suatu kritik moral dalam menjawab tindakan yang salah, sedangkan karakter utilitariannya terletah pada ide bahwa tujuan kritik moral
tersebut ialah suatu reformasi atau perubahan perilaku terpidana dikemudian hari. Teori ini digunakan untuk mengetahui tindak pidana
putusan pengadilan untuk mencegah terjadinya malpraktek kepada pasien.
4. Dukun Beranak
Pengertian dukun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi
mantra, guna-guna, dan sebagainya, sedangkan dukun beranak adalah dukun yang pekerjaannya menolong perempuan melahirkan.
20
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh seorang yang disebut sebagai dukun beranak,
dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan
yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah merumur
40 tahun ke atas. Tenaga non kesehatan menurut Retna 2009 antara lain :
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari
http:kbbi.web.iddukun pada tanggal 29 november 2015 pulu 02.00 WIB
Universitas Sumatera Utara
a. Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
b. Dukun tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang
dilatih dan belum dinyatakan lulus. Peranan dukun beranak sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan
masyarakat dan tenaga terlatih yang masih belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat dimanfaatkan untuk ikut serta
memberikan pertolongan persalinan . Yang tergolong dalam tenaga non kesehatan adalah dukun bayi
yang sejak dahulu kala hingga sekarang keberadaanya masih sangat penting dalam pelayanan kebidanan sebagai dukun bayi. Dukun Bayi
adalah seorang anggota masyarakat,pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan
secara tradisonal dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara turun temurun, belajar praktis atau cara lain yang menjurus ke arah peningkatan
keterampilan tersebut dan melalui petugas kesehatan. Dalam lingkungan dukun bayi atau dukun beranak merupakan
tenaga terpercaya dalam hal yang bersangkutan dengan reproduksi. Ia diminta pertimbangannya pada masa kehamilan, mendampingi wanita
yang bersalin sampai persalinan selesai dan mengurus ibu serta bayinya dalam masa nifas.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat lebih memilih untuk menggunakan dukun beranak. Sementara itu, definisi mereka tentang mutu pelayanan berbeda dengan
definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun beranak, seperti
dengan praktek yang tidak steril memotong tali pusat dengan sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut.
Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam masyarakat menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak gagal mengetahui tanda bahaya dalam
masa kehamilan dan persalinan serta rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun bisa terjadi dari kekurangtahuan dukun beeranak akan
tanda-tanda bahaya kehamilan yang tidak dikenal. Dukun bayi beraktivitas di masyarakat dalam bentuk pemeriksaan
kehamilan melalui indri raba palpasi. Biasanya perempuan yang mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan selalu berkonsultasi
kepada dukun dan dukun sering sendiri yang berkeliling dari pintu ke pintu memeriksa ibu yang hamil. Sejak usia kandungan 7 bulan control
dilakukan lebih sering. Dukun menjaga jika ada gangguan, baik fisik maupun non fisik terhadap ibu dan janinnya. Agar janin lahir normal,
dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan cara pemutaran perut diurut-urut disertai doa.
Pentingnya dukun bayi di pedesaan tidak saja karena menyangkut aspek sosial, tetapi juga aspek budaya, karena disamping mereka juga
merupakan peranan sosial tertentu, juga mempunyai bagian dari sistem
Universitas Sumatera Utara
budaya masyarakat yang keberadaanya sesuai dengan kebutuhan dan lama pikiran masyarakat.
Dukun bayi berperan penting sebagai penghubung antar masyarakat dengan pelayanan dengan pelayanan masyarakat formal
maupun dukun bayi tidak dapat mencegah kematian ibu. Jika terjadi komplikasi, mereka dapat berperan dalam menyelamatkan ibu. Pelatihan
dukun bayi dalam persalinan aman dan bersih, pengenalan komplikasi dini, dan upaya rujukan dalam menyelamatkan jiwa bila pelayanan obstetri
esensial tersedia. Pertolongan persalinan oleh dukun menimbulkan berbagai masalah
dan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal. Dapat dipahami bahwa dukun tidak dapat mengetahui tanda-
tanda bahaya perjalanan persalinan. Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan, diantaranya kepala bayi
sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut kurang profesional
dan hanya berdasarkan kepada pengalaman Kartika, 2004. Batas kewenangan dukun dalam melakukan pertolongan persalinan
menurut Depkes 2000 adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan pertolongan persalinan meliputi mempersiapkan
tempat, kebutuhan ibu dan kebutuhan bayi, mempersiapkan alat- alat persalinan sederhana secara bersih, mencuci tangan sebatas
siku dengan sempurna 10 menit.
Universitas Sumatera Utara
2. Memimpin persalinan normal dengan teknik-teknik sederhana yang meliputi membimbing ibu mengejan, menahan perineum,
merawat tali pusat, memeriksa kelengkapan placenta. 3. Dukun tidak melakukan tindakan yang dilarang seperti memijat
perut serta mendorong rahim, menarik plasenta, memasukkan tangan ke dalam liang senggama.
4. Melakukan perawatan pada bayi baru lahir yang meliputi perawatan mata, mulut dan hidung bayi baru lahir, perawatan tali pusat dan
memandikan bayi.
21
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan sifat penelitian
Jenis penelitian normatif dan sosiologis yang bersifat deskriptif dan analisa adalah memaparkan fakta dengan menjelaskan fakta-fakta
tersebut dari hasil penelitian lapangan terhadap objek atau suatu peristiwa yang telah terjadi mengenai penelitian yang berkaitan dengan
tinjauan pidana dalam putusan mahkamah agung terhadap malpraktek yang merupakan masalah yang akan dibahas serta menganalisis data
tersebut.
2. Sumber Bahan Hukum
a. Data Primer
21
Dewi agustini, Tinjauan Pustaka. Diakses dari http:www.Academia.edu, pada tanggal 29 November 2015 pukul 01.00 WIB
Universitas Sumatera Utara