KERJA PRAKTIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Disusun oleh : SAIN CADITYA WAHYUDI

5105111044

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik ini tidak merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta,

Januari 2014

Sain Caditya Wahyudi

MOTTO

 Semakin banyak orang yang meremehkanmu maka semakin banyak kesempatanmu untuk maju.

 Life is chalenges.

 Keindahan hidup ini adalah keputusanmu. Marah dan sedihmu tak boleh lebih panjang daripada

kegembiraanmu. - Mario Teguh

 What do women look of a man? How much your money and your car.

And they will say "Your money is my money and my money is only for me".

iv

PERSEMBAHAN

Terucap kata syukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah SWT, sehingga Laporan kerja Praktik ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

 Allah SWT, jadikan hambaMu ini orang yang selalu menyukuri nikmatmu.  Nabi Muhammad SAW, semoga pengikutmu ini bisa menjadikanmu

uswatun hasanah.  Bapak dan ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan moril dan

materil, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan.  Rantauna Redy Hermawan dan Sukaeli Gulo sebagai teman kelompok

kerja praktik di lapangan, terima kasih atas dukungan, kerjasama, dan motivasinya.

 Teman-teman di JOGIST yang selalu memberikan semangat dan motivasi.  Rekan – rekan Teknik Sipil di Universitas Teknologi Yogyakarta dan di

Proyek Pembangunan Embung Bimomartani Yogyakarta.

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas ramat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini yang menjadi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana di Universitas Teknologi Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan kerja praktik, sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran, serta tanggapan yang berguna bagi laporan kerja praktik ini.

Selama penyususnan laporan kerja praktik penulis telah mendapatkan bimbingan, dorongan, dan bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Bambang Hartadi, MM., PhD., CPA. Selaku Rektor Universitas Teknologi Yogyakarta

2. Bapak Dr. Arief Hermawan, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Bapak Adi Setiabudi Bawono, S.T., MT., selaku ketua Program Studi Teknik Sipil sekaligus dosen pembimbing

4. Ibu Ratna Septi Hendrasari, S.T.,M.Eng., selaku Dosen pembimbing kerja praktik di Universitas Teknologi Yogyakarta.

5. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi.

6. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan spiritual dan material.

7. Bapak Maryono, Maryanto, dan Supriono, S.T., selaku pembimbing kerja praktik di proyek pembangunan Embung Bimomartani.

8. Rekan-rekan Teknik Sipil di Universitas Teknologi Yogyakarta dan di proyek pembangunan Embung Bimomartani.

Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, semoga laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berguna bagi penulis, dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, Januari 2014

Penulis

INTISARI

Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam/cekungan untuk menampung air dari hujan, parit, atau sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian pangan (hortikultura), perkebunan dan peternakan. Di Desa Bimomartani mayoritas penduduk setempat berprofesi sebagai petani dan peternak ikan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu pengelolaan air untuk menanggulangi kekurangan air di daerah pertanian, persawahan, dan perikanan dengan membangun kolam penampung air atau sering disebut embung.

Pengamatan ini merupakan pengamatan langsung di lapangan yang dilakukan di Embung Bimomartani, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Parameter yang diamati yaitu manajemen waktu, manajemen peralatan, manajemen tenaga, dan manajemen bahan. Pengamatan dilakukan selama 2 bulan di lapangan dengan melihat langsung proses pelaksanaan dan wawancara kepada Site menejer, Site Engineer, Pelaksana, dan Mandor, maupun staf teknik proyek yang bersangkutan untuk memperoleh data yang konkrit. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis SWOT, dan dari analisis SWOT didapatkan strategi-strategi yang harus diambil untuk menyelamatkan perusahaan dan proses pembangunan.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa proses pekerjaan dan pelaksanaan manajemen tidak sesuai dengan gambar rencana dan Time Schedule , hal ini karena adanya beberapa masalah dengan pembebasan lahan. Namun secara teknis sudah memenuhi RKS dan dokumen kontrak.

Kata Kunci: Management , SWOT , Embung Bimomartani.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan air dari tahun ke tahun akan semakin meningkat, namun hal tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih yang makin lama makin berkurang. Dusun Bimomartani, Ngemplak, Sleman merupakan daerah dataran tinggi. Ketersediaan air berubah-ubah sesuai musim yang sedang berlangsung, ketika musim kemarau ketersediaan air berkurang dan ketika musim hujan ketersediaan air melimpah. Untuk menyiasati hal ini maka dibangunlah bangunan penampung air berupa embung untuk menampung aliran air yang berasal dari sungai Krasak yakni Embung Bimomartani. Embung ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai sumber pengairan untuk perikanan air tawar di Kec.Ngemplak sleman.

Dengan pembuatan embung di kawasan tersebut nantinya diharapkan bisa membantu para petani dan peternak ikan untuk meningkatkan produktifitasnya. Seiring dengan peningkatan produktifitas para peternak ikan dan petani, diharapkan bisa menunjang kemajuan ekonomi penduduk setempat dan dapat menunjang kebutuhan pasokan ikan didaerah tersebut, dan di ekspor ke daerah lain.

1.2 Tujuan pembangunan

Pembangunan Embung Bimomartani di Dusun Banjarharjo ini sangat dibutuhkan masyarakat di sekitar daerah tersebut terutama pada musim kemarau panjang. Tujuan secara umum Pembangunan Embung Bimomartani ini adalah:

a. Menampung air hujan dan aliran perukaan ( run off ) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti penampungan air parit yang berasal dari sungai Krasak.

b. Menyediakan sumber air untuk pengairan tanaman di musim kemarau.

c. Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam, dan pendapatan petani di lahan tadah hujan.

d. Mengaktifkan tenaga kerja petani dan peternak pada musim kemarau sehingga tetap bisa beraktivitas secara normal dengan hasil panen yang stabil.

e. Mencegah atau mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir.

f. Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.

1.3 Gambaran umum

Gambaran umum proyek menjelaskan tentang pembangunan bangunan Embung Bimomartani yang berlokasi di Jl. Cangkringan km 8 Dusun Banjarharjo, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Daerah lokasi proyek berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya sehingga tidak terlalu jauh untuk Gambaran umum proyek menjelaskan tentang pembangunan bangunan Embung Bimomartani yang berlokasi di Jl. Cangkringan km 8 Dusun Banjarharjo, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Daerah lokasi proyek berjarak sekitar 100 meter dari jalan raya sehingga tidak terlalu jauh untuk

2 Bangunan ini didirikan diatas tanah seluas 5000 m , milik Pemerintah dan sebagian milik warga yang sudah dipindah kepemilikannya

menjadi milik Negara. Untuk pembiayaan proyek berasal dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas PUP/ESDM) Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta. Dana proyek tersebut merupakan dana APBD Tahun 2013 Provinsi DIY.

1.4 Lokasi dan situasi

Pembangunan Embung Bimomartani berada di Jl. Cangkringan km 8 dusun Banjarharjo, Bimobartani, Gemplak, Sleman, Yogyakarta. Dengan luas

lahan 5000 m 2 dengan keadaan topografi tanah miring. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi Embung adalah:

a. Berada di aliran sungai

b. Berada didekat Persawahan dimana merupakan salah satu tempat pengairan bagi embung nantinya.

c. Dekat dengan jalan raya, dimana jarak antara embung dengan jalan raya berkisar 50m, ini memudahkan kendaraan alat berat dalam pengangkutan material.

Adapun lokasi proyek dan batas-batas lahan masing-masing sisi adalah:

a. Sebelah Barat

: Persawahan

b. Sebelah Timur : Kandang ayam, sawah, dan Swalayan.

c. Sebelah Utara

: Persawahan dan sungai

d. Sebelah Selatan

: Persawahan dan sungai.

Gambar 1.1 : Denah lokasi Embung Bimomartani.

1.5 Data teknis

Data teknisi Proyek Pembangunan Embung Bimomartani adalah sebagai berikut:

a. Lokasi Lokasi Embung Bimomartani terletak di Dusun Banjarharjo. Daerah tersebut merupakan daerah persawahan penduduk setempat sehingga perlu sosialisasi perizinan penggunaan lahan untuk pembuatan jalan sementara menuju proyek pembangunan embung.

b. Teknis dan Pelaksanaan Pembangunan embung secara teknis meliputi beberapa hal, antara lain:

1) Terdapat sumber air yang dialirkan dari sungai Krasak

2) Terdapat alur/cekungan-cekungan tempat melintas atau berkumpulnya air, sehingga lokasi tersebut secara alami sudah kedap air, memudahkan menampung air dan tidak banyak memerlukan biaya untuk galian dan pembuatan tanggul

3) Memiliki kemiringan lahan yang cukup untuk mengalirkan

air.

4) Tersedianya dana dari dinas PUP/ESDM DIY yang ditunjuk sebagai pelaksana adalah PT. Citra Mataram Konstruksi dengan konsultan pengawas CV. Jana Konsultan.

5) Pelaksanaan proyek secara berkesinambungan sampai

selesai pada tahap PHO.

1.5.1 Elevasi Bangunan

Elevasi-elevasi bangunan terbagi menjadi ;

a. Lantai sisi hilir : +338.133 dimana lantai beton hanya pada bagian hilir yakni sepanjang 20m dari bangunan pelimpah.

b. Lantai sisi hulu

c. Muka air Normal

d. Muka air Banjir

e. Kemiringan bangunan pelimpah 1 : 1

1.5.2 Struktur Bangunan

Struktur bangunan adalah struktur utama bangunan yang berfungsi untuk pendukung kekuatan bangunan. Data struktur bangunan pada proyek pembangunan Embung Bimomartani Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Struktur Bawah

: Pondasi beton.

b. Struktur Dinding : Pasangan batu kali, Plester, Acian luar, dan Cat.

1.6 Nilai dan Pembiayaan

Dalam pembangunan proyek Embung Bimomartani ini mulai tahap awal hingga bangunan berdiri dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya membutuhkan biaya dengan estimasi total sebesar ± Rp 3.256.014.000,00 (tiga miliar dua ratus lima puluh enam juta empat belas ribu rupiah) dimana untuk keseluruhan dana pembiayaanya berasal dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dalam pembangunan proyek Embung Bimomartani ini mulai tahap awal hingga bangunan berdiri dan berfungsi dengan sebagaimana mestinya membutuhkan biaya dengan estimasi total sebesar ± Rp 3.256.014.000,00 (tiga miliar dua ratus lima puluh enam juta empat belas ribu rupiah) dimana untuk keseluruhan dana pembiayaanya berasal dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan

1.7 Waktu Pelaksanaan Proyek

Waktu pelaksanaan proyek pembangunan Embung Bimomartani mulai dari pekerjaan persiapan dimulai dari tanggal 30 Mei 2013 sampai 27 Oktober 2013. Jika waktu pelaksanaan proyek bobot pekerjaan kurang dari Time Schedule yang direncanakan maka pihak kontraktor harus mengejar ketertinggalan pekerjaan, dengan cara menambah jumlah pekerja atau menambah jam kerja (lembur).

1.8 Ruang Lingkup Pengamatan

1.8.1 Lingkup pengamatan

Lingkup pengamatan meliputi pekerjaan sebagai berikut :

a. Pekerjaan persiapan ( Pengukuran, Pembersihan, dan Pembuatan jalan).

b. Pekerjaan galian, dewatering, lantai, dan pemasangan dinding.

c. Manajemen proyek (waktu, tenaga, alat, dan bahan).

1.8.2 Tujuan pengamatan

Tujuan pengamatan tentang manajemen proyek embung Bimomartani adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen waktu.

b. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen peralatan.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara memanajemen tenaga.

d. Untuk mengetahui bagaimana memanajemen bahan.

1.8.3 Manfaat pengamatan

Manfaat dari pengamatan ini yaitu :

a. Untuk menambah pengalaman dilapangan tentang bagaimana cara memanajemen waktu.

b. Untuk mengetahui cara memanajemen peralatan.

c. Untuk mengetahui cara memanajemen tenaga dan bahan.

1.9 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Wawancara Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan

langsung yang berhubungan dengan proses pekerjaan kepada pembimbing kerja praktek di lapangan yaitu Site menejer, Site Engineer, Pelaksanan, dan Mandor, maupun staf teknik proyek yang bersangkutan untuk memperoleh data dan informasi dalam pembangunan proyek.

b. Observasi Observasi yang dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek. Hal ini untuk mengetahui prosedur pelaksanaan yang dipakai dalam pekerjaan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyelesaian.

c. Dokumentasi Gambar kerja diambil langsung di lapangan maupun gambar kerja dari pihak proyek.

d. Studi Literatur Studi literature dilakukan dengan mencari dan memahami literatur dan

buku yang berhubungan dengan kegiatan pelaksanaan di lapangan .

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN

2.1 Tinjauan umum

Perencanaan adalah suatu proses penentuan pelaksanaan suatu proyek agar berjalan dengan baik dan lancar. Perencanaan sangat penting dalam suatu proyek karena perencanaan menjadi patokan dalam pelaksanaan apabila dalam pelaksanaan terjadi kesalahan. Perencanaan Manajemen Embung dibuat sesuai dengan data-data sebagai berikut :

a. Gambar perencanaan

b. Lama waktu kontrak

c. Ketersediaan alat dan bahan

d. Hitungan struktur dan non struktur

e. Rencana anggaran biaya

f. Kondisi dan situasi di lapangan

g. Efisiensi kerja

2.2 Dasar-dasar perencanaan

Dasar-dasar perencanaan adalah acuan dalam perencanaan yang digunakan untuk memanajemen waktu, tenaga, peralatan dan bahan agar dalam pelaksanaanya menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan dan teratur sehingga tidak terjadi kesalahan teknis dalam pembangunan embung. Dasar perencanaan manajemen Embung Bimomartani tercantum dalam Dokumen Pengadaan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral D.I.Yogyakarta

No.602/016/09-April-2013

pekerjaan kontruksi PEMBANGUNAN EMBUNG BIMOMARTANI Kabupaten Sleman.

tentang

pengadaan

2.2.1 Dasar Perencanaan Bahan

a. Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan untuk bendungan permanen.

b. Pekerjaan Saluran Pengelak

1) Pasangan Batu

a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu , batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.

b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang di pecah salah satu sisinya tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori.

c. Batu harus rata ,lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.

e. Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m 3 dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm.

batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK), dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.

f. Terkecuali diperintahkan lain oleh PPK, batu harus memiliki ketebalan kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.

2) Pasir

a. Pasir lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh PPK.

b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lain yang akan menurunkan mutu pasangan batu.

c. Pekerjaan Penutupan Alur Sungai

1) Penutupan Sungai secara vertikal

a. Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material qua ry, baik quary lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton maupun sebagai batuan urug yang terselaksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 – 5 ton.

b. Material yang digunakan untuk penutupan-penutupan penting adalah beton, baik yang bentuk kubus maupun struktur yang lebih kompleks.

c. Berat volume untuk material kapur (ρ = 2,1) akan 3 kali lebih besar dari material basalt (ρ = 2,9), atau blok beton (ρ = 2,4)

akan memerlukan 60% lebih be rat dari blok granit ( ρ = 2,7).

d. Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan superkritis dan bentuk kerakal akan lebih baik untuk kondisi- kondisi lainnya.

2) Penutupan Sungai Secara Horizontal

a. Material urugan batu yang diklasifikasi atau blok beton harus lebih diperkatat, sejumlah besar material lebih sesuai untuk material kuari daripada untuk beton mana yang lebih ekonomis untuk digunakan blok beton yang besar.

b. Pemilihan material berdasarkan elevasi terendah dan tidak sama dengan elevasi rata-rata.

c. Material penutupan horizontal terdiri dari batuan atau beton.

d. Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material qua ry, baik quary lepas yang beratnya 500 kg – 1 ton maupun sebagai batuan urug yang terselaksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 – 5 ton.

d. Pekerjaan Bendung Pengelak Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran plastic kedap air dan material lain yang biasanya tidak diperkenankan untuk bendungan permanen.

2.2.2 Dasar perencanaan tenaga kerja

Dalam perencanaan perekrutan tenaga kerja, proyek Embung Bimo Martani mensyaratkan spesifikasi sebagai berkut :

a. Site Manager : 1 (satu) orang, Pendidikan minimal :

1) S2 Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 1 (satu) Tahun pada Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air; atau

2) S1 Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 2 (dua) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air; atau

D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air;

b. Site Engginer : 2 (Dua) orang, Pendidikan Minimal :

D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air;

c. Pelaksana Lapangan : 2 (Dua) orang, Pendidikan Minimal :

D III Teknik Sipil/Keairan, Pengalaman 3 (tiga) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana

saluran irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi; atau

2) STM/SMK Bangunan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana saluran irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi,

d. Surveyor: 1 (satu) orang Pendidikan minimal: 1)

D III Teknik Sipil/Keairan/ DIII Geodesi, Pengalaman 3 (tiga) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang

Juru ukur atau teknisi survey pemetaan; atau

2) STM/SMK Bangunan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi, memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Juru ukur atau teknisi survey pemetaan.

e. Logistik: 1 (satu) orang Pendidikan minimal SMK/STM/SMA, Pengalaman 3 (tiga) Tahun,

f. Administrator: 1 (satu) orang Pendidikan Minimal SMK/STM/SMA, Pengalaman 2 (dua) Tahun.

2.2.3 Dasar Perencanaan Peralatan

Dalam pembangunan Embung Bimomartani kontraktor disyaratkan memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan melaksanakan Pekerjaan ini, yaitu:

2.2.4 Dasar Perencanaan Waktu

Dalam pelaksanaan pembangunan Embung Bimomartani, kontraktor di beri waktu pengerjaan sesuai dengan kontrak kerja yaitu selama 150 hari kalender, yaitu sesuai persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Pembangunan Embung Bimomartani. Sehingga dalam merencanakan time scandule berpatokan dengan waktu kontrak tersebut.

2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan( Strength ) dan kelemahan ( Weakness ).Sementara, analisis eksternal mencakupfaktor peluang ( Opportunity ) dan tantangan ( ThreathS ).

Tabel 6.1 Matrik SWOT

Keterangan:

a. Comparative Advantages Comparative Advantages merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan

peluang sehinggamemberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebihcepat.

b. Mobilization Mobilization merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukanupaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

c. Divestment/Investment Divestment/Invest ment merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan c. Divestment/Investment Divestment/Invest ment merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karenakekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan

d. Damage Control Damage Control merupakan kondisi yang paling lemahdari semua kondisi, karena merupakanpertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanyakeputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategiyang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehinggatidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

BAB III ORGANISASI PROYEK

3.1 Tinjauan Umum

Orgaisasi proyek adalah suatu system koordinasi dalam sebuah proyek, organisasi ini dibentuk oleh pihak owner untuk kelancaran dalam pelaksanaan proyek agar menghasilkan tim kerja yang solid dan efisien. Selain itu dengan adanya organisasi ini maka tidak semua permasalahan ditangani oleh satu orang sehingga dengan adanya pembagian tugas itu maka suatu divisi akan bertanggung jawab terhadap bagian pekerjaannya sehingga akan menghasilkan pekerjaan yang baik dan tepat waktu.

3.2 Unsur Pokok Pelaksanaan Pembangunan

Unsur pokok dalam pelaksanaan pembangunan adalah pihak-pihak penting yang ikut bertanggung jawab dalam proses pelaksanaan.

3.2.1 Pemberi Tugas ( owner )

Pemberi tugas adalah pihak yang memiliki proyek dan berperan sebagai pemberi dana serta sebagai penentu dari sasaran suatu proyek. Pemilik proyek berbentuk perseorangan, swasta maupun pemerintahan. Dalam proyek Embung Bimomartani pemilik proyeknya adalah Dinas pekerjaan umum, perumahan, dan energy sumber daya mineral Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah:

a. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk terwujudnya suatu proyek.

b. Memilih kontraktor pelaksana pengawas proyek yang telah terpilih melalui penunjukkan atau melalui mekanisme lelang.

c. Membuat acuan perencanaan dengan dibantu oleh konsultan perencana guna mewujudkan gagasan yang ada.

d. Mengesahkan keputusan yang menyangkut mutu, waktu pelaksanaan, biaya, sanksi dan denda terhadap pelanggar kontrak.

e. Mengusahakan agar pelaksanaan proyek dapat selesai tepat pada waktunya.

f. Menetapkan pekerjaan tambah serta kurang dengan pertimbangan dan saran yang diberikan oleh Konsultan Pengawas ( MK ).

g. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya dengan pihak pemborong.

h. Menerima laporan tentang kemajuan pelaksanaan proyek dari pelaksana proyek.

i. Menerima dan memeriksa berita acara penyerahan proyek. j. Mengesahkan semua biaya pembayaran kepada pelaksana sesuai

dengan kontrak kerja.

3.2.2 Perencana

Perencana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan, atau memberikan konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang sesuai dengan keinginan pemilik. Perencana dapat berupa perseorangan atau perseroan yang berbadan hukum.

Tugas dan wewenang perencana adalah:

a. Membuat rancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan owner yang

meliputi gambar rencana, RKS, hitungan struktur dan RAB.

b. Memberikan konsultasi dan pertimbangan kepada owner mengenai rancangan yang akan dibuat.

c. Membuat gambar rencana yang telah disepakati dengan sedetail mungkin.

d. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

3.2.3 Pengawas ( Supervisi )

Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang telah diangkat oleh pemberi tugas/ owner untuk bertindak sepenuhnya mewakili pemberi tugas dalam memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dalam batas-batas yang ditentukan baik secara teknis maupun secara administratif. Yang bertindak sebagai konsultan pengawas di proyek Embung Bimomartani adalah CV.Jana Konsultan.

Tugas dan wewenang pengawas adalah:

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.

b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.

c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.

d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.

e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan masukan hasil rapat- rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstuksi yang dibuat oleh kontraktor.

f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.

g. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop dra wing) yang diajukan oleh kontraktor.

h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan.

j. Bersama Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung. k. Membantu pengelola proyek dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.

i. Membantu pengelola proyek mengurus sampai mendapatkan IPB (Ijin Penggunaan Bangunan) dari Pemerintah Daerah Tingkat II setempat.

3.2.4 Pelaksana (Kontraktor)

Kontraktor pelaksana adalah pemenang lelang atau dipilih melalui penunjukan yang dapat berupa perorangan atau badan hukum, yang telah ditetapkan olek pihak pemilik proyek dan telah pula menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (bestek), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah disusun. Kontraktor dalam proyek Embung Bimomartani adalah PT.Citra Mataram Kontruksi.

Tugas dan kewajiban pelaksana adalah:

a. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan mandor-mandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.

b. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada pengawas setiap ada perubahan.

c. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya.

d. Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan.

e. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk, volume, mutu, dimensi dan lain-lainnya dari bagian-bagian pekerjaan.

f. Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK) yang akan dipakai.

g. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana pendanaan ( funding plan ) serta sistem pengendalian internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu dan mutu.

h. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.

Susunan organisasi kontraktor adalah:

3.2.4.1. Site Manager

Site Manager adalah seorang yang ditugaskan oleh perusahaan sebagai wakilnya untuk melaksanakan pekerjaan secara keseluruhan (pekerjaan fisik dan administrasi), dari awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan. Site Manager bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan kepada perusahaan dan pengguna jasa. Dalam proyek pembangunan Embung Bimomartani ini yang bertugas sebagai Site Manager adalah Bapak Ir.Sudiro Pramana Sidi. Beliau memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air sehingga memenuhi kualifikasi sebagai Site Manager.

Tugas dan kewajiban Site Manager adalah: Tugas dan kewajiban Site Manager adalah:

b. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RPAPP (Rencana Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Proyek).

c. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.

d. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.

e. Memberikan pengarahan dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek.

f. Melakukan negosiasi dengan sub kontraktor/suplier bersama UPP (Unit Penentuan Pembelian) dan Kepala Divisi.

3.2.4.2. Site Engineer

Site Engineer bertugas untuk membuat re-desain gambar-gambar bangunan pekerjaan beserta perhitungannya, pembuatan Time Schedule dan memonitor progress pelaksanaan, pengendalian mutu, waktu, biaya, dan kuantitas pekerjaan. Dalam proyek Embung Bimomartani memiliki 2 site engineer yaitu Bapak Ferdinan,S.T, dan Bapak Supriyanto,S.T. beliau memiliki Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi dan memiliki SKA Bidang Sipil, Sub Bidang Sumber Daya Air.

Tugas dan wewenang site engineer adalah :

a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya perencanaan pelaksanaan di lapangan.

b. Bertanggung jawab atas terselenggaranya proses pengendalian mutu, waktu, biaya dan kuantitas pekerjaan.

c. Bertanggung jawab atas terselenggaranya administrasi teknik.

d. Membina dan meningkatkan kualitas SDM personil di lapangan.

e. Mengkoordinir pengadaan gambar kerja/pelaksanaan.

f. Membuat dan mengusulkan kepada Site Manager tentang jadwal pelaksanaan, jadwal tenaga, jadwal alat dan jadwal bahan.

g. Bertanggung jawab atas penghitungan volume pekerjaan dan penyusunan re-desain.

h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan di lapangan.

3.2.4.3.Pelaksana Lapangan

Pelaksana Lapangan bertugas mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dan membagi tugas tersebut kepada pelaksana-pelaksana, Pelaksana Lapangan bertanggung jawab kepada Site Manager atas semua pelaksanaan pekerja fisik di lapangan, pengelolaan sumber daya yang ada serta pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dalam proyek embung Bimomartani ini memiliki 2 Pelaksana yaitu Bapak Maryono dan Bapak Maryanto. Beliau berpendidikan lulusan STM/SMK Bangunan, Pengalaman 5 (lima) Tahun pada Bidang Konstruksi, dan memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Pelaksana saluran irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi

Tugas dan kewajiban pelaksana utama adalah :

a. Menyusun program pelaksanaan secara periodik berdasar jadwal waktu pelaksanaan

b. Menyusun Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

c. Menyiapkan tenaga kerja, peralatan serta bahan yang dibutuhkan sesuai jadwal harian.

d. Memonitor kebutuhan alat, bahan dan tenaga dan melaporkan pada Site Manager.

e. Melakukan pencatatan dan pengukuran hasil kerja/opname pekerjaan

f. Menerapkan tindakan pengamanan terhadap kemungkinan hambatan atas pelaksanaan.

g. Menerapkan Rencana Kerja yang telah ditentukan oleh Site Manager.

3.2.4.4. Surveyor Surveyor bertugas untuk melakukan uitset/pengukuran awal, menentukan data ukur untuk dibuat gambar kerja, mengkontrol elevasi bangunan yang dikerjakan agar tetap sesuai dengan rencana. dan bertanggung jawab pada Pelaksana Utama/ Site Manager. Surveyor dalam proyek Embung Bimomartani adalah Bapak Suryadi. Beliau berpendidikan lulusan STM/SMK Bangunan, Pengalaman 4 (empat) Tahun pada Bidang Konstruksi, dan memiliki SKT Bidang Sipil, Sub Bidang Juru ukur atau teknisi survey pemetaan.

Tugas dan kewajiban surveyor adalah:

a. Membuat analisa harga satuan pekerjaan.

b. Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang.

c. Bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan.

d. Bersama dengan team proyek melaksanakan negosiasi pekerjaan lapangan.

e. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik.

3.2.4.5.Administrator teknik

Administrator teknik bertugas dan bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi, secara intern maupun ekstern ( pembuatan semua bentuk laporan) yang dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, dari awal pelaksanaan sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan. Administrasi

bertanggung jawab kepada Site Manager. Administrator Teknik dalam proyek Embung Bimomartani adalah Bapak Sungsang Tri Purboyo,S.T. Beliau berpendidikan lulusan STM, pengalaman 2 (dua) tahun.

Tugas dan kewajiban administrasi adalah:

a. Mempersiapkan data seluruh karyawan yang ada di proyek.

b. Menangani seluruh surat-surat intern dan ekstern perusahaan.

c. Mengarsipkan seluruh data tersebut diatas dengan baik.

d. Melaksanakan tertib administrasi tugasnya dengan baik.

3.2.4.6.Logistik

Logistik bertugas menyiapkan kebutuhan material dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Pelaksana Utama / Site Manager.Yang bertugas sebagi logistik dalam proyek Embung Bomomartani adalah Bapak Teguh Haryana, pendidikan terakhir STM, pengalaman 3 (tiga) tahun.

Tugas dan kewajiban logistik adalah :

a. Menyediakan segala material yang akan digunakan di lapangan secara periodik.

b. Menyediakan segala peralatan yang akan digunakan di lapangan secara periodik.

c. Mencatat keluar masuk bahan / peralatan di lapangan.

3.3 Hubungan Kerja Antar Unsur-Unsur Pelaksana

Keberhasilan dari suatu proyek sangat bergantung pada kerjasama antar unsur-unsur yang terkait, pengaturan masing-masing unsur serta pembagian kerja yang tertib, teratur dan terkoordinir dalam mengerjakan proyek tersebut.

Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi adalah pemberi tugas ( owner ), perencana, konsultan dan kontraktor. Hubungan antara pemberi tugas, perencana, konsultan dan kontraktor dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Pemberi tugas (Owner ): Dinas PUP/ESDM

Kontraktor : Konsultan pengawas:

PT.Citra Mataram CV.Jana Konsultan Kontruksi

Ikatan Kotrak Ikatan Konsultasi Ikatan Koordinasi

Gamabar 3.1 Unsur Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi

3.3.1 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan

Hubungan antara pemberi tugas dengan konsultan diatur sesuai ikatan kontrak kerja. Konsultan perencana bertugas merencanakan desain sesuai yang diinginkan pemilik dan konsultan berhak mendapatkan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan sesuai ikatan dalam perjanjian kontrak.

3.3.2 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan perencana

Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai ikatan kontrak kerja. Perencana berkewajiban membuat perencanaan bangunan secara lengkap serta memberikan layanan konsultasi yang diminta oleh pemberi tugas dimana produk yang dihasilkan berupa Shop Dra wing dan RKS(Rencana Kerja dan Syarat), sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai ikatan kontrak kerja. Perencana berkewajiban membuat perencanaan bangunan secara lengkap serta memberikan layanan konsultasi yang diminta oleh pemberi tugas dimana produk yang dihasilkan berupa Shop Dra wing dan RKS(Rencana Kerja dan Syarat), sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di

3.3.3 Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan kontraktor

Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana diatur sesuai ikatan kontrak kerja. Kontraktor menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi tugas dan kesanggupan pemilik untuk membayar hasil kerja kontraktor sesuai dengan kontrak yang telah disetujui bersama.

3.3.4 Hubungan kerja antara kontraktor dengan konsultan

Hubungan kontraktor dan konsultan yaitu saling koordinasi dalam pelaksanakan pembangunan. Apabila dalam proses pembangunan kontraktor mengalami kesulitan maka kontraktor berhak berkonsultasi kepada konsultan, sedangkan konsultan berkewajiban memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Begitu pula dengan konsultan, konsultan berhak menegur kontraktor apabila dalam pelaksanaan terjadi ketidak sesuaian dengan gambaran perencanaan.

3.4 Pengawasan

Dalam pelaksanaan suatu proyek pengawasan sangat penting guna mencegah terjadinya penyimpangan atau penyelewengan dana, dan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang di lapangan, juga untuk pengendalian mutu proyek.

3.5 Pengendalian

Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai, evaluasi kinerja, dan langkah perbaikan apabila diperlukan. Proses ini bisa dilakukan apabila telah ada kegiatan perencanaan sebelumnya, karena esensi pengendalian adalah membandingkan apa yang seharusnya terjasi dengan apa yang telah terjadi. Varian kedua kegiatan tersebut mencerminkan potret diri dari proyek tersebut.

3.5.1 Pengendalian Intern Pengendalian intern adalah pengendalian yang dilakukan antara pihak pemilik proyek terhadap kontraktor, yaitu penugasan mengawasi langsung pelaksanaan di lapangan agar yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3.5.2 Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek adalah usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan dan menganalisis adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar perencanaan.

3.5.3 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu adalah proses-proses yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian pembangunan tepat waktu dan dengan sesuai biaya yang direncanakan.

3.5 Koordinasi

Untuk mengetahui kemajuan suatu proyek perlu diadakan rapat koordinasi dan prestasi pekerjaan ( reporting ).

3.5.1 Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi membahas permasalahan yang ada yaitu permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan proyek. Rapat koordinasi yang dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan jika timbul masalah dalam pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.

3.5.2 Reporting

Reporting (Laporan Prestasi Kerja) yang dilakukan dalam proyek ini adalah laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

a. Laporan Harian merupakan segala kegiatan pekerjaan yang dilakukan pada hari tersebut.

b. Laporan Mingguan berisi kegiatan harian selama satu minggu dan masalah-masalah atau hambatan yang terjadi.

c. Laporan Bulanan merupakan rekapitulasi dari Laporan Mingguan

yang disertai laporan visual yang berupa foto-foto proyek.

3.6 Struktur Organisasi Proyek

Dalam menjalankan tugasnya, kontraktor pelaksana bekerja dalam sebuah organisasi yang memungkinkan komponen-komponen organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal tersebut merupakan modal awal untuk dapat bekerja sama dengan unsur-unsur proyek yang lain.

Struktur organisasi kontraktor proyek pembangunan embung Bimomartani Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 3.2

Yuliawan Indra Budhi,ST.

Direktur utama

Ir. Sudiro Pramana Sidi

Site Manager

Ferdinan, ST. Supriyanto,ST.

Sungsang Tri Purboyo,ST.

Site Engineer Administrator Teknik

Teguh Haryana

Kepala tukang

Kepala tukang

Kepala tukang

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Embung Bimomartani

BAB IV ADMINISTRASI PROYEK

4.1 Tinjauan umum

Administrasi merupakan kegiatan administratif suatu proyek dalam mengelola keuangan, berita acara, dan dokumentasi. Administrasi ini sangat penting guna terselenggaranya pengendalian proyek.

4.2 Laporan Kerja

Laporan kerja adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada pimpinan yang mencakup perkembangan pekerjaan, yang memuat uraian penyimpangan pelaksanaan di lapangan dan perkembangan baru yang timbul di lapangan.

Fungsi laporan adalah:

a. Laporan disampaikan kepada pimpinan merupakan tanggung jawab yang harus disampaikan oleh bagian administrasi.

b. Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan oleh seorang pemimpin untuk mengetahui jalanya suatu proyek.

Di bawah ini akan diuraikan secara singkat dan jelas mengenai masing- masing jenis pelaporan yang disampaikan, terdiri dari laporan harian, laporan mingguan. dan laporan bulanan.

4.2.1 Laporan Harian

Laporan harian pada embung ini berisi tentang perkembangan pekerjaan yang dapat dicapai dalam waktu satu hari. Laporan ini dibuat oleh kontraktor yang selanjutnya diisi oleh pelaksana lapangan sesuai jalannya pekerjaan.

Pada dasarnya hal-hal yang dilaporkan antara lain :

a. Hari dan tanggal pembuatan laporan.

b. Keadaan cuaca

c. Jam kerja

d. Penilaian jumlah tenaga kerja dan pekerjaan

e. Perincian jumlah material yang didatangkan, dan resume pekerjaan hari ini.

Keuntungannya yang diperoleh dari adanya laporan harian ini adalah apabila suatu waktu mendatang terjadi hal-hal yang memaksa untuk melihat kembali data-data maka akan memudahkan untuk menelusurinya, dan apabila terjadi perubahan ataupun hambatan dapat secepatnya diketahui. Laporan harian pada proyek pembanguan embung Bimomartani dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2.2 Laporan Mingguan

Laporan mingguan pada embung merupakan laporan yang disusun setiap minggunya. Laporan ini berisi tentang kemajuan proyek yang dicapai dalam waktu satu minggu. Laporan ini dibuat oleh pengawas. Yang dibuat dalam laporan Laporan mingguan pada embung merupakan laporan yang disusun setiap minggunya. Laporan ini berisi tentang kemajuan proyek yang dicapai dalam waktu satu minggu. Laporan ini dibuat oleh pengawas. Yang dibuat dalam laporan

Laporan ditandatangani oleh pengawas proyek, pelaksana, dan pengelola teknis proyek. Pada dasarnya laporan mingguan ini berisi hal-hal sebagai berikut:

a. Jenis pekerjaan yang telah dikerjakan atau diselesaikan

b. Volume dan prosentase pekerjaan dalam mingguan yang lalu

c. Prosentase kemajuan pekerjaan sampai dengan minggu ini

d. Kendala yang dihadapi selama satu minggu itu dan bagaimana cara mengatasinya

Laporan mingguan ini berguna untuk mengukur prestasi pekerjaan yang telah tercapai selama 7 (tujuh) hari kerja dan merupakan fungsi kontrol prestasi. Laporan mingguan pada poyek pembanguan embung dapat dilihat pada Lampiran

4.2.3 Laporan Bulanan

Laporan bulanan pada embung merupakan laporan selama 4 (empat) minggu berturut-turut dalam satu bendel laporan yang pada setiap bulannya diajukan kepada direksi untuk dimintakan persetujuan kemudian direkapitulasi. Laporan bulanan ini dilengkapi dengan foto-foto sebagai dokumentasi atas pelaksanaan pekerjaan selama satu bulan. Laporan bulanan ini berisi tentang :

a. Schedule pekerjaan yang berisi rencana pelaksanaan dan realisai pekerjaan.

b. Pekerjaan yang telah dilaksanakan.

c. Tenaga kerja dan peralatan yang telah digunakan.

d. Keadaan cuaca.

e. Pelaksanaan pengecoran dalam bulan tersebut.

f. Jumlah volume galian ataupun urugan pada bulan tersebut.

g. Prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan. Laporan kerja yang digunakan pada proyek pembangunan Embung Bimomartani adalah Laporan Harian, Laporan Mingguan, dan Laporan Bulanan.

4.3 Rencana Kerja

Rencana kerja dibuat oleh kontraktor dengan persetujuan pengawas proyek yang berisi tentang pelaksanaan pekerjaan beserta waktu yang dibutuhkan. Rencana kerja dibuat setelah menandatangani kontrak selambat-lambatnya satu minggu sebelum pekerjaan dimulai. Apabila terjadi perubahan harus meminta persetujuan pengawas dengan alasan yang kuat dan disertai bukti dan perhitungan yang tepat. Untuk proyek ini rencana kerja dibuat dengan S-curve (kurva S). Adapun rencana kerja tersebut berisikan :

a. Kapan/waktu pekerjaan dimulai.

b. Nilai bobot/volume tiap sub pekerjaan.

c. Urutan pekerjaan dan jadwal pengadaan barang

d. Pengoperasian alat

e. Jumlah efektif tenaga kerja

f. Lama waktu pengerjaan

4.4 Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek pembangunan embung adalah orang-orang yang ikut mengerjakan proyek dengan tenaga atau pikiran dan telah terdaftar dalam daftar tenaga kerja PT.Citra Mataram Kontruksi.

4.4.1 Tenaga Kerja Ahli

Tenaga kerja ahli merupakan tenaga kerja yang mempunyai pendidikan minimal sarjana pada bidangnya atau berpengalaman dalam bidang struktur, manajemen dan arsitektur, dan dibuktikan dengan SKA Bidang Sipil atau Sub Bidang Sumber Daya Air . Tugas tenaga ahli adalah:

a. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan

b. Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan rencana biaya pelaksanaan pekerjaan

c. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pekerjaan

d. Melaporkan prestasi kerja pada pimpinan

4.4.2 Tenaga Kerja Menengah

Tenaga kerja menengah yang bekerja pada proyek ini adalah tenaga lulusan sarjana muda atau yang sederajat dan cukup berpengalaman dalam bidangnya. Tenaga kerja menengah dibagi dua golongan.

4.4.2.1 Tenaga kerja teknik

Tenaga kerja teknik merupakan tenaga pelaksana yang mengelola dan mengatur kegiatan pekerjaan di lokasi proyek. Mengenai syarat dan ketentuan sebagai tenaga kerja teknik dapat dilihat pada Dasar-Dasar Perencanaan Tenaga Kerja. Tugas dari tenaga kerja teknik adalah:

a. Membuat gambar kerja

b. Melaksanakan pengukuran

c. Mengontrol hasil pekerjaan

d. Mengatur penempatan peralatan dan material

e. Menetapkan jumlah tenaga kerja pada setiap bagian berdasarkan bobot pekerjaan

4.4.2.2 Tenaga administrasi

Tenaga administrasi bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi. Tenaga administrasi mensyaratkan Pendidikan Minimal SMK/STM/SMA, pengalaman 2 (dua) tahun. Tugas dari adminstrasi adalah:

a. Menyelenggarakan surat menyurat

b. Membuat dan mengatur pembukuan proyek b. Membuat dan mengatur pembukuan proyek

4.4.3 Tenaga Kerja Pelaksana

Tenaga kerja pelaksana bertugas melaksanakan tiap bagian pekerjaan pembangunan seperti menghitung banyaknya kebutuhan material, bertanggung jawab atas terlaksananya suatu pekerjaan, membuat laporan harian, melakukan pengecoran dan lain-lain. Tenaga kerja pelaksana dalam proyek Embung Bimomartani mensyaratkan STM/SMK Bangunan, pengalaman 5 (lima) tahun pada bidang konstruksi, memiliki SKT bidang sipil, sub bidang Pelaksana saluran irigasi/ Pelaksana bangunan irigasi.

4.5 Waktu dan Upah Kerja

Pekerjaan yang dilakukan dinilai berhasil apabila telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan (sesuai rencana). Setiap pekerjaan memerlukan disiplin kerja dari semua unsur proyek sehingga efisiensi kerja dan waktu dapat tercapai. Tenaga kerja juga mendapatkan haknya untuk menerima upah hasil dari pekerjaannya, besarnya gaji atau upah yang diterima harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dan dibayarkan tepat waktu.

4.5.1 Waktu Kerja

Waktu kerja pada proyek pembangunan Embung Bimomartani ini di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :

4.5.1.1 Jam kerja biasa

Jumlah hari kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari, sedangkan jumlah jam kerja dalam 1 hari adalah 8 jam, kelebihan jam kerja tersebut dianggap sebagai jam lembur. Perincian jam kerja biasa adalah sebagai berikut :

a. Pukul 08.00 – 12.00 WIB adalah jam bekerja

b. Pukul 12.00 – 13.00 WIB adalah jam istirahat