3.2. Bahan-bahan
- NaOH
p.a E.
Merck -
KCN p.a
E. Merck
- HCl
p
p.a E.
Merck -
Asam Barbiturat p.a
E. Merck
- AgNO
3
p.a E.
Merck -
Kloramin-T p.a
E. Merck
- Aseton
p.a E.
Merck - Indikator
K
2
CrO
4
p.a E.
Merck - NaH
2
PO
4
.H
2
O p.a
E. Merck
- Piridin
p.a E.
Merck - p-dimethylamino
benzal-rhodanin p.a E. Merck
- Aquadest - Bakteri Degra Simba Degradable Symbiosis Bacteria
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengambilan dan Preparasi Sampel
Sampel limbah cair pabrik tapioka dalam penelitian ini diambil dari in let Instalasi Pengolahan Air Limbah dari salah satu pabrik tapioka yang berada di Kabupaten
Toba Samosir. Preparasi sampel :
Dimasukkan sampel limbah cair pabrik tapioka sebanyak ± 1 L ke dalam 20 erlenmeyer ukuran 1 L. Kemudian ditambahkan bakteri pengurai limbah cair jenis
Degra Simba Degradable Symbiosis Bacteria sebanyak 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5 mL kedalam 5 erlenmeyer yang berisi sampel, diaduk hingga homogen
dan ditutup. Perlakuan ini untuk waktu degradasi sianida CN
-
selama 2 hari. Dilakukan perlakuan yang sama untuk waktu degradasi 4, 6 dan 8 hari. Sebagai
kontrol yaitu tanpa penambahan bakteri pengurai limbah cair jenis Degra Simba, dimasukkan sebanyak 1 L sampel ke dalam erlenmeyer 1 L.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Penyediaan LarutanReagent
a Larutan Kloramin-T Sebanyak 1,0 g serbuk putih kloramin-T dilarutkan dalam 100 mL
aquadest.
b Reagen Asam Piridin Barbiturat Sebanyak 15 g asam Barbiturat dimasukkan ke dalam labu takar 250 mL
kemudian ditambahkan sedikit air. Ke dalam labu takar ini selanjutnya ditambahkan 75 mL piridin dan dicampur. Kemudian ditambahkan 15 mL
HCl pekat, dicampur dan didinginkan sampai suhu kamar. Ditambahkan aquadest sampai garis tanda dan dihomogenkan.
c Larutan Natrium Dihidrogen phospat Sebanyak 138 g kristal Natrium Dihidrogen phospat NaH
2
PO
4
.H
2
O dilarutkan dengan aquadest dan diencerkan hingga volume 1 liter.
d Larutan Natrium hidroksida ⸗ 2 N
Sebanyak 80 g NaOH pellet ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL dilarutkan dengan sedikit aquadest secara perlahan-lahan
sambil diaduk. Diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda.
e Larutan Natrium Hidroksida 0,16 Sebanyak 1,6 g kristal NaOH pellet ditimbang dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 1000 mL dilarutkan dengan sedikit aquadest secara perlahan- lahan sambil diaduk. Diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda.
f Larutan indikator p-dimethylamino benzal-rhodanin Sebanyak 20 g p-dimethylamino benzal-rhodanin ditimbang dan
dilarutkan dalam 100 mL aseton.
Universitas Sumatera Utara
g Larutan AgNO
3
0,0192 N Sebanyak 3,27 g AgNO
3
ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL dilarutkan dengan sedikit aquadest secara pelahan-lahan sambil
diaduk. Diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda.
h Larutan indikator K
2
CrO
4
Sebanyak 5 g K
2
CrO
4
ditimbang dan dilarutkan dengan sedikit aquadest, ditambahkan larutan AgNO
3
secara perlahan-lahan hingga timbul endapan merah bata. Dibiarkan minimal 12 jam, disaring dan diencerkan hingga
100 mL.
i Larutan Induk Sianida 1000 mgL Sebanyak 1,6 g NaOH dan 2,51 g KCN ditimbang, dilarutkan dengan
aquadest dan diencerkan hingga volume 1 liter. Larutan induk ini distandarisasi dengan larutan standard AgNO
3
. Konsentrasi sianida di dalam larutan ini ditetapkan setiap akan dipakai.
j Larutan Standard Sianida 100 mgL Sebanyak 10 mL larutan induk sianida dipipet, dimasukkan ke dalam labu
takar 100 mL kemudian diencerkan dengan NaOH 0,16 sampai garis tanda.
k Larutan Standard Sianida 10 mgL Sebanyak 10 mL larutan standard sianida 100 mgL dipipet, dimasukkan
ke dalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan NaOH 0,16 sampai garis tanda.
l Larutan Seri Standard Sianida 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 mgL Sebanyak 2,0; 4,0; 6,0; 8,0 dan 10 mL dipipet dari larutan standard sianida
10 mgL, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL kemudian diencerkan dengan NaOH 0,16 sampai garis tanda.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Sianida