Bahan Bangunan

5.1 Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan dalam proyek Embung Bimomartani harus sesuai dengan persyaratan yang ada pada dokumen pengadaan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral yaitu tentang spesifikasi teknis pembangunan Embung Bimomartani.

Adapun bahan bangunan yang diperlukan yaitu Batu belah, Pasir, Air, Semen Portland, Kayu dan Baja Tulangan.

5.1.1 Batu Belah

Batu belah yang digunakan dalam proyek Embung Bimomartani berasal dari hasil galian Embung itu sendiri, hal ini dilakukan karena daerah pembangunan Embung Bimomartani adalah daerah yang dulunya termasuk aliran lahar dingin Gunung Merapi Yogyakarta.

Gambar 5.1.1 : Batu hasil galian Embung Bimomartani.

Selain karena daerahnya termasuk aliran lahar dingin, penggunaan batu yang berasal dari hasil galian embung juga karena lebih ekonomis, dan memenuhi syarat dibandingkan jika harus membawa batu dari daerah lain. Adapun kendala yang dihadapi jika menggunakan batu hasil dari galian adalah harus memecah lagi batuan-batuan tersebut, karena ukuranya yang sangat besar.

5.1.2 Pasir

Pasir merupakan bahan bangunan yang berbentuk butiran-butiran batu halus. Pasir yang baik untuk bahan bangunan adalah pasir yang sedikit kandungan lumpurnya, bersih dari sampah organik , sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lain. Biasanya pasir seperti ini didapat dari sungai atau hasil erupsi gunung berapi.

Gambar 5.1.2 : Pasir hasil galian Embung Bimomartani.

Dalam proyek Embung Bimomartani, pasir yang digunakan yaitu pasir dari hasil galian embung itu sendiri, karena pasir tersebut baik dan sudah memenuhi persyaratan sebagai bahan bangunan.

5.1.3 Air

Air merupakan bahan dasar dalam pembuatan kontruksi beton. Pada kontruksi beton air diperlukan untuk bereaksi dengan semen sehingga dapat menjadi bahan perekat antara agregat halus(pasir), agregat kasar(kerikil) serta bahan campuran beton lainnya. Air yang bagus untuk bahan bangunan adalah air yang layak untuk diminum, atau yang memenuhi standar SNI yaitu sebagai berikut :

a. Air harus bersih

b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 2gr/liter.

c. Tidak mengandung lumpur minyak dan benda terapan lainnya yang bisa dilihat secara visual.

d. Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton (asam organik) lebih dari 15 gr/liter.

e. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/liter

f. Tidak mengandung chloride (Cl)lebih dari 0,5 gr/liter.

Gambar 5.1.3 : Air yang digunakan dalam pembangunan Embung Bimomartani.

Dengan demikian kontruksi yang baik dan kokoh diawali dengan pemilihan air yang baik dan benar. Dalam proyek Embung Bimomartani air yang digunakan berasal dari air aliran irigasi atau parit yang bersumber dari sungai krasak yakni air yang berasal dari tempat tersebut.

5.1.4 Semen Portland

Semen portland adalah bahan ikat hidrolis yang memiliki sifat akan mengeras bila dicampur dengan air. Semen portland biasa digunakan sebagai bahan campuran pokok pembuatan beton, bahan untuk membuat adukan plesteran ( finishing ) serta sebagai pengikat (spesi) pasangan batu untuk dinding. Pada pembangunan Embung Bimomartani menggunakan semen Portland merk semen Gresik dan Holcim.

Syarat semen portland yang digunakan antara lain :

a) Merk semen yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Supervisi.

b) Semen harus didatangkan dalam keadaan baru dan asli dan dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

c) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan di tempat yang tidak terkena air.

d) Kantong semen portland tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak atau tingginya melampaui 2 meter.

e) Tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

Gambar 5.1.4 : Semen Portland yang digunakan dalam pembangunan Embung Bimomartani.

5.1.5 Kayu

Penggunaan kayu pada proyek ini adalah balok-balok kayu atau papan (termasuk papan multiplex / kayu lapis) dan bambu. Kayu yang digunakan harus lurus, bebas dari cacat (retak-retak, terpuntir, adanya mata kayu). Kayu atau bambu yang digunakan harus kering benar, sehingga pada waktu digunakan tidak terjadi penyusutan. Kayu dan bambu digunakan untuk kerangka bekisting. Pada pembangunan Embung Bimomartani kayu yang digunakan adalah kayu sengon, sedangkan bambu yang digunakan yaitu bambu apus.

Gambar 5.1.5 : Kayu sengon.

5.1.6 Baja Tulangan

Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan pada konstruksi beton bertulang dan merupakan bahan utama yang dihitung untuk memikul kekuatan tarik pada konstruksi beton bertulang.

Baja tulangan yang digunakan dalam proyek pembangunan Embung Bimomartani ini adalah baja tulangan polos dan tulangan deform. Baja tulangan ini digunakan tulangan baja polos berdiameter 8mm, 10mm, dan 12 mm dan baja deform yang berdiameter 16 mm, 19 mm dan 22 mm yang berasal dari toko bangunan di kota Yogyakarta.