lxxxiv
2.7.4 Penyediaan Air Bersih oleh Komunitas
Pola Pendekatan
Penyediaan air bersih yang dilakukan oleh masyarakat ini dilakukan
dengan pola pendekatan TRIBINA Parahita, 2005 yaitu: 1. Bina Manusia
Unsur ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan masyarakat setempat, dengan metode yang digunakan adalah :
1. Informasi, yaitu upaya penyampaian informasi kepada masyarakat di lokasi setempat mengenai aspek teknis dan non teknis yang berkaitan dengan
pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana air bersih; 2. Komunikasi, yaitu upaya untuk menciptakan dialog di kalangan masyarakat
setempat yang bersifat dua arah sehingga masyarakat mau dan mampu mengenali kebutuhan serta menangani permasalahan yang dihadapi
sehubungan dengan upaya masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi diri sendiri maupun bagi keluarganya dan lingkungannya;
3. Edukasi, merupakan upaya yang dilakukan agar masyarakat mampu untuk mengelola prasarana dan sarana air bersih di lingkungannya baik secara teknis
maupun non teknis sehingga terjadi keberlanjutan penyediaan air bersih di lingkungannya.
2. Bina Lingkungan
Unsur ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk menemukenali kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya sebagai individu, kepala keluarga,
dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Kegiatan yang dilakukan
lxxxv
dalam tahap ini adalah melakukan Survei Kampung Sendiri SKS atau Mawas Diri yang antara lain mencakup aspek : a sosial budaya; b ekonomi; c teknis; d
lingkungan; e hukum; f kelembagaan; g dan aspek lain yang terkait.
3. Bina Usaha
Unsur ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk belajar membentuk kelompok swadaya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat
setempat. Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan pula agar masyarakat mampu mengelola organisasilembaga yang dibentuk baik secara manajemen, keuangan,
hukum, maupun aspek lain yang diperlukan bagi suatu lembaga yang mengelola prasarana dan sarana air bersih di lingkungannya.
Metode Pelaksanaan
Penyediaan air bersih oleh komunitas ini menggunakan konsep Advocacy dan Communications. Konsep yang dikembangkan oleh McKee 1992 tersebut
merupakan pendekatan yang didasarkan pada people-based dan people driven. Konsep advokasi sendiri merupakan upaya penyampaian pesan untuk memperoleh
kesepakatan dari unsur-unsur masyarakat sekaligus menyiapkan masyarakat society untuk masalah tertentu melalui penyampaian pesan ke berbagai media
komunikasi baik perorangan maupun non perorangan atau media Parahita, 2005. Hal ini termasuk adanya proses penyusunan dan pembentukan organisasi
lembaga dengan berbagai pelaku stakeholders. Adapun tujuan utama dari konsep ini antara lain untuk meningkatkan kemampuan civil society, masyarakat
grass roots, dan organisasi di dalam bertindak untuk melakukan perubahan.
lxxxvi
Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan dalam penyediaan air bersih oleh komunitas adalah Parahita, 2005:
1. Penyiapan Masyarakat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan sosialisasi mengenai
penyediaan air bersih, yang dilakukan terdiri atas dua tahap yaitu: pertama, yaitu
sosialisasi yang dilakukan kepada unsur-unsur yang terdapat di lingkungan masyarakat setempat seperti: tokoh masyarakat tokoh agama, tokoh pendidikan,
tokoh perempuan, aparat pemerintah lokal setempat, pemuda pemudi, serta unsur lain yang terdapat di lingkungannya yang diharapkan mau dan mampu
memotivasi masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup khususnya di dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi diri dan keluarganya. Pada tahap ini
nantinya akan terpilih tenaga motivator bagi masyarakat di lingkungannya sendiri;
kedua, yaitu kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tenaga motivator kepada
masyarakat setempat agar masyarakat mau dan mampu menemukenali kebutuhan dan permasalahan yang dihadapinya sekaligus mencari upaya penanganannya.
2. Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat
Pada tahap ini, masyarakat membentuk organisasi baik yang akan melakukan pembangunan maupun pengelolaan prasarana dan sarana air bersih,
dengan cara merumuskan Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART yang diperlukan termasuk struktur organisasi serta tanggung jawab
individu yang terdapat dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi tersebut
lxxxvii
diharapkan dapat pula menampung masyarakat lingkungan setempat sebagai pemegang saham organisasi tersebut.
3. Perencanaan Teknis Bidang Air Bersih
Pada tahap ini, Masyarakat bersama dengan organisasi yang telah dibentuk merencanakan aspek teknis antara lain meliputi :
a. Sumber air
baku; - Kebutuhan akan air bersih dan luas daerah pelayanan;
- Teknologi tepat guna yang akan digunakan untuk instalasi pengolahan air; - Jaringan distribusi yang akan digunakan; dan
- Elemen lain yang diperlukan dalam perencanaan teknis ini. b. Perencanaan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Bersih
Masyarakat bersama dengan organisasi yang terbentuk merencanakan bagaimana mengelola prasarana dan sarana air bersih baik dari segi
manajemen, pendanaan. c. Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Bersih
Masyarakat bersama dengan organisasi yang terbentuk akan melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana air bersih. Selain itu, masyarakat dan
organisasi yang terbentuk juga merumuskan mekanisme untuk monitoring pelaksanaan pembangunan, mekanisme serah terima apabila pembangunan
telah selesai dilakukan, serta mekanisme pengoperasian dari prasarana dan sarana air bersih yang dibangun.
lxxxviii
Mekanisme Pendanaan
Dalam mekanisme pendanaan ini perlu dirumuskan kontribusi masing- masing pihak di dalam penyediaan air bersih oleh komunitas baik dalam bentuk
uang maupun bentuk lain Parahita, 2005. Adapun mekanisme pendanaan ini juga perlu memasukan kontribusi:
1. Masyarakat setempat; 2. Pemerintah PusatDaerahLokal;
3. PDAM atau badan pengelola air lainnya; 4. Pihak swasta, khususnya yang berada di lingkungan itu;
5. Pihak perguruan tinggi; 6. Dan pihak lain.
2.8 Rangkuman Kajian Teori