cxi
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PDAM sebagai salah satu penyuplai air bersih di Kota Tanjungpinang dinilai belum mampu memenuhi
kebutuhan air bersih warga masyarakat kota terutama Kelurahan Sungai Jang. Denga keterbatasan pasokan air bersih tersebut maka masyarakat memanfaatkan
air bersih dari sumur dan air hujan.
4.1.3 Permasalahan Distribusi
Sistem distribusi air bersih adalah sistem penyaluran air bersih berupa jaringan pipa yang menghubungkan antara reservoir atau jaringan pipa transmisi
utama hingga ke konsumen. Jaringan pipa distribusi air bersih memiliki dua pola yakni pola ranting branching pattern atau berbentuk grid gridiron pattern yang
disesuaikan dengan kondisi daerah pelayanan. Sistem distribusi air bersih pada konsumen dapat berupa sambungan rumah house connection, kran umum
public tap atau bahkan untuk yang belum terjangkau sistem perpipaan dilayani melalui terminal air tangki air yang dipasok melalui mobil tangki.
Permasalahan distribusi di Tanjungpinang khususnya di Kelurahan Sungai Jang adalah dalam hal distribusi air ke rumah-rumah penduduk tidak
lancar. Hal tersebut merupakan masalah klasik PDAM yang hampir ada pada setiap daerah di Indonesia. Air bersih belum tentu dapat dinikmati setiap hari oleh
penduduk Kota Tanjungpinang, tetapi tergantung jadwal yang mungkin sudah ditetapkan oleh PDAM.
Secara keseluruhan, jalur distribusi PDAM di Kota Tanjungpinang adalah:
cxii
• Jalur pertama dari instalasi I sepanjang 11,8 Km dengan diameter 14 dan
dibangun tahun 1970. •
Jalur kedua dari instalasi dibangun pada tahun 1981 dengan bahan steel diameter 12 sepanjang 12 Km
Jaringan pipa distribusi yang ada dapat diklasifikasikan ke dalam 3 bagian, yaitu:
- Jaringan Pipa Primer
Pipa primer ini dibangun pada tahun 1970 dengan diameter 300 mm, 250 mm, 200 mm dan 150 mm. Total
panjang jaringan pipa adalah 14.036 m dan terbuat dari pipa DCIP dan GIP, sedangkan sisanya sepanjang
7.500 m dibangun pada tahun 1980 terbuat dari pipa PVC dan ACP.
- Jaringan Pipa Sekunder
Pipa sekunder berdiameter 4 dengan panjang total 10.699 m. Pipa sekunder ini menggunakan pipa GIP
sepanjang 6.971 dibangun pada tahun 1970 dan sisanya sepanjang 3.698 menggunakan pipa PVC
dibangun pada tahun 1980.
- Jaringan Pipa Tersier
Panjang total Pipa tersier 16.224 meter. Panjang pipa tersier yang dibangun pada tahun 1970 adalah 600
meter sedangkan sisanya dibangun pada tahun 1980. Permasalahan seputar distribusi air bersih sangat
terkait dengan kinerja jaringan yang terpasang, misalnya
cxiii mulai dari kebocoran sampai pemerataan distribusi. Dalam
kasus kebocoran dapat ditemui beberapa penyebab kebocoran tersebut, yaitu: air hilang atau air tidak terhitung, dapat
disebabkan oleh faktor fisik kebocoran dalam pipa saluran dan di dalam saluran air pelayanan ataupun faktor
administrasi pemakaian air yang tidak sah pencurian, perputaran meteran air yang buruk, dll. Hal-hal ini yang
menyebabkan kinerja distribusi air bersih tidak optimal sampai ke masyarakat pengguna.
4.2 Analisis Supplay Air Bersih PDAM