1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Diabetes mellitus DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai
dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, dan
menimbulkan berbagai komplikasi akut serta kronik, yang disertai lesi pada membran basalis Mansjoer, 1999.
Jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India 31,7
juta, Cina 20,8 juta, dan Amerika Serikat 17,7 juta. Diperkirakan jumlah penderita DM akan meningkat pada tahun 2030 yaitu India 79,4 juta, Cina
42,3 juta, Amerika Serikat 30,3 juta dan Indonesia 21,3 juta. Jumlah penderita DM tahun 2000 di dunia termasuk Indonesia tercatat 175,4 juta orang,
dan diperkirakan tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang, tahun 2020 menjadi 300 juta orang dan tahun 2030 menjadi 366 juta orang Darmono, 2007.
Penderita DM terjadi gangguan berupa kerusakan sistem saraf, kerusakan sistem saraf neurophati dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kerusakan
sistem saraf perifer, kerusakan sistem saraf otonom dan kerusakan sistem saraf motorik. Kerusakan sistem saraf perifer pada umumnya dapat menyebabkan
kesemutan, nyeri pada tangan dan kaki, serta berkurangnya sensitivitas atau mati rasa. Kaki yang mati rasa insensitivity akan berbahaya karena penderita tidak
Universitas Sumatera Utara
2
dapat merasakan apa-apa sekalipun kakinya terluka, sehingga pada umumnya penderita diabetes mellitus terlambat untuk menyadari bahwa telah terjadi luka
pada kakinya, hal ini semakin diperparah karena kaki yang terluka tersebut tidak dirawat dan mendapat perhatian serius, serta ditambah dengan adanya gangguan
aliran darah ke perifer kaki yang disebabkan karena komplikasi makrovaskular, mengakibatkan luka tersebut sukar untuk sembuh dan akan menjadi borokulkus
Soebardi, 2006. Ulkus tersebut dapat berkembang menjadi kematian jaringan, yang apabila
tidak ditangani dengan baik secara intensive dapat menyebabkan gangren, yang pada penderita DM disebut dengan gangren diabetik. Gangren diabetik
merupakan suatu komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi atau suatu proses peradangan luka pada tahap lanjut yang disebabkan karena perubahan
degeneratif atau perawatan yang kurang intensive, yang dikaitkan dengan penyakit DM. Infeksi pada kaki diabetes dapat terjadi pada kulit, otot dan tulang
yang umumnya dapat disebabkan oleh kerusakan dari pembuluh darah, syaraf dan menurunnya aliran darah kedaerah luka Erman, 1998.
Prevalensi penderita ulkus kaki diabetik di Indonesia sekitar 15, angka amputasi 30, angka mortalitas 32 dan ulkus skaki diabetik merupakan sebab
perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80 untuk DM Riyanto, 2007. Penderita ulkus kaki diabetik di Indonesia memerlukan biaya yang tinggi sebesar
1,3 juta sampai Rp. 1,6 juta perbulan dan Rp. 43,5 juta per tahun untuk seorang penderita Suyono, 2010.
Universitas Sumatera Utara
3
Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM data pada tahun 2003, masalah ulkus kaki diabetik merupakan masalah serius, sebagian besar penderia
DM dirawat karena mengalami ulkus diabetik. Akibat dari masalah ulkus diabetik angka amputasi masih cukup tinggi, yaitu sebesar 23,5. Penderita DM
paska amputasi sebanyak 14,3 akan meninggal dalam setahun dan 37 akan meninggal dalam 3 tahun Waspadji, 2006.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB Medan, prosentase pasien DM rawat inap periode
Januari sampai Maret 2012 dengan masalah Ulkus Diabetik sebesar 20, angka amputasi mencapai 15, kemudian angka kematian juga cukup tinggi sebesar
9. Hasil penelitian di Spanyol yang dilakukan oleh Calle dkk 2001,
dihasilkan bahwa kelompok yang tidak melakukan perawatan kaki diabetes mempunyai 13 kali risiko terjadi ulkus diabetika dibandingkan kelompok yang
melakukan perawatan kaki diabetes secara teratur. Hal ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa perawatan kaki diabetes yang teratur akan mencegah
atau mengurangi terjadinya komplikasi kronik pada kaki PERKENI, 2006. Menurut Friedman bahwa salah satu tugas kesehatan keluarga adalah
membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat dan memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Setyowati, 2008.
Untuk itu diperlukan pengetahuan keluarga tentang perawatan kaki diabetes. Hal ini sangat penting
karena tidak hanya untuk memahami penyakit tersebut tetapi keluarga juga dapat
Universitas Sumatera Utara
4
menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi beratnya penyakit Waspadji, 2010.
Berdasarkan fakta-fakta diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran pengetahuan keluarga dalam perawatan kaki diabetes di Rumah Sakit
TK II Putri Hijau Kesdam IBB Medan tahun 2012.
1.2. Rumusan masalah