distribusi dari partikel juga akan mempengaruhi kekuatan mekanik. Pola distribusi partikel dalam matriks dapat dianalisa secara sederhana dengan
menghitung densitas dari komposit pada beberapa bagiannya dalam satu variabel. Dari hasil perhitungannya, densitas komposit memiliki nilai-nilai yang berbeda-
beda dalam satu variabelnya. Hal ini menunjukkan pola sebaran dari partikel yang kurang homogen.
Pada penelitian ini komposit dianalisa secara makroskopik. Makroskopik adalah menganalisa bahan komposit dengan anggapan bahan komposit bersifat
homogen sehingga dalam analisa kekuatan komposit berdasarkan kekuatan komposit secara keseluruhan. Sedangkan tinjauan secara mikroskopik pada
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini diabaikan. Mikroskopik adalah menganalisa bahan komposit berdasarkan interaksi antara penguat dan matriksnya.
2.1.4 Pembebanan
Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal ini berarti bahwa orang yang membuat struktur menciptakan sifat-sifat
bahan komposit yang dihasilkan. Proses manufaktur yang digunakan biasanya merupakan bagian yang kritikal yang berperan menentukan kinerja struktur yang
dihasilkan. Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu
struktur harus menahannya yaitu tarik, tekan, geserlintang dan lentur. 1. Tarik
Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan resinnya. 2. Tekan
Sifat daya rekat dan kekakuan dari sistem resin sangat penting. Resin menjaga serat sebagai kolom lurus dan mencegah dari tekukan buckling.
3. GeserLintang Beban ini mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan seratnya. Di bawah
beban geser resin memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk membuat komposit tahan terhadap beban geser,
unsur resin diharuskan tidak hanya mempunyai sifat-sifat mekanis yang baik tetapi juga daya rekat yang tinggi terhadap serat penguat.
4. Lenturan Beban lentur sebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser.
Ketika beban seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi tekan, bagian bawah terjadi tarik dan bagian tengah lapisan terjadi geser.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Daya Serap Air Water Absorbtion
Water-absorbtion dalam komposit merupakan kemampuan komposit
dalam menyerap uap air dalam waktu tertentu. Water-absorbtion pada komposit merupakan salah satu masalah terutama dalam penggunaan komposit di luar
ruangan. Semua komposit polimer akan menyerap air jika berada di udara lembab atau ketika polimer tersebut dicelupkan di dalam air. Water-absorption pada
komposit berpenguat serat alami memiliki beberapa pengaruh yang merugikan dalam propertiesnya dan mempengaruhi kemampuannya dalam jangka waktu
yang lama juga penurunan secara perlahan dari ikatan interface komposit serta menurunkan sifat mekanis komposit seperti kekuatan tariknya. Penurunan ikatan
interface komposit menyebabkan penurunan properties mekanis komposit
tersebut. Karena itu, pengaruh dari water-absorption sangat vital untuk penggunaan komposit berpenguat serat alami di lingkungan terbuka.
Salah satu karakteristik serat alami memiliki kemampuan menyerap air yang lebih besar. Adanya serat alam yang memiliki kemampuan menyerap air
sebesar 11- 12 Surdia et al, menyebabkan komposit berpenguat serat alami dapat menyerap air lebih. Semakin besar fraksi volume serat pada komposit
menyebabkan peningkatan water absorpton. Demikian pula ikatan matrik dengan serat membuat adanya celah yang membuat aliran air dapat masuk secara
kapilarisasi Dhakal et.al 2006.
2.2 JENIS-JENIS ATAP Atap merupakan salah satu elemen dari sebuah interior yang saling
melengkapi dengan elemen-elemen penunjang lainnya. Selain itu atap berfungsi sebagai pelindung dari berbagai cuaca sehingga konstruksi dan bentuknya
haruslah menunjang untuk menghadapi problem yang disebabkan oleh bunyi, panas, dingin, dan hujan. Pemilihan material atap pun harus benar-benar
diperhatikan. Kualitas atap dapat dinilai baik, jika mempunyai struktur yang kuat serta tahan lama, sehingga elemen pendukung atap harus dirancang sedemikian
rupa agar atap tetap kuat dan awet. Berbagai macam bahan material yang biasa
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagai atap antara lain yaitu atap alang-alang, sirap, beton, kaca, asbes, genteng, dan sirap. Beragam material tersebut mempunyai karakteristik
tersendiri. Pastikan material yang digunakan dan teknik pengerjaannya kuat, aman, dan tahan lama.
Genteng adalah elemen utama pelindung bangunan dari panas dan hujan. Jenis, bentuk, dan warnanya berkembang mengikuti tren desain arsitektur.
Fungsinya pun tidak lagi sebatas penutup atap, tapi sekaligus elemen mempercantik.
Pemanfaatan teknologi juga tak bisa dikesampingkan. Selain untuk mendapatkan produk kualitas prima, pemanfaatan teknologi merambah pada
produk yang ramah lingkungan. Sejak isu pemanasan global mencuat ke permukaan, pemakaian bahan bangunan ramah lingkungan jadi tren di seluruh
dunia. Produsen atap tak mau ketinggalan dan berlomba-lomba menawarkan produk atap ramah lingkungan. Ada beberapa pilihan penutup atap yang
berkualitas dan murah.
Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
1. Tinjauan terhadap iklim setempat 2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut 4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia Adapun jenis-jenis atap yang beredar di pasaran antara lain adalah:
1. Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin eusideroxylon zwageri ini ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah-rumah bergaya
pedesaan yang menyatu dengan alam.
2. Atap genteng tanah liat tradisional Material ini banyak dipergunakan untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah
liat yang dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng
menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Seiring waktu, warna dan penampilan genteng akan berubah. Pada permukaannya biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang dengan gaya
rumah tertentu mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar orang tidak menyukai tampilan ini.
3. Atap genteng keramik
Material genteng ini berbahan dasar tanah liat. Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat
diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20
–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian modern di perkotaan.
4. Atap genteng beton Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tradisional, hanya
bahan dasarnya berupa campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air. Sedangkan untuk
kekuatan, genting beton punya daya tahan cukup lama, yakni 20 tahun. Namun karena bobotnya yang berat, genting beton hanya dapat disandingkan dengan
penampang kuat seperti rangka baja ringan. Per meter persegi bidang atap, biasanya dibutuhkan 10 keping genteng beton, sementara bobot perbuahnya
sekitar 4 kg- 4,5 kg. Di pasaran, tersedia beragam warna dan bentuk genteng
Universitas Sumatera Utara
beton. Mulai dari warna natural, seperti terakota dan coklat, sampai ke warna- warna cerah semisal biru dan hijau. Dari bentuknya, terdapat dua jenis genting
beton, yaitu flat rata dan bergelombang. Genteng flat, biasa digunakan untuk rumah bergaya modern minimalis
5. Atap seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng secara elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata seng
berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.
6. Atap dak beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan
kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot.
Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan
waterproof pada bagian atasnya.
7. Atap genteng metal
Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Hanya jenis bahan dasar yang membedakan. Genting metal terbuat dari logam, dengan bobot ringan. Ada
dua jenis bahan pelapis yang dipakai, baja ringan dan galvanis. Dipasaran beredar dua jenis genting metal, yang berlapis pasir dan tidak. Lapisan pasir berfungsi
untuk menahan panas, dan harganya pun lebih mahal sekitar Rp100 ribuan per keping di banding yang tidak berpasir. Untuk pemasangan genting metal
Universitas Sumatera Utara
memerlukan peralatan khusus. Kalau menggunakan rangka atap baja ringan, diperlukan paku galvanis dan sekrup baja.
Genteng ini ditanam pada balok gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat. Ukurannya
lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60 –120 cm, dengan ketebalan 0,3
mm.
8. Atap Genteng Aspal Material genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran
lembaran bitumen turunan aspal dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang
menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.
Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak
mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk
lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.
9. Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya
terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun
harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.3 ASPAL