Biografi Singkat

IV.1.1 Biografi Singkat

Faisal Habibi lahir di Jakarta pada tahun 1984. Ia lulus dari Studio Patung Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung pada tahun 2008. Saat ini ia

menetap dan bekerja di Bandung. Dalam medan seni rupa Indonesia, Faisal telah dikenal sebagai perupa yang khas dengan karya tiga dimensinya. Ia aktif dalam berpameran kelompok di berbagai macam ruang seni di Indonesia, khususnya di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Ia juga sempat memenangkan berbagai macam kompetisi seni rupa tingkat nasional, salah satunya adalah Kompetisi Trimatra yang digelar oleh Komunitas Salihara pada tahun 2013. Sebagai hadiah kemenangan kompetisi tersebut, ia menjalani program residensi di Zentrum für Kunst und Urbanistik , Berlin, Jerman. Dalam wawancaranya dengan Febrina Anindita di Whiteboard Journal pada tahun 2016, Faisal menceritakan bahwa perkenalannya dengan seni rupa dimulai dari cita-cita masa kecilnya, yaitu menjadi seorang insinyur. Di masa itu, ia mengartikan insiyur sebagai profesi seseorang yang membangun sesuatu. Sejak kecil, Faisal juga telah terampil dalam membuat kreasi benda-benda sederhana seperti mainan buatan sendiri. “Mungkin, karya pertama saya adalah mainan yang biasa saya buat sendiri waktu kecil dari mulai layang-layang, mobil-mobilan dari bambu beroda sandal jepit bekas sampai petasan bekas busi motor. Karena sedari kecil saya memang tidak pernah dibelikan mainan oleh orang tua saya. Cukup merasa kesal yang berkepanjangan akan kodisi itu, namun saya merasa bersukur di kemudian hari terlebih pada saat kuliah di seni rupa. Pengalaman masa kecil itu menjadikan saya tidak sulit untuk beradaptasi dengan material, craftsmanship, dan tidak mudah terjebak pada teknik tertentu.” Kata Faisal, saat ditanya apa karya pertamanya.

Lalu, saat ia SD, ia mengenal profesi arsitek dan bergeserlah cita-citanya menjadi seorang arsitek. Selanjutnya saat akhir masa SMA, dimana ia harus memutuskan jurusan apa yang harus ia pilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ia menganggap jurusan desain merupakan pilihan yang menarik, sedikit berbeda dengan arsitek tapi masih dalam cita-cita yang sama, yakni berkutat seputar tentang membangun bentuk. Mendengar rencana itu, kakaknya menyarankan ia untuk masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Ia pun mempersiapkan diri untuk ujian masuk FSRD ITB dengan mengikuti program bimbingan belajar di Bintang Merah Jakarta. Selama satu tahun, ia dilatih dalam mengolah ide, gagasan Lalu, saat ia SD, ia mengenal profesi arsitek dan bergeserlah cita-citanya menjadi seorang arsitek. Selanjutnya saat akhir masa SMA, dimana ia harus memutuskan jurusan apa yang harus ia pilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, ia menganggap jurusan desain merupakan pilihan yang menarik, sedikit berbeda dengan arsitek tapi masih dalam cita-cita yang sama, yakni berkutat seputar tentang membangun bentuk. Mendengar rencana itu, kakaknya menyarankan ia untuk masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Ia pun mempersiapkan diri untuk ujian masuk FSRD ITB dengan mengikuti program bimbingan belajar di Bintang Merah Jakarta. Selama satu tahun, ia dilatih dalam mengolah ide, gagasan

“Secara luas dalam seni tiga dimensi juga demikian membangun sesuatu dari dalam, menghadirkannya di dalam ruang, menyampaikannya melalui volume dan merefleksikannya melalui bayangan. Berkarya tiga dimensi juga menjadi metode bagi saya untuk lebih mengenal diri sendiri. Membangun patung adalah membangun diri sendiri, menempatkan patung pada ruang adalah menempatkan diri di tengah masyarakat dan bayangan adalah kesan dan hasil dari toleransi dengan ruang. ” -Faisal Habibi dalam wawancaranya dengan Whiteboard Journal.

Ia juga mengatakan bahwa dalam berkarya, ia tertarik dengan isu keseharian. Faisal ingin mempertanyakan lebih jauh hal-hal yang paling dekat, yang biasanya dianggap remeh menjadi sesuatu yang penting.